IPBSDG3

  • Prof Dr Asep Gunawan: Tiga Tahun Lagi, Indonesia Punya Daging Domba Premium

    Guru Besar IPB University dari Fakultas Peternakan berhasil menemukan marker genomik pada domba yang dapat menghasilkan daging domba premium. Dalam kurun waktu tujuh tahun penelitian, Prof Dr Asep Gunawan menemukan marker CYP2AP, LEPR dan CYP2EI yang membuat daging domba menjadi lebih empuk, bobot karkasnya lebih tinggi dan rendah kolesterol.

    Hal ini dipaparkan Prof Asep dalam Konferensi Pers Pra Orasi Ilmiah Guru Besar, (26/11) yang digelar secara daring.

    Menurutnya, saat ini masyarakat cenderung mencari produk pangan yang dapat memberikan efek terhadap kesehatan atau disebut pangan sehat.

    “Adanya kecenderungan masyarakat saat ini enggan mengkonsumsi produk daging dikarenakan kandungan asam lemak jenuh dan kolesterol tinggi yang berkorelasi negatif terhadap kesehatan. Diperlukan diversifikasi protein hewani asal daging ternak dalam upaya menghasilkan produk pangan sehat sesuai dengan gaya hidup masyarakat masa kini. Upaya penyediaan pangan sehat asal ternak dapat dilakukan diantaranya dengan memaksimalkan sumberdaya genetik ternak lokal Indonesia,” ujarnya.

    Pengembangan produk pangan asal ternak dapat diarahkan untuk peningkatan produksi daging baik secara kuantitas maupun kualitasnya. Secara kuantitas produksi daging didorong pada peningkatan pertambahan sifat produksi dan pertumbuhan. Seperti bobot badan, bobot potong, dan karkas. Secara kualitas, perbaikan produksi daging diarahkan menghasilkan produk pangan sehat yang dapat memenuhi preferensi konsumen, aman dan positif untuk kesehatan. Di antaranya perbaikan komposisi asam lemak, kadar kolesterol, off odor flavor (bau prengus pada kambing atau domba, bau amis pada bebek) dan sifat keempukan daging.

    “Dengan teknologi milenum berbasis generasi omics high-throughput RNA sekuensing, kami berhasil meningkatkan nilai tambah daging sebagai pangan sehat asal ternak. Secara umum, dalam kurun waktu tujuh tahun ini, kami telah menemukan penanda seleksi cepat berupa kandidat marker spesifik (CYP2A6, LEPR, dan CYP2E1) untuk menghasilkan daging domba IPB kualitas premium. Keunggulan dari daging Domba IPB kualitas premium ini dibandingkan dengan domba biasa adalah kaya akan kandungan asam lemak tak jenuh, rendah kolesterol,  memiliki off odor dan flavour (prengus) yang rendah, menghasilkan bobot potong dan karkas besar serta memiliki keempukan daging tinggi,” terangnya.

    “Melalui kandidat marker tersebut dapat diketahui secara cepat kualitas daging domba yang dihasilkan. Diharapkan produk daging ternak yang dihasilkan dapat memperbaiki mutu genetik ternak lokal sebagai penyedia pangan sehat yang dalam jangka panjang akan mampu menegakkan kemandirian dan pemenuhan protein hewani,” imbuhnya.

    Menurut Prof Asep, Domba IPB Premium ini akan diperbanyak. Sekarang skalanya masih skala laboratorium dan belum divalidasi pada lingkungan yang sebenarnya. Untuk mendapatkan kondisi yang stabil, Prof Asep mengatakan bahwa diperlukan pemeliharaan hingga lima generasi atau sekitar tiga tahun.
    “Dari 350 ekor domba yang kami pelihara, hanya ada 60 ekor yang sesuai dengan karakteristik yang kita inginkan. Ini nanti yang kita kembangkan. Untuk persoalan harga, karena ke depannya daging ini spesifik, marketnya juga spesifik, pasarnya juga tertentu yang menyesuaikan kebutuhan konsumen, maka tentu harga akan sedikit lebih mahal dari normal. Tapi tidak menutup kemunginan ada grade-gradenya,” terangnya (ipb.ac.id)

  • Prof Dr Niken Ulupi Bicara Sudut Pandang Ilmiah Haramnya Telur dari Binatang Haram

    Telur yang dihasilkan oleh binatang halal sudah jelas dan disepakati bahwa telur tersebut juga halal untuk dikonsumsi. Lalu bagaimana hukumnya telur yang dihasilkan oleh binatang yang haram dikonsumsi seperti ular, buaya, penyu, katak dan lainnya?

    Memang ada sebagian orang yang berpendapat bahwa telur dari hewan haram hukumnya suci. Tetapi Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan bahwa telur yang berasal dari binatang yang tidak halal, haram untuk dikonsumsi.

    Prof Dr Niken Ulupi, Guru Besar IPB University dari Fakultas Peternakan mengulas secara ilmiah tentang telur pada Rapat Bersama MUI, pekan lalu.
     
    "Saya diminta oleh MUI untuk mengulas tentang telur secara ilmiah, jadi tidak dilibatkan secara langsung dalam memutuskan halal atau haramnya. Sebenarnya jenis kandungan gizi (protein, asam lemak, vitamin atau mineral) dalam telur dari hewan halal dan haram hampir sama komposisinya. Yang membedakan adalah konsentrasinya. Hal tersebut sesuai dengan kebutuhan perkembangan embrio dari spesies yang menghasilkannya. Oleh karenanya hal tersebut juga berpengaruh pada lama waktu yang dibutuhkan untuk proses pengeramannya," terang Prof Niken.

    Secara umum, semua telur memiliki struktur yang sama, yaitu kerabang, membran telur, putih telur (albumen), dan kuning telur (yolk) yang di dalamnya terdapat keping germinal.

    Dalam pemaparannya, Prof Niken menerangkan tentang telur penyu yang telah mendapatkan fatwa haram. "Kandungan kolesterol penyu itu tinggi. Jadi apabila ada yang bilang bahwa telur penyu itu menyehatkan, maka itu terbantahkan secara ilmiah. Telur penyu juga tidak memiliki cangkang yang keras sehingga berpeluang besar terkena kontaminasi kuman dari lingkungannya. Pada penyu, baik pada daging maupun telurnya ditemukan senyawa beracun PCB (Poly Chlorinated Biphenyl), dalam kadar 300 kali di atas ambang batas harian manusia (menurut WHO). Hal ini terjadi karena habitatnya tercemar merkuri maupun logam berat lainnya," tambahnya.

    Keputusan MUI memberikan fatwa haramnya telur dari binatang haram ini, masalahnya bukan hanya berdasarkan faktor keamanannya saja. Meskipun telur binatang haram yang dihasilkan oleh induk dan pejantan yang sehat dan berasal dari lingkungan hidup yang sehat, sebenarnya masuk kategori aman dikonsumsi, tetapi telur yang dihasilkan tersebut membawa materi genetik dari tetuanya (binatang haram). Maka tetap saja status telur tersebut adalah haram.

    "Telur yang dihasilkan dari tetua jantan maupun betina menurunkan materi genetiknya. Materi genetik inilah yang merupakan pertimbangan mendasar untuk memutuskannya. Selama telur itu mengandung materi genetik induknya, yang berasal dari binatang haram, maka tetap diputuskan sebagai produk yang haram" tutup Prof Niken (ipb.ac.id)

  • Prof Dr Ronny R Noor Bicara Artificial Meat, Benarkah Akan Jadi Masa Depan Kita?

    Menanggapi hebohnya pemberitaan terkait pemasaran daging buatan (artificial meat) dimana Singapura mengijinkannya secara komersil, Prof Ronny R Noor menyatakan bahwa isu daging buatan ini memang tidak dapat dikesampingkan.

    Menurut Guru Besar IPB University dari Fakultas Peternakan ini, fenomena ini terkait erat dengan pemenuhan protein hewani yang menjadi masalah nyata di masa depan. Pada tahun 2050, diperkirakan penduduk dunia akan mencapai 9 milyar orang.  Dengan tingkat produktivitas yang telah dicapai saat ini, dunia hanya mampu memberi makan untuk sekitar 8 milyar orang.

    Menurutnya, di tengah tekanan peningkatan penduduk dunia, industri peternakan harus meningkatkan produksi daging  sekitar 65 persen di tahun 2020 untuk memenuhi kebutuhan daging dunia.  "Jadi memang sangat wajar jika pemenuhan akan daging ini harus dilakukan tidak saja melalui sistem peternakan komersil yang ada saat ini  namun juga melalui berbagai alternatif lain seperti misalnya daging buatan,” ujarnya.

    Prof Ronny menyatakan bahwa isu terkait daging buatan bukanlah sesuatu yang baru. Era daging buatan dimulai pada tahun 1998 lalu ketika Jon Vein mempatenkan daging buatannya yang dikembangkan di laboratorium dengan menggunakan teknik kultur sel dan jaringan untuk tujuan konsumsi manusia.

