News

  • Prof Ronny R Noor, Guru Besar IPB University jelaskan keunikan kucing Sphynx yang memiliki bulu yang sangat tipis bahkan tampak seperti tidak berbulu. “Salah satu ras kucing favorit saya setiap kali melakukan penjurian di Cat Show adalah kucing Sphynx yang memiliki keunikan menonjol dari kucing lainnya, pasalnya bulu kucing tersebut sangat tipis di seluruh tubuhnya, sehingga tampak seperti tidak berbulu,” ungkap Prof Ronny.

    Menurut Prof Ronny, di setiap Cat Show baik di Indonesia dan juga di dunia jumlah kucing Sphynx yang ikut kontes lebih sedikit jika dibandingkan dengan ras kucing lainnya. Di dalam dunia kucing, kucing Sphynx menduduki peringkat ke delapan sebagai ras kucing yang paling populer di dunia.

    “Banyak diantara kita yang salah mengira bahwa kucing ini berasal dari Mesir karena mengasosiasikan nama kucing ini dengan kerajaan Mesir Kuno dan patung raksasa Sphynx yang menjadi penjaga piramid,” ujar pakar Genetika Ekologi IPB University ini.

    Ia memaparkan, kucing Sphynx mulai dikenal di dunia pada saat kelahiran kucing yang bernama Prune di Toronto Kanada pada tahun 1966. Kelahiran Prune yang tidak berbulu ini merupakan cikal bakal pembentukan ras kucing Sphynx yang memiliki ciri khas yang paling menonjol yaitu tidak berbulu.

    “Dari sisi ilmu genetik sifat tidak berbulu ini dikontrol oleh gen resesif. Pada tahun 1971 Asosiasi Peternak Kucing dunia pernah mencabut status ras kucing ini karena ada berbagai masalah dalam hal kesuburan dan juga kesehatannya,” ungkapnya.

    “Dari pengalaman saya sebagai juri Cat Show, kucing Sphynx merupakan jenis kucing yang sangat ramah dan pemalu dan sangat senang jika berada dekat dengan kita. Harapan hidup kucing ini dapat mencapai 10 sampai 15 tahun, sehingga banyak digemari oleh para cat lover,” ucap Prof Ronny.

    Ia menjelaskan, perawakan kucing Sphynx ini biasanya ramping dengan perut sedikit buncit dengan bulu yang sangat tipis. Salah satu ciri khas lainnya adalah sebagian besar kucing Sphynx tidak memiliki kumis tetapi secara fisik kucing Sphynx memiliki telinga yang besar dengan mata berbentuk lemon yang mencolok dan memiliki telapak kaki yang tebal.

    “Jika dilihat lebih cermat lagi walaupun tidak berbulu kucing Sphynx sebenarnya memiliki warna dan pola warna seperti kucing biasa, namun tampak lebih samar. Warna kucing Sphynx yang paling umum adalah putih, merah muda, hitam dan ada juga yang memiliki pola tabby dan gabungan beberapa warna” ujar Prof Ronny.

    Lanjutnya, bagi cat lover kucing Sphynx sangat menyukai perhatian dan sangat senang jika dipegang dan dipangku. Kucing jenis ini dikenal sebagai kucing yang cerdas dan penuh dengan rasa ingin tahu. Disamping itu kucing Sphynx dikategorikan sebagai kucing yang setia dan penyayang.

    “Mengingat jenis kucing ini tidak berbulu, maka pemeliharaan kucing ini memerlukan perhatian khusus agar dijaga tepat hangat dan harus dihindari dari permainan, gerakan dan sentuhan yang kasar agar kulitnya tidak tergores,” tutur Prof Ronny (ipb.ac.id)

  • IPB University bersama Asosiasi Profesor Indonesia (API) menggelar webinar bertajuk Pengembangan Industri Pembiakan Sapi di Komunitas Peternakan Rakyat, (7/12). Dr Sofyan Sjaf, Wakil Kepala Bidang Pengabdian kepada Masyarakat - Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University dalam sambutannya mengatakan bahwa saat ini perguruan tinggi perlu segera menepis anggapan sebagai menara gading dan berusaha memberikan dampak positif bagi masyarakat. Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) yang digagas oleh Prof Muladno, merupakan salah satu instrumen penting dalam menyumbang keilmuan perguruan tinggi untuk diterima masyarakat.

    “Acara ini sangat baik untuk memberikan gambaran utuh bagaimana industri pembiakan ini bisa dimulai dari komunitas rakyat. Hanya dengan jalan itulah kita membantu negara ini dengan keilmuan yang kita miliki agar kelak kita bisa melihat Indonesia makmur, cerdas bersama-sama rakyat itu sendiri,” kata Dr Sofyan.

    Sementara itu, Prof Dr Ari Purbayanto, Guru Besar IPB University dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) mengatakan, kegiatan ini merupakan seri perdana dari program Guru Besar IPB University Mengabdi. Nantinya para Guru Besar akan turun ke desa untuk mentransfer ilmunya kepada masyarakat dan memberikan solusi terhadap pemecahan masalah bangsa.

    Ketua API ini juga berharap, tak hanya memberikan manfaat bagi masyarakat, kegiatan ini turut mampu memberikan arah pembangunan terhadap swasembada daging, swasembada pangan di Indonesia.

    Prof Dr Asep Gunawan, dosen IPB University dari Fakultas Peternakan dalam paparannya mengatakan, saat ini IPB University telah melakukan beberapa upaya dalam hal pemuliaan ternak dengan mencoba mengkarakterisasi dan menginventarisasi sumber daya genetik ternak lokal khususnya penghasil pedaging yang dengan hal itu akan dapat diketahui kekhasan yang dimiliki ternak lokal.

