IPB University Mengembangkan Pakan Ternak dan Hewan Kesayangan Berbasis Larva Black Soldier Flies

Black Soldier Flies (BSF) yang diperoleh dari proses biofermentasi limbah organik memiliki potensial sebagai bahan pakan ternak karena memiliki kandungan protein yang tinggi (42 persen), lemak tinggi (37 persen) dan kandungan asam laurat sebagai antimikroba yang tinggi pula (40 persen). Larva BSF telah banyak diproduksi dan dikembangkan menjadi salah satu bahan pakan ternak, baik untuk unggas, hewan air, ruminansia dan hewan kesayangan. 

Tim dosen IPB University dari Divisi Nutrisi Ternak Pedaging dan Kerja (NTDK), Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan (INTP), Fakultas Peternakan (Fapet) berhasil mengembangkan pakan berbasis BSF, antara lain BSF-Milk Replacer (susu pengganti), BSF-Starter Complete Feed dan BSF-Cat Food.

Ketiga produk tersebut telah melalui kajian riset BSF sejak tahun 2014 hingga sekarang dilanjutkan dengan produksi pakan berbasis BSF serta aplikasi di lapang. Program ini di bawah kolaborasi riset tim dosen Divisi NTDK Fapet IPB University, antara lain untuk produk Milk Replacer (Prof Dewi Apri Astuti dan Kokom Komalasari, SPt MSi bekerjasama dengan PT Biocycle Indonesia), produk BSF-Starter Complete Feed (Prof Dewi Apri Astuti, Dr Didid Diapari dan Dr Dilla M bekerjasama dengan PT Biocycle Indonesia) serta produk BSF-Cat Food (Prof Dewi Apri Astuti dan Dr Sri Suharti bekerjasama dengan PT Bahagia Satwa Indonesia).

“Pakan berbasis BSF ini memiliki keunggulan sebagai pakan anti diare yang dikhususkan untuk anak domba/kambing dan kucing. Produk pakan BSF-Milk Replacer dan BSF-Starter complete Feed ini diharapkan dapat turut menyelesaikan permasalahan pada peternakan ruminansia kecil,” kata Prof Dewi Apri Astuti saat Launching Inovasi Unggulan IPB Batch 8 yang digelar Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University di Kampus Dramaga, Bogor, 4/10.

Ia menjelaskan, salah satu permasalahan ternak ruminansia kecil, diantaranya tingkat kematian anak pra-sapih yang cukup tinggi hingga mencapai 20 persen. Di samping itu, ketersediaan pakan kucing yang didominasi produk impor dapat dikurangi dengan menghadirkan pakan kucing produk lokal.

Dalam kesempatan itu, Prof Dewi menerangkan, BSF-Milk Replacer terbuat dari bahan BSF meal, minyak BSF, skim, tepung kuning telur, full krim, minyak bunga matahari, premix, CaCO3 dan DCP. Formula tersebut menciptakan susu pengganti yang menyerupai kandungan susu kambing/domba dengan kandungan protein 27 persen, lemak 20 persen, kalium 1,50 persen dan fosfor 0,70 persen, sesuai rekomendasi Food and Agriculture Organization (FAO) kandungan nutrient susu pengganti. 

“Cara pemberian susu pengganti bagi ternak pra-sapih mulai umur satu minggu sebanyak 6 kali sehari dan berkurang terus hingga umur menjelang sapih, yaitu 8 minggu sebanyak 2 kali sehari. Pemberian susu pengganti ini dengan cara dilarutkan pada air hangat dengan perbandingan susu dan air sebanyak 1: 4 dan dimasukkan ke botol yang telah disterilkan,” ungkapnya.

Lebih lanjut ia menguraikan, ternak akan mengkonsumsi susu tersebut sejumlah kurang lebih 3 persen bahan kering dari bobot badan ternak tersebut. Minyak BSF yang digunakan, memiliki kandungan asam laurat yang tinggi dan telah terbukti dapat mematikan bakteri e-coli. “Karena itu, produk BSF-Milk Replacer ini dijamin dapat mencegah diare, salah satu penyebab tertinggi pada kematian anak pra-sapih ruminansia,” sebut dia.

Produk ini telah didaftarkan paten dengan nomor PID201806537 dan mendapatkan penghargaan karya inovatif 113.  BSF-Milk Replacer juga telah dikerjasamakan dengan pihak Industri PT Biocycle Indo yang selanjutkan akan memasarkan produk tersebut secara komersial.

Lebih lanjut Prof Dewi menuturkan, BSF-Starter Complete Feed merupakan pakan pemula untuk anak ruminansia lepas sapih. Pakan ini terbuat dari bahan BSF meal, minyak BSF, dedak halus, tepung jagung, polard, bungkil kedelai, minyak sawit, premix, CaCO3 dan garam. Formula pakan starter ini mengandung 17 persen protein, 7 persen lemak, 75 persen Total Digestible Nutrient (TDN), 0,5 persen kalsium, 0,6 persen phosphor serta glisin dan methionine yang mencukupi untuk pertumbuhan anak domba/kambing fase starter. 

Pakan starter ini, sebutnya, diberikan pada anak yang lepas sapih untuk mengawal pertumbuhan yang cepat dan menekan kematian. Kehadiran minyak BSF ditujukan untuk menekan kematian akibat diare yang sering terjadi pada anak lepas sapih, terutama di musim hujan.

“Data menunjukkan anak domba lepas sapih yang diberi pakan BSF-Starter Complete Feed mengalami pertumbuhan 112 -120 g/ekor/hari. Pertumbuhan ini sangat mendukung program pemenuhan daging asal lokal dengan target bobot potong umur 5 bulan (balibu  atau kalibu) sebesar 21 kilogram.  Produk ini dalam tahap pengajuan paten dan selanjutnya akan dikerjasamakan dengan pihak industri terkait,” ulasnya.

Sementara itu, untuk mengurangi ketergantungan dengan luar negeri, maka IPB University menghadirkan BSF-Cat Food untuk mengurangi kelangkaan pakan hewan kesayangan lokal. Pasalnya, selama ini pakan hewan kesayangan yang beredar di Indonesia kebanyakan merupakan produk impor. 

“Kandungan nutrient dari BSF-Cat Food ini cukup mendukung pertumbuhan kucing, bulu yang halus dari kehadiran taurine didukung kehadiran protein sebesar 25 persen, fat 11 persen, serat 5 persen dan vitamin dan mineral yang mendukung pertumbuhan tulang yang kuat,” imbuh Prof Dewi.

BSF-Cat Food terbuat dari bahan BSF meal, minyak BSF, tepung jagung, dedak halus, tepung udang, tepung daging ayam, meat bone meal, squid oil, bubuk saripati ayam, sari pati keju, pet basemix, taurine dan minyak ayam. 

Produk BSF-Cat Food ini telah dikerjasamakan produksi komersilnya dengan PT Bahagia Satwa Indonesia (BSI) dengan pemasaran dibantu oleh kolega para dokter hewan praktik di sekitar Jabodetabek (ipb.ac.id)