    Sejak saat itu daging buatan mendapat perhatian dan teknologinya mengalami perkembangan yang pesat. Bahkan di tahun 2009, majalah TIME menjuluki daging buatan sebagai terobosan besar.
    Pada tahun 2013 lalu, perhatian dunia terpusat pada pengumuman keberhasilan pembuatan burger berbahan daging buatan pertama yang ditumbuhkan dengan menggunakan kultur jaringan di laboratorium dengan total biaya penelitian dan pengembangan mencapai US $300.000.  
    Keberhasilan ini tentunya membawa imajinasi masyarakat bahwa ke depan kemungkinan daging buatan ini akan dapat menggantikan peran daging tradisional yang didapat dengan cara beternak.

    “Perkembangan teknologi daging buatan memang sangat pesat. Sebagai contoh di tahun 2015 Maastricht University melakukan konferensi internasional pertama yang khusus membahas perkembangan teknologi daging buatan ini,” imbuhnya.

    Di tahun 2018 lalu, salah satu perusahaan bernama Meattable juga menyatakan akan memproduksi daging buatan secara komersil yang dikembangkannya melalui teknologi kultur jaringan asal tali pusar ternak.  Melalui pengamatan perkembangan teknologi, daging buatan umumnya dapat dikategorikan dalam empat kelompok, yaitu daging alternatif (alternative meat) yang umumnya dibuat dengan menggunakan sumber protein dari tanaman dan jamur atau yang disebut juga dengan mycoprotein.
    Kelompok kedua dinamakan daging substitusi (meat substitute) atau dikenal juga dengan in vitro meat yang dibuat berbasis pengkulturan sel dan jaringan di laboratorium.
    Kelompok ketiga melibatkan rekayasa blueprint genetik ternak untuk menghasilkan daging dengan spesifikasi tertentu yang biasanya disesuaikan dengan keinginan konsumen ataupun kebutuhan kesehatan.
    Kategori keempat didapat dengan cara melakukan cloning dengan menggunakan teknologi somatic cell cloning. Yaitu menggandakan ternak dengan cara mencopy ternak untuk menghasilkan ternak lainnya tanpa melalui teknik perbuahan alami untuk memproduksi daging dengan spesifikasi dan kualitas tertentu.

    Dalam pemenuhan kebutuhan daging dunia ini, menurut Prof Ronny, harus dicari alternatif lain disamping apa yang sudah dilakukan saat ini, termasuk mencari alternatif sumber protein lainnya. Seperti protein asal tanaman, jamur, ganggang dan juga serangga yang kesemuanya memiliki kandungan protein yang tinggi yang bermanfaat bagi kesehatan manusia.
    Lebih lanjut Prof Ronny mengemukakan bahwa sangat wajar jika banyak kalangan yang berpendapat bahwa keberadaan daging buatan dapat mengurangi risiko kita tertular penyakit dari ternak. Namun demikian, tetap harus diperhatikan dampak positif dan negative dari keberadaan teknologi ini.

    "Secara teoritis proses pembuatan daging buatan memang memerlukan kontrol proses dan lingkungan yang sangat ketat dan berdampak pada pengurangan tingkat kontaminasi dan bakteri pathogen yang ditularkan melalui makanan seperti Salmonella dan E. Coli.
    Namun demikian dalam melakukan kultur sel dan jaringan, dampak negatifnya tidaklah dapat seratus persen dikontrol secara pasti karena melibatkan proses biologi yang sangat kompleks. Oleh sebab itu sesuatu yang berdampak negatif dapat saja terjadi walaupun prosesnya sudah dikontrol secara ketat, " jelasnya.

    Menurutnya, kekhawatiran sel mengalami modifikasi melalui proses yang dinamakan epigenetic tetap saja dapat terjadi selama proses pengkulturan jaringan dan dapat saja berdampak negatif pada metabolisme dan kesehatan manusia.
    Terkait dengan kemungkinan beredarnya daging buatan di Indonesia, Prof Ronny berpendapat bahwa secara umum dapat dikatakan bahwa konsumen umumnya akan membeli daging dengan bentuk, warna dan tekstur yang sudah biasa dikonsumsi.  Oleh sebab itu akan menjadi tantangan tersendiri bagi produsen daging buatan untuk membuat daging buatan yang mirip dengan daging yang ada di pasaran.

    Tantangan lain yang akan dihadapi oleh daging buatan ke depan menurutnya adalah aturan dan sertifikasi yang harus secara jelas menyatakan bahwa daging buatan itu aman untuk dikonsumsi, tidak membahayakan kesehatan dan harus halal.

    Di pasaran, daging buatan harus dapat bersaing dengan daging tradisional dari segi penerimaan konsumen, rasa dan tekstur.  Sehingga menurutnya saat ini daging buatan berbasis protein tumbuhan masih sangat terbatas seperti misalnya untuk vegetarian.

    “Saat ini dunia peternakan yang lebih ramah lingkungan dan memperhatikan animal welfare memang menjadi keharusan.  Perkembangan teknologi peternakan ke depan mamang harus mengakomodasi isu ini,” jelasnya.

    Sebagai contoh, Uni Eropa di abad 21 mendatang akan menerapkan konsep agroecology dan industrial ecology dalam dunia peternakan. Melalui konsep ini, peternakan akan menggunakan hanya jenis ternak yang telah diseleksi dan dikembangkan selama ratusan tahun dan dinilai  cocok pada lingkungan peternakan dan juga sistem produksi yang akan diterapkan.
    Dengan visi baru ini diharapkan industri peternakan mendatang diharapkan akan lebih ramah lingkungan dan juga memperhatikan dengan baik animal welfare yang menjadi kunci industri peternakan masa depan.

    Arah perbaikan industri peternakan dalam menghasilkan susu, daging dan telur yang ramah lingkungan ini memang menjadi keharusan mengingat peternakan akan tetap menjadi tulang punggung dunia dalam pemenuhan akan protein hewani.
    Ke depan diperkirakan walaupun teknologi daging buatan akan terus berkembang dan tingkat penerimaan konsumen meningkat, namun peran daging tradisional tidak akan pernah tergantikan (ipb.ac.id)

  • Prof Irma Isfania Bagikan Tips Sajikan Yoghurt Probiotik dalam Berbagai Menu

    Dalam masa Work from Home (WFH) dan Study from Home (SFH) ini tentunya kita ingin memberikan makanan terbaik yang menyehatkan untuk keluarga. Apalagi dengan ancaman virus COVID-19, kesehatan tubuh kita perlu ditopang oleh makanan sehat yang menunjang imunitas tubuh. Salah satunya Yoghurt Probiotik.

    Pakar Yoghurt Probiotik yang juga dosen IPB University dari Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Prof Dr Irma Isnafia Arief SPt, MSi berikan tips menyajikan yoghurt probiotik dalam berbagai menu yang sehat dan tidak membosankan untuk keluarga.

    “Yoghurt probiotik bisa disajikan dalam berbagai menu. Contohnya yoghurt drink, es buah yoghurt, salad yoghurt probiotik, puding yoghurt probiotik, roti vla yogurt probiotik, cereal yoghurt probiotik, es pisang ijo yoghurt probiotik, kopi drip yoghurt probiotik, es krim yoghurt probiotik. Es krim ini bisa dibuat sendiri di rumah menggunakan alat ice cream maker,” ujarnya.

    Penyajian dalam berbagai menu ini dapat divariasikan setiap hari sehingga keluarga semakin suka dan tidak bosan mengkonsumsi yoghurt probiotik. Selain itu, seberapa wanita juga sangat menginginkan kulit wajah yang cerah dan glowing apalagi saat WFH.

    “Supaya tetap terlihat cantik maka yoghurt dapat dijadikan masker yang secara teratur diulaskan ke wajah. Selamat menikmati Yoghurt Probiotik yang menyehatkan dan menyajikannya untuk keluarga tercinta,” imbuhnya (ipb.ac.id)

  • Prof Irma Isnafia: Tingkatkan Imunitas Hadapi COVID-19 dengan Konsumsi Yoghurt Probiotik

    Di masa pandemi COVID-19 masyarakat dituntut untuk melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat. Salah satu cara agar terhindar dari COVID-19 adalah dengan cara menjaga stamina tubuh tetap kuat. Berbagai cara dilakukan untuk menjaga stamina tubuh tetap kuat, mulai dari berolahraga, berjemur serta konsumsi makanan beragam dan bergizi.

    Lalu, apakah anda pernah mencoba minum yoghurt probiotik? Nah minuman ini ternyata sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Guru Besar IPB University sekaligus Ketua Departemen llmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan Prof Dr Irma Isnafia Arief, SPt, MSi, ajak masyarakat untuk mengkonsumsi Yoghurt Probiotik.

    Yoghurt Probiotik ini merupakan hasil inovasi Prof Irma. Menurutnya yoghurt ini mengandung bakteri baik untuk saluran pencernaan dengan populasi bakteri baik lebih dari 1 juta/mililiter. Jika meminum sehari 100 mililiter Yoghurt Probiotik, maka manfaat kesehatannya adalah dapat meningkatkan imunitas tubuh, mampu menjaga stabilitas tekanan darah, mengurangi diare dan menekan bakteri jahat di saluran pencernaan.

