News

  • Masa pandemi COVID-19 tak menghalagi kegiatan pelatihan dilakukan.  Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University bersama Forum Logistik Peternakan Indonesia (FLPI) menggelar pelatihan penanganan daging.  Pelatihan dilakukan secara daring pada 4/5. Pelatihan ini menghadirkan Dr drh Denny Widaya Lukman, MSi, dosen IPB University dari Fakultas Kedokteran Hewan (FKH).

    Pada kesempatan ini, Pakar Higiene Pangan dan Kesmavet ini menjelaskan dalam penanganan daging, perlu memperhatikan penerapan good hygiene practices (GHP) atau prinsip higienis, penerapan sistem rantai dinging dan penerapan jaminan keamanan pangan seperti Nomor Kontrol Veteriner (NKV), sistem Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) dan ISO 22000:2018.

    Lebih lanjut Dr Denny menjelaskan prinsip higienis pada keamanan pangan meliputi bangunan, peralatan, personal dan proses produksi yang dilakukan. Prinsip ini sangat perlu diterapkan dalam rangka mencegah kontaminasi langsung maupun kontaminasi silang pada olahan pangan terutama daging. Sementara itu, sertifikat NKV diperlukan oleh institusi pengolahan pangan karena di dalamnya memiliki komponen praktik veteriner, higiene sanitasi, status halal, biosecurity, dan kesejahteraan hewan.

    “Di samping persyaratan yang sudah ditentukan, dalam penanganan daging di masa pandemi COVID-19 ini, orang yang menangani daging harus memakai masker, memakai sarung tangan dan sangat dianjurkan untuk mencuci tangan sebelum maupun sesudah memakai sarung tangan, menerapkan physical distancing dan menerapkan hygiene personal,” papar Dr Denny.

    Dr Denny menjelaskan, yang dimaksud hygiene personal adalah melepas perhiasan seperti jam tangan maupun cincin ketika menangani daging. Tidak hanya itu, ketika sedang menangani daging, ia juga menghimbau supaya tidak merokok, tidak memegang rambut, telinga, mata maupun hidung, tidak bersin atau batuk ke arah makanan dan tidak membuang ludah sembarangan.

  • Sebagian orang merasa tidak tega menyantap daging kelinci, mamalia berbulu yang sering dijadikan peliharaan. Bahkan ada yang beranggapan belum lazim memakannya karena kurangnya informasi bahwa daging kelinci itu halal, lebih enak dan lebih sehat dibandingkan daging ternak lainnya. Dengan alasan tersebut maka sosialisasi kelebihan dan keistimewaan daging kelinci harus digalakkan agar pengetahuan masyarakat terhadap daging kelinci makin mantap. Sehingga, ke depan daging kelinci bukan lagi dijauhkan, tetapi akan dicari banyak orang dan disantap dengan penuh kenikmatan dan keyakinan.

    Untuk itu dua dosen IPB University dari Divisi Produksi Ternak Daging, Kerja dan Aneka Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Dr Henny Nuraini dan  Muhammad Baihaqi, SPt, MSc menyampaikan manfaat daging kelinci yang sehat juga halal.

    Daging kelinci halal untuk dikonsumsi. Status halal ini sesuai dengan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI). Melalui sidang di Jakarta pada 12 Maret 1983, Komisi Fatwa MUI menetapkan bahwa hukum memakan daging kelinci adalah halal.

    Manfaat lainnya adalah adanya senyawa kitotefin pada daging kelinci terutama pada jantung dan hati yang dapat mencegah penyakit asma.

    "Kadar protein daging kelinci lebih tinggi di banding dengan ternak lain. Kadar omega-3 daging kelinci empat kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan daging ayam," papar Baihaqi.  

    Kadar kolesterol dan kadar lemak, lanjut Baihaqi, pada daging kelinci sangat rendah. Tidak hanya itu daging kelinci dinilai lebih "lean" dan sedikit mengandung lemak.

    Lebih lanjut ia menerangkan daging kelinci dapat diolah menjadi berbagai variasi olahan seperti nasi briyani kelinci, kelinci masak madu, rica kelinci dan kelinci goreng korea.

    "Kelinci sebagai ternak multiguna yang memiliki produksi dan produktivitas tinggi. Multiguna artinya dapat dimanfaatkan sebagai pangan konsumsi manusia dan sebagai hewan piara atau dimanfaatkan kulit bulunya untuk pembuatan jaket, tas, atau dompet yang bernilai tinggi. Bahkan, kotorannya bisa dijadikan pupuk tanaman," pungkasnya (ipb.ac.id)

  • Tim Kedai Reka Matching Fund 2022 Yogurt Probiotik Rosella ikut melibatkan 20 orang mahasiswa IPB University dari Program Studi (Prodi) Teknologi Hasil Ternak, Teknologi Produksi Ternak dan Nutrisi Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan (Fapet) dalam program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM). Sejumlah mahasiswa ini terlibat dalam empat kegiatan, yaitu uji kualitas bahan baku, produksi dan quality control, distribusi produk dan digital marketing.

    Ketua program Yogurt Probiotik Rosella, Prof Irma Isnafia Arief menjelaskan, kegiatan terlaksana selama jangka waktu tiga bulan dan dilakukan di sela-sela kegiatan kuliah dan praktikum mahasiswa. Hal itu guna menambah wawasan dan pengalaman mahasiswa terkait produksi industri pengolahan susu.

    “Mahasiswa sangat antusias dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan MBKM ini. Diharapkan program ini dapat menjadi jembatan bagi mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman dan wawasan dari proses produksi yogurt ini,” ujarnya. 

    Selain Prof Irma, kegiatan ini juga didampingi langsung oleh beberapa dosen IPB University lainnya sesuai keahliannya masing-masing, yakni Dr Zakiah Wulandari, Dr Zaenal Abidin, Muhamad Arifin, SPt, MSi dan Dr Iyep Komala.

    Mahasiswa dan dosen saling bersinergi dan bekerjasama dalam kegiatan yang dimasukkan ke dalam tiga satuan kredit semester (SKS) MBKM. Kegiatan MBKM ditutup dengan kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev).

    Direktur utama CV Sari Burton, Edgina Burton dalam keterangannya memaparkan, program ini sangat membantu mengoptimalkan produksi yogurt di CV Sari Burton. Antusiasme mahasiswa juga sangat ia apresiasi. Pasalnya, mahasiswa yang terlibat sangat bersemangat dalam terlibat dalam kegiatan MBKM ini (ipb.ac.id)

  • Dendeng adalah salah satu produk olahan daging yang sangat digemari oleh banyak masyarakat di Indonesia. Dendeng sapi menurut Standard Nasional Indonesia (SNI) adalah produk makanan berbentuk lempengan yang terbuat dari irisan  daging sapi segar yang berasal dari sapi sehat yang telah diberi bumbu dan dikeringkan.
     
