News

  • Himpunan Mahasiswa Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan IPB University gelar webinar “Peran Teknologi Pakan di Era Society 5.0 terhadap Kualitas Hewan Ruminansia”, (29/5). Webinar ini menghadirkan Prof Nahrowi, Guru Besar Fakultas Peternakan IPB University sebagai pembicara.
     
    Prof Nahrowi memberikan materi mengenai teknologi terkini dalam peningkatan kualitas nutrisi hasil samping agroindustri sebagai pakan ternak ruminansia.
     
    Menurutnya, permasalahan terkini pada peternakan seperti Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) harus dapat diselesaikan dengan teknologi pengolahan pakan yang baik.
     
    "Beberapa fakta terkait bahan pakan lokal adalah teknologi produksinya masih tradisional, penanganan pakan pasca panen yang buruk serta kualitas dan harga bahan pakan lokal yang bervariasi," jelas Prof Nahrowi.
     
    Menurut Prof Nahrowi, salah satu solusi mengatasi permasalahan pakan adalah dengan revitalisasi kemandirian bahan pakan lokal seperti jagung, onggok, bungkil inti sawit, rumput, lamtoro dan lain sebagainya.
     
    “Revitalisasi pakan dengan melakukan pengelolaan pakan yang baik, difokuskan pada pengolahan dan penyimpanan pakan. Lalu diformulasikan agar menjadi bahan pakan yang sesuai dengan kebutuhan ternak,” ungkapnya.
     
    Ia menjelaskan, teknik peningkatan kualitas bahan pakan dapat berupa perlakuan fisik, perlakuan kimia, suplementasi dan perlakuan enzim.
     
    “Penyakit Mulut dan Kuku tidak tahan asam. Apabila pakan dijadikan silase, PMK akan menjadi tidak aktif pada silase. Maka dari itu, produk silase dapat diterapkan untuk mencegah penyebaran PMK di Indonesia,” tandasnya (ipb.ac.id)

  • Telur ayam ras bisa terkontaminasi kuman sejak di perut induknya. Kalau induknya terpapar salmonella plorum, ayam akan sakit dan mati. Tapi kalau salmonella enteritis, ayam tidak sakit tapi kuman bisa bersarang di organ reproduksi, menempel di kuning serta putih telur dan terbawa saat telur keluar dari tubuh ayam.

    “Beda dengan ayam kampung (ayam lokal dan ayam asli Indonesia). Dia mempunyai kemampuan mengeliminasi kuman (khususnya salmonella) karena sel imunnya luar biasa, sehingga tidak pernah ada temuan salmonela di telur ayam kampung sehingga telur ayam kampung aman dikonsumsi dalam kondisi mentah,” ujar Prof Dr Ir Niken Ulupi, Guru Besar Tetap Fakultas Peternakan, IPB University saat Konferensi Pers Pra Orasi di Kampus Baranangsiang, Bogor (21/11).

    Karena antibodi dari induk ditransfer ke telur maka telur ayam kampung akan selalu clear dari salmonella yang bersifat zoonosis. Sementara pada ayam ras, meskipun diberi pakan yang bagus tapi antibodi di dalam darahnya sedikit sehingga tidak mampu mengatasi serangan kuman dari luar.
    “Bahkan ada prevalensi telur ayam ras terkena salmonela 3,12 persen. Kalau ada 100 telur maka ada telur yang terpapar salmonela. Kalau direbus tidak matang maka bisa mengakibatkan diare (ringan), tipes (sedang) atau parahnya mati. Kalau ada orang kena tipes, jarang yang curiga kalau penyebabnya bisa dari telur,” ujarnya.

    Menurutnya, hasil penelitian menunjukkan bahwa ayam asli dan ayam lokal Indonesia memiliki kemampuan hidup pada suhu tinggi di daerah tropis, dengan pakan marjinal atau berkualitas rendah dan lingkungan tidak higienis serta biaya pemeliharaannya yang lebih murah. Ayam tersebut tetap hidup dan tetap mengalami peningkatan populasi meskipun tidak tinggi.

    Secara genetik, gen HSP-70 (yang mengontrol kemampuan beradaptasi pada lingkungan panas), gen pengontrol penyakit yakni gen TLR4 (yang mengontrol ketahanan tubuh terhadap penyakit infeksi bakteri) dan gen Mx (yang mengontrol ketahanan tubuh terhadap infeksi virus) serta gen SCD yang mengontrol perlemakan daging, dapat berekspresi lebih tinggi pada ayam asli dan ayam lokal Indonesia daripada ayam ras.

    “Dengan demikian, ayam asli dan ayam lokal Indonesia memiliki keunggulan tahan lingkungan panas, tahan penyakit infeksi bakteri dan virus. Daging ayam kampung memiliki lemak intramuskuler lebih tinggi dengan cita rasa yang khas namun lebih sehat. Ini karena kandungan kolesterol dan malonaldehidenya lebih rendah daripada daging yang dihasilkan ayam ras,” tambahnya.

    Namun keunggulan ini harus diikuti dengan peningkatan laju pertumbuhan ayam asli dan ayam lokal. Agar dapat berperan sebagai penghasil daging, ayam-ayam asli ini dapat disilangkan dengan parent stock pedaging, sehingga kecepatan pertumbuhannya meningkat.
    “Inilah yang dilakukan Prof Cece Sumantri, Guru Besar Tetap Fakultas Peternakan IPB University. Ayam lokal IPB D1, rumpun baru hasil rintisan Prof Cece dan tim ini dapat dipanen di usia 12 minggu dengan bobot hidup menyamai ayam broiler umur 5 minggu (1,5 kilogram peer ekor). Ayam IPB D1 ini sudah mendapatkan SK dari Kementerian Pertanian dengan nomor 693/Kpts/PK.230/M/9/2019,” terangnya. 

    Prof Niken menambahkan bahwa pengembangan ayam asli dan ayam lokal ini perlu ditangani secara industri. Industri atau perguruan tinggi atau lembaga penelitian dapat berperan sebagai breeder untuk menyediakan bibit berkualitas. Selain itu, diperlukan juga regulasi yang menjamin perlindungan terhadap semua pihak yang terlibat (ipb.ac.id)


  • Sekolah Peternak Rakyat (SPR) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Pertanian Bogor (IPB) menggelar launching Sekretariat SPR LPPM IPB yang bertempat di Fakultas Peternakan Wing XII, Kampus IPB Dramaga, Bogor. (2/10). Sekretariat ini menjadi tempat yang memudahkan para stakeholder terkait di bidang peternakan untuk datang berkomunikasi atau interaksi membicarakan soal ternak.