    Peningkatan peran peternakan rakyat, kata Prof Asep, dapat dilakukan dengan penerapan teknologi tepat guna. Dalam hal ini peran Informasi dan Teknologi (IT) tidak bisa dilepaskan dalam sistem pemuliaan. Sistem pemuliaan 4.0 akan memberikan kemudahan dalam menjual ternak, memberikan kemudahan akses kesehatan ternak. Di samping itu, peternak akan lebih mudah melakukan pencatatan serta keluar masuk ternak akan lebih terkontrol dengan update data.

    Dalam kesempatan yang sama, Prof Muladno mengatakan, peran teknologi dalam meningkatkan kesejahteraan peternak perlu dibarengi motivasi dasar. Yakni pola pikir dan komitmen yang kuat dari para petani. Tanpa motivasi, teknologi akan sia-sia. Sebab banyak program yang telah bergulir gagal disebabkan lemahnya motivasi para peternak.

    “Karenanya dalam kriteria perangkat SPR, pola pikir dan komitmen itu porsinya 45 persen. Dasarnya ini harus dikuatkan dulu. Kalau ini sudah bagus maka selanjutnya perbaikan kelembagaan dan manajemen 35 persen. Barulah kemudian teknologi dan sarana prasarana, yang porsinya hanya 20 persen,” ujar Prof Muladno.

    Ia melanjutkan, kemandirian peternak tidak bisa diraih sendiri. Peran perguruan tinggi harus menjadi pusat riset dan pengembangan komunitas peternak. Saat ini sudah enam perguruan tinggi penyelenggara SPR di Indonesia. Yaitu IPB University, Universitas Islam Kadiri (Uniska) Kediri, Universitas Tadulako, Universitas Antakusuma (Untama), Politeknik Pertanian dan Peternakan (Poltana) serta Universitas Lampung.

    Sementara itu, perguruan tinggi, ada juga peran dari pemerintah daerah yang menjadi fasilitator utamanya serta pemitra sebagai motivator, partner networker dan promotor. Ke depan, Prof Muladno mengajak perguruan tinggi lain untuk bisa mengikuti dan bergabung menjadi bagian dari SPR ini demi mencapai kemandirian dan kesejahteraan para peternak di Indonesia (ipb.ac.id)

  • Fakultas Peternakan (Fapet) Institut Pertanian Bogor (IPB) bersiap untuk buka Program Studi Pascasarjana Logistik Peternakan. Pembukaan program studi ini akan bekerjasama dengan Belanda. Demikian disampaikan oleh Dekan Fakultas Peternakan IPB, Dr. Moh. Yamin saat membuka acara “Workshop Logistik Peternakan untuk Ketahanan Pangan Indonesia”. Acara digelar di Fapet Kampus IPB Darmaga, Senin (14/3).
     
    Menurut dekan, Program Studi Logistik Peternakan sangat diperlukan di masyarakat. Dengan hadirnya program studi baru ini, terangnya, Fapet IPB bisa berkontribusi dalam riset-riset yang perlu dikembangkan.
     
    Workshop ini menghadirkan para peserta dari berbagai unsur, yakni akademisi, bisnis, pemerintah dan komunitas yang tergabung dalam Forum Logistik Peternak Indonesia (FLPI) yang diketuai oleh Prof. Dr. Luki Abdullah. Kegiatan workshop dirangkai dengan launching website dan newsletter FLPI.  
     
    Ketua FLPI, Prof. Luki Abdullah mengatakan forum ini akan menjadi wadah menjalin kerjasama antara pemerintah, bisnis dan komunitas peternak dalam bidang logistik peternakan. Ia juga menambahkan, forum ini dapat membantu perbaikan keamanan dan keselamatan produk peternakan, mengupayakan cara untuk meningkatkan efisiensi nilai produk juga dapat memberikan rekomendasi kebijakan pada pemerintah terkait logistik peternakan terutama unggas dan ruminansia.
     
    Terkait logistik peternakan, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Kementerian Pertanian RI, Ir. Fini Murfiani, MSi menyampaikan tahun ini pemerintah telah memiliki kapal khusus pengangkut sapi yang sesuai dengan animal welfare. Hal tersebut dimaksudkan untuk mendukung program pemenuhan pangan asal ternak, memperlancar pengangkutan dan distribusi ternak secara cepat.
     
    Dalam workshop juga disampaikan terkait fakta logistik pakan ternak Indonesia oleh Ketua Umum Asosiasi Ahli Nutrisi dan Pakan Indonesia yang juga Guru Besar IPB, Prof.Dr. Nahrowi. (dh - news.ipb.ac.id)
     

    Kontak: Prof Luki Abdullah, No HP 0812.1107.022 

  • Kesejahteraan ternak (kesrawan) merupakan hal yang penting dalam proses transportasi ternak. Apalagi hal itu sudah menjadi ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia dan di berbagai negara di belahan dunia. Penerapan kesrawan yang baik juga akan menghasilkan kualitas hasil ternak, yakni daging yang baik pula, sekaligus dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam usaha peternakan.