    “Yoghurt probiotik juga merupakan minuman pendamping yang baik untuk penderita penyakit thypus, diabetes dan hyperkolesteromia karena beberapa jenis bakteri probiotik terbukti mampu mempunyai sifat fungsional tersebut. Minuman sehat selama masa Work From Home (WFH) mampu ikut menjaga kesehatan keluarga tercinta,” ujarnya. (ipb.ac.id)

  • Prof Muladno Ungkapkan Penerapan Sekolah Peternakan Rakyat Untuk Atasi Oversupply Perunggasan

    Diskusi terkait dengan kebijakan pangan selalu menimbulkan perdebatan panjang, khususnya mengenai urgensi swasembada pangan di Indonesia. Isu terkait swasembada daging masih terus bergulir baik terkait dengan daging sapi maupun unggas. Namun demikian, daging unggas terutama ayam negeri sudah mengalami surplus. Masalahnya, daging unggas rentan mengalami oversupply sehingga pengelolaannya agak sulit.  

    Menanggapi hal tersebut, dibutuhkan suatu kajian mendalam untuk membahas pengendalian oversupply perunggasan. IPB University bekerja sama dengan PATAKA (Pusat Kajian Pertanian Pangan dan Advokasi ) dan AIPI (Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia) menggelar Talkshow Daring Seri-4 dengan topik “Kebijakan Berbasis Evidence dalam Pengendalian Oversupply Perunggasan”,  (25/03).
    Talkshow tersebut menghadirkan beberapa ahli di bidang perunggasan dan juga pihak pemerintah.

    Dalam kesempatan tersebut, Prof Muladno Basar Guru Besar IPB University dari Fakultas Perternakan turut menyampaikan penerapan konsep Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) yang dinilai akan membantu para peternak kecil untuk bertahan hidup di industri perunggasan.  Ia menyebutkan bahwa secara makro, kondisi industri perunggasan saat ini cukup mengkhawatirkan. Penurunan harga ayam hidup telah berlangsung sekitar dua tahun terakhir dan makin diperparah oleh pandemi COVID-19. Di sisi lain, harga daging ayam tetap tinggi sehingga menyebabkan oversupply. Hal tersebut mengindikasikan ada sesuatu hal yang janggal sehingga peternak kecil sangat dirugikan.

    Dikatakannya, penampungan live bird untuk menyimpan unggas dalam bentuk hidup maupun beku juga belum ada kesiapan yang jelas. Padahal dengan adanya penampungan live bird akan membantu menurunkan harga daging ayam di pasaran.

    “Sehingga perlu ada kebijakan pemerintah yang lebih komprehensif, namun tidak harus selalu bergantung pada pemerintah dan juga bias ke peternak rakyat untuk tegaknya keadilan ekonomi,” ungkapnya.

    Berdasarkan data supply dan demand per tahun 2021, kejadian oversupply sudah hampir menyentuh setengah milyar ekor. Untuk membantu mengatasi masalah tersebut dan mendongkrak kesejahteraan peternak rakyat, ia menekankan pentingnya pengimplementasian SPR sebagai salah satu jalan yang dinilai efektif. Kegiatan tersebut berguna untuk membangun sinergi antara pemerintah, koperasi, perguruan tinggi (IPB University) dengan mitra bisnis yang kini masih dalam tahap perintisan.  

    “Jadi semua harus terikat, komitmen perguruan tinggi sebagai penyedia IPTEK serta menjaga independensi dan kredibilitas, sedangkan pemerintah kabupaten menjamin regulasi yang kondusif, lalu pemerintah pusat selalu mendukung kebutuhan koperasi untuk tetap bersatu, asalkan koperasi selalu komitmen,” urainya.

    Dengan begitu, menurutnya peternak kecil dapat mudah untuk menjalin kerjasama dengan berbagai vendor serta melakukan kegiatan  budidaya dan farm estate. Sehingga ada kesempatan untuk mengembangkan ekonomi, pendidikan dan rekreasi dengan dikawal oleh empat instansi. Sedangkan produk yang dihasilkan dapat berbentuk trading maupun langsung dijual ke pasaran.

    Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan yang diwakili Koordinator Unggas dan Aneka Ternak, Iqbal Alim menyebutkan bila pemerintah sendiri telah berupaya mengatasi oversupply dengan jalan cutting atau penyesuaian produksi. Pelaksanaan cutting tersebut dilakukan melalui pengawasan untuk memastikan pelaksanaannya sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP).

    Selain itu, dikatakannya, upaya perlindungan peternak UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) dilakukan dengan merujuk kepada Permentan No. 13 Tahun 2017 tentang Kemitraan Usaha Peternakan. "Dengan didukung model kerjasama yang bersifat saling ketergantungan dimana perusahaan terintegrasi memberikan jaminan terhadap kelompok peternak untuk menciptakan harga pasar yang sesuai, " jelasnya (ipb.ac.id)

  • Prof Nahrowi: Beternak di Pekarangan Bisa Jadi Obat Anti Stres Saat WFH

    Berdiam diri di rumah saat Work From Home (WFH), seringkali membuat orang merasa bosan dan stres. Namun hal itu tidak berlaku bagi guru besar IPB Univerity satu ini. Prof Dr Ir Nahrowi, MSc Guru Besar Fakultas Peternakan IPB University menjalani WFH dengan cara mengasyikkan. Ya, dengan beternak, Prof Nahrowi meyakini bisa menjadi obat anti stres yang mujarab.

    “Bukan tidak mungkin beternak di tengah kondisi pandemi ini. Di belakang rumah saya alhamdulillah sudah ada beberapa hewan ternak sejak sebelum adanya COVID-19. Saya pelihara hewan sejak 10 tahun lalu.  Pertama yang saya pelihara adalah ternak kelinci dan ikan lele. Alhamdulillah terus berkembang.  Kini, sudah lebih dari 14 jenis hewan,” tutur Prof Nahrowi.

    Keempat belas hewan tersebut, secara umum Ia bagi menjadi hewan pemakan bijian dan pemakan hijauan. Hewan pemakan hijauan seperti sapi, domba, kambing, kelinci, marmut dan menyusul kuda. Sementara sisanya, untuk pemakan bijian, Prof Nahrowi memelihara ayam layer dan ayam kate, angsa, entok, kalkun, burung dara, burung tekukur, burung puter, burung perkutut, ikan lele dan nila. Ia juga memelihara kucing, sugar glider dan hamster sebagai hewan kesayangan.

    Dibantu dua orang pekerja, hewan-hewan tersebut dipelihara Prof Nahrowi dengan sistem pertanian terintegrasi. Selain beternak, di belakang rumahnya juga terdapat beberapa kolam serta lahan pertanian yang ditanami sayur-sayuran seperti pohon melinjo, pohon salam, kangkung, bayam, daun-daun lalapan, kunyit, jahe dan sebagainya. Ia juga menanam buah-buahan seperti jambu biji merah, jambu air, jambu bol, rambutan, mangga, pisang, jambu mete, markisa, matoa, timbul, petai dan pohon kelapa serta beberapa tanaman obat-obatan.

     

  • Prof Ronny R Noor Bicara tentang Keunikan Ayam Kapas

    Ayam kapas atau yang dikenal dunia sebagai Silkie Chicken memang memiliki penampilan yang sangat unik. Berbeda dengan ayam pada umumnya, ayam kapas memiliki bulu yang lembut dan halus menutupi seluruh tubuhnya. 

    Menurut Prof Ronny Rachman Noor, Guru Besar Fakultas Peternakan IPB University, hasil penelitian menunjukkan bahwa ayam kapas ini memang merupakan hasil seleksi yang sudah dilakukan ribuan tahun lamanya. Sehingga menghasilkan breed tersendiri yang sangat unik.

    “Menurut catatan sejarah, ayam kapas ini berasal dari Tiongkok yang dibiakkan dan diseleksi di jaman kekaisaran Han sekitar tahun 200 SM. Dari Tiongkok, ayam kapas yang dikenal sebagai WU GU JI atau ayam hitam ini menyebar ke seluruh dunia menjadi ayam yang sangat unik. Pada abad ke-13, Marcopolo penah menyinggung ayam kapas ini di dalam catatan perjalanannya, menyebutnya sebagai furry chickens,” ungkap Prof Ronny.

    Prof Ronny juga menjelaskan, bulu yang lembut yang menyerupai kapas ini telah diteliti. Ternyata disebabkan oleh adanya gen resesif yang dinamakan gen hookless yang berada di kromosom No 3. 

    “Terjadi mutasi gen pada ayam kapas yang melibatkan proses transversi atau pertukaran basa C (sitosin) ke G (guanin) yang terletak di upstream gen PDDSS2 atau prenyl (decaprenyl) diphosphate synthase. Sehingga aktivitas gen PDDSS2 ini menurun selama perkembangan dan pertumbuhan bulu,” jelasnya.