    Ketua SPR LPPM IPB, Prof. Dr. Muladno dalam laporannya menyampaikan bahwa SPR didirikan pada tahun 2013 oleh LPPM IPB. Akan tetapi gagasan SPR terbentuk pada tanggal 19 September 2012 dan diterima dunia internasional tanggal 19 September 2018.

    Tujuan dibentuknya SPR adalah untuk memberi ilmu pengetahuan kepada peternak berskala kecil tentang berbagai aspek teknis peternakan dan nonteknis. SPR adalah perusahaan peternakan yang dikelola secara kolektif dalam satu manajemen (satu manajer) dalam rangka meningkatkan daya saing usahanya melalui pendampingan, pengawalan, aplikasi teknologi dan informasi, serta transfer ilmu pengetahuan untuk meningkatkan pendapatan serta kesejahteraan peternak.

    “SPR mengalami perkembangan yang luar biasa di berbagai daerah. Ini merupakan hal yang menggembirakan karena peternak merasa mendapatkan perhatian besar dalam pembangunan peternakan secara nasional. Hingga saat ini SPR yang diinisiasi secara institusional oleh LPPM IPB bertambah satu lagi di Kecamatan Pelepat Ilir Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi yang bernama SPR Kuamang Abadi. Maka sekarang  SPR LPPM IPB berjumlah 30 di seluruh Indonesia,” tuturnya.

    Ia menambahkan SPR semakin menunjukkan eksistensinya di wilayah yang sudah menerapkan program ini. SPR sangat membantu petani kecil untuk mengembangkan ternaknya menjadi lebih menguntungkan.

    Prof. Muladno berharap agar semua perguruan tinggi di Indonesia yang mempunyai program studi peternakan bisa mengembangkan SPR, sehingga peternak seluruh Indonesia dapat di dampingi dosen dan mahasiswa dari perguruan tinggi terdekat tidak harus dengan IPB. Dengan demikian, perguruan tinggi setempat dapat terlibat langsung sekaligus sebagai ikon pembangunan peternakan dalam program SPR.

    “Lunching sekretariat ini menjadi media atau tempat untuk dapat berkomunikasi atau interaksi langsung dengan para peternak. Contohnya yang mempunyai masalah ternak dapat berkonsultasi dan menemukan jawaban langsung dari ahlinya,” tambahnya.

    Kepala LPPM IPB, Dr. Aji Hermawan mengatakan sangat bangga sekali dengan keberadaan SPR. Keberadaan perguruan tinggi akan menjadi bermakna kalau dapat memberikan kontribusi sebesar-besarnya kepada masyarakat. Ini adalah tugas yang diemban oleh LPPM IPB untuk mendiseminasikan inovasi dan hasil-hasil riset para peneliti dan dosen IPB untuk sampai ke masyarakat dan memberikan manfaat atau impact sebesar-besarnya kepada masyarakat.

    “Kalau diamati salah satu program yang memberikan dampak besar kepada masyarakat adalah SPR LPPM IPB. Program SPR merupakan sebuah pola bagaimana berusaha membumikan teknologi yang ada di perguruan tinggi untuk kepentingan masyarakat, sehingga dapat membangun kemandirian peternakan di daerah. Jadi SPR dapat memberikan akses yang besar bagi peternak di Indonesia seperti akses informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta penguatan kendali produksi dan pasca produksi ternak,” katanya.

    Ia menambahkan, melalui program tersebut diharapkan pengembangan SPR di Indonesia akan menjadi lebih cepat dengan konsep kerjasama berbagi peran dan tanggungjawab antara pemerintah daerah, perguruan tinggi, swasta dan para peternak yang ada di daerah. SPR ke depan tidak hanya akan memberikan dampak pada level nasional tetapi akan merambah ke level internasional.

    Sementara itu, Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Peternakan (Fapet) IPB, ProfDr. Ir. Sumiati, M.Sc sangat mendukung penuh SPR LPPM IPB ini, karena SPR sangat membantu peternak kecil yang ada di daerah-daerah untuk maju dan memberikan kesejahteraan. Prof. Sumiati berharap SPR LPPM IPB terus maju dan berkembang lebih baik dan terus berbagi kebaikan untuk peternak yang ada di Indonesia. (ipb.ac.id)

  • Penggunaan antibiotik pada hewan ternak dalam jangka panjang dan dengan dosis subterapik menyebabkan kekebalan bakteri patogen khususnya yang zoonotik, dan bakteri indigenous terhadap antibiotik yang digunakan. Beberapa penelitian melaporkan bahwa gen resisten antibiotik dapat ditransfer kepada bakteri patogen khususnya bakteri saluran pencernaan manusia melalui konsumsi produk ternak yang terkontaminasi bakteri, sehingga penggunaan antibiotik sejenis pada manusia tidak mampu membunuh bakteri patogen. 
     
    Di Indonesia sendiri sudah ada Undang-undang (UU) yang melarang penggunaan antibiotik, yaitu UU Peternakan dan Kesehatan Hewan No. 18 tahun 2009 pasal 22 ayat 4c yang berbunyi “Setiap orang dilarang menggunakan pakan yang dicampur hormon tertentu dan atau  antibiotik imbuhan pakan”. Namun sampai saat ini UU tersebut belum diturunkan menjadi Peraturan Pemerintah sehingga belum bisa diimplementasikan. Demikian disampaikan Prof.Dr.Ir Komang G. Wiryawan, Guru Besar Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam konferensi pers pra Orasi di Kampus IPB Baranangsiang, Bogor (22/9).
     
    “Untuk mengurangi penggunaan antibiotik maka perlu dicari alternatif imbuhan pakan yang memiliki peran yang sama dengan antibiotik, tetapi lebih ramah terhadap kesejahteraan manusia dan ternak serta lingkungan. Salah satu alternatif adalah probiotik,” ujarnya.
     
    Probiotik merupakan sumplemen mikrob hidup yang jika diberikan dalam jumlah yang cukup akan memberikan efek menguntungkan bagi kesehatan inang. Mikrob yang dapat digunakan sebagai probiotik yaitu bakteri, ragi dan kapang. 
     