    Dalam hal ketentuan hukum, dua regulasi pemerintah yang mengatur kesejahteraan hewan dan transportasi hewan yakni Undang-Undang No. 41/2014 tentang perubahan atas UU No. 18/2009 tentang peternakan dan kesehatan hewan, dimana pembahasan kesrawan terdapat pada Pasal 66 – 67, dan pembahasan transportasi hewan terdapat pada pasal 66 ayat 2 Huruf D. Regulasi kedua yakni pada Peraturan Pemerintah No. 95 tahun 2012 tentang kesehatan masyarakat veteriner dan kesejahteraan hewan, dimana pembahasan kesrawan terdapat pada Pasal 83 – 99, sedangkan pembahasan tentang transportasi hewan dibahas pada Pasal 89.  

    Aspek penting penerapan kesejahteraan hewan tersebut dibahas pada pelatihan online dengan tema ‘Logistik Ruminansia Kecil (domba/kambing) yang diselenggarakan oleh Forum Logistik Peternakan Indonesia (FLPI) dan Fakultas Peternakan IPB pada 19-20 Juni 2020 lalu melalui aplikasi daring.

    Acara menghadirkan dua narasumber penting yakni Budi Susilo, S.Pt, Business Owner Mitra Tani Farm dan Staf Pengajar pada Laboratorium Ruminansia Kecil, Divisi Produksi Ternak, Daging, Kerja dan Aneka Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan IPB, Muhamad Baihaqi, S.Pt, M.Sc.

    Faktor kesrawan menjadi kian kritis ketika dikirim dari satu tempat ke tempat lain melalui suatu sarana transportasi. Baihaqi menjelaskan, faktor ternak, fasilitas dan pemahaman operator sangat penting dalam upaya mencegah kerugian selama proses transportasi ternak. “Diperlukan pembuatan prosedur transportasi ternak di Indonesia guna
    meminimalkan kerugian dan aspek kesejahteraan hewan,” kata Muhammad Baihaqi. (Livestockreview.com)

  • Sebanyak 20 mahasiswa Fakultas Peternakan IPB University yang juga sebagai penerima beasiswa Japfa Foundation atau disebut Japfa Foundation Scholarship Club (JFSC) menggelar program pengabdian kepada masyarakat di desa Neglasari, Kecamatan Dramaga, Bogor, tepatnya di Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Neglasari, Sabtu (7/12).
    Dr Moch Sriduresta S, SPt, MSc, dosen Fakultas Peternakan IPB University, menyampaikan bahwa kegiatan pengabdian kepada masyarakat merupakan metode untuk mendekatkan diri agar mahasiswa dapat belajar langsung di lapangan kepada para peternak dari hulu sampai hilir. Tempat pengabdiannya dipilih di Desa Neglasari karena didukung komoditas domba sehingga kita dapat memanfaatkan produk hasil ikutan seperti wool.

    Kegiatan pengabdian yang dilakukan yaitu penanaman 1600 bibit Indigofera dan 400 tanaman odot sebagai sumber pakan ternak. Tanaman indigofera dipilih karena tanaman tersebut merupakan hijauan ternak jenis leguminosa yang berasal dari Papua dan memiliki nutrisi yang tinggi bagi ternak. Kelebihan lain dari tanaman indigofera adalah memiliki produktivitas yang tinggi, mudah ditanam dan dapat bertahan baik dalam kondisi kering maupun basah.
    Sedangkan tanaman odot adalah salah satu varietas rumput gajah (Pennisetum purpureum) yang memiliki keunggulan produksi tinggi, apalagi pada saat musim hujan batang rumput lebih lunak, sehingga daya suka kambing atau domba bertambah. Selain itu kandungan nutrisi yang tinggi seperti protein kasar rumput odot sebesar 12-14% bahkan ada yang mencapai 17%, kemudian tingkat kecernaan juga tinggi yaitu berkisar 65-67%.

  • Pelatihan logistik rantai dingin pada produk daging diselenggarakan oleh Forum Logistik Peternakan Indonesia (FLPI) yang diinisiasi oleh Fakultas Peternakan IPB. Kegiatan ini juga didukung oleh Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia(ARPI). Pelatihan diadakan untuk kedua kalinya di tahun 2019 yang berlangsung selama dua hari pada 27-28 Agustus 2019. Pada hari pertama kegiatan dilaksanakan di Fakultas Peternakan IPB. Kegiatan pelatihan dibuka oleh Prof.Sumiati selaku Plh.Dekan Fakultas Peternakan IPB.

     

     

    Materi pelatihan sesi pertama disampaikan oleh Ibu Irene Natasha selaku Direktur Komersial dan Operasional PT Adib Cold Logistics beserta tim tentang logistik rantai dingi n produk daging di Indonesia. Sesi kedua disampaikan oleh Prof Irma Isnafia selaku Ketua Departemen IPTP Fakultas Peternakan IPB tentang manajemen rantai pasok daging sapi dan unggas. Sesi ketiga disampaikan oleh Bapak Raden Didiet Rachmat Hidayat selaku peneliti dan praktisi ilmu transportasi dan logistik Trisakti tentang penerapan halal logistik pada rantai dingin.

    Pada hari kedua para peserta pelatihan mengunjungi cold storage milik PT Adib Cold Logistics di kawasan Narogong, Bekasi. Kegiatan kunjungan diikuti penuh swmangat dan antusias para peserta dari kalangan bisnis, akademisi, pemerintah dan komunitas peternak dari berbagai wilayah Indonesia, antara lain Medan, Pekanbaru, Indramayu dan Jabodetabek. Kegiatan ini juga didukung oleh media partner Majalah Infovet, Foodreview dan Agropustaka.

