IPBSDG2

  • Dalam sistem logistik pakan, salah satu faktor penting yang harus diperhatikan adalah penyimpanan dan pergudangan. Hal tersebut bertujuan untuk menjaga karakteristik, baik fisik maupun kimia, yang dimiliki bahan pakan selama waktu penyimpanan setelah proses pemanenan dan pengeringan. Hal itu disampaikan oleh Pengajar Fakultas Peternakan IPB Dr. Heri Ahmad Sukria dalam sebuah pelatihan tentang manajemen logistik pakan yang diselenggarakan oleh Forum Logistik Peternakan Indonesia (FLPI) dan Asosiasi Ahli Nutrisi dan Pakan Indonesia (AINI) di Kampus IPB Darmaga, pada 26-27 Maret 2019.

    Perhatikan pula faktor-faktor penyebab terjadinya kehilangan kualitas dan kuantitas Bahan selama penyimpanan seperti jamur (fungi), serangga (insects), rodent (rat and mice), respirasi dan migrasi uap air (moisture migration). Beberapa hal yang mempengaruhi pertumbuhan jamur yakni Kadar air, temperatur bahan baku pakan, kondisi biji-bijian yang disimpan, material asing dalam bahan baku, serta keberadaan mikroorganisme lain dalam bahan baku seperti serangga dan kutu. Untuk menghindari tumbuhnya jamur, maka suhu optimum dalam gudang sebaiknya berkisar 25-30 derajat celcius dengan kelembaban RH : 65% - 93%. Pengendalian jamur, tambah Heri dapat dilakukan dengan secara kimia ataupun fisik. Cara kimia dapat dilakukan dengan menggunakan asam propionate dan asam asetat, sedangkan cara fisik selain mengontrol suhu dan kelembaban, juga dapat dilakukan dengan melepas gas tertentu ke dalam gudang.

    Dalam mengoperasikan penyimpanan pada sistem pergudangan, beberapa prinsip berikut ini perlu dijadikan pegangan demi tercapainya sistem pergudangan yang efisien. Prinsip-prinsip itu yakni menjaga dan menjalankan prinsip first in first out (FIFO), tumpukan barang disususn dengan aman, membuat layout (plan layout) barang untuk akses dan menemukan barang, pencatatan semua perpindahan barang, kehilangan (losses) pada form yang sesuai dan benar, pengarsipan segera semua dokumen dan catatan (record), melakukan perencanaan: barang/staf/transport yang dibutuhkan, menjaga keamanan barang, menjaga kebersihan gudang (harian/mingguan/bulanan), membuang segera barang yang rusak, selalu berkomunikasi secara efektif dengan pihak terkait, serta melakukan cek persedian (inventory) barang secara regular. (agropustaka.com)

     

  • Salah satu industri olahan hasil ternak, yakni industri persusuan nasional telah mengalami perubahan nyata baik dalam hal populasi maupun produksinya dalam 7 tahun terakhir. Menurut catatan Dewan Persusuan Nasional, produksi susu segar pada 2012 berjumlah 700 ton dengan produktifitas rata-rata 3300 liter per masa laktasi. Adapun pada kondisi di 2020, diprediksi produksinya mencapai 3000 ribu ton, dengan tingkat produktifitas mencapai 4500 liter per masa laktasi.

    Terdapat empat peluang utama pengembangan produk susu. Peluang itu yakni, "dapat dikonsumsi semua kelompok usia, sejak bayi sampai manula. Produk susu juga bisa merupakan produk pangan umum maupun untuk kebutuhan khusus," kata Guru Besar Fakultas Peternakan IPB Prof Dr. Irma Isnafia Arief dalam Workshop Penerapan Teknologi 4.0 pada Rantai Pasok Industri Olahan Hasil Ternak di Kantor Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor pada 2 Mei 2019 lalu. Acara diselenggarakan oleh Forum Logistik Peternakan Indonesia (FLPI), dan diikuti oleh para praktisi, akademisi dan pemerhati bidang logistik produk olahan hasil ternak dari berbagai daerah.

    Peluang lain, jelas Irma yakni susu bisa menjadi produk utama maupun produk tambahan dalam sebuah produk makanan dan minuman. Aneka macam produk olahan susu terus berkembang dengan berbagai variasi jenis olahan susu, baik berbentuk minuman dan makanan dengan susu. Produk susu juga terus berkembang dengan aneka inovasi produk turunannya, mulai dari susu cair, susu bubuk, susu skim, whey, krim (lemak susu), keju, yogurt, kasein, kalsium.

    Berbagai peluang dan tantangan produk olahan susu tersebut harus ditopang dengan kesiapan industri domestik dalam memasuki era industri 4.0. Tidak hanya peralatan serta sarana dan prasarana yang harus dipersiapkan, namun juga sumber daya manusianya pun senantiasa ditingkatkan ketrampilannya sehingga tidak gagap dalam menapaki revolusi industri 4.0.

  • Pelaksanaan ibadah qurban akan digelar selama empat hari ke depan. Untuk itu, dosen IPB University dari Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Dr Tuti Suryati memberikan tips penanganan daging qurban yang aman dan sehat. 

    Sesampainya daging qurban di rumah, Dr Tuti menyarankan supaya daging qurban dipisah dari jeroan. Apabila daging atau jeroan terdapat cemaran seperti tanah, pasir, kerikil, rumput maupun kotoran lainnya, ia menyarankan supaya dicuci hingga bersih. 

    "Idealnya daging tidak dicuci karena proses pencucian daging akan berdampak terhadap meningkatnya jumlah mikroba dan memunculkan bau pada daging," jelas Dr Tuti. 

    Jika harus dicuci, lanjutnya, pastikan menggunakan air bersih dan dibilas menggunakan air yang siap minum. Daging yang sudah dicuci ditiriskan menggunakan refrigerator hingga tidak ada air di permukaan. Daging tersebut bisa dikemas per 250 gram atau 500 gram menggunakan plastik transparan dan tidak berbau. 

    "Daging bisa diolah langsung maupun disimpan dingin atau beku. Kalau jeroan, pastikan sebelum disimpan beku, dimasak terlebih dahulu," tambahnya. 

    Untuk pengolahan daging qurban, Dr Tuti menegaskan supaya daging qurban dimasak menggunakan panas yang cukup seperti direbus, dipanggang, dibakar atau digoreng hingga matang. Ia juga menyarankan saat memasak daging jangan sampai gosong saat dibakar. 

    Supaya olahan daging lebih sehat, ia menyarankan untuk menambahkan rempah-rempah. "Jika mau membuat sate, dapat ditambahkan parutan nanas atau dibungkus daun pepaya sebelum dimasak untuk mendapatkan sate yang lebih empuk," jelasnya. 

    Sementara, jika mengolah daging qurban yang sudah disimpan beku, daging yang masih dalam kemasan direndam terlebih dahulu menggunakan air dingin hingga terbentuk daging segar dan baru dimasak sesuai keingininan. 