    Penambahan bumbu bernuansa rempah khas Indonesia dan proses pembuatan dendeng mampu meningkatkan cita rasa dan aroma dari produk dendeng yang dibuat.
     
    Empat orang pakar dari Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan (IPTP) Fakultas Peternakan (Fapet) Institut Pertanian Bogor (IPB) yang terdiri dari Tuti Suryati, Irma Isnafia Arief, Zakiah Wulandari dan Devi Murtini melakukan penelitian terhadap dendeng sapi. 
     
    Berdasarkan penelitian sebelumnya dihasilkan dendeng yang masih mengandung bakteri patogen E. coli dan S. aureus sehingga diperlukan perbaikan proses pengolahan.
     
    Penelitian tersebut bertujuan untuk memperbaiki proses pengolahan dengan menerapkan prosedur operasional baku (POB) pada produksi dendeng serta menguji mutu mikrobiologis, fisikokimia, dan sensori dendeng yang dihasilkan. 
     
    Perlakuan dalam percobaan ini ialah menggunakan dua lama waktu penggorengan yang berbeda, yaitu: 1,5 menit dan 2 menit yang dibandingkan dengan dendeng mentah sebagai kontrol.
     
    Penerapan POB pada produksi dendeng yang dilakukan tim ini menghasilkan mutu fisikokimia (rendemen, kadar air, aktivitas air, dan pH) yang konsisten baik. Proses produksi yang dilakukan menggunakan POB mampu menurunkan jumlah bakteri E. coli dan S.aureus secara nyata. 
     
    Penggorengan selama 2 menit mampu menurunkan jumlah bakteri E. coli dan S. aureus hingga pada taraf tidak terdeteksi. Penggorengan juga nyata mampu menurunkan kadar MDA, dan tidak ada perbedaan kadar MDA antara lama penggorengan 1,5 dengan 2 menit.
     
    Peningkatan lama penggorengan dari 1,5 menit menjadi 2 menit mampu meningkatkan mutu mikrobiologis dan akivitas antioksidan dendeng tanpa mempengaruhi mutu sensori. 
     
    Para peneliti ini menyimpulkan bahwa produksi dendeng dengan menggunakan POB yang ditetapkan dan lama penggorengan 2 menit pada penelitian ini berhasil meningkatkan mutu mikrobiologis, dengan mutu fisikokimia dan sensori yang baik.(megapolitan.antaranews.com)
  • Bayu Aji Pangestu, mahasiswa IPB University dari Program Studi Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan angkatan 54 ini berhasil mengembangkan start up dengan omset puluhan juta rupiah dari modal uang jajan. Bayu mengawali usaha bisnisnya dengan membentuk platform Smartkandang.com dengan modal awal 200 ribu rupiah dari hasil mengumpulkan uang jajannya. Kini start up yang bergerak di bidang pendistribusian daging ayam broiler ini memiliki area layanan aktif di delapan kota besar Indonesia seperti Jakarta, Bogor, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Banyuwangi, dan Banjarbaru.
     
    “Saya berhasil mengumpulkan uang 200 ribu rupiah dari uang jajan untuk modal awal dalam berbisnis ayam potong. Modal 200 ribu (bootstrap) tersebut saya gunakan untuk membentuk sebuah platform dengan harga yang murah. Setelah platform jadi, maka proyek pun dapat direalisasikan dengan baik dan langsung saya jalankan. Untuk memenuhi permintaan pasar, kami menggaet para mitra ternak yang peternakannya telah didukung mesin yang modern serta tenaga kerja yang profesional. Kami selalu berusaha memberikan produk ayam broiler yang berkualitas dan higenis sehingga aman untuk diolah kembali oleh konsumen,” ujarnya.
     
    Dalam perjalanan usahanya, Smartkandang.com tidak memiliki peternakan sendiri melainkan bekerjasama dengan puluhan mitra peternakan. Di awal perjalanannya, Bayu hanya bisa menyuplai daging ayam sekitar 400 kilogram per bulannya. Seiring berjalannya waktu, Bayu kini memiliki kapasitas stok daging ayam hingga 50 ton.
     
    "Dalam menjalankan Smartkandang.com, keuntungan awal yang kami peroleh tak lebih dari 5 juta rupiah. Kini pendapatan semakin tinggi dibandingkan dengan pendapatan di awal memulai usaha ini. Saat ini, setiap bulannya kami dapat menghasilkan 28 juta rupiah. Namun, pendapatan hanya sebuah angka saja yang merupakan kepuasan sementara, yang terpenting fokus utamanya yaitu mengejar value yang lebih tinggi lagi agar lebih berarti dibandingkan angka pendapatan," tandasnya.
     
    Usaha yang dibangunnya ini memiliki konsep kemandirian. Yakni tidak berfokus atau mengharapkan untuk mendapatkan pendanaan atau mendapat dana segar dari sebuah institusi. Bayu lebih memilih fokus pada value usaha yang semakin hari menjadi semakin berarti dengan peningkatan kualitas serta mutu pelayanannya.
     
    "Saya percaya jika bertumbuh itu butuh waktu. Intinya, siapapun yang menjadi entrepreneur di usia yang muda, harus dapat menahan diri atau sabar. Jangan cengeng dalam mengembangkan usaha. Harus berusaha keras dan memanfaatkan potensi ataupun kemampuan yang kita miliki terlebih dahulu untuk memulai sebuah usaha," ujarnya.
     
     
    Harapan ke depan adalah agar Smartkandang.com dapat berekspansi lebih jauh lagi layanannya hingga bisa diakses di daerah pelosok. Bayu memiliki semangat dan cita-cita yang tinggi dalam pembangunan usaha ayam potong secara bersih dan profesional di Indonesia. “Saya selalu memegang teguh konsep kepercayaan yang diberikan pelanggan dengan selalu berharap bisa memberikan harga yang terjangkau dalam setiap harinya walaupun harga daging di pasaran melonjak,” tandasnya (kumparan.com)
  • Departemen Ilmu Nutrisi & Teknologi Pakan (INTP) berkerja sama dengan GrainPro menggelar acara Guest Lecture: Strategies to Maintain the Rice Bran Quality During Storage (19/08) secara daring di platform Zoom dengan menghadirkan pembicara utama Melanie Blanca-Ocreto, PhD selaku Manager for Customer Support DepartmentGrainPro Filipina, dosen, mahasiswa sarjana & pascasarjana. Acara ini diselenggarakan untuk menambah wawasan civitas Departemen INTP mengenai hermetic technology.

