Animal Logistic Indonesia-Netherland (ALIN) merupakan proyek kerjasama di bidang logistik peternakan yang dilaksanakan oleh Fakultas Peternakan IPB (Fapet-IPB) bekerjasama dengan Konsorsium Belanda yang dipimpin oleh Maastricht School of Management (MSM) yang didanai EP-Nuffic, Belanda. Salah satu output dari proyek ALIN adalah Fapet-IPB memiliki kemampuan akademik, organisasional dan manajemen untuk menyampaikan pendidikan dan pelatihan yang memperhatikan aspek gender dalam melaksanakan penelitian dalam bidang logistik peternakan.
Melalui FLPI (Forum Logistik Peternakan Indonesia), ALIN dan Fapet IPB telah menjalin kerja sama dengan stakeholders, dalam mendukung pembentukan program studi logistik peternakan pada jenjang Sarjana Plus dan Pascasarjana. Tim PAC berasal dari komponen akademisi, industri, pemerintah, dan komunitas untuk mendesain, menyelenggarakan, dan evaluasi pelaksanaan program studi tersebut. Tim PAC terdiri dari 1) Zaldy Ilham Masita (Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia); 2) Prof. Dr. Ir. Senator Nur Bahagia (Direktur Pusat Kajian Logistik dan Supply Chain ITB); 3) drh. Sudirman, MM (Business Development Director PT Sierad Produce, Tbk); 4) Ir. Harianto Budi Raharjo (Operational Direktur PT Lembu Jantan Perkasa); 5) Ir. Fini Murfiani, MSi (Direktur PPHnak, Kementerian Pertanian RI).
Salah satu agenda PAC adalah memenuhi undangan dari pihak Belanda untuk melakukan exposure visit ke lembaga-lembaga sektor logistik peternakan dan lembaga pendidikan internasional sehingga mampu menyusun standar penyelenggaraan program pendidikan logistik peternakan di Indonesia. Belanda merupakan contoh yang baik di dalam praktik manajemen logistik peternakan dan memiliki universitas kelas dunia dengan fasilitas yang lengkap dan memadai. Kegiatan ini dilaksanakan tanggal 08 s.d. 12 Mei 2017 di Belanda, antara lain kunjungan ke NVWA Utrecht, Cattle and Logistic The Netherlands, STC Education and Training in Transport and Logistics-Rotterdam., Wageningen UR dan lainnya.
Terdapat poin- poin penting hasil exposure visit antara lain penguasaan karakteristik produk ternak sebagai komoditas merupakan hal terpenting dalam logistik peternakan. “Fapet-IPB telah memiliki bekal dasar menguasai karakteristik produk ternak untuk pengembangan program studi logistik peternakan”, jelas Ir Harianto Budi Raharjo dalam kegiatannya di Belanda pada tanggal 11 Mei 2017. Poin penting lainnya juga dijelaskan oleh Prof Senator bahwa higienitas menjadi prioritas dalam proses logistik peternakan di Belanda, hal ini menjadi pembelajaran penting bagi logistik peternakan di Indonesia. “Pada praktik logistik peternakan di Belanda, setiap ternak dimonitor secara day-to-day melalui fasilitas IT”, jelas Prof Senator. Beliau juga menjelaskan bahwa kegiatan logistik peternakan di Belanda berjalan secara parsial, namun dapat terkelola secara baik karena terjalin kepercayaan yang sangat tinggi antar stakeholders.
Tim PAC dan ALIN juga mendapatkan pengetahuan mengenai kesejahteraan hewan yang disampaikan oleh EonA (Eyes on Animals). Lembaga NGO , EonA, menyampaikan materi peningkatan kesejahteraan hewan selama transportasi, membahas masalah-masalah yang sering terjadi dan praktik terbaik yang diterapkan di Eropa. Selain itu, juga membahas permasalahan yang sering terjadi di Indonesia terutama teknik yang digunakan untuk mengangkut hewan dari kapal yang tidak memperhatikan kesejahteraan hewan. “Terdapat pengalaman dari sebuah perusahaan produksi dan perdagangan ternak di Eropa, investasi perusahaan untuk kesejahteraan hewan hasilnya berdampak positif pada tingkat pengembalian finansial perusahaan ” jelas Lesley Moffat sebagai founder dan koordinator EoNa saat menyampaikan kuliah di hadapan tim PAC dan ALIN tanggal 09 Mei 2017 di Harderwijk (NL). Tim PAC dan ALIN sangat terbuka dalam diskusi mengenai hal tersebut untuk menghasilkan logistik peternakan Indonesia yang lebih baik dengan memperhatikan kesejahteraan hewan. (ipb.ac.id)