    "Daging qurban dapat pula diolah sekaligus, daging olahan ini bisa dikemas 250 gram maupun 500 gram dan disimpan dingin atau beku. Sebelum disajikan, daging olahan beku tersebut dicairkan terlebih dahulu kemudian dipanaskan," pungkasnya (ipb.ac.id)

  • Ulat tepung yang sering digunakan pakan burung ternyata memiliki banyak protein yang baik dikonsumsi oleh manusia. Koes Hendra, Alumnus IPB University berhasil memanfaatkan ulat tepung menjadi pangan bergizi. Peternakan King Worm, Cibungbulang Kabupaten Bogor Jawa Barat yang dikelolanya berhasil mendapatkan binaan dari Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek). Di bawah naungan PT Sugeng Jaya Grup yang berdiri bulan April 2019 ini, Koes selaku CEO berhasil mengekspor ulat tepung kering ke berbagai negara seperti Belanda, Singapura, dan Malaysia.

    “Pengolahan ulat tepung cukup sederhana. Yakni dengan dikeringkan pada suhu 200 derajat celsius lalu didiamkan selama tujuh menit. Setelah itu ulat tepung pun siap disajikan dengan rasa yang gurih tanpa ditambah bumbu apapun,” jelasnya.

    Menurutnya, hewan kecil ini bisa menjadi alternatif sumber protein bagi manusia. Satu ekor ulat tepung mengandung 47 persen protein. Selain itu, di dalam ulat tepung juga terdapat omega-3 sebanyak 37.48 persen dan omega-6 sebanyak 35.52 persen.

    Selain dikeringkan, Koes berhasil mengubah ulat tepung menjadi abon. Masih dengan proses yang sederhana. Ulat tepung kering yang sudah dihaluskan ditambah bawang putih, gula, daun jeruk dan cabai, lalu aduk hingga merata dan abon ulat tepung pun siap disajikan.

    “Abon ulat tepung ini juga sudah dipasarkan dan terjual sebanyak 200 botol ukuran 30 gram dalam kurun waktu kurang lebih satu bulan. Nama lain abon ulat tepung ini disebut dengan mealworm furikake di Jepang,” tuturnya.

    Keunggulan lain dari budidaya ulat tepung ini ialah hanya dibutuhkan tempat seluas satu meter persegi untuk menampung 60 kilogram ulat tepung. Ini jauh efisien dibandingkan peternakan ayam yang hanya bisa menampung empat ekor.

    “Jenis peternakan ini ialah urban farming, yang bisa dilakukannya budidaya di rumah. Selain itu, kandangya juga tidak mengeluarkan bau,” tandasnya (ipb.ac.id)

  • Eureka Indra Zatnika, Alumnus IPB University Program Studi Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan melihat potensi dari budidaya lebah madu di Indonesia. Ia mendirikan Madu Pak Lebah, Peternakan Budidaya Lebah Madu yang juga telah menjadi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Binaan Incubie Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University. Peternakan Madu Pak Lebah berlokasi di wilayah Semplak Bojong. Peternakan ini memproduksi madu unggulan dan telah dipasarkan hampir seluruh Indonesia.

    Eureka mengawali bisnisnya pada tahun 2013. Namun sebelum itu, sejak 2006 Eureka telah mempelajari tentang lebah di tempat kerjanya dahulu. "Tahun 2008 awal sewaktu itu saya diangkat menjadi trainer budidaya lebah madu. Banyak peserta pelatihannya dan kemudian terinspirasi pula untuk mengusahakannya sendiri yang akhirnya terealisasi pada 2013," ungkap Eureka.

    Peternakan Madu Pak Lebah memproduksi madu unggulan yang berasal dari nektar bunga yang dihisap lebah Apis Mellifera, Tetragronula, Apis Dorsata. Lebah Madu Apis Mellifera merupakan lebah madu yang paling unggul. Selain menghasilkan madu yang melimpah, lebah jenis ini juga relatif jinak dan mudah pemeliharaannya.

    Apis Mellifera ditandai dengan bentuk fisiknya yang berbeda dengan lebah lain yaitu memiliki tiga segmen bagian belakang abdomennya berwarna kuning dan panjang sayapnya sekitar 0,8 -0,95 cm. Kemudian lebah Tetragronula, lebah jenis ini tersebar diseluruh penjuru Indonesia dari sabang sampai Marauke.
     
    "Memulai usaha, diawali dengan niat, kerja keras, kemudian keseriusan menjalani usaha yang diinginkan. Usaha yang dimulai dari usaha yang disukai serta usaha yang sesuai dengan kemampuan kita. Dengan ilmu yang ada dan jangan lupa untuk selalu fokus, fokus, fokus dan serius serta terus menerus. Jadi jangan sampai mudah putus asa, itu kuncinya apabila ingin usaha berkembang," ujarnya.

    Dalam wawancaranya, Eureka memiliki lima prinsip yang selalu ia pegang teguh selama menekuni bisnis Madu Pak Lebah. Di antaranya adalah memulai bisnis dengan ilmu dan perhitungan, melakukan bisnis bukan hanya karena landasan ikut-ikutan, jujur dalam meyakinkan konsumen bahwa barang yang dihasilkan memiliki kualitas tinggi, siap dengan kegagalan dan sabar.

    "Memulai bisnis itu coba-coba boleh, tapi harus disertai ilmu dan perhitungan, setelah itu yakin dan kemudian jujur. Memulai bisnis pun jangan pernah hanya karena ikut-ikutan, kita juga perlu menyesuaikan apakah bisnis itu cocok atau tidak dengan kita. Dan apabila pada saatnya gagal, maka kita juga harus siap dengan itu, sehingga sangat diperlukan sikap sabar. Tantangan terberat untuk generasi milenial sekarang adalah semangat untuk mendapatkan untung tapi takut gagal," terang Eureka.  

    Bermula dari pameran ke pameran, kini Madu Pak Lebah telah tumbuh menjadi bisnis yang menjanjikan. Hingga saat ini agen reseller madu Pak Lebah tersebar hampir ke seluruh wilayah Indonesia. Selain itu Madu Pak Lebah juga telah bekerja sama dengan berbagai instansi pemerintah untuk mengadakan pelatihan budidaya lebah madu di berbagai daerah di Indonesia (ipb.ac.id)

  • IPB University gandeng UD Lestari Farm untuk kembangkan invensi varietas Ayam IPB D-1. Kerjasama ini di bawah koordinasi Fakultas Peternakan dan Direktorat Inovasi dan Kekayaan Intelektual IPB University.

    Penandatanganan Surat Perjanjian Kerjasama (SPK) lisensi antara IPB University dengan UD Lestari Farm ini dilakukan oleh Wakil Rektor Inovasi, Bisnis dan Kewirausahaan, Prof Erika B Laconi dan Direktur UD Citra Lestari Farm, Ir Bambang Krista di Ruang Sidang Rektor Gedung Andi Hakim Nasoetion, Kampus Dramaga Bogor, (3/1).

    Dalam sambutannya, Prof Erika mengatakan bahwa tugas IPB University adalah menjadikan hasil invensi jadi inovasi. Hasil riset itu jika masih belum dapat dirasakan masyarakat maka masih menjadi invensi. Akan jadi inovasi jika sudah dirasakan masyarakat.

