Pakar IPB University Jelaskan Perbaikan Mutu Genetika Ternak Lokal untuk Atasi Stigma

Guru Besar Fakultas Peternakan IPB University, Prof Asep Gunawan menyampaikan bahwa peningkatan konsumsi protein hewan akan terus bertambah dua kali lipat di negara berkembang. Namun, banyak pendapat yang menyatakan bahwa penyakit stroke, kolesterol, kanker, jantung disebabkan karena konsumsi daging domba dan sapi. 

Oleh karena itu, dalam webinar Kedai Reka bertema “Perbaikan Mutu Genetik Produksi Daging Sehat dan Berkualitas pada Ternak Domba”, (28/11), Prof Asep menjelaskan tentang perbaikan mutu genetika ternak lokal untuk mengatasi stigma tersebut. 

“Perbaikan mutu genetika ternal lokal dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu karakterisasi dan inventarisasi sumberdaya genetika ternak lokal, pengembangan model statistik untuk meningkatkan akurasi pengestimasian nilai pemuliaan dan parameter genetik dan perbaikan mutu genetik ternak lokal berbasis pendekatan molekuler genetika untuk perbaikan produksi dan kualitas daging ternak llokal sebagai penyedia pangan sehat,” ujarnya dalam webinar yang gelar atas kerjasama Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan IPB University dan mitra peternakan Sinar Harapan Farm (SHF). 

Ia menambahkan bahwa perbaikan mutu genetik ini didasarkan hasil kajian-kajian. Oleh karena itu, dilakukan penelitian terkait kualitas daging dan komposisi gizi.  "Hasil penelitian ini akan menjadi dasar pembentukan rumpun atau galur baru domba yang memiliki kualitas daging premium dan sehat. Selain itu, akan dikembangkan aplikasi untuk merecord ternak,” tambahnya. 

Sementara itu, Yusuf Munandar, Founder A.F.Y Farm Sheep and Goat Farm hadir dan menyampaikan strategi dalam beternak domba dan kambing. Domba dan kambing belum dikuasai oleh asing, sehingga masih memiliki potensi yang luas. 

“Kegiatan utama dalam dunia usaha peternakan adalah budidaya, penggemukan dan perdagangan. Domba dan kambing yang ada di Indonesia banyak yang berpotensi untuk dikembangkan. Skema breeding harus dilakukan secara tepat waktu,” imbuhnya. 

Menurutnya, saat memulai beternak, hal yang terpenting dimiliki adalah lahan dan pakan. Setelah itu baru kandangan, penyakit, skill dan kemampuan. 

Pada kesempatan yang sama, Ketua Tim Peneliti Kedai Reka, Prof. Cece Sumantri menyampaikan bahwa program ini merupakan salah satu media belajar mahasiswa. 

“Kegiatan ini juga dapat menjadi suatu wadah dalam peningkatan kompetensi mahasiswa untuk memperbaiki mutu genetik produksi daging dan berkualitas pada ternak domba,” tandasnya (ipb.ac.id)