    Pemberian probiotik pada ternak ruminansia muda akan membantu menyeimbangkan populasi mikrob saluran pencernaan, disamping mencegah diare dan meningkatkan pertumbuhan. Penggunaan probiotik pada ternak ruminansia dewasa bertujuan untuk mencegah terjadinya kelainan metabolisme yaitu asidosis dan untuk menurunkan produksi gas metana. 
     
    “Ternak domba yang diinokulasi dengan probiotik bakteri pengguna asam laktat S. ruminantium subsp lactilytica sebanyak 108 cfu mampu mencegah terjadinya akumulasi asam laktat di dalam rumen dibanding dengan kontrol. Ini sudah diterapkan di Afrika untuk mengatasi domba yang mengalami asidosis,” terangnya.
     
    Prof. Komang berhasil melakukan isolasi bakteri toleran tanin dari ternak kambing kaligesing yang sudah terbiasa mengkonsumsi kaliandra yang mengandung tanin. Isolat bakteri tersebut sangat potensial dikembangkan sebagai probiotik untuk diberikan pada ternak yang belum diadaptasi dengan pakan yang mengandung tanin.
     
    Penggunaan probiotik dalam industri peternakan sangat menjanjikan walaupun masih perlu kajian-kajian untuk penyempurnaannya. Perkembangan informasi genomik yang pesat memungkinkan kita untuk merakit galur probiotik baru yang mempunyai aktivitas yang lebih tinggi sehingga penggunaan probiotik dapat lebih dioptimalkan, tambahnya.(zul - news.ipb.ac.id)
     
  • Guru Besar Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (Fapet-IPB), Prof. Dr. Asnath Maria Fuah mengatakan bahwa pemanfaatan lahan, tanaman dan ternak berbasis integrasi mampu meningkatkan keuntungan sebesar 10-100 persen dibandingkan dengan tanpa integrasi. Hal ini disampaikannya saat Konferensi Pers Pra Orasi Ilmiah di Kampus IPB Baranangsiang (19/7). 

    Contohnya adalah integrasi satwa harapan di wilayah perkotaan atau livestock urban farming. Sistem integrasi kopi-lebah madu (sinkolema) mampu meningkatkan produksi madu mencapai 114 persen. Hasil ini lebih tinggi dari produksi madu dari lebah yag dipelihara di luar kawasan integrasi. Produksi biji kopi meningkat sebesar 10,55% yakni dari 118 ton/ha menjadi 131 ton/ha. 

    “Selain  kopi dan lebah, budidaya insekta juga bisa menggunakan pola integrasi. Misalnya usaha peternakan jangkrik dengan luasan lahan 64 meter persegi ternyata bisa memberikan keuntungan bersih mencapai 27 juta rupiah per tahun. Selain itu usaha budidaya ulat Hongkong dengan luasan lahan yang sama bisa menghasilkan keuntungan bersih 28 juta per tahun,” terangnya.

    Sementara itu berdasarkan aspek pemanfaatan lahan, kawasan integrasi untuk ternak sapi, kerbau, kambing dan domba tersebar pada empat zona dan terdiri dari 19 kawasan padang penggembalaan, 46 kawasan perkebunan, 38 kawasan pertanian padat penduduk dan 1 juta hektar areal buffer hutan. 

    “Pemerintah mentargetkan ada 12,7 juta hektar areal buffer hutan. Tujuannya untuk meningkatkan pendapatan masyarakat yang berdomisili di areal sekitar hutan. Tentu ada potensi dan kendalanya,” ujarnya.

    Menurutnya untuk integrasi sapi-sawit di Sumatera dan Kalimantan memberikan dampak positif terhadap peningkatan petani-peternak sebesar 40-60 persen. Integrasi sapi dengan padi, jagung dan kedelai (pajale) pada lahan pasang surut menunjukkan bahwa pemanfaatan kompos kotoran sapi dan bio-slurry meningkatkan produktivitas kedelai sebesar 62 persen. Pendapatan petani meningkat sebesar 30-45 persen dengan nilai R/C ratio sebesar 1.83.

    Di sisi lain penerapan sistem integrasi juga memiliki kendala. Berdasarkan skala usaha, usaha skala kecil meliputi keterbatasan lahan, tenaga kerja dan modal. Usaha kelompok kendalanya pada kemampuan manajemen organisasi dan penggunaan teknologi terutama pengelolaan hasil dan manajemen limbah. Dan pada skala kawasan ada keterbatasan modal, akses infrastruktur, koordinasi antar lembaga dan distribusi serta rantai pasok produk belum efisien.

    “Sinergi program lintas sektor belum berjalan, komitmen organisasi dan penerapan kebijakan integrasi antara institusi terkait belum efektif,” terangnya.

    Maka dari itu, ia memberikan beberapa rekomendasi yang bisa diterapkan yakni kemitraan yang efektif disertai peran aktif dan komintmen yang kuat dari multistakeholder; swasembada daging perlu didukung oleh komoditi ternak pedaging lainnya (domba, kambing, unggas dan aneka ternak); serta dukungan kebijakan dari pemerintah dan institusi terkait yang menyangkut regulasi tata ruang dan penetapan kawasan integrasi peternakan.

    “Multistakeholders itu artinya lembaga perguruan tinggi, swasta, pemerintah, masyarakat dan media. Mengadopsi model ABGC-M atau pentahelix,” tandasnya (ipb.ac.id)

  •  

    Guru Besar Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof.Dr Muladno mengatakan, target swasembada daging dua atau tiga tahun ke depan adalah bersifat politis. Karena menurutnya, tidak akan terjadi swasembada daging dalam kurun waktu sesingkat itu apabila melihat kondisi peternakan sapi di Indonesia saat ini, mengingat total populasi sapi yang ada hanya 16 juta ekor, itu pun termasuk sapi impor dan sapi betina.
     
    Hal ini disampaikannya dalam jumpa pers di Bogor, Kamis (19/3). Menurut pencetus Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) 1111 ini, mayoritas pemilik sapi Indonesia (6,5 juta orang) adalah lulusan SD-SMP. Kondisi saat ini, kepemilikan sapi per peternak hanya 2-3 ekor dengan berbagai keterbatasan seperti akses lemah, pengetahuan teknologi lemah dan masih menggunakan cara tradisional.
     

  • Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan (IPTP) Fakultas Peternakan IPB University hadirkan Alice Rocha dari Departemen Peternakan University of California, Amerika Serikat sebagai dosen tamu dalam Kuliah Tamu dengan tema Manajemen Limbah Peternakan, (04/05).

