Burung kicau merupakan spesies burung yang masuk dalam ordo Passeriformes. Burung dapat menghasilkan suara dengan metode vokalisasi. Tujuan vokalisasi ini untuk berkomunikasi, baik sebagai penanda wilayah teritorial, untuk menarik perhatian pasangan, penanda adanya makanan, navigasi dan juga sebagai tanda adanya bahaya (alarm call). 
 
Dr Maria Ulfah, Dosen Fakultas Peternakan IPB University menerangkan tentang jenis suara kicau yang dihasilkan burung yaitu song dan call. “Song pada umumnya dihasilkan oleh burung jantan untuk menarik perhatian betina pasangannya pada saat musim reproduksi dan juga sebagai penanda wilayah teritori (kekuasaan burung). Sedangkan alarm call dipakai oleh burung untuk menunjukkan adanya bahaya yang mengancam,” terangnya. 
 
Sementara itu, lanjutnya, burung kicau bermanfaat untuk tujuan lomba/kontes burung, pengisi (master) suara untuk burung kicau, sebagai pet (hewan hobi) di rumah, sebagai hewan model untuk penelitian tentang gangguan perkembangan vokal dan komunikasi pada manusia dan alternatif solusinya. 
 
“Suara burung dihasilkan oleh syrinx yang terletak pada pangkal trakea. Syrinx tersusun dari jaringan tulang rawan dan jaringan lunak yang kompleks. Setiap individu burung memiliki anatomi syrinx yang spesifik sehingga setiap individu burung menghasilkan vokalisasi yang berbeda sesuai dengan anatomi syrinx-nya,” ungkap Dr Maria Ulfa. Menurutnya, faktor-faktor yang mempengaruhi suara burung kicau antara lain adalah genetik, umur burung, karakteristik syrinx, hormon, serta manajemen pemeliharaan burung kicau.  

“Kualitas suara song (kicauan) burung kicau tergantung pada proses pemilihan burung kicau, manajemen pemeliharaan yang baik dan proses pemasteran (proses meniru suara burung yang telah ahli) burung kicau. Pada masa pemeliharaan, diperlukan pakan dan vitamin untuk persiapan kontes, perawatan harian, serta pelatihan untuk burung kicau,” imbuhnya.  Selain itu, lanjutnya, agar lebih objektif, kontes burung kicau bisa menggunakan teknologi akustik yang dapat memberikan penilaian suara secara lebih akurat.
 
Terkait dengan kontes burung kicau, Dr Maria berharap burung tersebut tidak berasal dari tangkapan alam, melainkan merupakan hasil penangkaran. Hal ini bertujuan untuk menjaga populasi burung yang sudah mulai langka di Indonesia (ipb.ac.id)