Potensi pertumbuhan industri pengolahan susu mencapai 7% per tahun sementara prospek pertumbuhan industri daging mencapai 10% pada 2020. Pertumbuhan ini jauh lebih tinggi dari tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia sehingga industri susu dan daging berpeluang besar untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja (Asosiasi Industri Pengolah Susu)
Nilai tambah yang lainnya adalah potensi untuk mengembangkan produk hasil ternak lokal yang lebih aman dan menyehatkan dibanding produk-produk hasil ternak impor. Potensi ini dilandaskan pada hasil riset ilmiah yang telah dilakukan oleh Prof. Irma yang sejak 2008 telah meneliti bakteri asam laktat (BAL) dan bahan alami untuk meningkatkan nilai tambah produk hasil ternak Indonesia.
Penggunaan bakteri asam laktat saat ini tengah menjadi tren di Indonesia. Apabila kita mengunjungi minimarket dan supermarket terdekat, akan banyak ditemukan produk susu dan olahan susu, salah satunya adalah yogurt baik hasil produksi dalam negeri maupun produk impor.
Yogurt adalah produk probiotik yang mengandung mikroorganisme hidup yang bila dikonsumsi dalam jumlah yang cukup akan bermanfaat bagi kesehatan manusia. Mikroorganisme ini adalah bakteri asam laktat (BAL).
Daging adalah produk pangan hewani yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber isolasi bakteri asam laktat ini. Dari tahun 2008-2010, para peneliti Indonesia berhasil mengidentifikasi dan mengisolasi 20 bakteri asam laktat dari daging sapi lokal Indonesia, dari bangsa peranakan ongole.
Namun tidak semua bakteri asam laktat yang berhasil diisolasi memiliki sifat probiotik, yang bermanfaat bagi kesehatan. Dalam penelitiannya Prof. Irma berhasil mengidentifikasi dan mengisolasi 10 bakteri asam laktat dari 20 bakteri asam laktat dalam hasil ternak lokal Indonesia yang memiliki karakteristik ini.
Karakteristik probiotik dalam penelitian sebelumnya digambarkan dengan kemampuannya untuk mencegah diare yang salah satunya disebabkan oleh infeksi bakteri Escherichia coli, atau biasa disingkat E. coli, salah satu jenis spesies utama bakteri gram negatif atau bakteri jahat yang berbahaya bagi kesehatan manusia.
Pencemaran E. coli ini marak terjadi di Indonesia. Informasi dari Kementerian Kesehatan menyebutkan, gejala penyakit ini berupa sakit perut seperti kram dan diare yang pada sebagian kasus bahkan dapat mengeluarkan diare berdarah (haemorrhagic colitis). Juga dapat timbul demam dan muntah.