  • Bogor(18/11), Fakultas Peternakan IPB bekerjasama dengan FLPI menyelenggarakan Pelatihan "Manajemen dan Sistem Penjaminan Mutu RPH Unggas serta Kunjungan ke RPH Unggas PT Ciomas Adisatwa (JAPFA)". Kegiatan berlangsung selama dua hari , mulai tanggal 17-18 Januari 2019.

    Pelatihan hari pertama pada tanggal 17 Januari 2019 dilaksanakan di ruang sidang Fakultas Peternakan IPB. Kegiatan diawali dengan materi "Manajemen RPH Unggas yang Berdayasaing" yang disampaikan oleh Dr.Ir. Niken Ulupi, M.Si ,dosen Departemen Iptp Fapet Ipb. Materi kedua mengenai "Sanitasi Higiene dan Sertifikasi NKV" yang disampaikan oleh drh.Ira Firgorita selaku Kepala Subdit Higiene Sanitasi dan Penerapan, Kesmavet Ditjen PKH. Materi ketiga tentang "Teknik Pemotongan Halal dan Sertifikasi Halal" disampaikan oleh drh.Supratikno,MPaVET dari Halal Science Center IPB. Materi keempat mengenai " Rantai Dingin di RPHU" disampaikan oleh Ir.Hasanuddin Yasni, MM selaku ketua Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia (ARPI).

    Kegiatan pelatihan kedua pada tanggal 18 Januari 2019 berupa kunjungan ke RPH Unggas PT Ciomas Adisatwa (JAPFA). Peserta pelatihan dibagi dua kelompok secara bergantian untuk memperoleh materi di kelas dan melihat secara langsung praktek terkait manajemen dan sistem penjaminan mutu RPH Unggas di PT Ciomas Adisatwa, Parung-Bogor. Materi didalam ruang kelas disampaikan oleh Galih Gumilar,ST selaku Quality Control Head di RPHU tersebut.

    Kegiatan pelatihan diikuti oleh 14 peserta yang penuh antusias dan semangat. Mereka berasal dari kalangan bisnis ( PT.Cibadak Indah Sari Farm, PT Intan Sinar Abadi, RPA Nusantara, PT Sucofindo), akademisi (STIE Pelita Bangsa), pemerintah (Dinas Peternakan Provinsi NTT, LPPOM MUI Kota Bogor) dan perseorangan. Kegiatan ini terselenggara atas dukungan dan kerjasama yang baik dengan PT Ciomas Adisatwa (JAPFA)-Parung dan media partner antara lain Majalah Poultry Indonesia, Livestockreview.com dan Agropustaka. (flpi-alin.net)

  • Setelah sukses melaksanakan pelatihan pelatihan ISO 9001:2015 dalam rangka mewujudkan pelayanan akademik berkulitas tinggi yang berstandar internasional, Fakultas Peternakan IPB melanjutkan sesi pelatihan ISO, pada hari Senin, 7 November 2016. Adapun tema Kegiatan pelatihan kali ini adalah analisis SWOT tentang pelayanan akademik dalam rangka penyusunan dokumen ISO 9001:2015. Trainer yang diundang kali ini adalah Ir. M. Agus Setiana, MS, salah satu trainer yang sering melakukan pelatihan di tingkat nasional. Training diikuti oleh dihadiri oleh Staf pengajar dari Departemen IPTP dan INTP dan tenaga kependidikan dari fakultas dan departemen. Pelatihan diadakan di ruang sidang Fakultas Peternakan, dimulai pada pukul 09:00, dengan dibuka oleh Wakil Dekan Fakultas Peternakan IPB.

    Kegiatan pelatihan ini diadakan mendapatkan pengetahuan cara menganalisis strategi dengan cara memfokuskan perhatian pada kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang merupakan hal yang kritis bagi keberhasilan Fapet IPB. Perlunya identifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi serta kekutan dan kelemahan yang dimiliki organisasi melalui telaah terhadap lingkungan dan potensi sumber daya Fapet IPB dalam menetapkan sasaran dan merumuskan strategi organisasi yang realistis dalam mewujudkan misi dan visinya.

  • Lembaga Kemahasiswaan Fakultas Peternakan IPB menggelar Capacity Building and Leadership Development bagi mahasiswa Fakultas Peternakan (Sabtu, 14 Desember 2019). Kegiatan yang diikuti oleh lebih dari seratus mahasiswa ini ini berlokasi di Kebun Raya Bogor. Peserta kegiatan berasal dari lembaga kemahasiswaan di lingkungan Fapet IPB seperti : Himasiter, Himaproter, DPM, BEM, dan lain lain.

    Kegiatan pelatihan  dibuka oleh Wakil Dekan Bidang Sumberdaya, Kerjasama, dan Pengembangan Dr. Rudi Afnan,  Dr. Rudi berharap agar pelatihan tersebut dapat meningkatkan kemampuan pengetahuan dan keterampilan, sikap, dan perilaku.

    bertindak sebagai trainer, Iyep Komala, S.Pt, M.Si dan tim memberikan materi pelatihan berupa games dan diskusi yang bertujuan untuk mengasah kemampuan berkomunikasi, motivasi diri, kemampuan problem solving, kreativitas, dan kepemimpinan. Setiap selesai mengikuti sebuah permainan, dijelaskan megenai tujuan dan manfaat yang terdapat dalam permainan tersebut. Banyak hal yang dapat diambil dari permainan yang diberikan untuk pengembangan kapasitas sumberdaya, baik untuk individu maupun organisasi.

