Kondisi tubuh kekurangan zat besi, menandakan tubuh menderita anemia. Anemia defisiensi besi adalah salah satu jenis anemia yang paling umum ditemui. Kondisi ini terjadi ketika darah kekurangan jumlah sel darah merah yang sehat. Sel darah merah bertugas untuk membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Sesuai dengan namanya, anemia defisiensi besi disebabkan jumlah zat besi yang tidak mencukupi. Tanpa zat besi yang cukup, tubuh Anda tidak dapat menghasilkan sel darah merah yang cukup untuk membawa oksigen.
Sebelum kondisinya semakin parah, segera cari solusinya dengan mengonsumsi makanan pilihan.
Dr. Irma Isnafia Arief - Staf Pengajar dan juga Ketua Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan Fakultas Peternakan IPB, dalam Talkshow pada acara "Chef Creation for the Love of Australian Beef" di Serpong, tangerang, menjelaskan bahwa Mengonsumsi daging merupakan hal yang sangat penting karena kandungan gizi dalam daging dapat mencegah timbulnya anemia. Heme merupakan zat besi pada daging merah yang dapat mencegah anemia.
“Zat besi pada daging merah dapat diserap seluruhnya sedangkan zat besi yang terdapat pada sayuran hanya dapat diserap 1/3 bagian saja,” tutur Irma.
Begitu pula dengan protein, pada daging merah 90% protein diserap secara efektif sedangkan pada sayuran hanya 70% protein yang dapat diserap.
Tidak hanya itu, zat besi dan protein, daging merah pun mengandung Omega 3 dan Vitamin B Kompleks. Omega 3 merupakan asam lemak yang dibutuhkan untuk pertumbuhan syaraf-syaraf otak terutama pada anak-anak serta mampu melonggarkan peredaran darah. Daging merah lebih banyak mengandung Omega 3 dari pada ikan, kandungan Omega 3 dalam 100 gram daging sebanding dengan 7,9 kilogram ikan. Vitamin B Kompleks yang terkandung pada daging sapi pun dapat mencegah penyakit kelainan darah, seperti Talasemia. Mengingat tingkat konsumsi daging di Indonesia masih sangat minim, yakni lebih dari 10% anak-anak di Indonesia masih mengalami kurang gizi (WHO), maka Irma mengajak untuk mengonsumsi daging merah 3-4 kali seminggu.