Gara-gara Ulah Tengkulak, Alumnus IPB University Ini Terjun ke Bisnis Peternakan

Namanya Dr Tekad Urip Pambudi Sujarnoko, alumnus IPB University yang menyelesaikan tiga jenjang studi di Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan. Pria kelahiran 1990 ini sekarang menjabat sebagai Direktur Utama PT Agro Apis Palacio, sebuah perusahaan yang memproduksi pakan ternak mulai ternak domba dan kambing, keplasmaan, pengolahan limbah non B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) sejak 2015 hingga sekarang. 

Jejaknya menekuni dunia wirausaha dimulai sejak masih kuliah Sarjana. Ia terjun ke bisnis peternakan domba karena hobi serta ketidakcocokannya terhadap transaksi yang dilakukan tengkulak. Ia mengaku tengkulak di desanya, menentukan harga domba atau kambing dengan melihat langsung ke bentuk fisik, sehingga tidak mempertimbangkan berat hewannya.

Ketika peternak sedang membutuhkan, tengkulak bisa menekan harga jual ternak dengan harga yang sangat rendah. Contohnya, ketika domba memiliki harga sebenarnya 1,5 juta rupiah, tetapi karena peternak sedang membutuhkan uang, tengkulak bisa memberikan harga 900 ribu bahkan 700 ribu rupiah. Alasannya karena telinga kecil, telinga bengkok atau warnanya yang hitam putih, dan sebagainya.

"Hal itu yang membuat saya ingin sekali mengubah sistem, akhirnya kita menggunakan sistem timbangan yakni menimbang dagingnya. Selain itu kita membuat program yang namanya keplasmaan dengan peternak-peternak. Melalui program ini, bibit atau anakan dan pakan dijual ke kita atau ke orang lain dengan ditimbang terlebih dahulu," imbuhnya. 

Menekuni dunia wirausaha tidak menyurutkan semangatnya dalam menuntut ilmu. Ia memiliki keinginan yang besar untuk meneliti dan mengajar di bidang peternakan karena salah satu problematika di Indonesia adalah peternak kurang mengetahui cara beternak dengan baik. Dengan demikian perlu ada yang menjadi jembatan untuk mengajari peternak tata cara beternak yang baik.
 
"Saya kuliah tinggi mencari ilmu, bukan untuk ijazah atau mendapatkan pekerjaan. Karena ilmu itu akan mengangkat derajat, itu yang saya ingat, jadi bukan masalah dengan ijazah lalu saya harus bekerja seperti apa. Bukan, tetapi memantaskan diri itu yang lebih penting,” tambahnya.

Ia juga memiliki harapan suatu saat nanti memiliki perusahaan yang fokus terhadap penelitian. Ia berharap negara Indonesia itu bukan lagi menjadi negara pengguna inovasi tetapi merupakan negara yang memiliki inovasi untuk diterapkan di negaranya sendiri dan menjual hasil inovasinya tersebut. 

Melalui usahanya itu Tekad berhasil meraih Penghargaan Petani Milenial dan Petani Andalan Kementerian Pertanian tahun 2019  (ipb.ac.id)