    Akibatnya, lanjutnya, semua ayam kapas memiliki genotipe yang sangat khas. Yaitu gen khusus yang menyebabkan bulu lembut dan halus seperti kapas yang menutupi hampir seluruh tubuhnya kecuali paruh. Beberapa ayam kapas juga memiliki jambul.

    Tidak hanya itu, katanya, ayam kapas ini juga unik karena kulitnya yang hitam, seperti yang kita temui pada ayam Kedu. Kulit hitam ini dipengaruhi oleh gen melanotik (Fibromelanosis) yang bersifat dominan. Paruhnya juga berwarna hitam kebiruan dengan warna mata hitam. Jengger ayam ini biasanya sangat kecil dengan kaki berwarna biru pucat. Selain itu, ayam kapas memiliki jari kelima.

    “Ayam kapas, yang bobotnya relatif lebih rendah daripada ayam lainnya, umumnya memiliki karakter yang jinak dan dapat mengerami telurnya sendiri. Biasanya, ayam ini bertelur tiga butir saja dalam satu minggu. Dengan penampilannya yang unik dan warnanya yang menawan, ayam kapas banyak dipelihara sebagai ternak hobi juga ternak komersil untuk menghasilkan telur dan daging,” imbuhnya.

    Di Jepang, tuturnya, harga telur ayam kapas ini cukup mahal. Ini karena kekhasan kuning telurnya yang berwarna oranye terang akibat pemberian pakan yang khas, termasuk penambahan rempah-rempah ke dalam pakannya. Warna dan rasa yang khas ini menjadikannya hidangan yang istimewa jika dimakan dengan nasi.

    Menurutnya, pemeliharaan ayam kapas umumnya dilakukan secara free ranch, sehingga membuat dagingnya kaya akan aroma yang menggugah selera. Hal ini menyebabkan banyak yang mempercayai bahwa daging ayam kapas memiliki khasiat khusus bagi kesehatan. Biasanya sebagai obat tradisional peningkat stamina tubuh karena mengandung protein, vitamin dan antioksidan yang tinggi.

    “Biasanya, daging ayam kapas ini secara tradisional dimasak sebagai sup atau dimasak dalam hot pot dengan panas rendah dan waktu pemasakan yang lama. Dan dengan memadukan berbagai rempah-rempah seperti ginseng, jahe, kurma dan sebagainya. Sehingga menghasilkan menu yang sangat khas dan tentunya harganya cukup mahal,” ujarnya,

    Ia menambahkan, perpaduan antara bumbu dan rempah yang berkhasiat dengan daging ayam kapas yang hitam inilah yang menciptakan cita rasa yang khas dan dipercaya memiliki khasiat bagi kesehatan sebagai bagian dari obat tradisional (ipb.ac.id)

  • Prof Ronny Rachman Noor Berikan Pesan Agar Berhati-hati Soal Fenomena Penularan COVID-19 ke Hewan

    Prof Ronny Rachman Noor, Guru Besar IPB University, Geneticist dan Pemerhati Pendidikan dan Kebudayaan menyebutkan COVID-19 mulai menulari hewan.  Ia mengamati bahwa sampai saat ini para ilmuwan mengatakan tidak ada bukti bahwa hewan memainkan peran penting dalam menyebarkan penyakit kepada manusia. "Namun data di lapangan menunjukkan bahwa telah terjadi penularan COVID-19 pada berbagai spesies di seluruh dunia seperti anjing, kucing, kera dan cempelai (mink), " jelasnya.

    Kasus penularan COVID-19 pada kucing dan anjing telah dilaporkan di beberapa negara. Kasus pertama positif COVID-19 di dunia pada anjing dilaporkan terjadi di Hongkong, sedangkan kasus pertama kucing yang dites positif terjadi di Inggris pada bulan Juli 2020 lalu.

    Kasus pertama yang terjadi di Amerika terjadi pada seekor harimau di Kebun Binatang Bronx di New York. Belakangan dinyatakan bahwa delapan gorila di Kebun Binatang San Diego di California positif COVID-19. Diduga hewan tersebut sakit setelah terpapar oleh penjaga kebun binatang yang terinfeksi COVID-19.

    “Masalah yang lebih serius terjadi pada cempelai (mink) yang merupakan hewan semi akuatik yang dibudidayakan untuk diambil bulunya. Beberapa negara telah melaporkan infeksi pada mink dan dalam beberapa kasus sangat parah dan mengalami kematian,” ujarnya.

    Angka penularan terbesar pada mink terjadi di Denmark yang menyebabkan negara ini mengambil keputusan untuk memusnahkan jutaan hewan dan menutup industri peternakan mink ini sepenuhnya hingga tahun 2022.

    Hal yang paling mengkhawatirkan menurut Prof Ronny adalah adanya bukti  bahwa cempelai telah menularkan virus yang telah bermutasi kembali ke manusia.  Dari berbagai kasus yang telah dilaporkan penularan ini diduga terjadi dari manusia ke hewan peliharaan, namun jika di kemudian hari terjadi penularan kembali dari hewan ke manusia dengan varian virus hasil mutasi maka pandemi korona ini akan semakin sulit untuk dikendalikan.

    Penularan virus COVID-19, yang bukan tidak mungkin akan meluas ini, juga memberikan sinyal lampu merah bagi hewan-hewan langka seperti gorilla dan hewan langka lainnya, karena dapat menjadikan hewan yang sudah bertatus langka ini akan semakin langka.

    “Para ahli juga khawatir bahwa, jika virus menyebar luas di antara hewan, virus varian baru hasil mutasi dapat muncul. Secara teori, varian ini diprediksi resisten terhadap vaksin yang saat ini sedang diluncurkan di seluruh dunia,” terangnya.

    Pertanyaan terbesar yang muncul adalah apakah perlu dikembangkan vaksin khusus untuk hewan agar rantai penularan ini tidak semakin panjang dan dapat segera diputus?

    Kekhawatiran akan terjadi penularan kembali dari hewan ke manusia dengan virus yang telah mengalami mutasi memunculkan pemikiran diperlukannya vaksin COVIDd-19 khusus untuk hewan.

    Hal ini menurutnya diperlukan tidak saja untuk memutus rantai penularan antar manusia ke hewan dan antara hewan, namun juga mengantisipasi penularan balik dari hewan ke manusia. Perlu diketahui bahwa virus yang telah mengalami mutasi pada hewan jika menular kembali pada manusia diperkirakan daya tularnya akan lebih cepat dan lebih berbahaya.

    “Rusia tercatat sebagai negeri pertama di dunia yang berhasil mengembangkan dan memproduksi vaksin COVID-19 khusus untuk hewan dan telah disetujui penggunaannya bulan ini. Vaksin yang diproduksi Rusia ini dinamakan Carnivak-Cov yang dapat digunakan pada anjing, kucing, mink, rubah serta hewan lainnya,” tuturnya.

    Hasil uji klinis vaksin ini telah dilakukan pada bulan Oktober tahun lalu dan menghasilkan antibodi 100 persen pada semua hewan yang divaksin. Jenis vaksin khusus untuk hewan juga telah dikembangkan oleh perusahaan farmasi Amerika, Zoetis, sejak tahun lalu. Vaksin yang dihasilkan dinilai aman dan efektif pada kucing dan anjing. Vaksin ini juga telah diujicobakan pada gorilla.

    Hasil ujicoba pada Orangutan dan Bonobo tidak menimbulkan reaksi negatif dan akan segera diuji antibodinya. Dengan adanya penularan dan penyebaran COVID-19 pada hewan ini ke depan diperkirakan disamping pengembangan vaksin untuk manusia juga akan dikembangkan secara luas vaksin khusus untuk hewan.

    Apa yang harus kita lakukan?  “Sebagaimana yang terjadi kasus pada manusia, sambil menunggu pengembangan vaksin khusus untuk hewan, maka protokol kesehatan juga harus diterapkan jika kita berdekatan dengan hewan. Hal tersebut diperlukan untuk mengurangi penularan baik dari manusia hewan peliharaan dan hewan liar ataupun penularan sebaliknya dari hewan ke manusia,” terangnya.

    Apabila situasinya memungkinkan, anjing peliharaan dapat saja diberi kesempatan untuk keluar ke taman rumah.  “Jika kita memiliki anjing yang sudah terbiasa keluar rumah dan perlu diajak jalan-jalan di sekitar rumah, maka sebaiknya agar tidak terlalu banyak keluar rumah. Jika keluar rumag, maka waktunya disesuaikan dengan jadwal olahraga kita dengan tetap menjaga jarak dengan orang lain sesuai dengan protokol kesehatan yaitu minimal dua meter,” imbuhnya.

    Namun sebaliknya untuk kucing, sebaiknya dikurung di dalam ruangan saja. Sesekali jika memiliki kesempatan kucing dapat keluar rumah sebentar dan usahakan kucing kita tidak berinteraksi dengan kucing lainnya.