    Dalam kegiatan ini Alice menjelaskan tentang manajemen pupuk di Amerika Serikat. Kegiatan tersebut dimoderatori oleh Windi Al Zahra M Si, Dosen IPB University dari Departemen IPTP Fakultas Peternakan.

    Alice menyebutkan bahwa di Amerika Serikat telah diberlakukan beberapa kebijakan manajemen pupuk khususnya bagi industri peternakan. Kebijakan tersebut termasuk ke dalam kategori National Pollutant Discharge Elimination System (NPDES) yang merupakan bagian kecil dari lembaga Enviromental Protection Agency dengan memberlakukan tiga jenis kebijakan.

    “Tiga kebijakan tersebut adalah permits and regulatory programs, non-regulatory tools dan integrated approaches. Setiap wilayah di Amerika Serikat dapat memberlakukan kebijakan yang berbeda sesuai dengan wilayah masing-masing. Kebijakan permit and regulatory programs memiliki elemen peraturan yang umumnya mengatur penggunaan dan produksi pupuk,” jelasnya.

    Kebijakan non regulatory tools merupakan kebijakan yang berlaku sebagai pedoman, sehingga tidak diberlakukan hanya untuk membatasi petani. Namun juga memberikan program edukasi, relokasi dan advisory tools.

    Contohnya bagi wilayah Oregon yang memberlakukan manure spreading advisory tools sehingga dapat membantu petani menilai risiko cuaca yang terkait dengan limpasan nutrisi dalam tanah. Sedangkan kebijakan integrated approach merupakan kombinasi dua regulasi sebelumnya. Tools tersebut dipakai oleh petani untuk mendapatkan pendekatan baru untuk mengatur kualitas pelayanan air, dampaknya, serta kualitas udara, bahkan respon darurat atas kontaminasi pupuk.

    Kebijakan tersebut lebih ditekankan pada industri susu dan turunannya karena konsumsi susu di Amerika Serikat sangat tinggi. Serta terdapat beberapa wilayah yang padat akan industri susu seperti di wilayah pesisir timur yakni California.

    Industri peternakan di Amerika Serikat memiliki dua bentuk yakni confined system dan pasture system, tergantung pada akses lahan. Pasture system diterapkan dengan melepasliarkan sapi perah di lahan rumput yang luas sedangkan dengan confined system dipelihara dalam kandang besar selama hidupnya.

    “Mengapa perlu adanya manajemen pupuk karena di Amerika Serikat terdapat lebih dari 9,4 juta hewan ternak yang tergabung baik sebagai industri unggas, sapi, domba, dan kambing. Bila tidak dikontrol maka akan mencemari kualitas badan air dan terjadi nutrifikasi yakni tingginya konsentrasi nutrien dalam air sehingga dapat menimbulkan ledakan populasi alga,” jelasnya.

    Lebih lagi, industri peternakan menyumbang emisi gas rumah kaca dalam jumlah yang cukup besar. Sehingga perlu adanya upaya intensif untuk mencegah polusi lebih lanjut dimulai dengan manajemen pupuk yang berkaitan erat dengan pemeliharaan ternak. Pemberian pakan ternak yang berasal dari tanaman yang kaya nitrogen atau pupuk berlebih akan terbuang kembali sebagai pupuk.
    Upaya manajemen pupuk dimulai dengan pengumpulan pupuk yang ‘diproduksi’ oleh hewan ternak dengan metode scrapping ataupun flushing. Metode flushing lebih direkomendasikan daripada metode scrapping dengan alat tradisional, seperti sekop, karena menggunakan air daur ulang serta dapat mengumpulkan pupuk dan amonia lebih baik.

    Setelah dikumpulkan, limbah pupuk tersebut disimpan dalam sebuah kontruksi mirip laguna yang dibangun dengan peraturan tertentu dan jauh dari sumber air minum warga. Kemudian diolah kembali sebagai kompos, anaerobic digester, ataupun slurry fertilizer.

    “Kelebihan praktik manajemen pupuk dalam industri peternakan tersebut tidak hanya mereduksi produksi pupuk yang lolos menjadi limbah, namun juga menghasilkan energi terbarukan. Selain itu dapat mengatasi patogen berbahaya, meningkatkan konservasi tanah, mencegah limpasan nutrien, serta meminimalisir penyebab polusi udara,” imbuhnya (ipb.ac.id)

  •  

    Fakultas Peternakan IPB University mengadakan Halal Bi Halal 1441 Hijriah pada Rabu (03/6). Suasana yang berbeda terlihat jelas dalam Halal Bi Halal tahun ini. Kondisi pandemi COVID-19 membuat gelaran Halal Bi Halal virtual yang dilakukan secara daring melalui aplikasi zoom.

    Halal bi halal daring ini dihadiri oleh jajaran pimpinan fakultas, senat akademik, dosen, perwakilan hanter, tenaga kependidikan, jajaran agrianita, mahasiswa, dan lain lain. Pada kesempatan halal bi halal ini,  tausiah disampaikan Dr. Salahudin el Ayyubi, Lc, MA dengan Tema posisi dan peran agama dalam era new normal.

    Dalam sambutannya, Dekan Fapet menyampaikan mohon maaf lahir dan batin bagi seluruh warga Fakultas Peternakan IPB University. Ia mengatakan bahwa menjalani Idul Fitri di tengah pandemi ini merupakan ujian yang harus dihadapi bersama secara optimistis.

    Dalam sesi atusiah, Salahudin el Ayyubi menyampaikan bahwa dalam era new normal saat ini sangat diperlukan keseimbangan bagi umat muslim.

    "Ciri mu’min adalah pada ujungnya agar menjadi orang-orang yang bertakwa" ujarnya. "Takwa adalah berhati-hati dalam kehidupan. Takwa akan memberikan petunjuk dan solusi atas semua persoalan manusia" sambung   dosen lulusan S-1 Syariah Islamiyah at University of Al-Azhar Cairo, Mesir ini.

    Dalam era new normal ini, perlu keseimbangan, perlu pijakan yang kuat, pijakan yang mantap. Adapun Keseimbangan yang perlu dipunyai  muslim di era new normal adalah Keseimbangan dunia dan akhirat, Keseimbangan antara hak dan kewajiban. Apakah nikmat yang sudah diterima sudah seimbang dengan kewajiban terhadap pemberi nikmat itu, yaitu Allah SWT, dan yang ketiga adalah Keseimbangan humanity/posisi kita.

