News

Fani Karina Astrini, mahasiswa Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor (IPB) di bawah bimbingan Dr. Ir. Rita Mutia, MAgr dan Dr. Ir. Widya Hermana, MSi melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana efektivitas pemberian tepung kayu manis dengan level berbeda terhadap status kesehatan yang meliputi eritrosit, leukosit dan nilai hematokrit, kadar hemoglobin dan diferensiasi leukosit serta organ imunitas ayam broiler. 

Penelitian yang dilakukan  Fani berawal dari cara yang digunakan oleh peternak untuk dapat meningkatkan performa ayam broiler adalah dengan cara pemberian antibiotik. Antibiotik adalah obat-obatan atau zat kimia yang pada umumnya dibuat secara sintetik. Namun terdapat permasalahan pada antibiotik sintetis yaitu residu. Padahal jika merujuk pada UU Peternakan dan Kesehatan Hewan No.18 tahun 2009 pasal 22 ayat 4c yang berbunyi “Setiap orang dilarang menggunakan pakan yang dicampur hormon tertentu dan atau antibiotik imbuhan pakan”.

Oleh sebab itu dibutuhkan alternatif imbuhan pakan yang memiliki peran sama dengan antibiotik, tetapi lebih ramah terhadap kesejahteraan manusia dan ternak serta lingkungan. “Pada penelitian ini bahan yang akan saya uji sebagai bahan alternatif adalah kayu manis, karena mempunyai kandungan senyawa yang berfungsi sebagai antibiotik seperti sinamaldehid, flavonoid, dan tanin yang dapat berguna sebagai antibakteri,” terang Fani.

Antibiotik dapat mengurangi populasi bakteri di dalam saluran pencernaan sehingga meningkatkan ketersediaan zat gizi ransum untuk diserap oleh tubuh ternak yang akan digunakan sebagai pertumbuhan ternak. Fani menambahkan, “Antibiotik alami dapat meningkatkan kekebalan tubuh ternak dan tidak meninggalkan residu pada ternak sehingga tidak membahayakan manusia yang mengkonsumsi hasil ternak tersebut,” tambahnya. 

Untuk membuktikan apakah kayu manis dapat menjadi antibiotik alami, Fani menggunakan 160 ekor ayam broiler yang masih berumur satu hari. Kandang yang digunakan adalah 16 petak dengan sepuluh ekor ayam pada setiap kandang. Setiap kandang ini akan diberikan perlakuan yang berbeda bergantung pada konsentrasi tepung kayu manis.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fani, terdapat tiga konsentrasi tepung kayu manis dalam ransum yang jika diberikan kepada ayam broiler maka akan menghasilkan ayam broiler yang sehat dan organ imunitas yang normal yakni pada konsentrasi dua persen, empat persen, dan enam persen. (ipb.ac.id) 

Dalam ilmu gastronomi (tata boga), wafer merupakan biskuit renyah dan manis. Berbentuk tipis, datar, dan kering. Sering digunakan sebagai penghias eskrim dan selipan cokelat batangan. Namun, bagaimana jika wafer digunakan untuk pakan ternak?

Wafer untuk konsumsi hewan ternak digunakan untuk penggemukan sapi dan sejenisnya. Disebut wafer lantaran bentuknya yang mirip dengan wafer yang kerap dikonsumsi manusia. Ya, makanan hewan ternak sapi tidak melulu reremputan hijau, daun jagung, dan sebagainya. Institut Pertanian Bogor (IPB) melakukan inovasi makanan ternak, yakni dengan memanfaatkan limbah pasar dan tumbuhan yang ada di lingkungan sekitar atau mudah didapat sebagai bahan baku.

Inovasi itu diciptakan guru besar Fakultas Peternakan IPB, Prof Yuli Retnani. Di Brebes, para peternak sapi diajarkan cara membuatnya oleh mahasiswa IPB.  IPB bekerjasama dengan Badan Perencanaan Penelitian dan Pembangunan Daerah (Baperlitbangda), Dinas Peternakan, dan kelompok ternak untuk mengembangkan pakan bersih tersebut di Desa Buara, Kecamatan Ketanggungan, Brebes, Kamis (16/8/2018).

Read more: Wafer untuk Penggemukan Sapi dari Mahasiswa IPB Dikenalkan ke Peternak di Brebes


Lihat Semua Berita >>