    Pada kesempatan tersebut, Dr. Ir. Idat Galih Permana, M.Sc.Agr selaku Dekan Fakultas Peternakan dan Dr. Allan Quintos selaku Regional Manager GrainPro membuka acara tersebut. Dr. Idat menyatakan bahwa materi yang dipaparkan oleh Dr. Melanie merupakan salah satu teknologi kekinian di bidang penyimpanan pakan. Hal ini juga sangat diperlukan untuk bahan pakan lokal, seperti dedak padi yang sangat melimpah pasca panen padi, untuk dilakukan penyimpanan dalam jangka panjang. Dr. Allan juga menambahkan bahwa hermetic technology sangat membantu dalam penyimpanan produk utama maupun sampingan dari pertanian.

    Kegiatan inti, Guest Lecture, kemudian dipandu oleh Prof. Dr. Anuraga Jayanegara, S.Pt, M.Sc selaku moderator dan juga Ketua Departemen INTP. Dr. Melanie membawakan materi berupa controlling rice bran deterioration using hermetic technology. Ia menjelaskan bahwa hermetic technology merupakan metode penyimpanan dengan memodifikasi atmosfer dalam bentuk kedap udara sehingga penyimpanan dapat dilakukan lebih lama dan tanpa terkontaminasi mikroorganisme atau pun kontaminan lainnya yang dapat menurunkan kualitas bahan pakan, terutama pada dedak padi.

    Selain itu, pada kegiatan tersebut juga dilakukan diskusi antar pembicara dan peserta Guest Lecture. Peserta sangat antusias dengan materi yang dipaparakan sehingga banyak pertanyaan yang ingin ditanyakan hingga akhir acara. Para peserta pun sangat berharap acara seperti ini pun dapat dilaksanakan kembali guna meningkatkan wawasan peserta (Rima SH Martin)

  • Kuliah tamu Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan (IPTP), Fakultas Peternakan IPB University menghadirkan Febroni Purba, SPt dari PT Sumber Unggas Indonesia (PT SUI). Kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa IPTP ini mengangkat tema “Strategi Bisnis Unggas Pedaging di Masa Pandemi COVID-19.

    Selain pengenalan tentang sumber daya genetik ayam Indonesia yang dikembangkan oleh PT SUI,  Febroni juga memberikan tips-tips praktis dalam manajemen budidaya unggas lokal pedaging yang beradaptasi dengan kondisi pandemi dan juga strategi bisnis unggas lokal pedaging di masa pandemi dan pasca pandemi.

    “PT Sumber Unggas Indonesia merupakan breeder (pembibit) unggas lokal terbesar di Indonesia, terutama ayam lokal. Sampai saat ini, cakupan bisnis PT SUI meliputi penjualan anak ayam, penjualan live bird, penjualan karkas, penjualan ayam olahan yang tersebar di 150 mitra outlet dan bisnis resto ayam kampung olahan di Jakarta dan Bogor. PT SUI juga memiliki sarana Rumah Pemotongan Hewan-Unggas (RPHU) modern berkapasitas 6.000 ekor per hari,” ujarnya

    Selain bisnis, menurut Ketua Departemen IPTP, Prof Dr Irma Isnafia Arief, PT Sumber Unggas Indonesia juga menjadi pusat pelestarian dan peternakan terpadu unggas Indonesia. Sehingga dengan adanya kuliah tamu ini, harapannya mahasiswa tidak hanya belajar tentang peluang bisnis unggas lokal pedaging namun juga belajar tentang pentingnya pelestarian unggas Indonesia bagi pemanfaatannya yang berkelanjutan.

    “Kuliah tamu ini merupakan program awal untuk mengisi kerjasama Fapet IPB University dengan PT SUI yang sudah disepakati oleh kedua belah pihak. Bidang kerjasama yang dilakukan bukan hanya di bidang perkuliahan dan praktikum namun juga meliputi pendidikan, penelitian, publikasi, diseminasi hasil penelitian, pertemuan ilmiah (seminar, kuliah umum, workshop, konferensi dan lain-lain), praktik lapang, magang profesi, pelatihan, Kuliah Kerja Nyata (KKN), sharing fasilitas, sharing tenaga ahli, sharing inovasi dan kegiatan akademik lainnya,” ujarnya (ipb.ac.id)

  • Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan (IPTP), Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University menggelar Studium Generale mata kuliah Produksi Unggas Komersial tentang manajemen perkandangan dan kesehatan unggas pedaging di masa pandemi COVID-19, (12/12). Kegiatan ini digelar berdasarkan kasus riil keberhasilan budidaya unggas pedaging di lapangan. Penyelenggaraan Studium Generale ini merupakan salah satu bentuk  kerjasama Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fapet IPB University dengan PT Aretha Nusantara Farm. Kerjasama ini juga diwujudkan dalam praktik lapang dan magang profesi bagi mahasiswa.

    Materi yang disampaikan pada Studium Generale tersebut antara lain diagnosis penyakit dan vaksinasi pada unggas pedaging yang disampaikan oleh drh Titis Wahyudianto (PT Bohringer Ingelheim) dan closed house untuk unggas pedaging yang disampaikan oleh Ading Nurjaman, SE (PT Aretha Nusantara Farm/AS Putra Goup).  

    Pada kesempatan ini, drh Titis mengenalkan jenis penyakit yang sering ditemui di peternakan unggas pedaging di Indonesia beserta faktor penyebabnya. Tidak hanya itu, ia juga menjelaskan tentang tahapan diagnosa penyakit dan penerapan program vaksinasi yang benar pada unggas, termasuk tindakan biosekuritas dan alternatif pencegahan penyakit di masa pandemi COVID-19.

    Drh Titis Wahyudianto juga menjelaskan tentang teknologi terbaru di bidang peralatan vaksinasi dan produk vaksin untuk unggas pedaging yang diproduksi oleh PT Boehringer Ingelheim. Menurutnya, teknologi tersebut sudah banyak diadopsi dan diaplikasikan oleh peternak unggas pedaging di Indonesia.

    Sementara, untuk mendukung kesehatan dan performa unggas pedaging yang optimal sesuai dengan target bisnis, Ading Nurjaman menjelaskan kandang sistem tertutup (closed house) merupakan tipe kandang yang tepat bagi peternak dan terbukti sudah banyak diadopsi oleh peternak.

