Dosen Fakultas Peternakan IPB University, Dr Afton Atabany menjadi salah satu narasumber pada Forum Dialog Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), (29/3). Dalam kegiatan yang mengangkat tema “Mahalnya Harga Daging Sapi dan Kerbau, Apa Solusinya?” tersebut, Dr Afton memberikan pandangan terhadap fenomena kenaikan harga daging sapi dan kerbau.  Dalam paparannya, Dr Afton memberikan skenario solusi jangka pendek dan panjang untuk menjadi masukan bagi keputusan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

“Skenario untuk jangka pendek ialah pertama sapi reconditioning (penambahan biaya), maksudnya datang sapi dan dipelihara untuk pemulihan maka menambah biaya, kedua mengurangi penyusutan daging dalam transportasi (penyusutan bisa mencapai 30 persen) dan lakukan penggemukan di daerah sumber ternak. Terakhir tidak ada transportasi ternak hidup, jadi sapi atau ternak yang dikirim ke kota/konsumen sudah dalam bentuk daging beku. Jadi di sini diperlukan edukasi kepada konsumen khususnya ibu rumah tangga, bahwa daging beku itu sehat,” tuturnya.

Solusi jangka panjang adalah “Breeding is Leading”. Menurutnya, jika Indonesia tidak mempersiapkan industri pembiakan sapi potong, maka akan selamanya tergantung pasokan daging dari luar negeri. Kekuatan breeding tidak hanya akan memperkokoh industri peternakan tetapi juga memperkuat sektor lainnya.

Menurutnya, program yang bisa dilakukan dalam breeding  di antaranya agribisnis (pola kemitraan), sistem produksi (teknologi terapan yang proven), pasar (kerjasama supplier), cross breed Sapi Bali atau lokal dengan Sapi Angus, Limmosin dan Simmental, penyediaan pakan (integrasi), dan pasar (kerjasama supplier).

“Solusi yang dapat dilakukan saat ini, jangka pendek dan jangka panjang, yang pertama menghadapi Idul Fitri, melakukan impor daging beku dari luar negeri atau dalam negeri. Kedua melibatkan pengusaha, koperasi dan asosiasi. Ketiga melakukan breeding sapi lokal atau sapi silangan dengan pola intensifikasi dan ekstensifikasi terintegrasi dengan perkebunan, kehutanan dan pertanian,” lanjutnya.

Menurutnya Indonesia bisa mencapai swasembada daging pada tahun 2026 jika ada kenaikan (produksi) empat persen per-tahun, dengan populasi sapi sebanyak 37 juta ekor. Hal ini harus diimbangi dengan peningkatan jumlah peternak di Indonesia, salah satu caranya dengan memfasilitasi lulusan peternakan untuk memelihara 100 ekor, juga diberi insentif dan lainnya. Selain itu kelahiran ternak harus mencapai 70 persen dan kematian induk sekitar 30 persen.

Selain Dr afton, kegiatan ini juga menghadirkan Luluk Nur Hamidah selaku Anggota Komisi IV DPR RI, Joni Liano dari Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia (GAPUSPINDO), Harry Warganegara selaku Direktur Utama PT. Berdikari (persero), Ishana Mahes selaku Asosiasi Industri Pengolahan Daging Indonesia (NAMPA) dan Ir Ahmad Hadi selaku Asosiasi Distributor Daging Indonesia (ipb.ac.id)