    “Saya bahagia bisa melaksanakan proses untuk melestarikan ayam lokal unggul kita melalui kerjasama ini. IPB D-1 adalah ayam lokal unggul hasil kawin silang, invensi dari Prof Cece Sumantri, Guru Besar Fakultas Peternakan. Temuan ini akan diproduksi oleh UD Lestari Farm,” ujarnya.

    Menurutnya kerjasama ini tidak hanya dalam hal pengembangan dan komersialisasi IPB D-1, akan tetapi dibuka juga peluang mahasiswa untuk magang dan kerjasama riset. Hal ini terkait dengan tugas utama IPB University dalam mencetak Sumberdaya Manusia (SDM) unggul. Sehingga dengan program magang ini, ada peluang mahasiswa bisa belajar berbisnis.

    “Masih ada ratusan invensi yang siap dipilih oleh para pengusaha untuk proses komersialisasi dan dijadikan kerjasama,” imbuh Prof Erika.  Hal senada juga disampaikan oleh Wakil Dekan Fakultas Peternakan, Dr Rudi Afnan. Ia berharap semua pihak yang terlibat dalam kerjasama ini dapat bersinergi dengan baik dan produk inovasi dari Fakultas Peternakan dapat segera dirasakan oleh masyarakat luas.

    Sementara itu, Prof Cece Sumantri menyampaikan bahwa pengembangan ayam IPB D-1 ini basis penelitian dilakukan sejak tahun 2012. “Ayam ini ketahanan penyakitnya bagus, produksi telur 40 persen. Selain itu, setelah uji multilokasi ternyata pertumbuhannya pun luar biasa. Ayam montok dan tumbuh cepat. Sekira 10 minggu sudah bisa dipanen. IPB University merupakan satu-satunya perguruan tinggi yang berhasil merilis rumpun ayam baru yang sudah dilepas oleh Kementerian Pertanian RI dengan SK No. 693/KPTS/PK. 230/M/9/2019. Kerjasama ini masih dalam tahap pengembangan Day Old Chicken (DOC) atau anakan ayam,” ujarnya. (ipb.ac.id)

  • Probiotik adalah bahan pangan fungsional yang kini menjadi tren makanan yang dianjurkan oleh para ahli kesehatan.

    Para ahli menyepakati definisi probiotik sebagai mikroorganisme hidup yang bila dikonsumsi dalam jumlah yang cukup mampu memberikan manfaat kesehatan bagi inangnya (FAO/WHO 2002).

    Bakteri probiotik dianalogikan sebagai tentara barisan depan dalam saluran pencernaan manusia. Hal ini karena probiotik sangat mempengaruhi keseimbangan mikroflora di saluran pencernaan antara good bacteria dengan bad bacteria. Keseimbangan mikroflora akan mempengaruhi pola pencernaan dan penyerapan zat makanan dalam saluran pencernaan.

    Yoghurt probiotik adalah salah satu contok produk yang dapat dikategorikan sebagai pangan fungsional. Yoghurt dikategorikan sebagai pangan fungsional karena manfaatnya bagi kesehatan, antara lain menjaga keseimbangan mikroflora usus, anti tumor dan menurunkan kadar kolesterol.

    Berikut ini beberapa manfaat yoghurt probiotik bila dikonsumsi oleh manusia

    1. Minum sehari 100 ml Yoghurt probiotik akan membantu meningkatkan kesehatan tubuh
    2. Yoghurt probiotik merupakan minuman pendamping yang baik untuk penderita penyakit Thypus, Diabetes, dan Hyperkolesteromia
    3. Beberapa bakteri probiotik mampu menjaga stabilitas tekanan darah
    4. Mengurangi diare. Probiotik mampu menghambat pertumbuhan bakteri patogen ini karena probiotik memroduksi senyawa antimikroba serta asam laktat – senjata ampuh untuk penghambatan bakteri patogen – sehingga jumlah bakteri patogen di saluran pencernaan menurun, infeksi dan diare akhirnya bisa disembuhkan
    5. Menekan bakteri jahat di saluran pencernaan
    6. Meningkatkan imunitas tubuh. Probiotik mampu menurunkan respon inflamasi. Hal ini ditunjukkan dengan studi mencit yang disuntik dengan sel tumor dan diberikan yoghurt. Perlakukan ini mampu menekan terjadinya inflamasi dengan meningkatkan imunoglobin A (IgA) dan sel limfosit T CD 4+. Selain itu juga, studi pada manusia menunjukkan bahwa konsumsi probiotik mampu meningkatkan aktivitas fagositik dari sel imun monosit dan granulosit serta meningkatkan level antibodi yang disekresikan oleh sel imun limfosit B (Burns & Rowlands 2000; Perdigon et al. 2001). Solis et al. (2002) melaporkan, pemberian susu fermentasi yoghurt dapat meningkatkan produksi interferon IFN-y pada anak-anak yang kekurangan gizi. Beberapa peneliti juga berhasil membuktikan bahwa konsumsi BAL mampu meningkatkan sistem imun seluler dan humoral, di antaranya peningkatkan populasi dan proliferasi sel limfosit, produksi sitokin interferon-y (IFN-y), interleukin-12
    7. Mengandung bakteri baik untuk saluran pencernaan dengan populasi bakteri baik lebih dari 1 juta/ml

    Dengan semua manfaat di atas, saatnya untuk mengubah pola konsumsi harian kita dengan mengonsumsi sumber pangan yang sehat, salah satunya dengan mengkonsumsi probiotik. Di negara maju seperti Jepang, yoghurt probiotik sudah menjadi santapan sehari-hari. Mari mengonsumsi produk probiotik untuk kesehatan diri dan keluarga. “Let’s food be your medicine.”

  • Bagaimana cara memotong hewan kurban di masa pandemi corona yang aman? Pertanyaan itu beberapa hari ke depan mungkin akan mengemuka.

    Saat ini protokol kesehatan memang dikedepankan dalam berbagai tindakan. Termasuk tentunya dalam penyembelihan hewan kurban saat Idul Adha yang akan dirayakan beberapa hari lagi.
     
    Ahli dari IPB punya pandangan bagaimana cara memotong hewan kurban di masa pandemi corona. Ada beberapa protokol kesehatan yang mesti dilakukan.
     
    "Pemotongan hewan kurban di masa pandemi harus tetap mempertimbangkan pemotongan secara syar’i, menghasilkan daging yang aman, sehat, utuh, halal dan berkualitas. Kita sudah masuk dalam masa new normal di mana kita dituntut untuk tetap beraktivitas, termasuk tetap melakukan ibadah pemotongan hewan kurban,” ungkap Dr Tuti Suryati, Sekretaris Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan IPB University dalam siaran pers IPB, Sabtu (4/7).
     
    Tuti menyampaikan itu dalam sambutannya pada kegiatan webinar yang diselenggarakan oleh Departemen INTP bekerjasama dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Halal Science Center (HSC) - Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University. Kegiatan ini dikhususkan untuk panitia kurban dan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Seluruh Indonesia.
     
    Sementara menurut Prof Dr Khaswar Syamsu, Kepala HSC, dalam praktik penyembelihan hewan masih banyak ditemukan hal-hal yang tidak sesuai prosedur penyembelihan dan syariat. Padahal Islam sudah mengatur tata cara kurban dengan rinci. Selain itu juga ada poin-poin kesejahteraan hewan yang harus dipenuhi saat proses pemotongan hewan.
     
