Dekan Fakultas Peternakan (Fapet) se-Indonesia yang tergabung dalam Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Peternakan Indonesia (FPPTPI) menggelar pertemuan membahas tentang penguatan lembaga peternakan, yang berlangsung di di IPB International Convention Center, Bogor, (Kamis, 15/09/2016).

Disitir dari Antarabogor.com, Sekjen FPPTPI dari Universitas Brawijaya Prof Suyudi, MS mengatakan, perampingan lembaga peternakan yang dilakukan sejumlah daerah akan mengancam sektor peternakan serta ketersediaan protein hewani.   "Dampak dari perampingan tersebut, peternakan tidak ada yang mengurusi. Jika peternakan dalam menurun, sementara kebutuhan protein tinggi, yang terjadi adalah impor," katanya.  Ia menjelaskan, peternakan Indonesia saat ini menghadapi ancaman yang datang dari internal maupun eksternal. Sehingga rencana perampingan lembaga peternakan menjadi bahan pertimbangan untuk menyusun kelembagaan yang lebih cocok.  "Ini yang mendasari kami melakukan pertemuan FPPTPI ini, menyusun kerangka yang cocok untuk lembaga peternakan, agar sektor ini tidak dikecilkan," katanya.  Menurutnya, ancaman yang tengah dihadapi sektor peternakan yakni dari dalam berasal dari rendahnya sumber daya manusia, sumber daya alam, sumber daya peternakan, dan kelembagaan.   "Sedangkan disisi lain perguruan tinggi semakin berkembang pesat, level mahasiswa peternakan di sejumlah perguruan tinggi sudah sejajar dengan mahasiswa asing, jika belum dikoneksikan dengan masyarakat dan pemeirntah, akan kehilangan potensi pengembangan sektor peternakan," katanya.  Ancaman dari eksternal, lanjutnya adanya perdagangan bebas Masyarakat Ekonomi Asean, akan menjadi alasan bagi pemasok ternak untuk mendistribusikan produksinya.  "Pedagang ternak luar negeri paling tertarik dengan peternak di Indonesia, mereka sudah mulai masuk, apalagi kita ini pasar yang menjanjikan dengan 250 juta penduduk," katanya. 

Dekan Fakultas Peternakan IPB Moh Yamin, mengatakan, pertemuan Dekan Fapet se-Indonesia dilatarbelakangi dengan lahirnya kebijakan pemerintah untuk melakukan efisiensi lembaga peternakan.  "Padahal peternakan saat ini sedang bergerak maju, perannya semakin besar, tapi lembaganya dikecilkan," katanya.  Melalui forum tersebut, lanjutnya, mencoba menyuarakan penguatan lembaga peternakan dalam menghadapi kebijakan pemerintah dengan menyaring berbagai masukan, serta melakukan kajian akademik untuk mencari solusinya. "Kami memiliki pandangan, jika lembaga peternakan dikecilkan, jadi tidak fokus pekerjaannya. Sementara di level bawah, pembinaan, penyuluhan kepada peternakan di lapangan sudah tidak ada lagi," katanya.

Pada kesempatan itu pula, dilakukan launching/pelantikan PERSEPSI (Perhimpunan Ilmuwan Sosial Ekonomi Peternakan) Bogor, yang dilakukan oleh ketua PERSEPSI Nasional (Dr. Budi Guntoro).  Dr. Budi melantik Dr.Ir. Mulatsih, sebagai ketua,  Dr.Ir .Burhanuddin , MM - sebagai wakil dan Dr.Ir Ahyar Ismail sebagai Bendahara PERSEPSI Bogor.

Acara ditutup pada pukul 15:00, didahului oleh Wrap up meeting pengesahan Naskah akademik dan Rekomendasi Hasil Workshop tentang Usulan Kemandirian Dinas Peternakan.