    Halal bi halal ditutup dengan pembacaan doa oleh Ustad Salahudin dan ramah tamah sesama peserta halal bi halal.


     

     

  • Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University menggelar Halalbihalal 1443 H dan Pelepasan Purnabakti (18/5). Acara tersebut digelar di Plaza Depan Fapet IPB yang berupa area outdoor lapangan rumput dan dihadiri oleh warga Fapet maupun luar Fapet antara lain dari Badan Pengelolaan Investasi dan Dana Sosial (BPIDS) IPB, PT. Bank Syariah Indonesia, PT. Santana Manggala Karya,  PT. Multi Sarana Pakanindo, dan PT Pramana Pangan Utama.

    Dalam sambutannya, Dr. Idat Galih Permana, M.Sc.Agr, Dekan Fapet IPB University menyampaikan ucapan Idul Fitri kepada para tamu undangan “Setelah 2 tahun lebih mengalami pandemi dan Halalbihalal secara online, Alhamdulillah hari ini bisa melakukan Halalbihalal offline. Kami dari Fakultas dan Departemen berharap kita semua dapat kembali melaksanakan aktivitas di kampus untuk memberikan pelayanan terbaik” ungkapnya.

    Dewan Penasehat Himpunan Alumni Peternakan (HANTER) Harianto Budi Rahardjo yang hadir secara langsung turut menyampaikan rasa syukur dan bahagia atas kerjasama kolaboratif selama ini dengan HANTER secara guyub dan kekeluargaan mensupport kegiatan di Fapet selama ini.

    Ketua HANTER IPB Dr. Ir. Audy Joinaldy, S.Pt, M.Sc, M.M, IPM, ASEAN.Eng menyampaikan permohonan maaf lahir batin serta ucapan Idul Fitri. Melalui sebuah tayangan video, alumni Fapet sekaligus Wakil Gubernur Sumatera Barat ini ke depannya silaturahmi dengan civitas Fapet terus terjalin, kolaborasi dan aktivitas harus ditingkatkan ditingkatkan dan selanjutnya akan meyelenggarakan Hari Pulang Kandang.

    Sementara, Dr. Asep Nurhalim, Lc, M.Pd.I yang dihadirkan sebagai penceramah menjelaskan empat hal  kebahagian dengan selesainya puasa, yaitu bertambah karakter takwa, diampuni segala dosa, dikabulkan segala doa, serta dilipatgandakan pahala. “Orang yang jiwa dan karakternya lebih bertakwa, kehidupannya bahagia, pada kehidupan dunia tidak meninggalkan waktu sekecil apapun melainkan melakukan hal berguna” ujar pria yang akrab disapa Ustad Asep ini. Pada ceramahnya, pria yang juga seorang Dosen di Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB ini menyampaikan bahwa orang  bertakwa seluruh hidupnya jadi ibadah, segalanya menjadi lillah,  bukan tugas dan amanah yang biasa, tapi juga ibadah yang terkoneksikan dengan Allah.

    Dalam kesempatan tersebut juga dilaksanakan pelepasan purnabakti kepada Dosen yaitu dan  Tenaga Kependidikan dari tahun 2019 sampai 2022. Dosen tersebut adalah Kel. (Alm.) Dr. Ir. Moh. Yamin, M.Agr.Sc, Dr. Ir. Suryahadi, DEA dan Dr. Ir. Rukmiasih, MS serta tenaga kependidikan yaitu Susi Heryati, SE, Cicih Sugiarsih, Ika Sugiharja, Mulya Hidayat, Dedi Permadi, A.Md, Kusnadi, Dodi Permana, Kel. (Alm.) Darmawan, Mamit Sumitra, Ade Rohman dan Sanih Rosmiati. Dekan Fapet juga menghaturkan apresiasi kepada purnabakti Fapet atas dedikasinya selama bekerja sampai masa pensiun.  (Femmy).

  •  

     

    Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor mengadakan acara Halalbihalal dalam rangka Idul Fitri 1437 H, pada hari Rabu tanggal 20 Juli 2016, di Auditorium JHH Fapet IPB.  Pada kesempatan yang bahagia, berkat rahmat, anugrah dan hidayah-Nya, kita telah sampai di puncak kemenangan dan kebahagiaan dalam suasana hari raya Idul Fitri 1 Syawal 1437 H. Sebuah kebahagiaan yang di dasarkan agama, sebuah kebahagiaan dan kemenangan yang didasarkan pada keimanan. Halalbihalal ini dihadiri oleh seluruh sivitas Fapet IPB, diantaranya Dosen dan tenaga kependidikan, dan hadir pula para pensiunan dan guru besar dari Fapet IPB. 

    Dalam sambutannya,  Dekan Fakultas Peternakan IPB, Dr. Ir. Moh. Yamin, menyampaikan ucapan selamat Idul Fitri, Taqobballahu Minna Wa Minkum, shiyamana wa Shiyamakum serta memohon maaf atas segala salah dan khilaf. Dekan berujar  bahwa Idul Fitri tahun ini menjadi momen kemenangan kaum muslimin dalam melawan hawa nafsu,  sekaligus menyambut kemenangan setelah berpuasa di bulan Ramadhan selama sebulan penuh. Dalam sambutannya tersebut pula Dekan memaparkan selayang pandang kinerja Fapet IPB pada bulan Januari-Juni tahun 2016, dimana cukup banyak capaian yang didapatkan Fapet IPB di bidang akademik dan kemahasiswaan serta bidang sumberdaya, kerjasama dan pengembangan.

    Hadir menyampaikan tausiyah Halal Bil Halal IPB ini adalah Ust. Salahuddin El Ayyubi, Lc, M.A, salah satu imam di Mesjid Al-Huriyyah IPB. Dalam tausiyahnya, ia menyampaikan mengenai pentingnya maaf memaafkan sesama umat muslim. “Allah tidak mengampuni dosa seorang hamba jika diantara sesama tidak saling memaafkan,” tegasnya. Salahudin juga menyampaikan bahwa ujian kesolehan yang sebenarnya  adalah setelah bulan puasa, dimana kita seharusnya tetap istiqomah menjalankan kesolehan yang biasa dilakukan bulan Ramadhan, misalnya Sholat malam, shodaqoh, beramal baik, dsb. 
     