    “Di samping itu kita juga harus secara rutin membersihkan tempat makanan dan minuman setiap hari, demikian juga dengan tempat kotorannya. Saat membersihkan peralatan ini gunakan masker dan cuci tangan dengan menggunakan sabun yang mengandung disinfektan setelah selesai mencuci. Hal lain yang juga harus diperhatikan adalah jika kita sedang sakit lakukan pembatasan kontak dengan hewan peliharaan kita,” tambahnya (ipb.ac.id)

  • Prof Sumiati: Telur Itik Fungsional Tingkatkan Imun Tubuh

    Pada kondisi pandemi Covid-19saat ini, imun tubuh harus kuat. Salah satu solusi dan yang paling utama adalah mengkonsumsi makanan yang dapat mendukung atau meningkatkan  imunitas tubuh. Telur itik fungsional merupakan salah satu pangan yang sangat baik dikonsumsi untuk meningkatkan imunitas tubuh.  

    "Telur itik fungsional adalah telur yang telah didesain melalui rekayasa nutrien pakan untuk menghasilkan telur dengan kandungan nutrien/zat nutrisi tertentu lebih tinggi atau lebih rendah dari telur asalnya.  Hal ini bertujuan untuk mendukung kebutuhan konsumen akan zat gizi yang diperlukan untuk hidup sehat, yang dimulai dari imun yang kuat," kata Prof Dr Sumiati dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Rabu (6/5).

    Prof Sumiati adalah dosen Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan (INTP) yang juga Dekan Fakultas Peternakan IPB Universitysebagai peneliti itik fungsional.  Ia menyebutkan, telur itik ini tinggi antioksidan, tinggi vitamin A, tinggi asam lemak omega 3 dan rendah kolesterol. “Selain itu, yang paling utama adalah telur itik ini mengandung protein dan asam asam amino esensial berkualitas tinggi,” ujarnya.  

    Kandungan nutrien telur itik fungsionaladalah 12,81 persen protein,  13,77 persen lemak, 5,10 persen omega 3 dari total asam lemak, 10,18 persen omega 6 dari total asam lemak, rasio omega 3 : omega 6 adalah 1:3. Kandungan vitamin A sebesar 1675 IU per 100 gram telur, mengandung 7,63 miligram kolesterol per gram kuning telur (lebih rendah dari telur itik pada umumnya). “Di samping itu, telur itik ini juga mengandung banyak vitamin dan mineral yang sangat diperlukan tubuh,” tuturnya.

    Kenapa telur itik fungsional dapat meningkatkan imun tubuh? Menurut Prof Sumiati,  protein dan asam amino sangat diperlukan untuk pertumbuhan jaringan dan memperbaiki sel-sel yang rusak dalam tubuh, pengaturan imun tubuh, bahan pembuat enzim, bahan pembuat hormon. Berbagai jenis protein dalam telur berfungsi sebagai antimikroba, anti bakteri pathogen dalam saluran pencernaan, sehingga memperkuat imunitas tubuh. Ada beberapa jenis protein yang dikandung telur (lysozyme, cystatin, ovomucin, ovotransferrin), selain berfungsi sebagai anti bakteri, juga sebagai anti virus.  

    "Kedua, manfaat asam lemak omega 3 di antaranya adalah untuk meringankan gejala depresi, mencegah kerusakan otak seperti demensia pada lansia, untuk perkembangan otak pada anak-anak, meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) untuk mencegah plak pada pembuluh darah," ujarnya.

    Prof Sumiati menambahkan bahwa kandungan vitamin A yang tinggi dalam telur itik fungsional sangat diperlukan untuk menjaga fungsi penglihatan, memperkuat sistem imun, menjaga kesehatan tulang. “Dan masih banyak lagi manfaat zat nutrisi yang ada dalam telur itik untuk meningkatkan imunitas tubuh,” tuturnya. (republika.co.id)

  • Prof Sumiati: Telur Itik Fungsional Tingkatkan Imun Tubuh Di Kala Pandemi COVID-19

    Pada kondisi pandemi COVID-19 saat ini, imun tubuh harus kuat. Salah satu solusi dan yang paling utama adalah mengkonsumsi makanan yang dapat mendukung atau meningkatkan  imunitas tubuh. Telur itik fungsional merupakan salah satu pangan yang sangat baik dikonsumsi untuk meningkatkan imunitas tubuh.  

    "Telur itik fungsional adalah telur yang telah didesain melalui rekayasa nutrien pakan untuk menghasilkan telur dengan kandungan nutrien/zat nutrisi tertentu lebih tinggi atau lebih rendah dari telur asalnya.  Hal ini bertujuan untuk mendukung kebutuhan konsumen akan zat gizi yang diperlukan untuk hidup sehat, yang dimulai dari imun yang kuat," kata Prof Dr Sumiati, dosen Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan (INTP) yang juga Dekan Fakultas Peternakan IPB University sebagai peneliti itik fungsional.  

    Telur itik ini tinggi antioksidan, tinggi vitamin A, tinggi asam lemak omega 3 dan rendah kolesterol. Selain itu, yang paling utama adalah telur itik ini mengandung protein dan asam asam amino esensial berkualitas tinggi.  

    Kandungan nutrien telur itik fungsional adalah 12,81 persen protein,  13,77 persen lemak, 5,10 persen omega 3 dari total asam lemak, 10,18 persen omega 6 dari total asam lemak, rasio omega 3 : omega 6 adalah 1:3. Kandungan vitamin A sebesar 1675 IU per 100 gram telur, mengandung 7,63 miligram kolesterol per gram kuning telur (lebih rendah dari telur itik pada umumnya). Di samping itu, telur itik ini juga mengandung banyak vitamin dan mineral yang sangat diperlukan tubuh.

    Kenapa telur itik fungsional dapat meningkatkan imun tubuh? Menurutnya protein dan asam amino sangat diperlukan untuk pertumbuhan jaringan dan memperbaiki sel-sel yang rusak dalam tubuh, pengaturan imun tubuh, bahan pembuat enzim, bahan pembuat hormon. Berbagai jenis protein dalam telur berfungsi sebagai antimikroba, anti bakteri pathogen dalam saluran pencernaan, sehingga memperkuat imunitas tubuh. Ada beberapa jenis protein yang dikandung telur (lysozyme, cystatin, ovomucin, ovotransferrin), selain berfungsi sebagai anti bakteri, juga sebagai anti virus.  

    "Kedua, manfaat asam lemak omega 3 diantaranya adalah untuk meringankan gejala depresi, mencegah kerusakan otak seperti demensia pada lansia, untuk perkembangan otak pada anak-anak, meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) untuk mencegah plak pada pembuluh darah," ujarnya.

    Prof Sumiati menambahkan bahwa kandungan vitamin A yang tinggi dalam telur itik fungsional sangat diperlukan untuk menjaga fungsi penglihatan, memperkuat sistem imun, menjaga kesehatan tulang. Dan masih banyak lagi manfaat zat nutrisi yang ada dalam telur itik untuk meningkatkan imunitas tubuh (ipb.ac.id)

  • Proses Pelayuan untuk Tingkatkan Mutu Daging Sapi

    Untuk meningkatkan kualitas daging sapi, maka sebaiknya setelah proses penyembelihan, dilakukan langkah pelayuan (aging). Hal itu disebabkan sapi yang telah mengalami proses penyembelihan, dagingnya akan mengalami fase rigor mortis, yakni daging akan menjadi lebih keras, kaku dan alot. Jika tidak dilakukan pelayuan dan langsung didistribusikan ke konsumen, akan menyebabkan penurunan kualitas daging tersebut.

    Untuk menghindari atau menghilangkan daging dari fase rigor mortis ini, maka dilakukan upaya pelayuan dimana daging dibiarkan menyelesaikan proses rigornya sendiri dalam penyimpanan. Proses pelayuan tersebut dilakukan dengan penyimpanan daging pada beberapa waktu tertentu dengan tujuan tertentu.

    Umumnya daging dibiaskan dilayukan dalam bentuk karkas maupun setengah karkas. Proses penyimpanan karkas dilakukan pada suhu 0°C – 4°C selama minimal 18 jam untuk menyempurnakan proses biokimia daging yang berupa rigormortis. Manager Produksi PT Cianjur Arta Makmur (Widodo Makmur Group) Mukhlas Agung Hidayat S,Pt mengatakan, rigormortis merupakan proses biokimiawi otot dimana secara umum juga disebut pergantian fase otot menjadi daging. Ia mengatakan hal itu dalam dalam pelatihan online bertema “Penerapan Kesejahteraan Hewan pada Rantai Pasok Sapi Potong” yang diselenggarakan oleh Forum Logistik Peternakan Indonesia (FLPI) dan Fakultas Peternakan IPB pada 13-14 Mei 2020.

    Mukhlas memaparkan, dalam proses rigormotis, terjadi penurunan pH akibat proses glikolisis anaerob, menghasilkan asam laktat. pH normal daging setelah pelayuan adalah 5,3-5,7. Terdapat tiga fase rigormotis, yakni fase pre rigor, fase rigormotis, dan fase pasca rigor. Pada fase pre rigor, terjadi fase glikolisis anaerob, yang berlangsung pada waktu 4-8 jam -hingga glikogen habis. Fase ini ditandai dengan masih bergeraknya otot.