    Ia pun menyampaikan materi tentang manfaat, teknis operasional dan faktor-faktor yang perlu diperhatikan pada manajemen closed house. PT Aretha Nusantara Farm  merupakan perusahaan yang bergerak di bidang peternakan ayam yang berlokasi di Bandung yang saat ini memiliki 9 cabang perusahaan yang tersebar di wilayah Kuningan, Majalengka, Bandung Timur, Bandung Barat, Garut, Cirebon, Subang, Sumedang dan Tasikmalaya (ipb.ac.id)

  • Puluhan peternak sapi potong yang tergabung dalam tiga kelompok dari Kecamatan Pegajahan, Dolokmasihul dan Sipispis tampak antusias mengikuti program Sekolah Peternakan Rakyat (SPR), Sabtu (7/9) di Aula Pondok Bali Lestari, Jalan Deblod Sundoro, Kota Tebingtinggi.

    SPR merupakan program unggulan dari Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) Kabupaten Serdangbedagai (Sergai) hasil kerjasama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University sejak 2016 lalu. Tujuannya adalah untuk melahirkan peternak sapi yang profesional, mandiri, dan berdaulat.

    Kadis Ketapang Sergai, M. Aliyuddin SP, MP di hadapan kelompok peternak saat membuka SPR 2019 mengatakan kegiatan yang dilakukan secara berkelanjutan ini juga bertujuan untuk menggenjot populasi sapi potong yang akhir-akhir ini sangat dibutuhkan masyarakat karena harga jualnya cukup tinggi. Hal ini sesuai  dengan visi dan misi Kabupaten Sergai agar tercipta peternak-peternak yang inovatif dan berkelanjutan.

    "Dengan adanya program SPR, populasi ternak di Sergai telah membuahkan hasil cukup memuaskan. Saat ini Kabupaten Sergai berada di peringkat keempat populasi ternak terbanyak se-Sumatera Utara (Sumut)," ujarnya.

    Harapannya  para kelompok yang sudah mengikuti program SPR dapat mengembangkan ternak sapi dan menampilkan ternak-ternak terbaiknya.

    Sedangkan Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Ketapang Sergai, drh Andarias Ginting MSi menjelaskan kepada para kelompok peternak terkait permohonan bantuan ke pemerintah guna peningkatan kualitas maupun kuantitas hewan, harus melalui Standard Operating Procedure (SOP) dan pedoman-pedoman yang ada.

    "Kami akan melakukan penilaian dan monitoring sesuai dengan pedoman dan SOP yang dalam waktu dekat akan dibakukan menjadi Peraturan Bupati Sergai," jelasnya.

    Sementara itu, dari LPPM IPB University, Dr Ir Afton Atabany, MSi menyampaikan bahwa pihaknya dalam SPR ini lebih menekankan bagaimana caranya menyemangati peternak untuk giat dalam mengurus hewan ternaknya. Dia menilai, setiap peternak minimal harus menjadi manager dengan kategori 25 ekor ternak per keluarga.

    Menurutnya, dalam SPR ini para peternak diajarkan bagaimana cara pemasaran hewan ternak, pengenalan berbagai penyakit dan pencadangan makanan yang bernutrisi tinggi bagi hewan ternak."Intinya, kami menginginkan para peternak yang mengikuti SPR dapat menjadikan pola beternak masyarakat menjadi lebih baik dan dapat ditularkan ke peternak-peternak yang lainnya,” imbuhnya.

    Dalam kesempatan itu, perwakilan kelompok ternak dari Kecamatan Pegajahan, Srianto mengucapkan rasa terimakasihnya kepada Dinas Ketapang Sergai maupun LPPM IPB University yang mengajarkan tata cara beternak yang baik. Srianto berharap, Dinas Ketapang Sergai terus berkelanjutan untuk membimbing para peternak dalam hal kemajuan serta pengembangan usaha peternakan (ipb.ac.id)

  • Era disrupsi seperti saat ini berimplikasi pada bidang industri. Di Indonesia, akibat dari imbas era disrupsi, 12,5 persen pekerjaan hilang oleh otomatisasi.

    Hal ini disampaikan Prof. Dodik R. Nurrochmat, Wakil Rektor bidang Kerjasama dan Sistem Informasi Institut Pertanian Bogor (IPB) saat menjadi keynote speaker di International Seminar on Animal Industry 2018. Kegiatan yang bertemakan “Harmonizing Livestock Industry Development, Animal Welfare, Environmental and Human Health” ini digelar di IPB International Convention Center, (28-30/8). Dalam seminar ini peserta yang hadir dari Belanda, Jepang, USA, Polandia, Australia, Mesir, Cina  dan Indonesia.

    Acara ini digelar oleh Forum Logistik Peternakan  Indonesia (FLPI). FLPI merupakan forum yang bertujuan sebagai wadah berbagi  ide dan menjalin kerja sama antara pendidikan tinggi, pemerintah, bisnis, dan komunitas peternak. Forum ini diinisiasi oleh Fakultas Peternakan IPB.

    Saat ini IPB memiliki tantangan bagaimana membuat kurikulum yang cocok untuk masa depan.  Menurut Prof. Dodik, Rektor IPB mengharapkan sistem pembelajaran online mulai diterapkan di IPB. 

    “Tantangan lain yang dapat bermanfaat bagi masyarakat bisa dalam hal aplikasi mobile, misalnya apakah ada sistem aplikasi mobile yang dapat menguji kualitas daging atau aplikasi untuk cara membedakan daging babi dan sapi hanya dengan foto. Ini adalah tantangan,” ucapnya.

    Selain itu tantangan lainnya di industri hewan adalah semakin banyaknya barang buatan. Misalnya daging buatan, telur buatan yang lebih efisien dan isu daging yang tumbuh dari kultur sel hewan in vitro. Ini tantangan bagi industri. 

    “Implikasi internet of things pada industri hewan berpengaruh pada produk dan produksi. Akan semakin produktif namun juga akan semakin banyak produk pengganti. Dari sisi pasar dan pemasaran, akan lebih efisien namun juga akan banyak kompetisi. Kesehatan dan preferensi suatu produk pun akan lebih transparan. Namun bagaimana dengan batasan etikanya jika ada industri yang membuat rahim buatan dari plastik,” ujarnya.

    Dalam kesempatan ini, Fakultas Peternakan IPB menjalin kerjasama dengan Pusat Penelitian Pengembangan Peternakan RI, Universitas Adelaide Australia, Jaffa Foundation dan dengan PT. Lembu Jantan Perkasa. 

