Itik merupakan salah satu komoditas peternakan yang cukup dikenal di Indonesia. Kandungan lemak yang tinggi pada bagian bawah kulitnya menyebabkan bau amis sehingga permintaan daging itik menjadi rendah. Tiga mahasiswa IPB University yaitu Binda Octa Rosa Pramesty dan Evri Choiriyah Al Firdaus dari Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan serta Lelli Hapsari Romadhoni dari Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, melakukan riset untuk menurunkan kandungan lemak pada itik melalui pakan yang diberi nama water plant dietary.

Binda selaku Ketua Kelompok menjelaskan kandungan lemak pada daging paha itik berumur delapan minggu sekitar 8.47 persen sedangkan kandungan lemak pada daging paha ayam broiler berumur enam minggu berkisar 6.54 persen. Lemak jenuh yang tinggi akan menyebabkan kandungan kolesterol juga tinggi dan menyebabkan bau amis sehingga akan mempengaruhi permintaan konsumen yang menjadi rendah. 

Untuk itu tim riset Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian (PKMPE) 2019 ini membuat terobosan pakan untuk mengurangi kandungan lemak tersebut. "Water plant dietary merupakan ransum yang ditambahkan dengan tanaman air yaitu kayu apu. Kami menggunakan tanaman air ini dicampurkan ke pakan komersial yang sering digunakan masyarakat. Pakan komersial yang kami gunakan adalah pakan komersial BR-11,” ujarnya.

Itik dapat mencerna makanan yang tinggi serat jika dibandingkan dengan ayam. Kayu apu merupakan tanaman air yang sering dianggap menjadi gulma dan tidak memiliki nilai ekonomis. Kayu apu memiliki kandungan serat yang cukup tinggi yang diharapkan dapat mengikat kolesterol pada daging itik. 

"Kayu apu juga dapat berkembang biak dengan cepat dan kontinyu sehingga tidak akan mengalami kekurangan dan tidak akan bersaing dengan manusia. Yang paling penting kayu apu disukai oleh unggas air,” ungkapnya.

Saat ini penelitian yang dibimbing oleh Dr Ir Widya Hermana M.Si ini berada pada tahap penentuan dosis penambahan kayu apu yang efektif untuk penurunan kadar lemak dan kolesterol pada daging itik. 

"Keutamaan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan daging itik yang rendah lemak dan kolesterol namun tidak mengurangi rasa khas yang ada. Selain itu, agar tanaman kayu apu yang awal mulanya dianggap gulma perairan dan tidak memiliki nilai ekonomis dapat dimanfaatkan dengan baik,” tandasnya. (ipb.ac.id)