    Setelah itu memasuki tahap rigormortis, yang ditandai dengan terjainya kekakuan pada otot, saat energi hasil glikolisis habis dan aktomiosin terkunci. Fase ini terjadi dalam tempo 8-12 jam. Adapun pada fase pasca rigor, merupakan fase dimana enzim katepsin (akibat kondisi asam pH 5,3-5,7) mulai bekerja untuk melunakkan daya ikat jaringan serat daging. Fase ini berlangsung pada jam ke-15 hingga jam ke 20 (livestockreview.com)

  • Rektor IPB Paparkan Tani Center di Depan Ilmuwan Peternakan Indonesia

    Tani Center Institut Pertanian Bogor (IPB) adalah unit baru yang dibangun untuk membantu para petani dalam memecahkan persoalan pertanian dalam arti luas. Tani Center IPB didirikan agar mendekatkan para petani, peternak, pembudaya ikan dan stakeholder lainnya, agar informasi dari IPB dapat terhubung dengan baik dan langsung dirasakan manfaatnya untuk kepentingan dan kesejahteraan para petani secara menyeluruh. Hal ini disampaikan Rektor IPB, Dr. Arif Satria saat memberikan sambutan dalam Seminar Nasional Peternakan Era Industri 4.0 Menuju Peternak Berdaulat dan  Kongres ke-3 HILPI, di IPB International Convention Center (IICC), Bogor (11/1).

    Rektor menegaskan bahwa program Tani Center ini berada di bawah naungan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB. “Teknisnya nanti petani, peternak, nelayan perikanan tangkap maupun budidaya dapat datang ke Tani Center IPB untuk mendapatkan informasi serta konsultasi gratis kepada para pakar terkait usaha pertanian yang dijalankannya,” imbuhnya.

    Selain itu, menanggapi konsep peternakan di era revolusi industri 4.0, Dr. Arif mengatakan peternakan 4.0 merupakan konsekuensi dari hadirnya revolusi industri yang menuntut semua pihak untuk menyesuaikan perkembangan peternakan dengan teknologi.

    “Seminar ini sangat penting sekali dalam rangka IPB untuk berkontribusi pada peternak dan masyarakat, karena IPB mempunyai visi untuk menghasilkan technosociopreneur,”ujarnya.

    Dalam seminar yang digelar oleh LPPM IPB dan Himpunan Ilmuwan Peternakan Indonesia (HILPI) ini juga membahas peran Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) dalam melatih masyarakat agar memiliki kemampuan tinggi dalam beternak. Ketua SPR LPPM IPB sekaligus Ketua Umum HILPI, Prof. Muladno menyampaikan bahwa LPPM IPB ingin menularkan konsep SPR IPB ini kepada perguruan tinggi lain.

    “SPR sudah diakui oleh banyak pihak bahwa SPR benar-benar memberikan manfaat pada peternak. Jadi kalau IPB jalan sendiri untuk mengembangkan SPR, itu tidak bagus. Sehingga IPB ingin merangkul seluruh perguruan tinggi yang ada di Indonesia untuk bahu-membahu mengembangkan SPR IPB ini ke peternak di Indonesia, karena jumlah peternak yang ada sekarang jutaan. Jadi intinya, IPB ingin menularkan konsep SPR dengan baik ke semua perguruan tinggi,” tuturnya.

    Ia menambahkan, peternak di era revolusi industri 4.0 harus diajari cara mendata ternakmya dengan baik. Untuk itu, peran SPR sangat membantu bagi peternak. Mereka berhimpun dalam wadah yang satu, managernya juga satu semua dikelola dalam satu data base, sehingga data itu dapat bermanfaat untuk kepentingan semua. “Jadi untuk bisa ke era industri 4.0, semua peternak yang ada harus “berjamaah”  dalam artian peternak harus satu wadah kesatuan yang kelompok dan utuh yaitu SPR,” tandasnya. (ipb.ac.id)

  • Saatnya Terapkan Sistem Cold Chain untuk Daging Berkualitas

    Produk hewan merupakan salah satu sumber pangan yang kaya akan protein yang dibutuhkan untuk membangun masyarakat yang sehat dan cerdas. “Namun demikian, produk pangan asal hewan merupakan salah satu produk yang dikategorikan sebagai produk yang mudah rusak dan berpotensi membawa bahaya bagi kesehatan konsumen. Oleh karena itu harus diperhatikan penanganan kesehatan daging mulai dari hulu sampai ke hilir melalui rantai suplai yang cukup panjang dengan  baik, sehat dan berkualitas,” kata Wakil Dekan Bidang Sumberdaya, Kerjasama dan Pengembangan, Fakultas Peternakan  Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr. Rudy Afnan.

    Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB) bekerjasama dengan Forum Logistik Peternakan Indonesia (FLPI) dan  Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia (ARPI) mengadakan pelatihan dengan tema "Logistik Rantai Dingin pada Daging  dan  Kunjungan ke Cold Storage”, Kamis-Jum’at (21-22/2) di Kampus IPB Dramaga, Bogor.

    Lebih lanjut Dr. Rudy menyampaikan, tujuan kegiatan ini adalah sebagai bentuk edukasi dan sosialisasi dalam penanganan daging beku yang sehat dan berkualitas, sehingga diperlukan pelatihan atau sosialisasi tentang  cara dan langkah  penerapan rantai dingin pada daging beku serta prospek usahanya bagi para pemangku kepentingan yang berminat. Maka produk pangan asal hewan selain harus dipikirkan ketersediaanya, juga harus ditangani dengan baik untuk dapat menjadi bermanfaat dan terjamin sehat dan aman untuk dikonsumsi.
     
    Dr. Rudy menambahkan, kemampuan pengelolaan cold chain diperlukan untuk menghindari kerugian yang tinggi akibat kerusakan produk hasil ternak, serta untuk mempertahankan mutu produk yang semakin menjadi tuntutan dalam era globalisasi. “Salah satu sarana penyimpanan yang harus tersedia untuk menjaga mutu komoditas perishable adalah cold storage. Sistem cold chain ini juga mampu menjaga supply daging sepanjang tahun ketika angka produksi relatif stabil dan dapat diprediksi. Jika produksi berlebih, surplusnya dapat disimpan beku dan dikeluarkan saat permintaan meningkat,” kata Dr. Rudy.
     
    Harapannya dengan pelatihan ini dapat meningkatkan kemampuan pengelolaan cold chain atau rantai daging pada produk daging sehingga menghasilkan  daging beku yang sehat dan berkualitas bagi kepentingan konsemen.
     
    Sementara narasumber dari Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan (IPTP) Fapet IPB,  Prof. Dr. Irma Isnafia Arief menjelaskan mengenai supply chain produk daging sapi. Daging bukan hanya komoditas pertanian yang punya nilai ekonomi, melainkan juga esensial bagi pemenuhan kebutuhan gizi rakyat Indonesia, terutama generasi muda bangsa. Namun, kepedulian konsumen akan kesehatan daging masih belum terbangun dengan baik dan benar. Daging sehat adalah daging yang berasal dari pola budidaya ternak yang sehat, tidak mencemari lingkungan, dan disembelih secara manusiawi.

  • Seputar Mitos Daging Kambing Penyebab Darah Tinggi

    Ronny Rachman Noor

    Daging kambing memang bak sebilah pisau memiliki dua sisi yang melegenda.  Di satu sisi daging kambing dipercaya oleh banyak orang terutama para  laki laki sebagai peningkat libido  sex sehingga tentunya banyak penggemarnya, namun di sisi lain dijadikan kambing hitam sebagai biang kerok penyebab darah tinggi dan tentunya banyak yang menghindari mengkonsumsinya.

    Rumor terkait khasiat dan efek samping daging kambing memang sudah sangat meluas. Sebagai  contoh  tekait sebagai peningkat libido  banyak orang yang secara psikis percaya sehingga sangat bersemangat menyantap sate dan sop kambing terutama dengan embel embel kambing muda.

    Warung sate dan sop kambing muda banyak penggemarnya. Kali ini saya hanya membahas satu sisi saja yaitu mitos terkait daging kambing  sebagai biang kerok penyebab darah tinggi.

    Jika kita tengok  kembali sejarah,   di Jepang dan di wilayah lainnya di Asia orang mulai mengkonsumsi daging kambing di era selepas perang dunia II (1945-1965) yang pada periode tersebut terjadi kekurangan pangan.

    Sebelumnya periode waktu ini daging kambing lebih dipandang sebagai makanan yang difungsikan untuk pengobatan  atau merupakan bagian dari budaya dan dikonsumsi di wilayah tertentu

    Daging kambing memang banyak disajikan dan dikonsumsi untuk perayaan hari besar, hari besar keagamaan, pesta, ataupun sebagai bagian dari tradisi kumpul kumpul keluarga dan handai taulan.