    Halal Bil Halal ini kian marak dengan penampilan marawis dari ibu-ibu tenaga penunjang kebersihan, persembahan lagu dari mahasiswa Fapet, pembacaan puisi ramadhan dari Ketua dan Sekretaris Departemen, dan lagu-lagu religi persembahan dari tenaga kependidikan Fapet IPB. Acara diakhiri dengan saling bersalam salaman, ramah tamah, dan makan siang.
  • Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor mengadakan acara Halalbihalal dalam rangka Idul Fitri 1440 H, pada hari Rabu tanggal 19 Juni 2016, di Auditorium JHH Fapet IPB.  Pada kesempatan yang bahagia, berkat rahmat, anugrah dan hidayah-Nya, kita telah sampai di puncak kemenangan dan kebahagiaan dalam suasana hari raya Idul Fitri 1 Syawal 1440 H. Sebuah kebahagiaan yang di dasarkan agama, sebuah kebahagiaan dan kemenangan yang didasarkan pada keimanan. Halalbihalal ini dihadiri oleh seluruh sivitas Fapet IPB, diantaranya Dosen dan tenaga kependidikan, dan hadir pula para pensiunan dan guru besar dari Fapet IPB. 

    Dalam sambutannya,  Wakil Dekan Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Peternakan IPB, Prof. Sumiati, menyampaikan ucapan selamat Idul Fitri, Taqobballahu Minna Wa Minkum, shiyamana wa Shiyamakum serta memohon maaf atas segala salah dan khilaf. "Idul Fitri tahun ini menjadi momen kemenangan kaum muslimin dalam melawan hawa nafsu,  sekaligus menyambut kemenangan setelah berpuasa di bulan Ramadhan selama sebulan penuh" Lanjutnya.

    Hadir menyampaikan tausiyah Halal Bil Halal IPB ini adalah Ust. Ki Agus Dahlan, salah satu imam di Mesjid Al-Huriyyah IPB. Dalam tausiyahnya, ia Menjelaskan tentang Hakikat Idul Fitri dimana sesama umat muslim harus saling mendoakan setelah selesai melaksanakan puasa di bulan ramadhan dengan ucapan Taqobballahu minna wa minkum, dengan harapan agar amal ibadah dan puasa kita dapat diterima oleh Allah SWT.
     
    Halal Bil Halal ini kian marak dengan penampilan persembahan lagu dari mahasiswa Fakultas Peternakan. Acara diakhiri dengan saling bersalam salaman, ramah tamah, dan makan siang.
  • Dalam Rangka Mempererat tali silaturahmi, Keluarga Besar Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor Kembali mengadakan acara Halalbihalal dalam rangka Idul Fitri 1438 H, pada hari Senin tanggal 10 Juli 2017, di Auditorium JHH Fapet IPB.  Halalbihalal ini dihadiri oleh seluruh sivitas Fapet IPB, diantaranya Dosen dan tenaga kependidikan, dan hadir pula para pensiunan dan guru besar dari Fapet IPB. 

    Dalam sambutannya,  Dekan Fakultas Peternakan IPB, Dr. Ir. Moh. Yamin, menyampaikan ucapan selamat Idul Fitri, Taqobballahu Minna Wa Minkum, shiyamana wa Shiyamakum serta memohon maaf atas segala salah dan khilaf. Idul Fitri tahun menjadi momen kemenangan kaum muslimin dalam melawan hawa nafsu,  sekaligus menyambut kemenangan setelah berpuasa di bulan Ramadhan selama sebulan penuh.

    Hadir menyampaikan tausiyah Halal Bil Halal IPB ini adalah Ust. Furqon. Dalam tausiyahnya, ia menyampaikan mengenai pentingnya maaf memaafkan sesama umat muslim. “Allah tidak mengampuni dosa seorang hamba jika diantara sesama tidak saling memaafkan,” tegasnya. Halal Bil Halal ini kian marak dengan penampilan marawis dari ibu-ibu tenaga penunjang kebersihan, dan persembahan lagu dari Tenaga Kependidikan Fapet. Acara diakhiri dengan saling bersalam salaman, ramah tamah, dan makan siang.
  • Dewan Pimpinan Daerah Himpunan Alumni Fakultas Peternakan (DPD Hanter) Banten IPB menyalurkan bantuan kepada korban banjir bandang di Cipanas, Lebak, Banten. Bantuan berupa makanan siap saji,telur, obat -obatan mandi  dan peralatan mck. (11/01).
     
    Heri Irawan Ketua DPD Banten mengungkapkan kegiatan ini bertujuan untuk membantu mengurangi kesulitan yang dialami korban banjir bandang yang terjadi beberapa waktu lalu. Bantuan rencanamya akan dibagi dua tahap. 
     
    “Untuk tahap pertama ini kita mendonasikan berupa makanan dll untuk korban yamg mengunggsi. Sedangkan tahap kedua nanti berupa bantuan dana untuk pemulihan bangunan pasca bencana. Donasi yang didapat berupa sumbangan dari amggota Hanter dan perusahaan peternakan di sekitar wilayah Banten,” ungkapnya.
     
    Ia berharap dengan kegiatan bakti sosial seperti menyalutkan bantuan untuk korban bencana dapat semakin mempererat silaturahmi antar anggota Hanter Banten (troboslivestock.com)
  • Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1441 H, Himpunan Alumni Peternakan IPB (HANTER) memberikan sumbangsihnya dalam pemberian sembako gratis untuk tenaga kependidikan di lingkungan Fakultas Peternakan IPB (Rabu, 13/05/2020). Pada kegiatan yang diselenggarakan di Auditorium Jannes H. Hutasoit tersebut dibagikan 237 buah paket sembako kepada tenaga kependidikan yang meliputi, staf kependidikan, tenaga penunjang kebersihan, staf keamanan kampus dan lab lapang, pensiunan fapet dan tenaga honorer.

    Sekjen Hanter, Iyep Komala menuturkan, bahwa banyak alumni Fakultas Peternakan yang menjadi sosok sukses di Indonesia. Kesuksesan mereka tidak akan terjadi apabila tidak ada tenaga kependidikan yang  mendukung dalam kegiatan belajar mengajar sewaktu mereka melaksanakan perkuliahan di Fapet "pemberian sembako ini sebagai tanda tali kasih kepada tenaga kependidikan di Fapet IPB" tuturnya.

