News

  • Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University gelar Sertifikasi Kompetensi Perunggasan Operator Telur Tetas dan Pencampur Pakan. Sertifikasi ini ditujukan bagi mahasiswa aktif, fresh graduate maupun alumni IPB University dan masyarakat umum yang berkecimpung di dunia peternakan unggas. Kegiatan sertifikasi tahun ini adalah yang ketiga setelah sebelumnya dilaksanakan tahun 2022 dan 2023, untuk tahun ini diikuti oleh 180 orang peserta. 

    Pelaksanaan sertifikasi operator perunggasan 2024 merupakan subsidi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) dan terselenggara atas kerjasama Fapet IPB University dengan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Agribisnis Ambissi. 

    “Alhamdulillah kegiatan sertifikasi profesi unit kompetensi oprator telur tetas berhasil berjalan dengan normal dengan jumlah asesi 80 orang dilaksanakan sejak tanggal 26 – 29 Juni 2024, semua lulus dengan kompeten dan tingal menunggu sertifikat dari BNSP” jelas Prof Iman Rahayu Hidayati Soesanto, Guru Besar Fapet IPB yang juga asesor pada skema operator telur tetas.

    Dr. drh. Maya Purwanti, MS, asesor skema pencampur pakan mengatakan bahwa uji kompetensi ini penting bagi asesi karena dunia industri dan dunia kerja. “Memahami bahwa kompetensi yang dimiliki tenaga kerja telah diuji sesuai SKKNI dan disertifikasi oleh BNSP dan juga memenuhi ekspektasi DUDIKA (Dunia Usaha dan Dunia Industri Kerja) sehingga tenaga Kerja tidak lagi perlu melakukan penyesuaian diri yang terlalu lama” jelas Dr. Maya yang kesehariannya mengajar di Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor ini.

    Uji sertifikasi kompetensi dilaksanakan di Lab. Fapet sebagai lokasi Tempat Uji Kompetensi (TUK), pelaksanaan 24-29 Juni 2024 di Lab. Unggas sebanyak 80 peserta untuk skema telur tetas dan 24-30 Juni 2024 di Lab. Nutrisi Pakan sebanyak 100 peserta untuk skema pencampur pakan.

    Rizky Nadia, S.Pt, M.Si, peserta uji sertifikasi skema pencampur pakan yang baru pertama kali mengikuti kegiatan sertifikasi perunggasan mengaku ingin menguji diri sendiri dan ingin memiliki sertifikasi dikarenakan beberapa kegiatan harus memiliki sertifikasi agar dapat diakui. “Asesor yang menguji baik, kompeten, dan sangat jelas dalam memberikan materinya. Tempat ujian nyaman dan fasilitasnya sangat memadai serta alat dan bahan untuk melakukan pengujian sangat lengkap” demikian kesannya. 

    Peserta lain, Muhammad Fayyadh Fahrizal yang mengikuti uji kompetensi bidang telur tetas turut menyampaikan kesannya mengikuti kegiatan ini. “Sertifikasi penetasan telur ini sangat baik pelaksanaannya dan juga asesornya, semoga acara ini dapat berlangsung lagi seterusnya setiap tahun agar nantinya banyak teman-teman dari Fakultas Peternakan maupun dari luar Fakultas peternakan terutama IPB University dan juga alumni alumni yang tersertifikasi” ungkapnya. (Femmy)

  • Fakultas Peternakan IPB University gelar Kegiatan Sertifikasi Kompetensi Perunggasan Jenjang 5 untuk mahasiswa aktif, fresh graduate maupun alumni yang berkecimpung di dunia peternakan unggas. Kegiatan sertifikasi terbagi atas 5 batch dimulai dari akhir Juni hingga pertengahan Juli 2022. Sertifikasi ini merupakan subsidi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) dan terselenggara atas kerjasama  Fakultas Peternakan IPB University dengan LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi) Agribisnis Ambissi.