    “Beberapa hal dasar dalam pemotongan kurban yang belum diketahui seluruh panitia kurban di antaranya adalah penyembelihan harus memotong tiga saluran. Yaitu saluran pernafasan, saluran pencernaan dan saluran darah. Selain itu harus menggunakan pisau yang tajam dan tidak boleh menyembelih di hadapan hewan lain yang akan disembelih,” ujar Prof Dr Khaswar.
     
    Sementara itu, anggota Komisi Fatwa sekaligus Direktur Bidang Ekonomi Syariah di MUI, H. Amirudin Yakub, menyebutkan, bahwa ada peraturan khusus pemotongan hewan kurban selama masa pandemi.
    Saat proses jual beli harus memperhatikan protokol kesehatan. Selain itu pemotongan direkomendasikan hanya dilakukan di Rumah Potong Hewan (RPH) dengan jumlah panitia terbatas.
     
    “Panitia menyediakan fasilitas cuci tangan karena darah adalah tempat yang subur untuk pengembangbiakan bakteri dan virus. Lalu, pendistribusian daging juga hanya boleh dilakukan oleh panitia atau pengurus masjid. Setiap DKM dan panitia kurban harus memperhatikan hal ini,” ungkap Amirudin.
     
    Dan pandangan dari drh Supratikno, MSi, PAVet, dosen IPB University dari Fakultas Kedokteran Hewan selaku Ketua Tim Penyembelihan Halal HSC IPB University mengungkapkan bahwa ada beberapa proses yang menyebabkan hewan stres dan cacat.
     
    Oleh karena itu perlu adanya upaya khusus saat proses pengangkutan, penempatan di kandang dan penyembelihan. Hal ini untuk menjaga kesehatan hewan dan kualitas daging hewan kurban.
     
    “Hewan kurban juga harus memenuhi syarat utama, yaitu sehat dan tidak cacat. Selain itu harus cukup umur, minimal hewan telah berumur lebih dari 24 bulan untuk sapi dan lebih dari 12 bulan untuk kambing dan domba. Selain itu persyaratan terakhir adalah tidak kurus yang dapat dilihat dari penonjolan tulang rusuk, bagian pinggang dan pinggul,” tutup Supratikno. (kumparan.com)
  • Potensi pertumbuhan industri pengolahan susu mencapai 7% per tahun sementara prospek pertumbuhan industri daging mencapai 10% pada 2020. Pertumbuhan ini jauh lebih tinggi dari tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia sehingga industri susu dan daging berpeluang besar untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja (Asosiasi Industri Pengolah Susu)

    Nilai tambah yang lainnya adalah potensi untuk mengembangkan produk hasil ternak lokal yang lebih aman dan menyehatkan dibanding produk-produk hasil ternak impor. Potensi ini dilandaskan pada hasil riset ilmiah yang telah dilakukan oleh Prof. Irma yang sejak 2008 telah meneliti bakteri asam laktat (BAL) dan bahan alami untuk meningkatkan nilai tambah produk hasil ternak Indonesia.

    Penggunaan bakteri asam laktat saat ini tengah menjadi tren di Indonesia. Apabila kita mengunjungi minimarket dan supermarket terdekat, akan banyak ditemukan produk susu dan olahan susu, salah satunya adalah yogurt baik hasil produksi dalam negeri maupun produk impor.

    Yogurt adalah produk probiotik yang mengandung mikroorganisme hidup yang bila dikonsumsi dalam jumlah yang cukup akan bermanfaat bagi kesehatan manusia. Mikroorganisme ini adalah bakteri asam laktat (BAL).

    Daging adalah produk pangan hewani yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber isolasi bakteri asam laktat ini. Dari tahun 2008-2010, para peneliti Indonesia berhasil mengidentifikasi dan mengisolasi 20 bakteri asam laktat dari daging sapi lokal Indonesia, dari bangsa peranakan ongole.

    Namun tidak semua bakteri asam laktat yang berhasil diisolasi memiliki sifat probiotik, yang bermanfaat bagi kesehatan. Dalam penelitiannya Prof. Irma berhasil mengidentifikasi dan mengisolasi 10 bakteri asam laktat dari 20 bakteri asam laktat dalam hasil ternak lokal Indonesia yang memiliki karakteristik ini.

    Karakteristik probiotik dalam penelitian sebelumnya digambarkan dengan kemampuannya untuk mencegah diare yang salah satunya disebabkan oleh infeksi bakteri Escherichia coli, atau biasa disingkat E. coli, salah satu jenis spesies utama bakteri gram negatif atau bakteri jahat yang berbahaya bagi kesehatan manusia.

    Pencemaran E. coli ini marak terjadi di Indonesia. Informasi dari Kementerian Kesehatan menyebutkan, gejala penyakit ini berupa sakit perut seperti kram dan diare yang pada sebagian kasus bahkan dapat mengeluarkan diare berdarah (haemorrhagic colitis). Juga dapat timbul demam dan muntah.

  • Indonesia dikaruniai mega-biodiversitas flora-fauna yang tinggi, hal ini beriringan dengan diversitas mikrobanya yang juga tinggi. Terkait mikroba, beberapa pangan lokal daerah di Indonesia dihasilkan dengan memanfaatkan aktivitas mikroba.

    Prof Irma Isnafia Arief, Guru Besar IPB University dari Fakultas Peternakan pada acara Kajian Kauniyah Ramadan yang diselenggarakan Masjid Al-Hurriyyah IPB University, akhir pekan lalu menyampaikan beberapa produk lokal olahan berbasis aktivitas mikroba yang menguntungkan.  Di antaranya ialah sie reuboh dari Aceh, dadih dari Sumatera Barat, dangke dari Enrekang dan daging se'i dari Nusa Tenggara Timur (NTT).

    "Sie reuboh itu pengolahan daging dengan berbagai bumbu kemudian didinginkan sehingga terjadi proses fermentasi alamiah, dadih merupakan susu kerbau fermentasi pada wadah bambu yang ditutup daun pisang selama 48 jam, sementara dangke yaitu keju segar dari susu kerbau atau sapi yang diberikan getah pepaya dan dibiarkan selama tiga jam, bentuknya itu seperti tahu atau keju," jelasnya

    Sementara daging se'i merupakan daging asap terfermentasi alamiah. Umumnya asap yang digunakan berasal dari bakaran kayu Kosambi. Untuk menyantapnya, daging se'i asap biasanya harus dimasak terlebih dahulu.

    "Asap dari kayu Kosambi itu akan memberikan flavour yang khas, daging se'i akan di angin-anginkan selama lima hari dan akan terjadi proses fermentasi oleh bakteri asam laktat yang tahan terhadap asam dan asap yang asalnya dari daging itu sendiri," tuturnya.

    Ia menambahkan bahwa bakteri tersebut mampu tumbuh dan menghasilkan senyawa antimikroba sehingga mampu mencegah kontaminasi silang dari bakteri patogen perusak daging sehingga daya simpannya lebih awet.