    Dekan Fakultas Peternakan IPB, Dr. M. Yamin menyampaikan bahwa kerjasama dengan Puslitbangnak ini sebetulnya sudah lama dilakukan. “Ini untuk penguatan di administrasi. Kita sudah kerjasama dalam bidang penelitian, pengembangan ternak secara umum, produksi nutrisi dan teknologi hasil. Demikian juga dengan Adelaide University, banyak program magang untuk mahasiswa seperti summer course dan joint degree untuk program master dan sarjana. Semoga banyak mahasiswa yang mampu untuk memanfaatkan potensi akademik di sana. Kerjasama dengan PT. Lembu Jantan Perkasa, untuk kegiatan akademik, penguatan usaha akademik,” ujarnya.

    Sementara itu, Ketua Panitia Acara, Dr. Despal menyampaikan bahwa kegiatan ini diharapkan dapat mengakomodasi aspirasi, harapan dan ide-ide banyak pihak untuk pembangunan berkelanjutan Logistik Peternakan Indonesia. Kegiatan ini melibatkan banyak pemangku kepentingan untuk mengeksploitasi keberadaan FLPI.

    Konferensi ini juga diharapkan dapat memberikan masukan dan lahirnya berbagai agenda kerja sama untuk keberlanjutan di FLPI.

    “Dengan demikian, FLPI dapat memberikan kontribusi nyata dan manfaat bagi kemajuan logistik hewan Indonesia. FLPI menyelenggarakan konferensi ini tidak hanya perspektif nasional tetapi juga internasional untuk menyelaraskan upaya para ahli logistik dalam meningkatkan keamanan dan distribusi produk hewan. Konferensi ini menjadi salah satu rangkaian pada Seminar Internasional Keempat tentang Industri Peternakan (ISAl) 2018,” terangnya (ipb.ac.id)

  • Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan (IPTP), Fakultas Peternakan IPB University mengadakan Kuliah Umum Bagi Mahasiswa tentang “Climate Change, Sustainable Development Goals (SDGs) and Green Production Industry, akhir pekan lalu.

    Kuliah umum ini dihadiri oleh 400 mahasiswa dari berbagai program studi peternakan. Kuliah umum kali ini menghadirkan narasumber dari lintas bidang ilmu yang berbeda yaitu Hizbullah Arief, SIP Climate Leader, founder Hijauku.com dan Dr Eng M Donny Koerniawan, Dosen Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung. 

    Ketua Departemen IPTP, Prof Irma Isnafia Arief mengatakan kuliah umum tersebut diadakan untuk membahas konsep umum agrikultur dan peternakan yang mempengaruhi SDGs 2030 dan perlunya perhatian atas kontribusi sektor peternakan dari hulu sampai hilir bagi perkembangan SDGs. 

    Sementara, Hizbullah Arief memaparkan materi mengenai perubahan iklim dan dampaknya terhadap SDGs. Dalam paparannya ia mengatakan terdapat dua isu utama yaitu ekonomi hijau dan pembangunan berkelanjutan. Kedua isu ini merupakan isu yang masih memiliki kesenjangan pengetahuan di tengah masyarakat.  

    Lebih lanjut ia menerangkan, kedua isu tersebut sangat berkaitan erat dengan perubahan iklim. Pasalnya perubahan iklim dan cuaca di Indonesia terbilang ekstrim dalam beberapa dekade terakhir. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada 13 November 2020, bencana yang terjadi di Indonesia mencapai angka 2.524 bencana. Bencana ini didominasi oleh bencana hidrometeorologis seperti banjir, longsor, dan puting beliung dan terkait pula dengan kekeringan.

    Adapun Donny Koerniawan, memaparkan materi mengenai industri arsitektur dan kota hijau dalam pola produksi hijau.  Ia mengatakan, pembangunan kawasan industri, kota maupun perumahan yang ramah lingkungan memerlukan arsitek yang paham terhadap pembangunan hijau. “Kalau social contribution terhadap environment itu seimbang, pembangunan  kota kita akan menjadi livable, ekonomi dan environment seimbang maka akan menjadi feasible. Nah kita harus mencari di tengah-tengah ini,” jelasnya.

    Peran arsitek dan urban designer dalam mengurangi emisi energi menurutnya juga harus menerapkan empat teori utama yaitu master planning, community system planning, building design dan transport system. "Arsitek harus mengatur keselarasan konsep tersebut agar pembangunan kota sesuai dengan prinsip keberlanjutan melalui smart building, energy independent arsitektur, ataupun green building, " ungkapnya.

    Di penghujung acara, Dosen IPB University dari Departemen IPTP, Iyep Komala, SPt, MSi selaku moderator kuliah umum tersebut menyampaikan perlu ada kolaborasi penelitian dan kegiatan aksi antara Fakultas Peternakan IPB University dengan Sekolah Arsitektur ITB dan Hijauku.com agar menciptakan peternakan di perkotaan dengan pola produksi hijau dengan tetap memperhatikan iklim melalui penerapan arsitektur dan Kota Hijau (ipb.ac.id)

  • Tiga organisasi kemahasiswaan (Ormawa) Fakultas Peternakan IPB University yaitu Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Peternakan, Himpunan Mahasiswa Produksi Peternakan (Himaproter), Himpunan Mahasiswa Nutrisi dan Makanan Ternak (Himasiter) berkolaborasi mengadakan kegiatan Webinar Nasional mengenai Pengoptimalan Protein Hewani sebagai Sumber Nutrisi Pangan di Masa Pandemi, (7/9). Webinar ini menghadirkan Dr Epi Taufik, dosen IPB University dari Fakultas Peternakan dengan kepakaran di bidang susu sapi dan Tika Kartika, SP, perwakilan dari Kementerian Pertanian RI.

    Dalam paparannya, Dr Epi menjelaskan tentang pentingnya mengkonsumsi protein hewani untuk tubuh di masa pandemi. Khususnya mengenai fungsi dan peran susu sebagai protein hewani. Menurutnya, dengan mengkonsumsi susu akan menjadikan tubuh sehat dan seimbang. Ini karena susu mengandung beberapa zat gizi yang tentunya dibutuhkan oleh tubuh manusia.

    “Dengan mengkonsumsi susu rutin setiap hari pada anak kecil atau ibu hamil maka ini akan dapat mengurangi atau menghindari resiko stunting pada anak. Mengkonsumi susu juga dapat meningkatkan imunitas pada tubuh, sehingga dengan minum susu setiap hari di masa pandemi akan membantu meningkatkan imun kita,” ujarnya.