    Kegiatan pelatihan Capacity Building adalah sebuah sarana pelatihan ’edukreasi’ (edukasi sekaligus rekreasi ) yang sangat dinamis, interaktif dan menyenangkan yang dilakukan melalui berbagai aktivitas yang menarik.  Capacity Building dapat diartikan sebagai proses meningkatkan kemampuan pengetahuan dan keterampilan (skills), sikap (attitude) dan perilaku (behaviour) dari mahasiswa. Melalui pelatihan ini, mahasiswa  diajak untuk mengikuti proses pembinaan diri yang terpadu, sistematik dan tepat yang dapat diimplementasikan dalam aktivitas sehari hari.

    Melalui Pelatihan Capacity Building  and Leadership Development ini, diharapkan kualitas anggota lembaga kemahasiswaan di Fapet dapat lebih baik, serta menciptakan kondisi lingkungan yang dibutuhkan oleh organisasi agar dapat berjalan dengan baik.

     

     

  • FLPI bekerjasama dengan Fapet IPB, BBPKH Cinagara, LSP-PI , BNSP menyelenggarakan Pelatihan Dan Sertifikasi Kompetensi Bidang Pemotongan Daging (Butcher) Level Junior Sesuai SKKNI – Batch 2 yang berlangsung mulai dari tanggal 03 s.d. 09 Februari 2020.

    Pelatihan diikuti oleh 6 orang peserta dengan latar belakang dari Rumah Potong Hewan milik swasta dan Pemerintah Daerah. Pelaksanaan kegiatan pelatihan dilakukan di di Laboratorium Ruminansia Besar dan RPH Fakultas Peternakan IPB. Selama kegiatan pelatihan peserta mendapatkan informasi mengenai titik kritis yang dapat mempengaruhi kualitas daging, pengemasan dan penyimpanan daging yang sesuai standar dan juga bagaimana jenis potongan daging yang memenuhi kualifikasi standar internasional. Keseluruhan materi yang diberikan sudah sesuai dengan SKKNI Sektor Peternakan Bidang Pemotongan Daging (Butcher).

    Hal ini nantinya diharapkan dapat mendorong pengusaha lokal untuk dapat memenuhi permintaan kualifikasi produk daging baik di dalam maupun di luar negeri, jelas Prof Luki Abdullah selaku Ketua FLPI saat pembukaan pelatihan. Kegiatan juga dihadiri oleh Prof. Sumiati selaku Dekan Fakultas Peternakan IPB yang sangat mendorong kolaborasi kegiatan seperti ini yang melibatkan multistakeholder dalam rangka meningkatkan kapasitas SDM. (flpi-alin.net)

  •  

    Kegiatan Pelatihan Editor dan Reviewer Media Peternakan dilaksanakan di Fakultas Peternakan IPB pada 9 – 10 Februari 2017. Kegiatan ini dilakukan oleh Fakultas Peternakan bersama Animal Logistics Indonesia Netherlands (ALIN) dan Media Peternakan. Kegiatan ini diikuti oleh para editor dan reviewer Media Peternakan yang ada di Indonesia. Materi diberikan oleh Prof. Jong Kyu HA (Chief Editor Asian-Australian Journal of Animal Sciences, AJAS), Dr. Simon Oosting (Editorial Board, Animal Journal), Dr. Roel Bosma (Wageningen University of Research, Belanda), dan Dr. Lorna Calumpang (Konsorsium MSM). Saat ini Media Peternakan merupakan salah satu Jurnal Internasional dari Indonesia yang sudah ter-index SCOPUS. Melalui training ini, Media Peternakan berharap agar kualitas Jurnal dapat terus meningkat dan dikenal secara global.

  • Himpunan Mahasiswa Nutrisi dan Makanan Ternak (HIMASITER) Institut Pertanian Bogor (IPB) mengadakan ‘Pelatihan Formulasi Ransum untuk Pakan Ternak’ (16-17/9). Kegiatan ini diikuti oleh 50 orang peserta yang berasal dari perwakilan Kementerian Pertanian, para peternak dari berbagai daerah di Indonesia, dan formulator dari PT Ultra Peternakan Bandung Selatan (UPBS) Pangalengan.

    Guru Besar Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan (INTP) Fakultas Peternakan (Fapet) IPB, Prof. Dr. Nahrowi sebagai salah satu pemateri dalam Feed Formulation Training mengatakan bahwa pelatihan ini sangat penting, khususnya bagi industri pakan ternak di Indonesia.

  •  

    Pendaftaran : bit.ly/form_meta_analisis

     

     

  • Bogor-FLPI yang diinisiasi oleh Fakultas Peternakan IPB mengadakan pelatihan manajemen produksi dan logistik lebah madu tropika pada tanggal 08-09 Oktober 2019. Kegiatan pelatihan dilaksanakan atas kerjasama FLPI dengan Tim Divisi NRSH Depertemen IPTP,Fakultas Peternakan IPB.

    Kegiatan pelatihan dibuka oleh Prof Luki Abdullah, MScAgr selaku Chairman FLPI. Hari pertama pelatihan dilaksanakan di Ruang Sidang Departemen Iptp Fapet Ipb berupa penyampaian materi dari 5 orang pakar dari akademisi, praktisi dan komunitas peternak. Prof Asnath M Fuah dari Departemen Iptp Fapet Ipb menyampaikan materi tentang potensi dan prospek lebah madu di Indonesia yang masih terbuka luas. Drs. Kuntadi, MSc dari Asosiasi Perlebahan Indonesia menyampaikan materi tentang teori dan praktek perlebahan di Indonesia. Prof. Dr. Ir. Mochammad Junus, MS dari Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya menyampaikan materi tentang Logistik Lebah Madu di Indonesia.

