Fakultas Peternakan (Fapet) Institut Pertanian Bogor (IPB) berkerja sama dengan Forum Logistik Peternakan Indonesia (FLPI) menyelenggarakan pelatihan “Penanganan Daging yang Sehat dan Berkualitas” di Ruang Sidang Fapet IPB, Kampus IPB Dramaga, Bogor (26/10). Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsumen terhadap daging beku. Hadir sekira 30 peserta dari kalangan sektor rumah tangga, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), dan horeka (hotel, restoran dan katering).
Dekan Fapet IPB, Dr. Moh. Yamin menyampaikan tema yang diangkat pada pelatihan ini merupakan salah satu persoalan yang dihadapi konsumen, termasuk di pasar tradisional daging yang dipasarkan adalah daging beku. Menurutnya, sampai saat ini masyarakat Indonesia masih kurang pengetahuan tentang penanganan daging beku yang sehat dan berkualitas.
“Ini pekerjaan rumah (PR) besar, khususnya pendidikan tinggi dan lembaga riset, bagaimana cara mendidik konsumen, bagaimana menghasilkan daging yang sehat. Konsumen perlu dibangun kesadaran dan dididik dengan berbagai metode. Daging sapi harus selalu segar, karena sifat produk peternakan sangat mudah sekali rusak. Melalui pelatihan ini, tujuan yang ingin kami bangun adalah bentuk edukasi untuk mengarahkan konsumen dapat memilih daging beku, dan penanganan daging yang sehat dan berkualitas,” ujarnya.
Lebih lanjut Dr. Yamin mengatakan masih banyak hal yang perlu dipelajari untuk memetakan regulasi distribusi daging sapi beku lokal di Indonesia. Saat ini, daging beku masih identik dengan daging impor, sehingga masih sulit untuk pemasaran daging sapi beku. Masyarakat masih berasumsi negatif terhadap daging beku, karena takut daging tersebut diawetkan, kehalalan daging, tidak mengandung vitamin dan mineral, kandungan gizi menurun, rasanya kurang gurih, dan berasal dari daging impor. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesadaran konsumen adalah kampanye masyarakat bahwa daging beku sama kualitasnya dengan daging segar.
“Jadi harapannya industri sapi lokal dapat berkembang dengan pengembangan daging sapi beku di Indonesia. Selama ini, industri sapi lokal masih memanfaatkan pasar sapi hidup, sehingga masih kurang efesien. Pengolahan daging sapi beku lokal sudah harus mulai dikembangkan dengan sistem yang memadai agar kualitas daging tetap terjaga dengan baik,” terangnya.
Hadir sebagai narasumber adalah Dr. drh. Denny Widaya Lukman, dosen Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) IPB yang bicara “Kesehatan Produk Daging Beku”; Dr. Irma Isnafia Arief, dosen Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan (IPTP) Fapet IPB dengan tema “Metode Penanganan Daging yang Sehat dan Berkualitas”; Dr. Astari Apriantini, S.Gz, M.Sc, dosen IPTP Fapet IPB yang membahas “Kandungan Gizi pada Daging Beku”.
“Kesimpulannya, kesadaran konsumen terhadap daging beku masih perlu ditingkatkan, yang didukung dengan peningkatan rantai pasok daging beku. Pemerintah juga perlu memetakan regulasi yang tepat dalam rantai pasok daging beku. Hal ini membutuhkan kerja sama antar semua golongan baik dari penguruan tinggi, swasta, industri, dan pemerintah,” pungkas Dr. Yamin. (ipb.ac.id)