    Penyebab  darah tinggi memang belum dapat dipastikan karena hasil penelitian menunjukkan bahwa 90% dari penderita darah tinggi disebabkan oleh faktor keturunan dan dikombinasikan dengan faktor lingkungan seperti misalnya kegemaran mengkonsumsi makanan yang berlemak dan  mengandung garam tinggi dan juga stress

    Perbandingan Nilai Gizi

    Sebagaimana halnya dengan daging lainnya, daging kambing mengandung protein dan lemak. Ditinjau dari segi nilai gizinya, daging kambing mengandung asam amino esensial dan non esensial.  Daging kambing mengandung taurin, karnitin dan inosin yang tinggi yang sangat penting bagi kesehatan.

    Lemak daging kambing mengandung sekitar 50% lemak  jenuh dan 50% lemak tidak jenuh dengan level asam oleic (C18-1) yang tinggi.

    Dibandingkan dengan nilai gizi daging lainnya, daging kambing lebih baik dari daging sapi dan daging  ayam.

    Kalori dan Kolesterol

    Nilai kalori dalam 100 gram daging kambing hanya mengandung sekitar 109 kalori yang jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan daging sapi (250 kalori) dan daging ayam (195 kalori).

    Demikian juga kandungan kolesterol daging kambing per 100 gram hanya 57 mg sementara kandungan kolesterol daging sapi 89 mg dan ayam 83 mg per 100 gramnya.

    Lemak

    Dalam 100 mg daging kambing hanya mengandung 2,3 gram lemak total sementara daging sapi kandungan lemak totalnya dapat mencapai 15 gram dan ayam mencapai 7,5 gram.

    Hal ini berarti mengkonsumsi 1 porsi daging kambing (100 gram)  hanya memenuhi 4% dari kebutuhan lemak berdasarkan perhitungan nilai 2000 kalori yang diperlukan per harinya.

    Protein

    Dalam hal kandungan dan kualitas protein daging kambing  hampir sama dengan daging sapi dan ayam karena protein total daging kambing 20 gram sementara daging sapi 25 gram dan ayam 30 gram untuk setiap porsinya.

    Jadi jika kita mengkonsumsi 1 porsi daging kambing (100 g) maka dapat memenuhi kebutuhan 50% kebutuhan protein harian kita.

    Penyebab darah Tinggi?

    Untuk menjawab pertanyaan ini marilah kita membandingkan kandungan lemak jenuhnya.

    Kita memang disarankan untuk menghindari mengkonsumsi daging merah secara berlebihan karena mengandung lemak jenuh yang tinggi yang akan berakibat pada peningkatan kolesterol dan memicu penyakit jantung.  Oleh sebab itu sebagai patokan konsumsi lemak jenuh setiap hari kita tidak melebihi 20 gram per harinya.

    Pada setiap 100 g daging sapi dan ayam masing masing mengandung lemah jenuh (saturated fat) sebanyak 6 gram dan 2,5 gram, sementara itu kandungan lemak  jenuh pada setiap 100 gram daging kambing hanya 0,71 gram. Jadi kandungan lemak jenuh daging kambing jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan daging sapi dan daging ayam.

    Sebaliknya daging kambing lebih kaya akan lemak tidak jenuhnya (unsaturated fat) jika dibandingkan dengan daging sapi dan daging ayam  karena mengandung sekitar 1 gram per 100 gram daging kambing.  Lemak tidak jenuh ini merupakan golongan lemak yang bersahabat karena membantu menyeimbangkan kadar kolesterol darah, mengurangi imflamasi dan menstabilkan denyut jantung.

    Tekanan darah tinggi yang naik setelah mengkonsumsi daging kambing lebih disebabkan karena kesalahan dalam teknik memasaknya.

    Kita tentunya sudah banyak mengetahui bahwa sebelum dimasak daging kambing seringkali digoreng terlebih dulu sebelum diproses lebih lanjut, atau dipanggang ketika membuat sate dan kambing guling.

    Kebiasaan  memasak  menggoreng dan memanggang  ini tentunya akan meningkatkan jumlah  kalori  masakan yang kita buat karena memerlukan tambahan minyak, mentega yang akan menjadi lemak dan diserap oleh daging kambing.

    Panas yang dihasilkan dengan cara menggoreng dan memanggang ini akan menyebabkan daging kambing kehilangan kandungan airnya yang digantikan dengan lemak yang berasal dari minyak yang digunakan dalam memasaknya.

    Penyerapan lemak oleh daging kambing ini ketika dimasak dengan cara yang salah akan menyebabkan makanan yang dibuat ini mengandung kalori lebih tinggi.  Menurut hasil penelitian peningkatan kalori akibat daging kambing dimasak dengan cara menggoreng terlebiih dulu atau memanggangnya dapat mencapai 64%.

    Jika kita terbiasa mengkonsumsi daging kambing dengan cara memasak seperti ini maka kalori tinggi  dari lemak yang masuk ke dalam tubuh kita akan menumpuk seiring dengan berjalannya waktu dan akan terakumulasi di dalam pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah.

    Hal lain yang juga berkontribusi dalam peningkatan tekanan darah setelah mengkonsumsi daging kambing adalah bahan lain yang biasa  ditambahkan  kecap, garam dan MSG yang mengandung sodium dan bahan pengawet.

    Hasil penelitian yang dilakukan oleh para peneliti Jepang yang diterbitkan di Asian-Australasian Journal of Animal Science  menunjukkan bahwa konsumsi daging kambing dalam jangka panjang tidak berakibat pada peningkatan tekanan darah. Penyebab peningkatan tekanan darah bagi orang yang mengkonsumsi daging kambing lebih disebabkan karena garam yang ditambahkan pada saat memasaknya

    Disamping itu memasak daging kambing dengan mengunakan santan juga dapat meningkatkan darah tinggi karena santan mengandung lemak jenuh yang tinggi.

    Berdasarkan data nilai gizi daging kambing yang telah diuraikan di atas  mitos tentang orang yang gemar mengkonsumsi daging kambing akan terkena darah tinggi tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat.

    Perlu juga kita ketahui bahwa di Indonesia sebagian masakan popular seperti sate, sop dan gule diberi label kambing, padahal daging yang digunakan sebagian besar adalah daging domba yang berbeda nilai gizinya dengan daging kambing, dimana daging kambing lebih sehat jika dibandingkan dengan daging domba.

    Perbandingan nilai gizi daging kambing dan domba. Sumber: USDA


     
    Dari hasil penelusuran dapat disimpulkan bahwa dibandingkan dengan daging sapi, babi, domba dan ayam, daging kambing memiliki nilai kalori yang lebih rendah, mengandung protein dan zat besi yang lebih tinggi yang mebuat daging kambing dikategorikan sebagai “lean meat” yang bermanfaat bagi kesehatan.

     

    Perbandingan nilai gizi daging kambing dengan daging lainnya setelah dipanggang. Sumber: USDA

     

    Fakta di atas menunjukkan bahwa mengkonsumsi daging kambing jika dimasak dengan cara yang benar tidak menjadi penyebab darah tinggi, jadi jika mengkonsumsinya tidak berlebihan dan memasaknya dengan cara yang tepat maka daging kambing yang enak dan menggoda tersebut tidak perlu dihindari karena masuk kategori daging yang sehat.

    Tidak heran memang di rumah sakit di Amerika, dalam masa penyembuhan pasca serangan jantung salah satu menu yang disajikan berbahan dasar daging kambing.

    Dalam mengkonsumsi daging kambing ataupun makanan lainnya sudah seharusnya kita mengingat nasehat yang sangat berharga yaitu "berhentilah makan sebelum kenyang"

  • Sistem Rantai Dingin di Indonesia Semakin Berkembang

    Sistem rantai dingin merupakan penerapan suhu dingin selama produksi, penyimpanan dan distribusi daging dan produk olahan dengan penyimpanan di bawah suhu 4 derajad celcius. Potensi peningkatan kebutuhan cold chain atau rantai dingin di Indonesia sangat besar.

    Mengutip laporan dari International Trading Administration (ITA), Pimpinan PT Adib Cold Logistics Indonesia Irene Natasha memaparkan terdapat potensi kebutuhan akan sistem rantai dingin di Indonesia, terutama di industri farmasi, produk pertanian, produk unggas dan daging sapi, serta bidang perikanan. 

    Hal tersebut diuraikan Irene dalam dalam sebuah pelatihan tentang manajemen rantai dingin produk daging yang diselenggarakan oleh Forum Logistik Peternakan Indonesia (FLPI) di Kampus IPB Darmaga Bogor pada 21 Februari lalu. 

    Irene menjelaskan, di industri farmasi, perputaran ekonomi di bisnis tersebut mencapai 6 milyar dollar AS pada 2015, dan penjualan produk farmasi diperkirakan mencapai 9,7 dollar AS pada 2020. Untuk pasar produk pertanian di Indonesia, pertumbuhannya diperkirakan mencapai 200 dollar AS pada 2020. Adapun unggas dan daging sapi, akan meningkat pertumbuhannya sebesar 3-5% per tahun hingga 2020, sementara konsumsinya tumbuh mencapai 4-6% per tahun. (agropustaka.id)

     

  • Susu Segar Bisa Cepat Basi, Begini Cara Simpan Agar Awet

    Susu segar khususnya yang baru saja diperah dari hewan ternak, akan sangat cepat basi. Maka dari itu, diperlukan penanganan yang cepat agar susu segar punya daya simpan yang lebih lama.

