REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Tim mahasiswa Institut Pertanian Bogor mengembangkan kerajinan tangan berbahan dasar limbah bulu domba dan akar wangi yang produknya dinamakan "Ecodoe".
Larasati Widyaputri, mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB yang menjadi juru bicara tim itu di Bogor, Jawa Barat, Kamis menjelaskan produk pertanian tidak selalu identik berkutat dalam hal pangan saja. "Banyak limbah pertanian yang patut diunggulkan untuk menjadi kerajinan," katanya.
Karena itu, berbekal kemampuan memanfaatkan kekayaan alam di Indonesia, sejawatnya Istiq Farila beserta tim di IPB membuat kerajinan tangan berbahan dasar limbah bulu domba dan akar wangi dimaksud.
Sementara itu, menurut Tatang Gunawan, yang berperan mengontrol produk Ecodoe, industri kecil itu berfokus pada produksi dan pemasaran kerajinan berbahan baku limbah bulu domba dan akar wangi.
Larasati Widyaputri, mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB yang menjadi juru bicara tim itu di Bogor, Jawa Barat, Kamis menjelaskan produk pertanian tidak selalu identik berkutat dalam hal pangan saja. "Banyak limbah pertanian yang patut diunggulkan untuk menjadi kerajinan," katanya.
Karena itu, berbekal kemampuan memanfaatkan kekayaan alam di Indonesia, sejawatnya Istiq Farila beserta tim di IPB membuat kerajinan tangan berbahan dasar limbah bulu domba dan akar wangi dimaksud.
Sementara itu, menurut Tatang Gunawan, yang berperan mengontrol produk Ecodoe, industri kecil itu berfokus pada produksi dan pemasaran kerajinan berbahan baku limbah bulu domba dan akar wangi.
"Ecodoe mengedepankan konsep pemberdayaan masyarakat," katanya dan menambahkan bahwa saat ini mereka memiliki lima karyawan di sekitar lingkar kampus IPB Dramaga, Kabupaten Bogor.
Ia menjelaskan proyek "Ecodoe" bertujuan mengembangkan komoditas pertanian lokal yaitu bulu domba dan akar wangi, serta sebagai kerajinan tangan yang memiliki nilai seni. Oleh karena itu inovasi produk "Ecodoe" yang memanfaatkan akar wangi terus dikembangkan.
Usaha yang dirintis sejak awal Februari 2014 tersebut telah membuktikan bahwa berwirausaha tidak hanya soal berjualan tetapi juga upaya kepedulian terhadap lingkungan.
"Ecodoe dan tim senantiasa memodifikasi desain agar terlihat modern, mengikuti trend dan menyesuaikan keinginan konsumen," tambah anggota tim Ihwan Nul Padli, mahasiswa Fakultas Peternakan IPB. Tidak heran, katanya, "Ecodoe" pun terus berinovasi dalam peningkatan nilai ekonomis bulu domba dan akar wangi.
Larasati Widyaputri menambahkan bahwa "Ecodoe" tidak hanya fokus dalam berbisnis, namun juga telah meraih beberapa penghargaan yaitu menjadi Duta Cinderamata pada Pelatihan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Garut, Juara I Kompetisi Business Plan tingkat nasional "Red Agritech Festival" di IPB, serta lolos menjadi finalis dalam Pekan Inovasi Mahasiswa Nasional (Pimnas) pada 25-29 Agustus mendatang.
"Kami ingin berfokus mengembangkan produk menjadi 'home decor' unggulan dan souvenir yang unik," katanya. Ia menjelaskan bahwa produk "Ecodoe" bisa didapatkan di Gerai Rumah Caping Bogor dan SMESCO UKM Gallery Pancoran.