    Webinar Nasional ini merupakan rangkaian acara dari Gerakan Protein Sehat 2020. Sebelumnya sudah dilakukan kegiatan bagi-bagi telur dan susu di Car Free Day (CFD) Kopasus Cijantung Jakarta, Desa Situ Udik Bogor, Desa Kedungbadak Bogor, Desa Cikarawang dan Desa Loji Bogor. Pembagian telur dilakukan oleh beberapa mahasiswa yang mengikuti Program KKN-T IPB University dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang berlaku (ipb.ac.id)

  • Dinas  Peternakan (Disnak) Kaltim dan  Institut Pertanian Bogor (IPB) menandatangani Memorandum Understanding (MoU) program kerjasama pengembangan ternak khususnya ternak ruminansia besar (sapi dan kerbau) dan pengembangan hijauan pakan ternak berkualitas.

    Penandatangan kerjasama MoU dilakukan di  IPB  Selasa (10/2).Ir  Dadang Sudarya mewakili  Disnak Kaltim, sementara Dekan Fakultas Peternakan  Prof.Dr. Ir. Luki Abdullah mewakli  Rektor  IPB, menandatangi  MoU tersebut.

    Kadis  peternakan, Ir Dadang Sudarya di dampingi Kepala Bidang Budidaya dan Perbibitan I Gusti Made Jaya Adhi menjelaskan, dalam kerjasama itu diharapkan IPB bisa mengirimkan tenaga ahlinya unt mendampingi pelaksanaan program Integrasi Ternak dengan tanaman dan pemanfaatan lahan ex tambang.

    Melalui APBN-P 2015 Kalimantan Timur direncanakan memperoleh pengembangan ternak Sapi Brahman Cross Impor sebanyak 10.000 ekor untuk 200 Kelompok Tani yang akan dibagikan untk 8 Kabupaten.

    Dalam  APBN Murni 2015 Kalimantan Timur memperoleh kegiatan pengembangan padang pengembalaan di lahan pasca tambang. Kegiatan ini untuk 2 Kabupaten yaitu Paser100 Ha dan Kutai Kartanegara 80 Ha dengan dana masing-masing 3 M.

    Fokus kegiatannya adalah pembuatan padang pengembalaan dan penanaman hijauan berkualitas, pembuatan pagar, sumur bor, embung, tandon air dan pengadaan ternak sebanyak 66 ekor. Khusus untuk Kabupaten Kutai Kartanegara menjadi Satker Mandir.sup. (Sumber Dinas Peternakan Kaltim)

  • Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) IPB University kembali menugaskan tim dosen dari Fakultas Peternakan dan peneliti dari Pusat Pengembangan Sumberdaya Manusia (P2SDM) untuk melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat pada Minggu, (24/11). Melalui program Dosen Mengabdi, LPPM menugaskan Ir M Agus Setiana, MS (Dosen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan), Muhammad Baihaqi, SPt, MSc (Dosen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan), Ir M Yannefri Bakhtiar, MSi dan fasilitator LPPM, Tika Mazda untuk mengabdi di Desa Neglasari, Bogor.

    Menurut Tika, potensi lain dari Desa Neglasari adalah banyaknya masyarakat desa yang melakukan kegiatan ternak domba. Pada minggu pertama penempatan di desa, telah dilakukan kegiatan pemetaan sosial dan ditemukan bahwa terdapat beberapa warga desa yang memiliki usaha ternak domba, sehingga perlu adanya kegiatan sosialisasi dan pemberian edukasi oleh dosen IPB University kepada masyarakat agar perekonomian masyarakat desa Neglasari dapat meningkat.

    Kegiatan pengabdian masyarakat kali ini terdiri dari tiga sesi penyampaian materi dan dilanjutkan sesi focus group discussion (FGD) serta tanya jawab. Materi pertama disampaikan oleh salah satu penggagas Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) di desa lingkar kampus yang juga merupakan peneliti di P2SDM IPB University, Yanefri Bakhtiar.

    Yannefri menyampaikan tentang peningkatan kesejahteraan masyarakat desa melalui program Kampus Desa.  “Kampus Desa hampir mirip dengan kegiatan Dosen Mengabdi LPPM IPB University, yaitu program pemberdayaan masyarakat dengan prinsip sharing sumberdaya dari para stakeholder yang terlibat (IPB University, masyarakat, pemerintah, dan swasta) dengan tujuan memberikan solusi permasalahan pertanian secara umum,” ujarnya.

    Melalui kelembagaan seperti Posdaya, Yannefri menghimbau agar masyarakat dapat ikut terlibat aktif dan partisipatif sehingga mampu mendapatkan informasi dan akses dengan lebih mudah.

  • Sebagai salah satu bentuk diseminasi hasil-hasil penelitian yang dilaksanakan oleh dosen-dosen departemen IPTP (DIPTP), diselenggarakan seminar hasil penelitian divisi yang ada di bawah naungan DIPTP.

    Kegiatan yang diselenggarakan secara luring dan daring pada Rabu (14/12) menyajikan seluruh hasil penelitian yang merupakan program hibah penelitian tahun 2022 dari DIPTP kepada 5 divisi di lingkungan IPTP yaitu Divisi Produksi Ternak Unggas, Divisi Produksi Ternak Perah, Divisi Produksi Ternak Daging, Kerja dan Aneka Ternak, Divisi Pemuliaan dan Genetika serta Divisi Teknologi Hasil Ternak. Masing-masing divisi menyajikan temuan penelitian yang dilaksanakan.

    Ketua Departemen menyatakan bahwa kegiatan hibah penelitian ini merupakan salah satu bentuk fasilitasi departemen untuk para peneliti (dosen/tenaga kependidikan) untuk melakukan penelitian sesuai dengan mandat divisinya. “Alhamdulillah pada tahun 2022 ini Departemen IPTP telah menganggarkan hibah penelitian untuk semua divisi yang ada di lingkungan IPTP, dengan harapan dapat menjadi bagian dari kegiatan tri dharma dosen dan tenaga kependidikan. Seminar hasil-hasil penelitian ini diselenggarakan sebagai sarana share informasi temuan-temuan penelitian yang telah dilakukan” ujar ketua Departemen, Dr. Tuti Suryati.

    Pada sambutannya ketua program hibah penelitian divisi Dr. Zakiah Wulandari menyampaikan apresiasi kepada semua divisi yang telah melaksanakan hibah penelitiannya.“kami berharap dengan adanya hibah ini, dapat membantu para dosen dan tenaga kependidikan untuk dapat mencapai target output kinerja pegawai. Selain itu, hasil hibah ini diharapkan dapat juga dipublikasikan pada jurnal penelitian”. Tema hasil-hasil penelitian yang disajikan oleh masing-masing divisi menyajikan topik yang komprehensif, mulai dari aspek lingkungan, energi, pangan serta logistic peternakan.

