Pri Menix Dey, akrab dipanggil Menix adalah salah satu sarjana muda Fakultas Peternakan Institut Pertanian (IPB) yang berani berjalan di jalan sunyi. Sebab, tak seperti sarjana muda lainnya sibuk mencari kerja, berlomba menjadi karyawan dan malu jika tidak menjadi pegawai perusahaan dan negeri sipil.
Menix berani dan mampu berjalan di jalan sunyi dan menaklukkan gelombang besar hanya ingin menjadi pengusaha muda sukses. Berbekal ilmu pengetahuan di bangku kuliah dan secercah pengalaman, kini sukses melakoni usaha menjadi di sektor pertanian. Ia masuk kuliah tahun 2008, datang dari pelosok Sumatera Barat, tepatnya di Kabupaten Sijunjung.
Menix merintis bisnis di bidang peternakan dengan brand iCowindonesia sejak 2016. icow memberdayakan peternak-peternak lokal. Tak sekedar itu, pria aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ini berhasil melebarkan usahanya, yakni mendistribusikan ternak sapi, kerbau, kambing, dan domba untuk jasa Qurban dan Aqiqah.
iCowindonesia juga menjadi penyedia jasa, memberikan solusi atas kesulitan mendapatkan sewa lahan dan kandang 'hotel iCow' untuk kaum perkotaan yang mau beternak dan memenuhi kebutuhan peternak di luar ibu kota. Kemudian, iCow pun menjadi penyedia pakan ternak, rendang daging hasil olahan ternak, tabungan Qurban, penjualan susu murni hasil pasteurisasi, Wisata agroedutourism, dan pelatihan usaha pertanian dan peternakan.
Alumnus Fakultas Peternakan IPB ini memiliki hasrat untuk berbisnis sudah mulai dari sejak kecil. Di umur 4 tahun sudah ikut mengembalakan kerbau dengan neneknya. Sewaktu Sekolah dasar ia sudah aktif berdagang hasil kebun ke pasar dan berjualan es tebu di sekolah.
Hobi dagang anak muda berdarah minang berstatus jomblo itu pun dilanjutkan waktu kuliah di Bogor. Mulai dari usaha jualan kebutuhan mahasiswa baru, usaha travel, laundry dan berjualan ternak di hari raya Qurban. Selain aktif berwirausaha ia juga suka bergaul dan aktif organisasi kampus dan ekstra kampus.
Pemuda jomblo ini pun pernah menjadi kandidat ketua BEM IPB, Wakil Sekjen Pengurus Besar HMI, Ketua organisasi kedaerahan Sumatera Barat. Selain itu ia juga aktif sebagai direktur Indonesia Food Watch (IFW) yang fokus mengkritisi dan memberikan masukan terkait dengan kebijakan pangan di Indonesia.
Pasca dari kampus, Menix mencoba peruntungan bekerja di perusahaan swasta, bukan untuk berkarier tapi niatnya untuk belajar ilmu aplikasi manajemen perusahaan manajemen dan pemasarannya. Sedikit ilmu yang didapat kemudian diaplikasikan sekarang di bisnis peternakan yang dirintisnya.
Di awal merintis usaha pernah rugi puluhan juta dan ditipu peternak. Namun hal tersebut tidak mengurangi semangat dan ambisinya untuk menjadi pemain besar bisnis ruminansia di Indonesia dan Asia tenggara. Sebab, ia sadar betul pelaut yang ulung tidak berlayar di ombak yang tenang, tapi di ombak yang ganas.
Inilah filosofi yang menjadi pijakanya dalam berbisnis. Pengusaha muda ini terus fokus dan konsisten merintis membesarkan usaha beliau.
Tahun 2020 ini melalui program Qurban Nusantara icow ikut mendistribusikan 1.000 ekor hewan qurban kambing, domba, sapi dan kerbau. iCow bermitra dengan memberdayakan peternak-perternak lokal di seluruh Indonesia dan memiliki kandang display di wilayah Bogor, Depok, Banten, Jakarta, Sumbar, Riau, Malang, dan Nusa Tenggara.
Pada 2025, target icow memiliki kandang display mitra di seluruh Indonesia. Sesuai dengan harapan pemerintah di bawah Kementerian Pertanian untuk meningkatkan ekspor, iCow juga ikut menargetkan di tahun 2022 bisa mengirim 5 ribu ternak kambing, domba, dan kerbau untuk memenuhi kebutuhan negara tetangga Malaysia, Singapore, Brunei, dan Timur Tengah dengan potensi pasar muslim yang luar bisa.
Lewat bisnis modelnya ini, Menix mengajak netizen berkolaborasi ikut serta membangun mitra usaha bersama memberdayakan peternak lokal di seluruh Indonesia untuk ikut menyiapkan ternak unggul memenuhi kebutuhan protein hewani dalam rangka mencerdaskan kehidupan Bangsa.
Menix mengaku sangat senang dengan program terobosan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk menggairahkan sektor pertanian sekaligus minat bisnis di sektor pangan ini. Program tersebut yakni Kredit Usaha Rakyat (KUR), Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks), dan Pembentukan Komando Strategi (Kostra Tani).
Pada program Kredit Usaha Rakyat (KUR) ini meliputi peningkatan kinerja sektor pertanian dari hulu ke hilir melalui akses yang lebih mudah. Anggaran KUR yang disediakan sebesar Rp50 triliun dengan bunga sangat rendah, hanya 6 persen, padahal bunga kredit umumnya mencapai 12 persen. Skema KUR sangat mensejahterakan rakyat petanu, pinjaman di bawah Rp50 juta tidak dibebani agunan.
Jadi, Menix menilai, program KUR ini benar-benar terobosan memberi solusi nyata atas keluhanan petani selama ini. Presiden Jokowi sangat konsisten merealisasikan janji politiknya untuk menyediakan kemudahan rakyat mendapatkan akses perkreditan dengan bunga rendah. Hadirnya KUR pasti membantu para pengusaha muda seperti Menix. Sebab Menix semakin yakin usahanya menjadi besar, hingga nantinya menguasai pasar ekspor pangan karena adanya dana pinjaman dari pemerintah. (today.line.me)