    "Bakteri asam laktat itu juga mampu menghasilkan enzim-enzim yang bisa merombak protein pada daging menjadi komponen yang lebih sederhana seperti peptida atau asam amino sehingga lebih mudah diserap. Akhirnya daging se'i ini lebih empuk karena komponennya sudah dipecah oleh enzim yang ada," ungkapnya.

    Selain itu terdapat olahan susu lainnya yang memanfaatkan mikroba misalnya yoghurt yang berasal dari susu sapi atau kambing difermentasikan menggunakan bakteri asam laktat Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus.

    Mikroba baik menguntungkan atau biasa disebut probiotik ini memiliki beragam manfaat. Menurut Prof Irma di antara manfaatnya yaitu menghambat penempelan bakteri patogen pada saluran pencernaan dengan mengeluarkan zat antimikroba, anti inflamasi, mereduksi tranlokasi bakteri jahat juga memodifikasi toksin atau reseptor toksin di saluran pencernaan.

    "Selain itu bakteri baik atau probiotik ini juga berperan sebagai imunomodulator yaitu mampu men-trigger sel imun untuk meningkatkan imunitas tubuh," jelasnya. (ipb.ac.id)

  • Departemen Kajian, Aksi Strategis dan Advokasi (Kastrad) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Peternakan IPB University menggelar acara Diskusi Kandang Chapter 1 denganTema "Mengungkap Permasalahan Komoditas Susu di Indonesia" (21/3). Diskusi Kandang merupakan forum diskusi dalam bentuk symposium dengan narasumber dari berbagai pihak yaitu akademisi, pemerintahan, dan pelaku peternakan. Tujuan acara ini  adalah untuk mengungkap permasalahan susu nasional yang terjadi di dalam  negeri dengan mensinkronkan kejadian dilapang  antara  di pemerintah, peternak  dan data akademisi. Oleh karena itu acara webinar Diskusi Kandang kali ini dihadiri oleh para narasumber yang sesuai bidangnya.

    “Ada banyak hal yang harus kita selesaikan dalam bidang persusuan, di sisi lain kalau kita lihat populasi dan juga produktivitas sapi perah di Indonesia juga relatif masih tetap, kalau kita lihat di data BPS saat ini angka populasi sapi perah ada sekitar 580.000 ekor dengan rata-rata kepemilikan sekitar 4 atau 5 ekor per peternak, hal ini menunjukkan bahwa iklim investasi di persusuan ini belum begitu menarik di mata para investor” ujar  Dekan Fakultas Peternakan Dr. Ir. Idat Galih. Permana, M. Sc.Agr di hadapan sekitar 110 peserta diskusi. Lebih lanjut, Dr. Idat menambahkan bahwa kunci yang bisa memicu investasi adalah masalah harga. Insentif harga ini sangat penting bagi para peternak, sehingga menumbuhkan gairah untuk kembali bekerja atau kembali menekuni bisnis peternakan ini, khususnya sapi perah.

    Beberapa Narasumber pengisi  acara Diskusi Kandang  yaitu Dr. Epi Taufik, S.Pt., MVPH., M.Si (Dosen Fakultas Peternakan IPB University) yang pertama kali memaparkan materi dan menjelaskan tentang persusuan dalam negeri dari data yang  ada sesuai dengan segi akademisi. Selanjutnya ada Ir. Cisilia Esti Sariasih (Koordinator Bidang Substansi Ruminansia Perah) mewakili Ir. Sugiono, M.P (Direktur Pembibitan dan Produksi Ternak Ditjen PKH, Kementan RI). Dalam pemaparannya, Ir. Cisilia Esti Sariasih menjelaskan  tentang strategi pemerintah dalam  peningkatan  dan pemenuhan  kebutuhan sapi perah dengan berbagai  kebijakan dan peraturan serta data-data yang ada tentang produksi susu perah dalam negeri segi pemerintah. Hadir pula pemateri dari Dewan Persusuan Nasional Teguh Budiayana memberi informasi  yang  ada terkait permasalahan persusuan dengan data di lapangan.

  • Himpunan Alumni Peternakan IPB (HANTER) kembali memberikan sumbangsihnya dalam pemberian sembako gratis untuk tenaga kependidikan di lingkungan Fakultas Peternakan IPB (Jumat, 31/05/2019).  Kegiatan yang dilakukan Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1440 H itu diselenggarakan di Auditorium Jannes H. Hutasoit . Pada kegiatan tersebut dibagikan sekitar 150 buah paket sembako kepada tenaga kependidikan yang meliputi,staf kependidikan, tenaga penunjang kebersihan, staf keamanan kampus dan lab lapang, dan tenaga

    Wakil Dekan Sumberdaya, Kerjasama, dan Pengembangan Dr. Rudi Afnan mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada Hanter atas sumbangsih yang diberikan kepada tenaga kependidikan di Fapet IPB. Dalam sambutannya, Rudi berharap agar pada masa mendatang Hanter dapat lebih berkembang ke arah yang lebih baik, dengan banyak dibentuknya Dewan  Pimpinan Derah (DPD) Hanter di Berbagai daerah di Indonesia. "Pemberian Sembako gratis ini merupakan bukti bahwa Alumni Peternakan tetap peduli terhadap Fakultas Peternakan IPB, yang merupakan ungkapan tali kasih dari Hanter" lanjutnya.

    Ketua Hanter, Audy Joinaldy menuturkan, bahwa banyak alumni Fakultas Peternakan yang menjadi sosok sukses di Indonesia. Kesuksesan mereka tidak akan terjadi apabila tidak ada tenaga kependidikan yang  mendukung dalam kegiatan belajar mengajar sewaktu mereka melaksanakan perkuliahan di Fapet "pemberian sembako ini sebagai bentuk apresiasi Hanter terhadap tenaga kependidikan di Fapet IPB, karena dengan  adanya mereka maka banyak alumni Fapet IPB yang berhasil" tuturnya.

    Himpunan Alumni Peternakan IPB adalah wadah untuk para alumni Fakultas Peternakan di IPB. Bertujuan untuk menjadi wadah bersilaturahmi, bertukar pikiran, berbagi informasi dan peluang, serta mendapatkan informasi terbaru mengenai kampus kita tercinta. HANTER dibuat khusus untuk para Alumni Fakultas Peternakan IPB dari segala jurusan, asal daerah, suku bangsa, ras, agama, Diploma, Sarjana maupun Pasca Sarjana, yang masih berkecimpung di dunia Peternakan maupun yang tidak, Pekerja maupun Wirausaha, untuk berbagi mengenai informasi seputar dunia peternakan dan kampus Fapet IPB.

  • Fakultas Peternakan IPB University bersama Forum Logistik Peternakan Indonesia (FLPI) menghadirkan Dr Rudi Afnan, SPt, MScAgr dalam pelatihan online mengenai Logistik Perunggasan yang bertajuk Kesejahteraan Hewan pada Transportasi Unggas, (9/6).  