    Wakil Dekan bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Peternakan IPB University, Prof. Irma Isnafia Arief  mengatakan kegiatan sertifikasi perunggasan level 5 ini didesain dengan bimtek terpadu dengan narasumber dari praktisi perunggasan sehingga menjadi Mata kuliah Enrichment courses IPB20E (0-2) Etika Profesional, dimana mahasiswa mendapatkan keuntungan ganda yaitu sertifikat kompetensi perunggasan level 5 dari BNSP dan 2 sks MBKM. “Untuk peserta alumni fresh graduate maka sertifikasi kompetensi ini sangat bermanfaat untuk karir di masa kini dan mendatang" jelasnya.

    Kegiatan ini menghadirkan 3 orang Asesor  dari LSP Agribisnis Ambissi. Asesor tersebut antara lain Guru Besar Fapet IPB Prof. Iman Rahayu, Rae Hanif dan Chandra Kirana.  Lalu, sebenarnya apa maksud dan tujuan  dari kegiatan ini? Menurut Chandra Kirana, salah satu asesor yang terlibat dalam kegiatan ini, tujuan sertifikasi yang pertama untuk menilai bahwa seseorang apakah sudah kompeten di semua unit yang ada di skema perunggasan level 5. Tujuan kedua jika kita melihat fungsinya di dunia kerja, maka sertifikasi ini sebagai bukti tambahan atau bukti pendamping baik ijazah yang digunakan oleh asesi selama dia mengikuti pendidikan formal sehingga ada nilai lebih ataupun pembanding untuk perusahaan. Chandra juga menjelaskan jika di industri, sertifikasi jenjang 5 ini posisinya di Kepala Unit, Asisten Manajer atau bisa juga di Supervisor. Asesor yang sudah 10 tahun berkecimpung di bidang sertifikasi ini juga memberikan kesan, pesan dan harapan mengenai kegiatan ini “Para peserta sangat luar biasa, semangat mengikuti asesmen ini. Diharapkan ke depannya di akademisi ini ini mata kuliah selaras dengan unit-unit kompetensi, jadi ketika mahasiswa lulus dan mengikuti asesmen sudah tidak kaget lagi” tutupnya.

    Para peserta nampak antusias mengikuti kegiatan ini. Dian Ardian Syah, peserta batch pertama yang juga lulusan Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan (IPTP) Angkatan 54. “Sangat mengapresiasi untuk Ibu Prof. Iman Rahayu yang sudah menginisiasi adanya sertifikasi perungasan ini, acara yang sangat bermanfaat untuk mahasiswa peternakan” tuturnya. Menurutnya, banyak ilmu dan hal baru yang peserta dapat selama masa bimbingannya. Dibimbing oleh dosen dan ahli dari setiap materi bimbingannya, membuat penyampaian materi menjadi lengkap dan mudah dipahami, yang mana sebelumnya tidak didapatkan di kuliah dan ini penting untuk dunia kerja.

    Peserta lain, Fajar Rezki Pambudi, turut merasakan manfaat dari kegiatan ini  “Acara sertifikasi perunggasan jenjang 5 sangat bermanfaat untuk saya. Banyak ilmu yang saya dapatkan setelah mengikuti acara tersebut, terutama untuk saya yang belum pernah terjun secara langsung di lapang” ujar mahasiswa prodi Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fapet angkatan 55  ini. Peserta batch terakhir ini juga mengatakan bahwa materi yang diberikan dapat menjadi bekal ketika sudah terjun ke lapang secara langsung. Materi yang dimuat mulai dari pengolahan data produksi, penerapan biosekuriti di peternakan, hingga pentingnya berkomunikasi untuk menjalin kerja sama antar berbagai pihak. ”Saat pelaksanaan ujian, asesor dan asisten asesornya pun memberikan pengalaman-pengalaman beliau di lapang, sehingga peserta menjadi tahu langkah apa yang harus dilakukan agar tidak terjadi kesalahan dan kecelakaan.’’ tandasnya.  (Femmy)

  • Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University menggelar Zona Integritas (ZI) dan Penandatanganan Pakta Integritas dalam rangka menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) di lingkungan Fapet IPB. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Ruang Sidang Fapet, Kampus IPB Dramaga Bogor, (20/12). 

