Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University mengadakan Workshop Sertifikasi Ternak Ruminansia Kecil pada Program Pembibitan Domba Premium IPB di Hotel Aston, Bogor. Acara ini berlangsung selama dua hari pada (22-23/7) dengan kegiatan workshop pada hari pertama dan penyusunan dokumen pada hari kedua.
Kegiatan ini menghadirkan beberapa narasumber terkemuka, yaitu Ir. Cisilia Esti Sariasih selaku Koordinator Pengelolaan Sumber Daya Genetik Hewan, Direktur Peternakan Kambing Burja dan Domba Dorsip Martinus Alexander serta Prof. Dr. Ismeth Isnounu, M.Si, peneliti di Pusat Riset Peternakan, Kelompok Riset Pemuliaan Ternak (BRIN).
Selain itu hadir pula narasumber dari Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fapet IPB yaitu Prof. Dr. agr. Asep Gunawan, S.Pt., M.Si sebagai inovator domba premium IPB. Turut hadir Dekan Fapet IPB University, Dr. Idat Galih Permana, M.Sc.Agr, Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof. Dr. Irma Isnafia Arief, S.Pt. M.Si., Wakil Dekan Bidang Sumberdaya, Kerjasama, dan Pengembangan, Dr. Sri Suharti, S.Pt, M.Si., guru besar, staf pengajar, serta praktisi lainnya.
Dr. Idat Galih Permana, M.Sc.Agr, dalam sambutannya menekankan pentingnya dua komoditas unggulan di Fapet IPB yang menjadi sektor pembibitan, yaitu ayam IPB D1 inovasi Prof. Dr. Ir. Cece Sumantri, M.Agr. Sc., dan Domba Premium IPB inovasi Prof. Dr. agr. Asep Gunawan, S.Pt. "Domba premium IPB diharapkan unggul tidak hanya dari segi kualitas, tetapi juga dari produksinya," jelasnya.
Ir. Cisilia Esti Sariasih memaparkan regulasi pemerintah terkait program pembibitan dan sertifikasi penetapan serta pelepasan galur ternak di Indonesia. "Saat ini terdapat 70 galur yang sudah ditetapkan dan 38 galur yang sudah dilepaskan," ujarnya. Peluang perkembangan ternak di Indonesia sangat besar, didukung oleh pertumbuhan penduduk yang diperkirakan naik 0,90% per tahun pada 2025-2030, bonus demografi dengan populasi usia produktif yang lebih besar, serta meningkatnya kesadaran masyarakat akan kebutuhan gizi.
Martinus Alexander membahas program pemuliaan dan pembentukan ternak kambing burja, termasuk daya tahan genetik kambing boer terhadap penyakit dan parasit, ADG, produksi karkas tinggi, dan tingkat kesuburan reproduksi. "Manajemen pemeliharaan, terutama terkait kesehatan seperti antiparasit, sangat penting dalam beternak kambing burja," tambahnya.
Prof. Dr. Ismeth Isnounu, M.Si menjelaskan tentang Teknologi Pembentukan Bibit Unggul Domba dan Kambing di Indonesia. "Syarat suatu rumpun atau galur ternak hasil pemuliaan dapat dilepas dan diedarkan di Indonesia harus memenuhi kriteria BUSS (Baru, Unik, Seragam, Stabil)," jelasnya.
Prof. Dr. agr. Asep Gunawan, S.Pt., M.Si, selaku inovator domba premium IPB, menjelaskan keunggulan produk daging domba premium IPB yang meliputi bibit dan daging domba sehat, kaya asam lemak tak jenuh, rendah kolesterol, off odour rendah, keempukan daging tinggi, dan kandungan mineral yang baik.
Workshop ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan wawasan baru terkait sertifikasi dan pembibitan domba premium IPB, serta mendukung perkembangan peternakan ruminansia kecil di Indonesia. (Iis Erlina).