    Himpunan Alumni Peternakan IPB adalah wadah untuk para alumni Fakultas Peternakan di IPB. Bertujuan untuk menjadi wadah bersilaturahmi, bertukar pikiran, berbagi informasi dan peluang, serta mendapatkan informasi terbaru mengenai kampus kita tercinta.

  • Himpunan Alumni Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor ( Hanter IPB ) pada Selasa (22/10/2019 ) telah melaksanakan pelantikan pengurus HANTER DPD Kalimantan Barat yang berlangsung di Gedung Teater 1  Konferensi Universitas Tanjungpura. Pelantikan dihadiri oleh alumni Fakultas Peternakan IPB yang ada di Kalimanan Barat. 
     
    “Pendataan anggota di seluruh Indonesia sangat penting untuk mengetahui jumlah anggota kita dan agar Hanter IPB tambah solid,” ujar Audy Joinaldy ketua pusat Hanter IPB. Pulau Kalimantan sudah kita kukuhkan pengurus DPD HANTER Kaltim Kaltara dan Kalimantan Barat pada hari Selasa, 22 Oktober 2019 ini. 
     
    “Semoga Hanter IPB bisa ikut andil dalam pembangunan Kalimantan Barat, dia juga mengajak seluruh stackholder untuk bekerjasama dalam membangun Kalimantan Barat. Kalimantan Barat berbatasan langsung dengan negara tetangga bisa bekerjasama dengan Serawak dan Sabah Malaysia, sehingga ekonomi daerah perbatasan negara bisa hidup dan mencapai kemakmuran. Hadir juga alumni Fapet IPB dari Negara Bagian Sabah Malaysia yaitu  Samto Sulah. Dia mengatakan ekspor impor ternak dan produk peternakan bisa dilakukan kedua wilayah ini. Sabah berpotensi menjadi mitra strategis Hanter IPB dalam peningkatan SDM bisa dilakukan training-training peternakan dan magang industri untuk menimba ilmu dan berbagi pengalaman. 
     
    Hanter IPB DPD Kalbar melantik Duta Setiawan (Ketua), Mulya ( Sekretaris) dan Ady Fendy Usmawan (Bendahara). 
     
    Eka Indah Raharjo Ketua Umum Himpunan Alumni Institut Pertanian Bogor (HA IPB) Kalimantan Barat  mengatakan Hanter IPB Kalbar bisa berkolaborasi dengan HA IPB dalam berbagai program-program  pertanian maupun sosial untuk memajukan masyarakat Kalimantan Barat. (troboslivestock.com)
  •  Harga telur melonjak lagi. Yang biasanya di tingkat pengecer sekitar 22 ribu rupiah sampai dengan 25 ribu rupiah, saat ini mencapai 30 ribu rupiah per kilogramnya.

    Kejadian naiknya harga ini menurut Prof Niken Ulupi, Dosen IPB University dari Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, hampir setiap tahun terjadi, terutama di akhir tahun menjelang perayaan natal dan tahun baru. Tahun ini, di masa pandemi peningkatannya lebih tajam dari tahun-tahun yang lalu. Kondisi ini terjadi hampir merata di seluruh wilayah Indonesia.

    Prof Niken menambahkan kenaikan harga telur juga dipicu oleh adanya beberapa faktor pendukung, seperti adanya peningkatan konsumsi telur di tahun 2020. Di masa pandemi ini, konsmsi telur naik dari 14.7 kg/kapita menjadi 18.7 kg/kapita (data dari Asosiasi Peternakan Ayam Petelur Nasional, 2020). Peningkatan permintaan ini tentu saja berdampak pada peningkatan harga telur. Selain itu menjelang akhir tahun 2020 ini, terjadi lonjakan harga bibit ayam petelur. Sebelumnya harga Day Old Chicken (DOC) ayam petelur berkisar Rp 7000/ekor, sekarang harga DOC mencapai Rp 17.000/ekor. Pemicu lainnya juga adalah adanya peningkatan bahan baku pakan impor, yang mencapai 40 persen.

    “Untuk itu, agar harga telur di tingkat pengecer tetap stabil, perlu adanya evaluasi regulasi mengenai prediksi dan pengadaan kebutuhan bibit ayam petelur. Ini penting dievaluasi agar bisa diantisipasi adanya kenaikan permintaan konsumsi masyarakat terhadap telur konsumsi. Selain itu  yang perlu dievaluasi adalah regulasi tentang larangan penjualan telur hatching egg ayam broiler (telur tertunas) fresh sebagai telur konsumsi,” ujarnya.

    Pada dasarnya, terjadinya perubahan harga telur adalah karena adanya ketidakseimbangan antara supply dan demand telur. Selain itu, distribution channel penjualan telur juga masih cukup panjang. Selama ini masih melalui broker atau trader telur, seharusnya langsung ke retailer biar sedekat mungkin dengan konsumen (ipb.ac.id)

  • Dalam rangka membangun jejaring dan meningkatkan kerjasama diantara alumni, Ikatan Alumni Fakultas Peternakan IPB yang lebih dikenal dengan HANTER menggelar acara Hari Pulang Kandang (HPK) Akbar di IPB International Convention Centre - Botani Square, Baranangsiang Bogor, yang diselenggarakan pada hari Minggu tanggal 22 November 2015. 

    Hari Pulang Kandang (HPK) merupakan hari dimana alumni Fakultas Peternakan IPB kembali ke almamaternya, yang diadakan dalam setiap kepengurusan HANTER. Hari dimana para alumni Fapet IPB kembali untuk menyambung silaturahim dan bersama-sama memberikan sesuatu yang berarti untuk almamater yang dicintainya, baik secara fikiran, tenaga maupun material.

    Acara didahului dengan registrasi, menyanyikan mars fapet, sambutan Dekan Fapet dan ketua Hanter, dan Keynote Speech dari Dirjen Peternakan, Prof. Muladno. Dalam acara itu pula dilakukan launching buku Fapet IPB dan dana sosial Hanter, pemilihan Hanter Award (Apriliani Purwanto).
     

     

  • Kamu mungkin sering melihat kotak atau botol susu bertuliskan UHT dan pasteurisasi di rak supermarket. Keduanya merupakan jenis susu kemasan yang diproses dengan cara yang berbeda. Menurut Dr. Epi Taufik, S.Pt, MVPH, M.Si, Kepala Divisi Teknologi Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor (IPB), ada dua tipe susu berdasarkan proses pengolahannya. UHT merupakan singkatan dari ultra high temperature.