    Dr. Epi Taufik, S.Pt, MVPH, M.Si, Kepala Divisi Teknologi Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor (IPB) mengatakan, salah satu cara pertama untuk menjaga kesegaran susu adalah menyimpannya di lemari pendingin.

    “Segera didinginkan. Kalau bisa di bawah 5 derajat. Karena secara alami susu itu begitu keluar dari ambing hewan sudah mengandung antara 1000-3000 bakteri per mili. Itu normal,” jelas Epi pada Kompas.com, Sabtu (30/5/2020). “Begitu kontak dengan udara, mesin perah, saringan, tangan manusia, itu akan meningkat bakterinya. Supaya ditekan bakteri tidak berkali lipat, makanya didinginkan,” lanjutnya. Sebelum dikonsumsi, agar aman untuk diminum susu juga perlu dipanaskan lebih dahulu atau dipasteurisasi. Cukup panaskan susu dengan suhu 75 derajat celsius selama 15 detik menggunakan panci. Jika sudah, sebaiknya susu harus langsung diminum. Namun jika tak habis, kamu juga bisa menyimpannya di lemari pendingin. Susu yang sudah dipasteurisasi sendiri dan kamu simpan di lemari pendingin, bisa bertahan lebih kurang tiga hari. “Satu minggu juga ada yang bisa, tapi supaya aman lebih baik maksimal tiga hari. Simpan di botol atau tumblr tertutup di kulkas,” kata Epi.

    Jika kamu ingin menyimpan susu lebih lama, bisa juga dibekukan di dalam freezer. Membekukan susu tidak akan mengurangi zat gizinya.  Susu bisa bertahan sekitar 3-6 bulan dalam keadaan seperti ini. “Kalau besoknya mau minum, turunkan dulu ke kulkas biasa. Jangan ke suhu ruang. Sehingga pas besok pagi mau diminum, susu yang di dalam kulkas itu sudah cair kembali. enggak boleh di suhu ruang karena bakteri nanti akan sangat cepat naiknya,” tegas Epi. (travel.kompas.com)

  • Tali Kasih: Wujud Cinta Hanter IPB University bagi Almamater

    Himpunan Alumni Fakultas Peternakan IPB University (Hanter) kembali memberikan paket bingkisan hari raya dan bantuan biaya kuliah bagi almamater, 4/5. Sedikitnya ada 250 paket bingkisan yang akan dibagi dan bantuan biaya kuliah sebanyak 37,5 juta rupiah. Biaya kuliah ini akan diberikan kepada mahasiswa yang orang tuanya terdampak pandemi COVID-19.

    Rektor IPB University, Prof Arif Satria turut mengapresiasi upaya Hanter IPB University yang berusaha mengabdi bagi almamater. “Ini adalah bagian dari kita dalam membangun solidaritas antar sesama keluarga besar IPB University terutama di Fakultas Peternakan. Saya yakin Hanter sudah memberikan yang terbaik dan semoga tahun depan masih bisa dilaksanakan dengan jumlah yang lebih banyak,” ungkap Prof Arif Satria.

    Ir Audy Joinaldy, Ketua Umum Hanter IPB  University sekaligus Wakil Gubernur Sumatera Barat mengatakan paket bingkisan hari raya diberikan kepada tenaga kependidikan baik Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun non-PNS, tenaga kontrak mulai tenaga laboratorium, pegawai yang diperbantukan, petugas keamanan maupun pegawai yang sudah pensiun baik yang sudah meninggal maupun masih hidup. “Sebagai tanda rasa cinta Hanter IPB University bagi almamater, kami ingin memberikan tanda kasih yang diberikan secara rutin setiap tahunnya melalui Tali Kasih,” ujar Audy.

    Pada tahun ini, Hanter memberikan 250 bingkisan senilai 250 ribu rupiah sehingga totalnya senilai Rp 60.500.000. Pada kesempatan yang sama, Hanter juga memberikan bantuan biaya kuliah senilai 37,5 juta rupiah.

    Sekretaris Jenderal Hanter IPB University, Iyep Komala menyebut, bantuan biaya kuliah tersebut diberikan kepada mahasiswa yang keluarganya terdampak pandemi COVID-19 sebesar 2,5 juta rupiah/orang.

    Dirinya berharap, kegiatan Tali Kasih berikutnya dapat mengajak alumni yang lebih banyak sehingga nilai bingkisan juga bertambah. Ia juga menyebut, rasa cinta terhadap almamater juga diwujudkan oleh Hanter dengan membantu keluarga yang menghadapi kemalangan.

    “Kami ingin kegiatan ini terus berjalan. Banyak alumni yang sudah sukses pada berbagai bidang pekerjaan. Saya berharap para alumni baik atas nama perusahaan, pribadi, koordinator angkatan maupun DPD HANTER Provinsi,  dapat berkontribusi dalam Tali Kasih ini,” ujar Iyep Komala (ipb.ac.id)

  • Tetap Cantik di Masa Pandemi COVID-19 dengan Kokon Ulat Sutera

    Tidak banyak yang tahu bahwa kokon ulat sutra dapat membuat kulit wajah wanita tetap cantik. Pemanfaatan kokon ulat sutra untuk kecantikan wajah ternyata sudah banyak diterapkan oleh perempuan Asia.
     
    Saat ini, kaum hawa sulit melakukan perawatan wajah ke salon karena akses yang sangat terbatas untuk keluar rumah akibat pandemi COVID-19. Kokon ulat sutera bisa menjadi solusi agar kulit tetap cantik. Hal tersebut disampaikan Dr Yuni Cahya Endrawati, SPt, MSi, dosen IPB University dari Divisi Produksi Ternak Daging, Kerja dan Aneka Ternak, Departemen llmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan.

    Menurutnya, kokon ulat sutera mengandung protein fibroin atau protein serat (70-80 persen) yang bermanfaat untuk melindungi jaringan kulit. Selain itu kandungan protein serisin (20-30 persen) yang ada dalam kokon ulat sutra juga sangat bermanfaat sebagai skin moisturizer, meningkatkan collagen UV protection dan tightening anti-wrinkle effect.
    “Pemakaian kokon ulat sutra sebagai bahan untuk kecantikan ternyata mudah. Pertama, kokon kepompong direndam dengan air panas selama 5 sampai 10 menit. Letakan kepompong pada ujung jari, lalu pijat wajah secara perlahan selama 10 sampai 15 menit,” ujarnya (ipb.ac.id)

  • Tips Simpan Daging Beku Saat COVID-19 Menurut Dr Tuti Suryati

    Wabah COVID-19 yang terjadi saat ini membuat banyak orang terpaksa harus membatasi aktivitas di luar rumah. Sehingga aktivitas bekerja dan belajar pun harus dilakukan di rumah.
    Berbagai upaya dilakukan agar stamina keluarga tetap sehat, diantaranya dengan mengonsumsi makanan sehat seperti banyak makan sayur, buah, daging, ikan, kacang- kacangan.

    Agar tidak terlalu banyak aktivitas keluar rumah, ibu-ibu sudah mulai menyimpan cadangan makanan di lemari pendingin, salah satunya adalah daging.  Namun untuk proses penyimpanan daging yang baik, tidak banyak masyarakat mengetahui tekniknya dan bagaimana menyiapkan daging beku yang aman dan sehat.

    Menurut Dr Tuti Suryati, SPt, MSi, dosen dari Divisi Teknologi Hasil Ternak, Departemen llmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan IPB University, cara menyiapkan daging beku yang aman dan sehat adalah beli daging segar atau daging beku yang diproses dengan benar dan higienis. Lalu simpan beku dalam kemasan sesuai porsi kebutuhan per sajian.

    “Sebelum dimasak, daging beku harus di-thawing (disegarkan kembali) kecuali setelah
    dimasak. Thawing dilakukan pada refrigerator atau direndam air dingin tanpa membuka
    kemasannya atau diletakkan pada papan besi khusus yang higienis atau menggunakan
    microwave. Hindari melakukan thawing daging beku pada suhu ruang tanpa kemasan. Selain itu, hindari membekukan kembali daging yang sudah di-thawing,” ujarnya.

    Untuk mengolahnya, hindari memasak daging yang masih beku supaya tidak alot. Gunakan bumbu-bumbu kaya antioksidan pada saat mengolah daging. Masak daging dengan suhu dan lama waktu secukupnya.  “Olahan daging dapat disimpan beku dalam kemasan sesuai porsi per sajian keluarga dan sebelum disajikan, daging olahan beku harus di-thawing dengan cara yang benar dan dipanaskan. Stay at Home, tetap sehat dan semangat dengan gizi produk hasil ternak yang menyehatkan,” tandasnya (ipb.ac.id)

Page 3 of 4