Pusat pembibitan (breeding center) domba premium Institut Pertanian Bogor (IPB) mengadopsi teknologi Omics dengan melakukan studi langsung ke Department of Animal Science, University of Wisconsin, Amerika Serikat (AS).
Teknologi Omics merupakan pendekatan teknologi berbasis molekuler genetik, di antaranya genomik, transkriptomik, proteomik, dan metabolomik untuk meningkatkan sifat-sifat ternak secara lebih efisien dan presisi.
“Dalam upaya mendalami teknologi (Omics) ini, kami mengunjungi Department of Animal Science, University of Wisconsin di Amerika Serikat pada 10-17 November 2024,” kata Guru Besar Bidang Ilmu Pemuliaan dan Genetika Ternak Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University, Prof Dr.agr. Asep Gunawan, M.Sc dalam taklimat media yang diterima di Bogor, Jawa Barat, Ahad.
Asep Gunawan yang merupakan inventor domba premium IPB bersama Wakil Dekan Bidang Sumber Daya dan Kerja Sama Fapet IPB University, Prof Dr Sri Suharti melawat ke AS dalam upaya mendalami teknologi itu.
Selama kunjungan, mereka berdiskusi langsung dengan pakar-pakar ternama, mempelajari teknologi Omics secara praktik, hingga mengunjungi laboratorium lapangan serta pusat riset pembibitan domba.
Diskusi mendalam dilakukan dengan ahli-ahli di bidang teknologi Omics, di antaranya, Prof Dr Hasan Khatib (ahli transkriptomik dan epigenetik), Prof Dr Guilherme Rosa (ahli manajemen data pemuliaan), Prof Dr Brian Kirkpatrick (ahli seleksi genomik), dan Prof Dr Tom Crenshaw (ahli nutrigenomik).
Kemudian, Dr Francisco Penagaricano (ahli genetika kuantitatif), Dr Sofia Ortega (ahli fisiologi reproduksi dan gene editing), Dr Hilario Mantovani (ahli mikrobiologi ruminansia), dan Dr Mehmet Kizilasian (ahli bioinformatika).
Ia menjelaskan kunjungan itu tidak hanya memperluas wawasan, tetapi juga memberikan pengalaman praktis dalam penerapan teknologi Omics pada pengelolaan pusat pembibitan dan produk daging ternak.
Selain belajar di laboratorium, kata Ketua Departemen (Kadep) Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan Fapet IPB University itu, tim IPB juga mengunjungi “breeding station” domba di Arlington, Wisconsin.
Pusat penelitian ini mengelola sebanyak 350 ekor domba dari berbagai jenis, seperti Hampshire, Targhee, Polypay, Rambouillet, dan silangan Baroola-Rambouillet.
“Di sini, teknologi Omics diterapkan untuk menghasilkan generasi baru domba Polypay dengan keunggulan produktivitas tinggi, seperti kelahiran anak kembar, pertumbuhan cepat, dan tingkat mortalitas rendah,” kata Ketua Himpunan Ilmuwan Peternakan Indonesia (HILPI) itu.
Ia menjelaskan sistem pemeliharaan terpadu dilakukan untuk memastikan kualitas bibit dan produk daging, mulai dari manajemen kelahiran, perawatan anak, hingga monitoring bobot sapih.
University of Wisconsin, kata dia, juga memiliki pusat riset hilirisasi produk daging, memastikan hasil penelitian dapat dimanfaatkan untuk komersialisasi produk ternak berkualitas.
Pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh dari kunjungan ini, katanya, akan menjadi dasar penting bagi Fapet IPB dalam mengadopsi teknologi Omics di pusat pembibitan domba premium.
“Langkah ini diharapkan mampu menghasilkan bibit unggul dan produk daging domba berkualitas tinggi dengan sistem manajemen yang efisien,” katanya.
Kunjungan itu, kata dia juga mereaktivasi kerja sama antara IPB dan University of Wisconsin melalui program pertukaran staf, mobilitas mahasiswa, serta kolaborasi riset.
Dengan demikian, tambahnya, IPB terus mengukuhkan posisinya sebagai pelopor inovasi di bidang peternakan yang berdaya saing global.
Fapet IPB berkomitmen menghadirkan terobosan baru dalam dunia peternakan melalui pengembangan pusat pembibitan domba premium bertaraf nasional dan global.
Salah satu langkah strategisnya adalah mengadopsi teknologi Omics, pendekatan berbasis molekuler yang memungkinkan seleksi bibit unggul dan peningkatan kualitas produk ternak secara lebih efisien dan presisi.
Teknologi Omics mencakup berbagai disiplin ilmu, seperti genomik, transkriptomik, proteomik, dan metabolomik, yang mampu menggali potensi genetik ternak untuk menghasilkan sifat-sifat unggul.
Dengan teknologi ini, IPB optimistis menghasilkan domba premium yang tidak hanya unggul di tingkat nasional, tetapi juga kompetitif secara global.
Langkah ini menjadi tonggak baru dalam pengembangan peternakan modern, membawa Indonesia menuju kemandirian dan kejayaan dalam industri peternakan, demikian Asep Gunawan.