    Kata Epi, susu jenis ini sering juga disebut sebagai susu steril. “ Susu UHT itu dipanaskan 140-an derajat celsius selama 1-2 detik. Karena dia steril, dia sering disimpan di rak tanpa pendingin di supermarket,” ujar Epi pada Kompas.com, Sabtu (30/5/2020). Sementara susu pasteurisasi, adalah susu yang dipanaskan tidak sampai steril seperti UHT. Dinamakan pasteurisasi karena penemu metode pasteurisasi bernama Louis Pasteur yang berasal dari Perancis. “ Susu pasteurisasi dipanaskan 72-75 derajat celsius selama 15 detik saja. Kalau enggak bisa juga 65 derajat celsius selama 30 menit,” papar Epi. “Bedanya, kalau di supermarket pasti dia disimpan di lemari pendingin karena lama umur simpannya itu hanya satu bulan,” lanjutnya. Perbedaan metode yang dilakukan antara keduanya akan memengaruhi masa simpan produk atau yang biasa kamu kenal sebagai tanggal kadaluarsa. Karena sudah dipanaskan lebih dari 100 derajat celsius, maka susu UHT sudah dalam kondisi steril yang membuatnya lebih tahan lama. Susu UHT, kata Epi, bisa selama sekitar 2-3 bulan selama tidak dibuka dari kemasannya.

    “Ketika sudah dibuka kan sudah kontak dengan udara, tangan. Jadi walaupun UHT kalau sudah buka kemasan dan ditutup lagi, maka harus disimpan di lemari pendingin supaya bakteri tidak masuk dan berkembang,” papar Epi. Namun pemanasan yang tinggi terhadap susu UHT akan berpengaruh pada zat gizi dan mikronutrisi yang terkandung pada susu. Pemanasan yang dilakukan apalagi sudah lebih dari 100 derajat celsius, akan menghilangkan sebagian vitamin dan zat gizi yang ada pada susu. “Makanya kadang ada susu yang difortivikasi, ditambah vitamin nutrisi suplemen gitu setelah disterilisasi,” ujar Epi. Sementara itu, susu pasteurisasi punya kandungan gizi yang lebih banyak dari pada UHT karena hanya dipanaskan dengan suhu tak lebih dari 100 derajat celsius. (travel.kompas.com)

  • Gelaran Indo Livestock 2022 Expo dan Forum yang yang masih berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC) hingga hari ini (8/7) mengundang perhatian berbagai kalangan, termasuk mahasiswa Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University.

    Salah satu mahasiswa Fapet yang hadir dan mengunjungi pameran internasional ini adalah Rima Mutiara. Mahasiswa Jurusan Teknik Produksi Ternak (TPT) semester 4 ini mengatakan bahwa dengan mengunjungi pameran ini sangat menambah pengalaman dan juga pengetahuan, khususnya tentang peternakan, baik teknologinya ataupun produk olahannya.

    “Acara yang menarik dan menambah wawasan di industri peternakan Indonesia” ujar Bagus Aryo wibisono, mahasiswa jurusan Nutrisi dan Teknologi Pakan yang juga hadir dalam pameran tersebut. Senada dengan Bagus, Syaefani Haris, mahasiswa dari jurusan Teknologi Hasil Ternak merasa mendapatkan wawasan lebih banyak dan berharap acara ini akan diadakan kembali.

    Iyep Komala, S.Pt, M.Si, Dosen IPTP sekaligus penanggungjawab booth IPB University mengatakan bahwa banyak sekali pengunjung ke stand Fapet baik dari instansi pemerintah, swasta, alumni Fapet, civitas akademika, dan mahasiswa Fapet. “Mahasiswa Fakultas Peternakan difasilitasi menggunakan bus IPB sebanyak 30 mahasiswa untuk berkunjung dan belajar di Indo Livstock 2022. Banyak sekali ilmu yang bisa didapat oleh mahasiswa terutama tentang industri peternakan”jelasnya.

    Selama 3 hari pameran, produk-produk yang paling diminta pengunjung meliputi produk pakan ternak sorinfer, magot, pamofeed bubuk, wafer limbah sayur. Untuk produk hasil ternak, madu dan telur omega 3 banyak diminati pengunjung, selain itu, yogurt Fapet juga selalu diserbu hingga sudah habis di hari ke-2. Produk alumni Fapet berupa makanan siap saji tradisional seperti rendang, dendeng, dll juga banyak diminati oleh pengunjung.  (Femmy)

  • Himpunan Mahasiswa Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan (Himaproter), Fakultas Peternakan, IPB University gelar pelatihan peternakan, mulai dari manajemen ternak sampai pengolahan hasil peternakan. Pelatihan ini digelar di Kampus IPB Dramaga, Bogor (29/2).

    Dalam pelatihan ini Himaproter mengajarkan beragam ilmu peternakan seperti cara pembuatan susu goreng dan pempek ayam, manajemen pemeliharaan kelinci, cara mengecek birahi (kelinci minta dikawinkan, melakukan palpasi kelinci (kebuntingan kelinci), memperkenalkan penyakit-penyakit yang sering terjadi pada kelinci, serta manajemen pemeliharaan kelinci dan kandang perawatan kelinci, pengobatan ketika kelinci terkena penyakit dan juga pakannya.

    Selain itu, pelatihan ini juga mengajarkan tentang perbedaan kualitas telur yang baik dan kurang baik dari tiga jenis telur. Yaitu telur ayam, telur bebek dan telur puyuh. Peserta juga diajari proses pemotongan ayam yang halal sesuai syariat Islam, proses scalding (pencabutan bulu), proses parting dan deboning (proses pemotongan karkas ayam menjadi beberapa bagian). Peserta juga mendapatkan materi tentang proses pembuatan silase atau pakan untuk ternak ruminansia yang difermentasikan.

    Peserta yang mengikuti pelatihan adalah Pemuda Pertanian Program Pendidikan Kompetensi Umum (PPKU), IPB Farmers Student Club, mahasiswa Credit Earning (CE) Fakultas Peternakan Universitas Andalas, mahasiswa Universitas Indonesia serta mahasiswa IPB University. "Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan ilmu yang bermanfaat bagi peserta bidang peternakan," ujar Muhammad Dimas Permana selaku Ketua Himaproter (