    Para peserta juga mendapatkan penjelasan tentang karakteristik madu dan praktek menguji kualitas madu. Materi ini disampaikan oleh Dr.Yuni Cahya Endrawati dari Fakultas Peternakan IPB. Analisis bisnis produk lebah madu disampaikan oleh Eureka Indra Zatnika, SPt sebagai alumni Fakultas Peternakan IPB yang saat ini menjadi peternak madu.

    Pada hari kedua pelatihan dilaksanakan di Peternakan Madu Pak Lebah milik Eureka Indra Zatnika, SPt. Peserta mendapatkan pengalaman praktek cara panen madu dan budidaya lebah madu. Para peserta yang berasal dari akademisi, bisnis dan komunitas dari berbagai wilayah nusantara sangat antusias untuk mempraktekkan ternak lebah. Salah satu peserta dari Jayapura setelah mengikuti pelatihan ini sangat berminat untuk mulai praktek berternak lebah madu Meiliferra di Jayapura. Kegiatan ini juga didukung oleh majalah Infovet, Foodreview Indonesia dan agropustaka.id sebagai media partner.

  • Pelatihan Penanganan Daging yang Sehat dan Berkualitas dilaksanakan selama dua hari atas kerjasama FLPI-Fapet IPB-Chef Halal Indonesia- Toko Daging Joinhed. Kegiatan hari pertama pada tgl 29 April 2019 dilaksanakan di Ruang Sidang Fapet IPB. Kegiatan pelatihan dibuka langsung oleh Dr.Rudi Afnan, S.Pt, MSc.Agr selaku Wakil Dekan Fakultas Peternakan IPB. Sesi pertama pelatihan disampaikan oleh Dr.drh.Denny Widaya Lukman, M.Si tentang sanitasi dan higiene daging beku dan segar. Sesi kedua pelatihan disampaikan oleh Dr.Ir.Henny Nuraini, MSi tentang metode penanganan daging dan teknik klasifikasi pemotongan daging.

    Pada hari kedua pelatihan tanggal 30 April 2019 dilaksanakan kunjungan ke Toko Daging Joinhed (Kalimalang, Jakarta). Kegiatan kunjungan difasilitasi oleh tim Bapak Achmad Hadi selaku pemilik Toko Daging Joinhed. Selain kunjungan, demo cooking halal juga dilaksanakan oleh Chef Halal Indonesia di Toko Daging Joinhed. Teknik pengolahan daging dengan berbagai jenis kualitas daging disampaikan oleh Chef R.Muhammad Suherman selaku Ketua Chef Halal Indonesia.

    Pelatihan diikuti oleh sejumlah peserta multistakeholder antara lain berasal dari RPH Pegirian Surabaya, Universitas Jambi, PT Cianjur Artamakmur, PT Maradeka Karya Semesta, Toko Daging Sedulur 99 Indramayu, PPHNak Ditjen PKH Kementan, PD Dharma Jaya, UD Prima Bro dan perorangan lainnya.

    "Praktek pengolahan daging dan konsep Toko Daging Joinhed yang dipadukan dengan restoran Jepang menjadi inspirasi bagi pengembangan bisnis toko daging kami ke depan", jelas drh.Evia Kirana selaku peserta pelatihan.
    Kegiatan diikuti penuh antusias oleh para peserta. "Bagi saya, dua hari pelatihan ini sangat banyak memberikan ilmu dan pengetahuan baru yang akan saya share ke para mahasiswa", jelas Ibu Dr.Sri Ernita dosen Universitas Jambi salah satu peserta pelatihan. Kegiatan ini juga didukung media partner Majalah Poultry, livestockreview.com, Agro Pustaka

  •  

    Fakultas Peternakan IPB bersama Animal Logistics Indonesia Netherlands (ALIN) IPB menggelar kegiatan Pelatihan Penulisan Jurnal Ilmiah, pada tanggal 6-10 Februari 2017. Kegiatan yang dilaksanakan di ruang sidang Fakultas Peternakan IPB ini dibuka oleh Dekan Fapet IPB. Hadir sebagai narasumber pada training ini adalah Dr. Roel Bosma (Wageningen University of Research, Belanda), Dr. Simon Oosting (Wageningen University of Research, Belanda), dan Dr. Lorna Calumpang (Konsorsium MSM).

    Training penulisan jurnal ilmiah ini diikuti oleh Peserta sebanyak 25 orang terdiri dari Staf Dosen dan mahasiswa Pascasarjana Fakultas Peternakan. Para peserta mengikuti kegiatan dengan antusias untuk meningkatkan kapasitasnya dalam penulisan jurnal skala internasional. dengan adanya kegiatan ini diharapkan kualitas tulisan yang dimuat dalam jurnal ilmiah akan semakin baik dan berguna untuk masyarakat.

     

  • Pada hari Kamis tanggal 24 Juni 2021 bertempat di Laboratorium Lapang Blok B Fakultas Peternakan IPB diselenggarakan acara Peletakan Batu Pertama Pembangunan Broiler Closed House yang merupakan hibah dari PT. Charoen Pokphand Indonesia.