  • Peserta program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Sociopreneur One Village One CEO (OVOC) melaksanakan kegiatan Pendampingan dan Transfer Teknologi Pengembangan Komoditas Kambing Pedaging tahap kedua di Pondok Pesantren Al-Islam, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, pada 20/11

    Pondok Pesantren Al-Islam yang berada di Desa Kambitin masih minim dalam membudidayakan komoditas kambing, karena komoditas utama masyarakat desa yaitu karet. Tetapi masih ada peluang besar bagi Pondok Pesantren Al-Islam dalam mengembangkan ternak kambing dengan usaha tani rakyat.

    Dosen Fakultas Peternakan IPB University, Bramada Winiar Putra mengajak santri untuk melakukan bisnis komoditas kambing, dengan mengumpulkan uang 50 ribu dalam seminggu dengan jumlah 20 orang.

    “Dengan jumlah modal yang ada mereka dapat menghasilkan kambing dengan mencari bibit yang unggul. Walaupun kambing yang dibeli masih ukuran yang kecil tetapi bisa dibudidayakan secara bersama sampai menghasilkan anak cempe,” ungkapnya.

    Ia melanjutkan para santri tidak hanya dapat membudidayakan hewan, tetapi masih bisa membuka peluang bisnis dengan mengolah kotoran kambing sebagai sumber pupuk sehingga menjadi salah satu keuntungan bagi santri di Pondok Pesantren Al-Islam.

    “Kegiatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa IPB University sangat memberikan dampak yang positif hingga mendatangkan langsung dosen ahli dari Fakultas Peternakan IPB University,” ujar Hanafi selaku Ketua Pokja Pondok Pesantren Al-Islam.

    Ia mengatakan, banyak pengetahuan yang dapat diambil terutama mengenai mengelola bisnis usaha peternakan untuk Pondok Pesantren Al-Islam serta memberikan motivasi terhadap santri untuk membangun usaha bisnis (ipb.ac.id)

  • Iyep Komala, dosen IPB University dari Fakultas Peternakan memberikan pelatihan Pembelajaran Orang Dewasa dan Komunikasi Efektif secara daring. Pelatihan dilakukan dalam rangka implementasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Fakultas Peternakan IPB University.

    Iyep menyampaikan materi pelatihan secara interaktif. Hal ini supaya mahasiswa dapat memahami dirinya sebagai orang dewasa dan berperan sebagai orang dewasa yaitu sebagai provider, public figure, pembuat keputusan dan pelaksana program aksi.

    “Mahasiswa sebagai orang dewasa, diharapkan dapat membantu secara psikologis pada perubahan sosial dan lingkungan, memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap baru yang dibutuhkan masyarakat,” ungkap Iyep saat pelatihan beberapa waktu lalu.

    Selain itu, lanjut Iyep, dengan semakin dewasa, diharapkan mahasiswa juga mampu memberikan keterampilan yang diperlukan untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat, membantu mengubah kondisi sosial serta menjadi individu yang bebas dan otonom (mandiri).

    Dalam kesempatan itu, Iyep juga memberikan pelatihan komunikasi efektif dan bagaimana mahasiswa dapat melakukan penyuluhan dengan bekal komunikasi secara efektif. Mahasiswa dibekali dengan tiga kunci keberhasilan komunikasi melalui verbal (7 persen), vokal (38 persen) dan visual (55 persen). Iyep turut memberikan strategi komunikasi secara interaktif, teknik mendengarkan, dan teknik penyuluhan.

    “Dalam kehidupan bermasyarakat, mahasiswa harus dapat menghadapi berbagai macam golongan masyarakat berdasarkan klasifikasi adopter, yaitu innovator, early adopter, early majority, late majority dan laggards/kaum kolot. Sehingga mahasiswa dapat diterima oleh masyarakat dalam berbagai kegiatan yang dilakukan,” terangnya.

    Tak hanya dihadiri mahasiswa IPB University, peserta juga berasal dari Universitas Negeri Padang, Universitas Padjadjaran, Universitas Mulawarman dan Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Sawahlunto Sijunjung, Universitas Udayana dan Universitas Andalas.

    Denisa Reni Fitriani, mahasiswa Fakultas Peternakan IPB University, peserta pelatihan mengatakan,  setelah mengikuti kegiatan ini dirinya menjadi lebih aware mengenai pentingnya kemampuan public speaking dan dan personal branding. “Saya jadi paham tentang menjadi orang yang generalis dan spesialis. Secara keseluruhan, saya telah mendapatkan gambaran mengenai hal-hal yang harus dipersiapkan. Materi ini sangatlah bermanfaat untuk gambaran dan mempersiapkan diri menuju dunia kerja,” jelasnya.

    Hal sama diungkapkan Siti Zahwa Humaira. Mahasiswa Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen IPB University ini merasa semakin menghayati tentang arti dewasa. Rasa penasarannya tumbuh mengenai pengarahan diri dengan memunculkan kemampuan yang dimiliki, kelebihan yang ada dipertahankan dan ditingkatkan kekurangannya diperbaiki. 

    Manfaat pelatihan juga diakui Laras Asjanita, mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP).  Menurutnya, dalam berkomunikasi diperlukan sebuah keefektifan agar pemahaman/ide/gagasan diterima dengan baik.  “Maka dari itu, dalam materi juga dijelaskan bagaimana cara seseorang untuk berkomunikasi. Sehingga komunikasi yang terjadi bisa berakhir dengan baik, sesuai dengan tujuan yang diinginkan,” tandas mahasiswa program studi Peternakan Departemen Agroindustri Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UNP ini (ipb.ac.id)

  • Dr Widya Hermana, dosen IPB University dari Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan mengurai jenis-jenis dan manfaat feed additive yang dapat digunakan oleh peternak layer maupun broiler. Ia berpendapat bahwa feed additive sangat diperlukan agar dapat meningkatkan performa, kesehatan, produksi, dan kualitas produk yang dihasilkan.

    Dosen IPB University itu menjelaskan, zat aditif pakan dikategorikan ke dalam probiotik, prebiotik, sinbiotik, enzim, herbal, vitamin dan mineral. Probiotik merupakan mikroorganisme yang ditambahkan ke dalam pakan, sedangkan prebiotik merupakan pakan dari mikroorganisme tersebut. Sementara sinbiotik merupakan gabungan dari probiotik dan prebiotik.

