News

Setelah sukses menggelar International Seminar on Animal Industry (ISAI) tahun 2009, 2012 dan 2015, Fakultas Peternakan IPB kembali menggelar International Seminar on Animal Industry (ISAI) pada tanggal 28-30 Agustus 2018. Acara ilmiah yang bertempat di IPB International Convention center Bogor ini bertema  "Harmonizing Livestock Industry Development, Animal Welfare, Environmental and Human Health”. Seminar ini mendatangkan pembicara dari sejumlah negara, Diantaranya Prof Wayne Pitchford dari University of Adelaide, Prof. Dr. Junichi Takahashi (Japan), dan lain lain. Adapun peserta yang hadir diantaranya dari Belanda, Jepang, USA, Polandia, Australia, Mesir, Cina  dan Indonesia.

Dekan Fakultas Peternakan IPB, Mohammad Yamin, menambahkan, seminar internasional ini diharapkan para peneliti, maupun pelaku industri mendapatkan gagasan baru dalam memajukan peternakan di Indonesia dengan segala permasalahan yang ada.

Dr. Despal, selaku selaku Ketua Pelaksana menyebutkan bahwa terdapat dua industri peternakan di Indonesia, yakni industri besar dan kecil, yakni peternakan rakyat. Menurutnya, keberadaan peternakan rakyat membuat industri peternakan di Indonesia unik dari negara lainnya. Keberadaannya sangat kuat, dan jumlahnya sangat banyak, hampir 90 persen. Untuk industri besar, lanjutnya, sudah cukup bagus dan mampu bersaing dengan negara-negara maju. Seminar ini memadukan antara ilmu dan teknologi, lalu ilmu tersebut ditransfer ke industri, lanjutnya.

“Di Indonesia, kita punya segmen lain dibanding negara lain, yakni peternakan rakyat, hampir 90 persen industi peternakan berasal peternakan rakyat,” katanya. Untuk ternak unggas, lebih banyak dari komponen industri, sedangkan beef atau daging sapi jumlah komponen peternakan tradisional juga besar. Walau skala kecil, lanjutnya, peternakan rakyat tersebut mampu bertahan hingga saat ini dengan persaingan yang ada. “Tugas kami, bagaimana membuat mereka mampu bertahan, ketika memasuki globalisasi, meningkatkan taraf hidupnya dan berkontribusi,” Pungkasnya.

Turut hadir pembicara dari Indonesia, Prof. Luki Abdullah, yang memaparkan tentang pengembangan pakan hijauan dari Indigofera. Despal menambahkan, seminar juga membahas berbagai isu terkait masalah peternakan, seperti larangan penggunaan atibiotik pemacu pertumbuhan pada ayam, logistik peternakan, dan rantai pasok. “Jadi, melalui seminar ini, kita berpikir global mencari solusi untuk permasalahan lokal,” katanya.

ISAI adalah forum khusus yang dapat digunakan sebagai ajang pertukaran informasi, pembahasan masalah produksi ternak dan kesempatan untuk menyajikan presentasi ilmiah dan teknis dalam ilmu peternakan. Seminar ini akan menyediakan sarana untuk memperkuat kerjasama antara ilmuwan internasional dan lembaga-lembaga terkait.

Tenaga kependidikan (tendik)  Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan non PNS  Institut Pertanian Bogor (IPB)  melakukan pemilihan atau pencoblosan surat suara untuk memilih Ketua Forum Tenaga Kependidikan (Fortendik) IPB periode 2018-2020 pada Kamis (23/8) pukul 08.00-13.00, di Gedung Graha Widya Wisuda dan di Kampus Sekolah Vokasi IPB. Acara pemilihan atau pencoblosan surat suara untuk memilih Ketua Fortendik periode 2018-2020 dimeriahkan  bazar dandoorprize. 

Ketua Panitia Pemilihan Fortendik IPB, Ir. Setyo Edy Susanto,S.Th.I, M.Pd menyampaikan, “Alhamdulillah panitia telah melaksanakan pemilihan untuk memilih Ketua Fortendik Periode 2018-2020 dengan jumlah pemilih terdaftar sebanyak  2.736 orang. Jumlah yang menggunakan hak pilih sebanyak 1.241 orang.  Untuk pemilihan ini, panitia mencetak surat suara sebanyak  2.000 lembar.”

Edy menambahkan dari hasil rekapitulasi suara dalam pemilihan Ketua Fortendik  IPB yang telah berhasil dihimpun panitia, Sofyan, S.Si., M.Si, salah satu staf tenaga kependidikan di Fapet IPB meraih  608 suara, Roesdi Trijadhi meraih 315 suara, Vera Nora Indra Astuti, S.Pt., M.M. meraih 213 suara, Ir. Rita Komalasari  meraih 53 suara,  Ir. Titi Riani, M.Biomed meraih 48 suara dan sebanyak 4 suara tidak sah.

“Sebagai panitia, Kami selanjutnya akan melaksanakan penyerahan berita acara pemungutan suara dan penghitungan suara kepada Rektor IPB, dilanjutkan dengan Pelantikan Ketua Fortendik oleh Rektor IPB dan  serah terima jabatan dari Ketua Fortendik periode sebelumnya kepada Ketua Fortendik yang baru saja terpilih. Kemudian dilakukan penyusunan pengurus Fortendik, dan pembuatan SK Rektor tentang pengurus Fortendik,” kata Edy.

Selanjutnya Edy menyampaikan dengan terpilihnya Sofyan, SSi.MSi sebagai Ketua Fortendik  diharapkan dapat  menyatukan seluruh tendik secara bijak, harmonis, dan kekeluargaan. “Salah satu contoh yang paling sederhana  adalah jangan sampai ada beberapa Whatsapps Group Fortendik yang berjalan masing-masing tanpa mau bergabung, kecuali bila kapasitas anggotanya sudah penuh.  Selanjutnya memperjuangkan pengembangan kapasitas dan kemajuan dari para tenaga kependidikan yang mencakup pendidikan, kompetensi, jenjang karir, dan kesejahteraan. Hak dan kewajiban tenaga kependidikan  harus senantiasa dipantau dan diarahkan sesuai aturan-aturan yang berlaku, agar tenaga kependidikan tumbuh dan berkembang dan dapat menjalankan amanah tri darma perguruan tinggi bersama sivitas akademika lainnya, secara baik, benar, berkeadilan dan harmonis demi kemajuan tenaga kependidikan  IPB di masa datang,” paparnya. 

Sementara itu Ketua Fortendik Periode 2018-2020, Sofyan menyampaikan, “Saya  ingin menjadikan Fortendik IPB  sebagai wadah silaturahim antar tenaga kependidikan, agar terjalin hubungan yang solid, humanis, kekeluargaan dan wadah untuk bisa menjembatani penyampaian aspirasi hak-hak dan kewajiban tenaga kependidikan PNS maupun Non PNS  di lingkungan IPB dengan harapan lebih meningkatkan kesejahteraan tenaga kependidikan serta sebagai forum yang akuntabel, transparan dan profesional.” (ipb.ac.id)


Lihat Semua Berita >>