    Acara peletakan batu pertama ini dihadiri Rektor IPB, Prof. Dr. Arif Satria, SP, MSi, Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan, Dr. Ir Drajat Martianto, M.Sc, Wakil Rektor bidang Inovasi dan Bisnis, Prof. Dr. Ir. Erika B. Laconi, MS, serta Dekan dan wakil Dekan Fakultas Peternakan, Ketua Senat fakultas, Kepala Divisi di lingkungan Fakultas Peternakan IPB. Selain itu, dari PT. Charoen Pokphand hadir Sekretaris Jenderal Charoen Pokphand Foundation Indonesia, Andi Magdalena Siadari SH MH, dan  Head of Human Capitan for Poultry Business, Ir. Syafri Afriansyah MBA serta tim lainnya.

    Pada kesempatan tersebut, Dekan Fakultas Peternakan, Dr. Ir. Idat Galih Permana, MSc menyampaikan bahwa pembangunan broiler closed house dengan kapasitas 20.000 ekor ini dilengkapi dengan berbagai peralatan dan teknologi modern. Selain untuk tujuan budidaya komersial, kandang ini nantinya dapat digunakan untuk mendukung program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dimana mahasiswa diberi kesempatan untuk mengadopsi teknologi modern yang diterapkan di dunia industri.

    Pada sambutannya, Sekjen Charoen Pokphand Foundation Indonesia, Andi Magdalena Siadari, SH, MH juga menyampaikan bahwa hibah ini adalah bentuk program Corporate Sosial Responsibility (CSR) yang mendukung program pemerintah dalam sinergis antara dunia industri dan dunia pendidikan serta sejalan dengan program MBKM. Dengan pembangunan broiler closed house yang berstandar tinggi ini juga akan menambah wawasan mahasiswa terkait updating teknologi budidaya ayam broiler yang ada di industri. Hibah kandang closed house dari Pokphand untuk IPB adalah yang kedua. Pada tahun 2005, PT. CPI juga telah memberikan hibah kandang closed house yang pada saat ini dikelola oleh University Farm

    Rektor IPB, Prof. Dr. Arif Satria, SP, M.Si juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada PT. Charoen Pokphand Indonesia atas hibah kandang closed house ini.  Keberadaan kandang broiler closed house diharapkan dapat meningkatkan kompetensi mahasiswa dalam budidaya ayam broiler modern.

    Acara peletakan batu pertama dilaksanakan oleh Rektor IPB, Dekan Fapet IPB, Sekjend Charoen Phokpand Foundation, Wakil Rektor Bidang Inovasi dan Bisnis, serta Wakil Rektor Bidang pendidikan dan Kemahasiswaan IPB (Femmy)

  • Ketahanan pangan yang digadang-gadang oleh pemerintah Indonesia saat ini ternyata memperlihatkan bahwa masih cukup banyak pekerjaan rumah yang perlu dibenahi dan diperhatikan di sector tersebut, khususnya dalam usaha regenerasi petani muda yang kelak akan menjadi penerus dalam pengolahan lahan pertanian dengan berbagai inovasi dan teknologi. Namun nyatanya, Badan Pusat Statistik menerbitkan laporan bertajuk Sensus Pertanian 2013 yang menunjukkan adanya penurunan jumlah petani muda di Indonesia pada rentang umur produktif yaitu sebanyak 3.129.644 untuk rentang usia 25-35 tahun dan 229.943 orang untuk rentang usia 15-24 tahun dari total 26.135.469 petani yang terdata di tahun 2013.

    Regenerasi petani di Indonesia diperlukan sebagai langkah modernisasipertanian demi memenuhi kebutuhan pangan yang semakin hari semakin bergerak cepat. Generasi petani muda juga diharapkan dapat bekerja sama dengan petani yang berada di lapangan. Dalam hal ini, JAPFA Foundation meluncurkan program “Bertani untuk Negeri” yang pelaksanaannya telah dimulai pada pertengahan Agustus 2020 dengan jumlah pendaftar sebanyak 466 anak muda dari berbagai universitas negeri dan swasta di Indonesia. Setelah melewati serangkaian seleksi wawancara yang dilaksanakan secara online pada 21 – 28 Agustus 2020, terpilihlah 16 penerima program.

    Pada acara pembukaan program tersebut dihadiri pula oleh Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat sebagai utusan Gubernur Jawa Barat, Bapak Jafar Ismail yang turut menyampaikan dukungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat khususnya dari Bapak Ridwan Kamil selaku Gubernur Provinsi Jawa Barat terhadap program ini, menyampaikan pesan ’kita sebagai masyarakat pertanian seharusnya tinggal di desa, penghasilan kota dan berpengetahuan dunia’. 

    JAPFA Foundation merupakan yayasan korporasi yang berdiri pada bulan Maret 2015 dengan visi utama untuk memaksimalkan potensi kaum muda melalui pendidikan agrikultur

  • Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University bekerjasama dengan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah Deklarasikan Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) Anutapura, di Kabupaten Sigi di Desa Walatana Kecamatan Dolo Selatan, Agustus lalu. Deklarasi ini dihadiri oleh Asisten bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Sigi, Iskandar Nongtji, ST, MM. Hadir juga tim LPPM IPB University, Ketua SPR IPB University, Prof  Muladno, Dr Chusnul Choliq, MS, MM dan Danang Aria Nugroho, SE selaku Manager Program Pengabdian kepada Masyarakat IPB University.

     Wakil Kepala LPPM Bidang Pengabdian kepada Masyarakat, Prof Sugeng Heri Suseno mengatakan bahwa deklarasi SPR di Anutapura merupakan salah satu rangkaian kegiatan yang sangat penting dalam menumbuhkembangkan model peningkatan Sumberdaya Manusia (SDM) Peternakan melalui kegiatan SPR di Kabupaten Sigi. Menurutnya, IPB University siap melayani 24 jam untuk para peternak yang sudah dilantik menjadi anggota SPR.  
     
