Produk hewan merupakan salah satu sumber pangan yang kaya akan protein yang dibutuhkan untuk membangun masyarakat yang sehat dan cerdas. “Namun demikian, produk pangan asal hewan merupakan salah satu produk yang dikategorikan sebagai produk yang mudah rusak dan berpotensi membawa bahaya bagi kesehatan konsumen. Oleh karena itu harus diperhatikan penanganan kesehatan daging mulai dari hulu sampai ke hilir melalui rantai suplai yang cukup panjang dengan baik, sehat dan berkualitas,” kata Wakil Dekan Bidang Sumberdaya, Kerjasama dan Pengembangan, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr. Rudy Afnan.
Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB) bekerjasama dengan Forum Logistik Peternakan Indonesia (FLPI) dan Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia (ARPI) mengadakan pelatihan dengan tema "Logistik Rantai Dingin pada Daging dan Kunjungan ke Cold Storage”, Kamis-Jum’at (21-22/2) di Kampus IPB Dramaga, Bogor.
Lebih lanjut Dr. Rudy menyampaikan, tujuan kegiatan ini adalah sebagai bentuk edukasi dan sosialisasi dalam penanganan daging beku yang sehat dan berkualitas, sehingga diperlukan pelatihan atau sosialisasi tentang cara dan langkah penerapan rantai dingin pada daging beku serta prospek usahanya bagi para pemangku kepentingan yang berminat. Maka produk pangan asal hewan selain harus dipikirkan ketersediaanya, juga harus ditangani dengan baik untuk dapat menjadi bermanfaat dan terjamin sehat dan aman untuk dikonsumsi.
Dr. Rudy menambahkan, kemampuan pengelolaan cold chain diperlukan untuk menghindari kerugian yang tinggi akibat kerusakan produk hasil ternak, serta untuk mempertahankan mutu produk yang semakin menjadi tuntutan dalam era globalisasi. “Salah satu sarana penyimpanan yang harus tersedia untuk menjaga mutu komoditas perishable adalah cold storage. Sistem cold chain ini juga mampu menjaga supply daging sepanjang tahun ketika angka produksi relatif stabil dan dapat diprediksi. Jika produksi berlebih, surplusnya dapat disimpan beku dan dikeluarkan saat permintaan meningkat,” kata Dr. Rudy.
Harapannya dengan pelatihan ini dapat meningkatkan kemampuan pengelolaan cold chain atau rantai daging pada produk daging sehingga menghasilkan daging beku yang sehat dan berkualitas bagi kepentingan konsemen.
Sementara narasumber dari Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan (IPTP) Fapet IPB, Prof. Dr. Irma Isnafia Arief menjelaskan mengenai supply chain produk daging sapi. Daging bukan hanya komoditas pertanian yang punya nilai ekonomi, melainkan juga esensial bagi pemenuhan kebutuhan gizi rakyat Indonesia, terutama generasi muda bangsa. Namun, kepedulian konsumen akan kesehatan daging masih belum terbangun dengan baik dan benar. Daging sehat adalah daging yang berasal dari pola budidaya ternak yang sehat, tidak mencemari lingkungan, dan disembelih secara manusiawi.
Menurutnya, daging sapi merupakan salah satu produk pangan yang memiliki nilai gizi kebutuhan konsumsi produk hewan semakin meningkat seiring dengan peningkatan pertumbuhan penduduk dan pendapatan masyarakat, sehingga menjadi tanggungjawab pemerintah dan pelaku usaha untuk dapat menjamin ketersediaan pasokan dan distribusi produk secara nasional. Daging sapi adalah produk peternakan yang memiliki nilai ekonomis.
“Dalam rantai pasokan atau supply chain di Rumah Potong Hewan (RPH) yang ada di Kabupaten Bogor ketika sapinya siap untuk di potong atau disembelih, daging sapi tersebut akan terjual habis sekira 80 persen dibeli oleh pedagang baso, hanya 20 persen daging sapi yang dibeli ibu rumah tangga dan rumah makan Padang,” ujar Prof. Irma.
Prof. Irma menambahkan, implikasi kebijakan untuk meningkatkan kinerja manajemen rantai pasok daging dapat dilakukan melalui usaha yang terintegrasi secara horizontal, meningkatkan kinerja penerapan manajemen rantai pasok daging dengan melibatkan usaha skala kecil dan menengah/besar, dan meningkatkan integrasi vertikal secara parsial ke arah lebih holistik.
Prof. Irma menegaskan, untuk itu koordinasi dan keterhubungan antar bagian dalam keseluruhan rantai pasok produk daging perlu mendapat perhatian serius dalam rangka meningkatkan keterpaduan proses produksi dan keterpaduan antar pelaku usaha dalam rangka meningkatkan efisiensi dan daya saing produk daging sapi lokal. Berdasarkan pertimbangan itu diperlukan informasi terkait dengan kinerja rantai pasok peternakan dan daging sapi.
“Kami berharap ada harmonisasi kesepahaman pada semua stakeholder baik pemerintah maupun swasta terkait motivasi keamanan dan stabilitas, konsumen terkait harga dan kemudahan akses/ketersediaan, dan pelaku usaha ternak dan unggas terkait kepastian usaha, sehingga strategi pendekatan dengan melibatkan semua sektor dapat lebih efektif mendukung upaya tersebut,” pungkasnya.
Hadir sebagai narasumber yaitu dari Dosen Universitas Trisakti, Raden Didiet Rachmat Hidayat, PT Sierad Produce, Tbk, Sudarno dan PT. Adib Cold Logistik Indonesia, Irene Natasha. (ipb.ac.id)