    “Menurut saya, jenis sinbiotik dapat memberikan hasil yang lebih baik daripada hanya probiotik atau prebiotik karena di dalamnya sudah terdapat mikroorganisme beserta makanan yang diperlukan untuk perkembangannya,” kata Dr Widya dia dalam Mimbar Trobos Livestock seri ke-38 dengan tema ‘Ragam Feed additive untuk Menunjang Performa Ayam’, 29/8.

    Untuk jenis enzim, kata Dr Widya, jumlahnya dapat ditambahkan sesuai tujuan, yakni nutrien apa yang ingin lebih cepat dicerna. Untuk jenis herbal, katanya, dapat berasal dari tumbuh-tumbuhan rimpang maupun dari dedaunan seperti daun sirsak, daun salam, dan daun binahong. Sedangkan, pemberian vitamin dan mineral dapat berupa bentuk langsung dari produsen farmasi.

    “Selain untuk menunjang performa ayam, feed additive juga dapat berfungsi untuk meningkatkan palatabilitas atau tingkat kesukaan pakan, pengawet, penghambat mikroorganisme patogen, meningkatkan kecernaan nutrien, antijamur, serta membantu pencernaan,” kata Dr Widya Hermana.

    Dosen IPB University itu menjelaskan, penambahan probiotik Lactobacillus sp pada pakan ayam petelur, misalnya, dapat memberikan peningkatan produksi telur dan peningkatan bobot karkas. Sementara, penambahan vitamin dan mineral, juga harus ada dalam pakan karena vitamin tidak disintesis oleh unggas padahal perannya sangat esensial untuk perkembangan jaringan normal untuk kesehatan, pertumbuhan dan hidup pokok.

    “Apabila vitamin tidak terdapat dalam pakan atau tidak dapat diabsorpsi oleh ternak, maka unggas akan mengalami defisiensi vitamin,” tutupnya (ipb.ac.id)

  • Dua orang Dosen Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan meraih prestasi internasional di akhir bulan Juli 2016. Kedua dosen berprestasi tersebut adalah Prof.Dr.Ir. Yuli Retnani, MSc dan Prof.Dr.Ir. Sumiati, MSc, yang  meraih prestasi The Best Oral Presentation dalam Tropical Animal Science and Production (TASP 2016) pada 26-29 Juli 2016 di Bangkok Thailand.

    Tropical Animal Scence and Production dihadiri peserta dari berbagai negara diantaranya Malaysia, Thailand, Tiongkok, Netherland, Vietnam, Iran, Turki dan Jepang. Dari sekitar 150 peserta yang berpartisipasi dalam seminar ini, dua orang dosen INTP berhasil mengharumkan nama IPB dan Indonesia. Pada kesempatan ini, Departemen INTP mengirimkan empat orang dosen, yaitu Prof. Yuli Retnani, Prof. Sumiati, Prof. Nahrowi dan Dr. Asep Sudarman

    Tim dosen INTP memiliki perhatian khusus pada produk lokal, baik bahan pakan maupun jenis ternak yang dikembangkan. Dalam kesempatan ini, Prof. Yuli mengetengahkan materi berjudul “By Feeding Wafer Feed Supplement Stimulates Performance of Local Calves”. Sedangkan Prof. Sumiati membawakan presentasi berjudul "Performance and Production of Functional Duck's Egg Fed" dan "Diet Containing Indigofera Zollingeriana Leaves Meal and Lemuru Fish Oil". Prof. Nahrowi memaparkan “Performance of Laying Hens on Silage Juice Addition” dan Dr. Asep Sudarman menyampaikan “Feed Additive of Betel Leaves Meal (Piper beile I)Use on Ruminants as One of Methane Mitigation Efforts”. (intp.fapet.ipb.ac.id)

  • Dosen Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University, Dr Iyep Komala telah membuat panduan Good Dairy Farming Practices (GDFP) untuk peternakan sapi perah rakyat. 

    Panduan tersebut telah diterapkan kepada kelompok peternak di Cijeruk, Bogor, Jawa Barat sejak awal September lalu. 

    “Panduan ini disesuaikan dengan kondisi peternakan sapi perah rakyat saat ini. Penerapan GDFP yang baik akan berdampak kepada peningkatan produksi dan kualitas susu,” terang Dr Iyep.

    Ia menuturkan, implementasi panduan tersebut dilakukan melalui program pengabdian kepada masyarakat. Berbagai pelatihan dan pendampingan GDFP disiapkan, di antaranya terkait pembibitan dan reproduksi, manajemen pakan dan air minum, pengelolaan kandang dan peralatan, kesehatan dan kesejahteraan ternak dan lingkungan, serta pengelolaan limbah ternak.

    “Saat ini, peternak sudah bisa membuat olahan susu menjadi susu pasteurisasi, dodol susu, kerupuk susu, keju mozarella dan yoghurt. Mereka juga sudah dapat mengolah limbah menjadi vermikompos,” kata Dr Iyep menerangkan capaian program. 

    Ia juga mengikutsertakan produk-produk olahan tersebut untuk dipamerkan di ajang International Livestock, Dairy, Meat Processing and Aquaculture Exposition (ILDEX) Indonesia 2023 di ICE BSD, 20-22 September lalu. Para peternak juga ikut hadir dalam seminar internasional yang digelar Himpunan Alumni Fakultas Peternakan (Hanter) IPB University di pameran internasional tersebut.

    Program pengabdian diikuti oleh peternak dari 4 kelompok ternak, yaitu Kelompok Ternak Mandiri Sejahtera, Kelompok Kania, Kelompok Bina Mandiri, dan Kelompok Muda Berkarya. Pendampingan peternak dilakukan oleh dosen dan mahasiswa Fapet IPB University. 

    “Dalam program ini, kami menerjunkan 8 orang mahasiswa dan menjadi program unggulan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Fapet IPB University, yaitu berupa program capstone yang bisa disetarakan dengan beberapa mata kuliah,” tutur Dr Iyep.

    Karena itu, program seperti ini sangat didukung oleh Direktorat Pengembangan Masyarakat Agromaritim IPB University, dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Pasalnya, kegiatan ini menguntungkan berbagai pihak. Peternak sapi perah bisa berkembang, mahasiswa juga mendapatkan satuan kredit semester (SKS). Sementara bagi dosen, mereka dapat melaksanakan kegiatan di luar kampus yang berdampak kepada pencapaian indikator kinerja utama (IKU). 

    “Program pengabdian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada peternak supaya lebih terampil dalam budi daya sapi perah dengan penerapan GDFP dengan baik. Dengan begitu, peternak bisa mendapatkan produksi susu yang optimal dengan kualitas yang baik, dan ke depannya mampu menjadi peternak yang mandiri dan tangguh,” ujarnya (ipb.ac.id)