    “Harapannya peternakan yang tergabung dalam SPR dapat memelihara dan mengembangkan ternaknya menjadi ternak yang gemuk. IPB University mengucapkan terima kasih kepada Pemda Sigi, karena dengan adanya deklarasi SPR ini para peternak menjadi bagian dari keluarga IPB University,” ujarnya.
     
    Sementara itu, Iskandar Nongtji menyampaikan bahwa Pemda membina dan memfasilitasi peternak dengan memberikan bantuan ternak. Inovasi ini merupakan salah satu program terobosan pemerintah daerah yang bertujuan sebagai upaya pengentasan kemiskinan di sektor peternakan dimana sejak tahun 2017 telah memberikan Hibah Bansos ternak kepada kelompok-kelompok tani ternak sebanyak 1000 ekor ternak setiap tahun. Ternak yang diberikan terdiri dari ternak sapi sebanyak 500 ekor, kambing 300 ekor dan babi 200 ekor,” ujarnya.
     
    Harapannya, dengan kegiatan Deklarasi SPR ini dapat menjadi tonggak sejarah kebangkitan peternakan rakyat di Kabupaten Sigi. SPR Anutapura memiliki motto “Mosangu Kita Mombangun Kabelota Singgani”, sehingga peternak dapat manfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk menimba ilmu dan menyerap pengetahuan mengenai cara budidaya ternak dengan baik dari para pakar-pakar yang ahli di bidang pengolahan dan manajemen peternakan.

    Pada kesempatan tersebut Pemda Kabupaten Sigi menerima bantuan dana peduli bencana sebesar 50 juta rupiah dari LPPM IPB University (ipb.ac.id)

  • Tim Kedai Reka Yogurt Probiotik Rosella mendatangi LKST pada Senin, 28 November 2022 berkaitan dengan penandatanganan kerjasama lisensi antara IPB dengan CV. Sari Burton. Kegiatan ini dihadiri oleh Dekan Fakultas Peternakan Dr. Ir. Idat Galih Permana, MSc.Agr. kegiatan dibuka oleh Wakil Ketua Bidang Innovasi dan Alih Teknologi  LKST, Dr. Ir. Tri Partono, M.Sc dan dilanjutkan dengan penandatanganan SPK oleh Direktur CV. Sari Burton Edgina Burton, S.Pt., M.Si

    Ketua Pengusul Kedai Reka Yogurt Probiotik Rosella, Prof. Dr. Irma Isnafia Arief, S.Pt., M.Si dalam sambutannya menjelaskan, “berawal dari ilmu yang diberikan oleh (almh) ibu Dr. Ir. Rarah Ratih Adjie Maheswari DEA yang mengajarkan bagaimana cara mengolah susu yang baik, kami Divisi Teknologi Hasil Ternak berkesempatan untuk mengembangkan produk susu menjadi produk Yogurt Probiotik Rosella. Produk ini memiliki jalan ceritanya sendiri yaitu dari yogurt drink yang memiliki kadar air tinggi, kemudian dibuat smoothies yang berkurang kadar airnya, hingga yogurt dried yang kami buat sehingga memudahkan konsumen untuk meminum di manapun dan kapanpun karena yogurt dried ini bisa diseduh dengan air maupun langsung diminum begitu. Kami berterima kasih kepada LKST telah menjadi wadah bagi kami untuk mengembangkan produk ini dan membantu kami sejak awal kami mengajukan proposal Kedai Reka hingga saat ini kami melaksanakan penandatanganan perjanjian kerjasama antara IPB dengan CV. Sari Burton.”

    Selain itu juga direktur CV. Sari Burton, Edgina Burton, menyampaikan “terima kasih atas kepercayaan dari innovator yogurt rosella Prof. Dr. Irma Isnafia Arief, S.Pt., M.Si dalam pengembangan produk yogurt ini karena inovasi dan industri harus berjalan berdampingan. CV Sari Burton sangat berterima kasih atas kesempatan yang diberikan oleh IPB khususnya Prof. Dr. Irma Isnafia Arief, S.Pt., M.Si karena produk ini berawal dari ide penelitian saya sebagai mahasiswa dahulu yang didukung penuh oleh dosen pembimbing dan juga fakultas peternakan. Harapannya dengan kegiatan ini semakin menambah kesempatan bagi start up dan juga innovator untuk menciptakan dan mengembangkan produk-produk yang bermanfaat karena dengan yogurt ini terdapat harapan dan juga bentuk perjuangan dari peternak, pedagang, dan masyarakat yang mengharapkan manfaat dari produk dan kerja sama ini. Saya menyampaikan terima kasih kepada LKST atas bantuannya selama ini sehingga kerjasama ini dapat terjalin.”

    Penandatanganan ini juga dihadiri dan disaksikan langsung oleh dekan Fakultas Peternakan yang juga turut menyampaikan, “ide dari penelitian ini sebaiknya diperhatikan karena tidak sedikit ide-ide seperti Edgina Burton ini, berawal dari ide penelitian dan didukung oleh pihak kampus sehingga menghasilkan produk yang dapat bersaing dengan produk komersial nantinya. Kami harap juga kerja sama ini sebagai langkah awal produk-produk dari IPB yang bekerja sama dengan mitra, sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat. (Yasmin)