Tani Center Institut Pertanian Bogor (IPB) adalah unit baru yang dibangun untuk membantu para petani dalam memecahkan persoalan pertanian dalam arti luas. Tani Center IPB didirikan agar mendekatkan para petani, peternak, pembudaya ikan dan stakeholder lainnya, agar informasi dari IPB dapat terhubung dengan baik dan langsung dirasakan manfaatnya untuk kepentingan dan kesejahteraan para petani secara menyeluruh. Hal ini disampaikan Rektor IPB, Dr. Arif Satria saat memberikan sambutan dalam Seminar Nasional Peternakan Era Industri 4.0 Menuju Peternak Berdaulat dan Kongres ke-3 HILPI, di IPB International Convention Center (IICC), Bogor (11/1).
Rektor menegaskan bahwa program Tani Center ini berada di bawah naungan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB. “Teknisnya nanti petani, peternak, nelayan perikanan tangkap maupun budidaya dapat datang ke Tani Center IPB untuk mendapatkan informasi serta konsultasi gratis kepada para pakar terkait usaha pertanian yang dijalankannya,” imbuhnya.
Selain itu, menanggapi konsep peternakan di era revolusi industri 4.0, Dr. Arif mengatakan peternakan 4.0 merupakan konsekuensi dari hadirnya revolusi industri yang menuntut semua pihak untuk menyesuaikan perkembangan peternakan dengan teknologi.
“Seminar ini sangat penting sekali dalam rangka IPB untuk berkontribusi pada peternak dan masyarakat, karena IPB mempunyai visi untuk menghasilkan technosociopreneur,”ujarnya.
Dalam seminar yang digelar oleh LPPM IPB dan Himpunan Ilmuwan Peternakan Indonesia (HILPI) ini juga membahas peran Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) dalam melatih masyarakat agar memiliki kemampuan tinggi dalam beternak. Ketua SPR LPPM IPB sekaligus Ketua Umum HILPI, Prof. Muladno menyampaikan bahwa LPPM IPB ingin menularkan konsep SPR IPB ini kepada perguruan tinggi lain.
“SPR sudah diakui oleh banyak pihak bahwa SPR benar-benar memberikan manfaat pada peternak. Jadi kalau IPB jalan sendiri untuk mengembangkan SPR, itu tidak bagus. Sehingga IPB ingin merangkul seluruh perguruan tinggi yang ada di Indonesia untuk bahu-membahu mengembangkan SPR IPB ini ke peternak di Indonesia, karena jumlah peternak yang ada sekarang jutaan. Jadi intinya, IPB ingin menularkan konsep SPR dengan baik ke semua perguruan tinggi,” tuturnya.
Ia menambahkan, peternak di era revolusi industri 4.0 harus diajari cara mendata ternakmya dengan baik. Untuk itu, peran SPR sangat membantu bagi peternak. Mereka berhimpun dalam wadah yang satu, managernya juga satu semua dikelola dalam satu data base, sehingga data itu dapat bermanfaat untuk kepentingan semua. “Jadi untuk bisa ke era industri 4.0, semua peternak yang ada harus “berjamaah” dalam artian peternak harus satu wadah kesatuan yang kelompok dan utuh yaitu SPR,” tandasnya. (ipb.ac.id)