Sapi simmental dan limousin merupakan bangsa Bos taurus yang merupakan tipe sapi pedaging. Pemberian pakan protein tinggi diharapkan dapat meningkatkan jumlah dan kualitas embrio yang dihasilkan pada sapi ini. Ternak yang mengalami defisiensi nutrisi akan mengalami penurunan efisiensi reproduksi dan gangguan reproduksi pada ternak betina maupun jantan. Kekurangan protein dalam pakan dapat menyebabkan gangguan reproduksi pada ternak seperti birahi yang lemah, kematian embrio, dan kelahiran prematur.

Siaran pers IPB, tiga orang peneliti yaitu D Hardiyanto dan C Sumantri dari Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan (IPTP) Fakultas Peternakan (Fapet) Institut Pertanian Bogor (IPB) bersama  D Zamanti dari Balai Embrio Ternak Cipelang Bogor, Kementerian Pertanian melakukan penelitian untuk mengevaluasi pengaruh pakan dengan kadar protein berbeda yang diberikan pada bangsa sapi simmental dan limousin terhadap kualitas embrio yang dihasilkan Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - Maret 2016 di Balai Embrio Ternak Cipelang, Bogor. Pemberian pakan terhadap sapi donor dan resipien dibagi menjadi dua, yaitu konsentrat dan hijauan. Konsentrat diberikan pada siang hari, sedangkan hijauan diberikan pada pagi hari dan siang hari menjelang sore. "Pemberian pakan dengan kadar protein berbeda pada penelitian ini tidak memiliki pengaruh terhadap produksi embrio pada bangsa sapi simmental dan limousin. Faktor penting perolehan produksi kualitas embrio layak transfer tidak dipengaruhi oleh bangsa sapi yang berbeda," ujar Sumantri.

Dijelaskan, hasil perolehan embrio pada bangsa sapi simmental dan limousin umur 3-6 tahun terhadap pemberian kadar protein 15-20 persen menunjukkan tidak terdapat pengaruh terhadap kualitas embrio yang dihasilkan. Peneliti ini menjelaskan bahwa pemberian kadar protein berbeda diharapkan dapat terlihat secara jelas pada rataan perolehan embrio layak transfer (ELT) atau terjadinya fertilitas dua sel, yaitu sel jantan dan betina yang paling baik dengan pemberian pakan dengan kadar protein berbeda. "Fertilisasi merupakan proses bertemunya sel sperma dengan sel telur. Sel telur diaktivasi untuk memulai perkembangannya dan inti sel dari dua gamet akan bersatu untuk menyempurnakan proses reproduksi seksual. Pada kadar protein pakan 17% perolehan embrio layak transfer mencapai optimum," ujarnya. (bogor.tribunnews.com)