    Transportasi hewan ternak atau unggas merupakan usaha pemindahan binatang hidup baik menggunakan transportasi darat maupun laut.  Transportasi unggas sudah ada sejak abad ke-17 dan hewan ternak perlu diperlakukan selayaknya manusia”, ujar Rudi Afnan, dosen IPB University dari Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Perternakan (IPTP) sekaligus Wakil Dekan Sumberdaya, Kerjasama dan Pengembangan Fakultas Peternakan IPB University.

    Transportasi unggas merupakan proses yang dimulai dari persiapan, pemuatan, perjalanan, penurunan dan penangangan. Penurunan kualitas dan kuantitas umumnya karena terjadi kesalahan sejak di persiapan transportasi. Pada umumnya masyarakat belum mengerti hal ini makanya perlu adanya edukasi kepada masyarakat,” ujarnya.

    Dalam pelatihan tersebut, Dr Rudi juga mengungkapkan bahwa sudah ada kesepakatan mengenai indikator dari kesejahteraan hewan. Ada lima aspek kesejahteraan hewan diantaranya adalah bebas dari haus dan lapar, bebas dari rasa tidak nyaman, bebas dari rasa sakit, luka dan penyakit, bebas untuk mengekspresikan perilaku normal dan bebas dari rasa takut dan stress.

    “Tujuan transportasi ternak diantaranya untuk disembelih, diperdagangkan, kegiatan olahraga, dipamerkan, budaya dan keagamaan atau rumah sakit hewan,” tutur Dr Rudi.

    Ia juga mengungkapkan efek lain dari adanya transportasi ternak, seperti adanya penurunan kualitas kesehatan ternak dalam jangka panjang, adanya susut dan kematian.
    Susut artinya bukan hanya penurunan berat badan ternak tetapi juga kecacatan akibat dari adanya transportasi tersebut yang mana dapat mengurangi nilai jual atau kualitas ternak itu sendiri. Kemudian kematian unggas dalam kegiatan tersebut tidak selalu karena adanya perjalanan melainkan juga karena penanganan yang dilakukan tidak semestinya baik saat persiapan transportasi atau saat penurunan setelah dilakukannya perjalanan.
    “Standar susut dan mati berbeda tergantung dengan perusahaan. Umumnya 2-3 persen. Dan kejadian mati jarang terjadi kecuali ada kecelakaan tertentu. Kemudian untuk mati disebabkan karena penanganan bukan saat di perjalanan,” tambahnya.

    Salah satu kendala dalam transportasi unggas adalah cekaman panas dan cekaman kepadatan dalam kandang angkut saat di perjalanan. Efek dari cekaman tersebut selain berpengaruh kepada kesejahteraan ternak, juga pada kualitas unggas seperti meningkatnya radikal bebas dan reactive oxygen species, yang secara kasat mata tidak tampak dari luar berbeda dengan memar, patah tulang dan sebagainya.

    “Radikal bebas mempengaruhi tingkat stres unggas. Pemberian vitamin jauh hari sebelum kegiatan transportasi dapat mengurangi kadar kesusutan. Radikal bebas juga dapat dikurangi dengan pemberian vitamin dan mineral yang baik dan benar pada unggas,” pungkasnya (ipb.ac.id)

  • Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University telah melakukan berbagai upaya untuk turut berpartispasi aktif dalam membantu warga IPB University, terutama di lingkungan Fapet dalan menghadapi wabah COVID-19. Fapet membentuk Tim Satuan Tugas (Satgas) yang terdiri dari unsur pimpinan fakultas dan departemen serta Organisasi Kemahasiswaan (Ormawa) untuk memudahkan koordinasi.

    "Sejalan dengan Surat Edaran IPB University untuk melaksanakan Partially Closed Down, Fapet juga mengeluarkan surat edaran internal bagi seluruh warga Fapet agar bekerja di rumah (work from home), tanpa tatap muka langsung," kata Dekan Fapet, Prof Dr Sumiati.

    Meskipun begitu, Prof Sumiati mengatakan pelayanan tetap berlangsung sesuai kebutuhan dan permintaan pengguna. Rapat dan kegiatan akademik dilaksanakan secara online. Status mahasiswa Fapet terus dipantau menggunakan form yang disebarkan pada para mahasiswa untuk mengetahui posisi dan kondisi mereka.

    “Tim Satgas COVID-19 Fapet menghimbau dan menggerakkan warga serta alumni Fapet yang tergabung dalam Himpunan Alumni Fakultas Peternakan (HANTER) untuk saling membantu. Berbagai donasi, baik dalam bentuk uang dan natura berhasil dihimpun dari para donatur. Donasi yang terkumpul telah disalurkan kepada mahasiswa Fapet yang tidak pulang ke kampung halamannya karena berbagai kendala. Bantuan diberikan pada para mahasiswa dalam bentuk sembako dan bahan serta peralatan sanitasi. Tercatat tidak kurang dari 100 paket bantuan diberikan pada mahasiswa multi strata (S1, S2 dan S3). Bantuan tersebut masih terus berjalan hingga saat ini,” ujarnya.

    Prof Sumiati menambahkan kegiatan pengumpulan donasi dan distribusi bantuan dikoordinasikan oleh Iyep Komala, SPt, MSi, salah satu dosen Fapet dan dibantu oleh beberapa mahasiswa dari Ormawa Fapet. Pengantaran bantuan dilakukan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan dan keselamatan, termasuk asistensi tentang karantina mandiri bagi yang ditengarai terpapar COVID-19 atas pemeriksaan dokter.

    "Selain pada para mahasiswa, bantuan juga diberikan untuk para tenaga kependidikan dan keluarganya yang sangat membutuhkan untuk membantu kebutuhan sehar-hari. Distribusi bantuan ini dikoordinasikan oleh  dosen Fapet Dr Ir Sri Rahayu, MS," ungkapnya.

    Selain mahasiswa, para tenaga kependidkan dan dosen juga dipantau kesehatannya dengan mengisi form pemantauan dan penelusuran, termasuk menggunakan komunikasi melalui media WhatsApp (WA) grup dosen dan tenaga kependidikan. Berbagai himbauan dalam bentuk infografis disebarkan melalui WA grup agar dapat diketahui dan dilaksanakan. Fasilitas disinfektan juga disediakan di lokasi fasilitas umum atau bersama dan setiap dosen serta tenaga kependidikan diberikan masker dan hand sanitizer (ipb.ac.id)

  • Penyimpanan dan pergudangan merupakan salah satu faktor penting dalam sistem logistik pakan. Hal tersebut bertujuan untuk menjaga karakteristik, baik fisik maupun kimia, yang dimiliki bahan pakan selama waktu penyimpanan setelah proses pemanenan dan pengeringan.

    “Untuk menjaga karakteristik produk pakan, segera lakukan penyimpanan setelah penanganan pasca panen dan pengeringan,” ujar Dr Ir Heri Ahmad Sukria, MScAgr, dalam acara Online Training Sistem Logistik Pakan yang Efektif dan Efisien yang diselenggarakan oleh Forum Logistik Peternakan Indonesia (FLPI), IPB University, (5/6).

    “Banyak faktor penyebab terjadinya kehilangan kualitas dan kuantitas bahan selama penyimpanan. Faktor yang dimaksud diantaranya jamur, serangga, rodent, respirasi dan migrasi uap air. Pertumbuhan jamur dipengaruhi oleh kadar air, temperatur bahan, kondisi bijian, jumlah bahan asing dan keberadaan organisme lain,” tutur dosen IPB University dari Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan (INTP) Fakultas Peternakan ini.

