Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University melaksanakan Kuliah Pembekalan KKNT Inovasi bagi seluruh mahasiswa semester 7 yang mengikuti program KKN di Auditorium JHH, (10/6). Dalam sambutannya, Plh. Dekan Fapet IPB Prof. Irma Isnafia Arief menyampaikan beberapa hal teknis terkait pelaksanaan KKN yang nilainya setara 4 SKS ini. “ Di dalam pelaksanaannya, KKNT dibagi di daerah masing-masing tapi semuanya nilainya kembali pada fakultas. Untuk DPL Departemen IPTP ada 8 dan Departemen INTP ada 7” ungkapnya. Selain itu Prof. Irma juga berpesan agar selama 40 hari pelaksanaan, keselamatan mahasiswa diutamakan “Perhatikan kondisi masyarakat, adat istiadat dan tokoh setempat. Karena inovasi, ada beberapa lokasi spesifik misalnya Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) atau Pemerintah Daerah (Pemda). Ada tiga daerah yang menjadi tanggung jawab penuh fapet, yaitu Kab. Brebes, Kab. Batang dan Kab. Banjarnegara dan akan kami lakukan supervisi.” tandasnya.
Kuliah pembekalan ini menghadirkan tiga dosen Fapet sebagai narasumber. Materi pertama disampaikan oleh M. Baihaqi, S.Pt, M.Sc, dosen dari program studi Teknologi dan Produksi Ternak ini membahas materi seputar produksi ternak khususnya kambing dan domba yang banyak orang salah kaprah dalam membedakan keduanya. Selanjutnya materi dengan tema Penguatan Pakan Ternak Berbasis Hijauan Pakan oleh Dr. Iwan Prihantoro, S.Pt, M.Si dari Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan yang memberikan gambaran mengenai penyediaan hijauan, sistem pemeliharaan dan penyediaan pakan, penentuan jenis tanaman dan macam-macam rumput. Selain itu dibahas pula pengawetan hijauan pakan baik dari skala industri maupun rakyat.
Materi terakhir terkait Pengolahan Hasil Ternak, menghadirkan dosen prodi teknologi hasil ternak, Dr. Mochammad Sriduresta Soenarno, S.Pt., M.Sc. Adapun materi yang disampaikan kepada para peserta meliputi metode pengolahan, kerusakan pangan dan suhu penyimpanan hasil ternak. Selain memberikan kuliah, pada akhir sesi dilakukan juga demo mengenai pengolahan susu pasteurisasi dan evaporasi ‘’Susu evaporasi sebenarnya sudah mulai dikenalkan sejak tahun 50an, namun belum populer di kalangan masyarakat, susu evaporasi yang paling dikenal oleh masyarakat di Indonesia yaitu merk Bear Brand” jelasnya. Dalam pelaksanaan demo tersebut, Pak Resta, sapaan akrabnya meminta perwakilan 2 orang mahasiswa non THT untuk mempraktekkan metode pengolahan susu segar menjadi susu pasteurisasi yang bertujuan untuk membunuh mikroorganisme pathogen serta mengurangi kadar air, sehingga mikroorganisme akan kekurangan air untuk tumbuh. Susu evaporasi sendiri memberikan cita rasa lebih gurih dibandingkan dengan pasteurisasi. (Femmy)