    Pengendalian jamur dapat dilakukan secara kimia ataupun fisik. Cara kimia dapat dilakukan dengan menggunakan asam propionate dan asam asetat, sedangkan cara fisik selain mengontrol suhu dan kelembaban, juga dapat dilakukan dengan melepas gas tertentu ke dalam gudang.  

    “Tips agar terhindar dari tumbuhnya jamur, maka suhu optimum dalam gudang penyimpanan sebaiknya berkisar 25-30 derajat celcius dengan kelembaban RH 65- 93 persen. Dalam mengoperasikan penyimpanan pada sistem pergudangan, perlu memperhatikan beberapa aspek diantaranya sanitasi, muatan, aerasi dan monitoring. Sanitasi di sini artinya membersihkan sisa bijian lama dan bijian yang tercecer, menjalankan prinsip first in first out yakni mengeluarkan barang yang paling pertama masuk.
    Aspek muatan yang perlu diperhatikan adalah dengan tidak mencampur bahan lama dengan bahan baru serta tidak menyimpan dengan muatan berlebih.
    “Aspek aerasi perlu diperhatikan agar migrasi uap air tidak terjadi sementara monitoring yang dimaksud adalah memantau secara kontinu terhadap aspek lainnya,” tuturnya dalam pelatihan yang dilakukan secara virtual tersebut (ipb.ac.id)

  • Kalkun berpotensi dikembangkan sebagai alternatif sumber protein hewani. Kalkun ini memiliki kandungan kolesterol yang lebih rendah jika dibandingkan dengan daging sapi. Akan tetapi pada usia 4-6 bulan, kalkun sering mengalami kelumpuhan yang disebabkan oleh kekurangan nutrisi, penyakit dan obesitas.

    Tiga mahasiswa dari Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan (INTP) Fakultas Peternakan IPB University yang tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian (PKMPE) D-Melion ini melakukan riset dalam upaya mencegah kelumpuhan kalkun dengan pemberian dandelion. Tim yang terdiri dari Husnul Dwi Setianingsih Tadjudin, Syarifah Aini dan Maya Shofiah ini dibimbing oleh Dr. Ir. Widya Hermana. Penamaan D-Melion bermakna sumber vitamin D untuk kalkun (Meleagris gallopavo) dari tanaman dandelion (Taraxacum officinale) sebagai pakan kaya antioksidan pencegah kelumpuhan.

    Husnul menuturkan bahwa tanaman dandelion masih jarang dimanfaatkan. Tanaman dandelion ini memiliki bunga menarik dan indah serta tumbuh di daerah dingin. Tanaman ini memiliki kandungan vitamin D yang tinggi yang dapat mencegah kelumpuhan pada tulang kaki kalkun akibat obesitas.

    Dandelion tersebut diberikan dalam bentuk segar dicampur dengan pakan dedak, pakan komersil dan eceng gondok. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa kalkun yang diberi pakan tanpa penambahan dandelion mengalami tanda-tanda kelumpuhan. Sementara kalkun yang diberi pakan dengan penambahan dandelion tidak menunjukkan tanda-tanda kelumpuhan.

    "Sampai akhir pemeliharaan, pengamatan tingkah laku menunjukkan kalkun mengalami tanda kelumpuhan pada P0 (tanpa penambahan dandelion), sementara yang diberi penambahan dandelion tidak menunjukkan tanda-tanda kelumpuhan. Tim kami sebelumnya juga telah memastikan adanya kandungan bahan vitamin dan mineral pada tanaman yang kami gunakan dalam memperbaiki kekuatan tulang pada kalkun,” tandasnya (ipb.ac.id)

  • Masa pandemi COVID-19 tak menghalagi kegiatan pelatihan dilakukan.  Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University bersama Forum Logistik Peternakan Indonesia (FLPI) menggelar pelatihan penanganan daging.  Pelatihan dilakukan secara daring pada 4/5. Pelatihan ini menghadirkan Dr drh Denny Widaya Lukman, MSi, dosen IPB University dari Fakultas Kedokteran Hewan (FKH).

    Pada kesempatan ini, Pakar Higiene Pangan dan Kesmavet ini menjelaskan dalam penanganan daging, perlu memperhatikan penerapan good hygiene practices (GHP) atau prinsip higienis, penerapan sistem rantai dinging dan penerapan jaminan keamanan pangan seperti Nomor Kontrol Veteriner (NKV), sistem Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) dan ISO 22000:2018.

    Lebih lanjut Dr Denny menjelaskan prinsip higienis pada keamanan pangan meliputi bangunan, peralatan, personal dan proses produksi yang dilakukan. Prinsip ini sangat perlu diterapkan dalam rangka mencegah kontaminasi langsung maupun kontaminasi silang pada olahan pangan terutama daging. Sementara itu, sertifikat NKV diperlukan oleh institusi pengolahan pangan karena di dalamnya memiliki komponen praktik veteriner, higiene sanitasi, status halal, biosecurity, dan kesejahteraan hewan.

    “Di samping persyaratan yang sudah ditentukan, dalam penanganan daging di masa pandemi COVID-19 ini, orang yang menangani daging harus memakai masker, memakai sarung tangan dan sangat dianjurkan untuk mencuci tangan sebelum maupun sesudah memakai sarung tangan, menerapkan physical distancing dan menerapkan hygiene personal,” papar Dr Denny.

    Dr Denny menjelaskan, yang dimaksud hygiene personal adalah melepas perhiasan seperti jam tangan maupun cincin ketika menangani daging. Tidak hanya itu, ketika sedang menangani daging, ia juga menghimbau supaya tidak merokok, tidak memegang rambut, telinga, mata maupun hidung, tidak bersin atau batuk ke arah makanan dan tidak membuang ludah sembarangan.

  • Sebagian orang merasa tidak tega menyantap daging kelinci, mamalia berbulu yang sering dijadikan peliharaan. Bahkan ada yang beranggapan belum lazim memakannya karena kurangnya informasi bahwa daging kelinci itu halal, lebih enak dan lebih sehat dibandingkan daging ternak lainnya. Dengan alasan tersebut maka sosialisasi kelebihan dan keistimewaan daging kelinci harus digalakkan agar pengetahuan masyarakat terhadap daging kelinci makin mantap. Sehingga, ke depan daging kelinci bukan lagi dijauhkan, tetapi akan dicari banyak orang dan disantap dengan penuh kenikmatan dan keyakinan.

    Untuk itu dua dosen IPB University dari Divisi Produksi Ternak Daging, Kerja dan Aneka Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Dr Henny Nuraini dan  Muhammad Baihaqi, SPt, MSc menyampaikan manfaat daging kelinci yang sehat juga halal.

    Daging kelinci halal untuk dikonsumsi. Status halal ini sesuai dengan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI). Melalui sidang di Jakarta pada 12 Maret 1983, Komisi Fatwa MUI menetapkan bahwa hukum memakan daging kelinci adalah halal.

    Manfaat lainnya adalah adanya senyawa kitotefin pada daging kelinci terutama pada jantung dan hati yang dapat mencegah penyakit asma.

    "Kadar protein daging kelinci lebih tinggi di banding dengan ternak lain. Kadar omega-3 daging kelinci empat kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan daging ayam," papar Baihaqi.  

    Kadar kolesterol dan kadar lemak, lanjut Baihaqi, pada daging kelinci sangat rendah. Tidak hanya itu daging kelinci dinilai lebih "lean" dan sedikit mengandung lemak.

    Lebih lanjut ia menerangkan daging kelinci dapat diolah menjadi berbagai variasi olahan seperti nasi briyani kelinci, kelinci masak madu, rica kelinci dan kelinci goreng korea.

    "Kelinci sebagai ternak multiguna yang memiliki produksi dan produktivitas tinggi. Multiguna artinya dapat dimanfaatkan sebagai pangan konsumsi manusia dan sebagai hewan piara atau dimanfaatkan kulit bulunya untuk pembuatan jaket, tas, atau dompet yang bernilai tinggi. Bahkan, kotorannya bisa dijadikan pupuk tanaman," pungkasnya (ipb.ac.id)

  • Bayu Aji Pangestu, mahasiswa IPB University dari Program Studi Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan angkatan 54 ini berhasil mengembangkan start up dengan omset puluhan juta rupiah dari modal uang jajan. Bayu mengawali usaha bisnisnya dengan membentuk platform Smartkandang.com dengan modal awal 200 ribu rupiah dari hasil mengumpulkan uang jajannya. Kini start up yang bergerak di bidang pendistribusian daging ayam broiler ini memiliki area layanan aktif di delapan kota besar Indonesia seperti Jakarta, Bogor, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Banyuwangi, dan Banjarbaru.
     
    “Saya berhasil mengumpulkan uang 200 ribu rupiah dari uang jajan untuk modal awal dalam berbisnis ayam potong. Modal 200 ribu (bootstrap) tersebut saya gunakan untuk membentuk sebuah platform dengan harga yang murah. Setelah platform jadi, maka proyek pun dapat direalisasikan dengan baik dan langsung saya jalankan. Untuk memenuhi permintaan pasar, kami menggaet para mitra ternak yang peternakannya telah didukung mesin yang modern serta tenaga kerja yang profesional. Kami selalu berusaha memberikan produk ayam broiler yang berkualitas dan higenis sehingga aman untuk diolah kembali oleh konsumen,” ujarnya.
     
    Dalam perjalanan usahanya, Smartkandang.com tidak memiliki peternakan sendiri melainkan bekerjasama dengan puluhan mitra peternakan. Di awal perjalanannya, Bayu hanya bisa menyuplai daging ayam sekitar 400 kilogram per bulannya. Seiring berjalannya waktu, Bayu kini memiliki kapasitas stok daging ayam hingga 50 ton.
     
    "Dalam menjalankan Smartkandang.com, keuntungan awal yang kami peroleh tak lebih dari 5 juta rupiah. Kini pendapatan semakin tinggi dibandingkan dengan pendapatan di awal memulai usaha ini. Saat ini, setiap bulannya kami dapat menghasilkan 28 juta rupiah. Namun, pendapatan hanya sebuah angka saja yang merupakan kepuasan sementara, yang terpenting fokus utamanya yaitu mengejar value yang lebih tinggi lagi agar lebih berarti dibandingkan angka pendapatan," tandasnya.
     
    Usaha yang dibangunnya ini memiliki konsep kemandirian. Yakni tidak berfokus atau mengharapkan untuk mendapatkan pendanaan atau mendapat dana segar dari sebuah institusi. Bayu lebih memilih fokus pada value usaha yang semakin hari menjadi semakin berarti dengan peningkatan kualitas serta mutu pelayanannya.
     
    "Saya percaya jika bertumbuh itu butuh waktu. Intinya, siapapun yang menjadi entrepreneur di usia yang muda, harus dapat menahan diri atau sabar. Jangan cengeng dalam mengembangkan usaha. Harus berusaha keras dan memanfaatkan potensi ataupun kemampuan yang kita miliki terlebih dahulu untuk memulai sebuah usaha," ujarnya.
     
     
    Harapan ke depan adalah agar Smartkandang.com dapat berekspansi lebih jauh lagi layanannya hingga bisa diakses di daerah pelosok. Bayu memiliki semangat dan cita-cita yang tinggi dalam pembangunan usaha ayam potong secara bersih dan profesional di Indonesia. “Saya selalu memegang teguh konsep kepercayaan yang diberikan pelanggan dengan selalu berharap bisa memberikan harga yang terjangkau dalam setiap harinya walaupun harga daging di pasaran melonjak,” tandasnya (kumparan.com)
  • Kuliah tamu Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan (IPTP), Fakultas Peternakan IPB University menghadirkan Febroni Purba, SPt dari PT Sumber Unggas Indonesia (PT SUI). Kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa IPTP ini mengangkat tema “Strategi Bisnis Unggas Pedaging di Masa Pandemi COVID-19.

    Selain pengenalan tentang sumber daya genetik ayam Indonesia yang dikembangkan oleh PT SUI,  Febroni juga memberikan tips-tips praktis dalam manajemen budidaya unggas lokal pedaging yang beradaptasi dengan kondisi pandemi dan juga strategi bisnis unggas lokal pedaging di masa pandemi dan pasca pandemi.

    “PT Sumber Unggas Indonesia merupakan breeder (pembibit) unggas lokal terbesar di Indonesia, terutama ayam lokal. Sampai saat ini, cakupan bisnis PT SUI meliputi penjualan anak ayam, penjualan live bird, penjualan karkas, penjualan ayam olahan yang tersebar di 150 mitra outlet dan bisnis resto ayam kampung olahan di Jakarta dan Bogor. PT SUI juga memiliki sarana Rumah Pemotongan Hewan-Unggas (RPHU) modern berkapasitas 6.000 ekor per hari,” ujarnya

    Selain bisnis, menurut Ketua Departemen IPTP, Prof Dr Irma Isnafia Arief, PT Sumber Unggas Indonesia juga menjadi pusat pelestarian dan peternakan terpadu unggas Indonesia. Sehingga dengan adanya kuliah tamu ini, harapannya mahasiswa tidak hanya belajar tentang peluang bisnis unggas lokal pedaging namun juga belajar tentang pentingnya pelestarian unggas Indonesia bagi pemanfaatannya yang berkelanjutan.

    “Kuliah tamu ini merupakan program awal untuk mengisi kerjasama Fapet IPB University dengan PT SUI yang sudah disepakati oleh kedua belah pihak. Bidang kerjasama yang dilakukan bukan hanya di bidang perkuliahan dan praktikum namun juga meliputi pendidikan, penelitian, publikasi, diseminasi hasil penelitian, pertemuan ilmiah (seminar, kuliah umum, workshop, konferensi dan lain-lain), praktik lapang, magang profesi, pelatihan, Kuliah Kerja Nyata (KKN), sharing fasilitas, sharing tenaga ahli, sharing inovasi dan kegiatan akademik lainnya,” ujarnya (ipb.ac.id)