    Dalam arahannya, Dekan Fapet Prof. Dr. Ir. Idat Galih Permana, M.Sc.Agr menyampaikan bahwa seluruh institusi pemerintahan termasuk Dikti diminta untuk melaksanakan ZI agar menjadi wilayah bebas dari korupsi. “Program ini dicanangkan pemerintah agar di negeri ini terbebas dari korupsi. Dengan melaksanakan tugas sesuai SOP, peluang terjadinya korupsi semakin kecil”jelasnya. “Mulai dari gratifikasi kecil kita akan hilangkan di IPB khususnya di Fapet, caranya kita menjalankan SOP sesuai peraturan yang ada, misalnya perihal pengurusan surat keterangan mahasiswa prosedurnya sudah jelas”urainya. 

    Prof. Idat juga mengatakan lingkup gratifikasi sangat luas, ketika ada kesalahan prosedur administrasi dalam pengadaan barang dan jasa, sekecil apapun baik korupsi maupun gratifikasi harus kita hindari. “Sebagai pegawai harus mengikuti peraturan yang ada, mohon kita sekarang sama-sama komitmen tidak menerima apapun dari stakeholder serta agen perubahan sama-sama membangun ZI” ungkapnya di hadapan para dosen dan tenaga kependidikan Fapet yang hadir pada kegiatan tersebut.

    Selanjutnya Wakil Dekan Bidang Sumberdaya, Kerjasama dan Pengembangan Fapet Prof. Dr. Sri Suharti, S.Pt, M.Si menyampaikan ranah yang perlu dibangun dalam membangun zona integritas “Di IPB ditarget setiap fakultas membangun zona integritas dan dalam ZI ada 6 area perubahan yang harus kita lakukan yaitu manajemen perubahan, penataan tata laksana dalam proses di kampus, penataan SDM aparatur, penguatan akuntabilitas, penguatan pengawasan dan peningkatan kualitas pelayanan publik”jelasnya.

    “Setelah ini fakultas akan membentuk tim pengendali gratifikasi (TPG) dimana pihak yang menerima cukup menyerahkan pada TPG, IPB sedang menyusun prosedur apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh”ungkapnya. Target yang menandatangani Pakta Integritas ini adalah semua tendik dan dosen Fapet dan sudah disiapkan dokumen dari Fakultas serta akan disubmit ke inspirasi dikti (Femmy).

  • Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University menggelar Studium Generale  dengan tema ”Exploring Innovative Management Strategies to Reduce Methane Emissions : Lessons Learned From United States Dairy Farm” di Auditorium JHH Fapet, Kampus IPB Dramaga, Senin (14/10). Kegiatan ini menghadirkan Prof. Ermias Kebreab dari University of California 

    Davis (UC Davis) sebagai dosen tamu. Topik yang dibahas sangat menarik dan penting, mencakup strategi mitigasi emisi metana pada ternak ruminansia serta upaya peningkatan kualitas daging sapi. 

    Dalam pemaparannya, Prof. Ermias mengatakan ”Beberapa industri berkomitmen untuk dapat menurunkan emisi, antara lain adalah Nestle”. Selain itu dijelaskan pula bahwa peternakan memiliki kontribusi untuk meningkatkan emisi dan menyebabkan perubahan iklim dan perubahan kuantitas metana menyebabkan beberapa dampak buruk untuk atmosfir dan lingkungan (pemanasan global) + 5 ℃. Disampaikan juga bahawa FAO merilis perkiraan tentang peningkatan produksi emisi beberapa tahun kedepan dengan salah satu faktornya adalah peternakan (metana).

    Dalam kegiatan yang diikuti oleh ratusan mahasiswa ini, Dosen Departemen IPTP Fapet Dr. Windi Alzahra, S.Pt hadir sebagai moderator. Presentasi dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab dari mahasiswa yang hadir. Terkait dengan peternakan yang merupakan salah satu penyumbang utama emisi metana yang memicu pemanasan global dan perubahan iklim. Berbagai inovasi telah dikembangkan untuk mengurangi emisi ini, termasuk strategi pengelolaan hewan dan pakan, penggunaan aditif seperti rumput laut, oregano, dan asam amino, serta penerapan teknologi seperti Anaerobic Digesters. Penambahan bahan-bahan tertentu seperti brominata terbukti efektif mengurangi emisi hingga 40%, meskipun beberapa solusi seperti tannin dapat mempengaruhi kualitas produk ternak. Dukungan teknologi berbasis AI juga diharapkan dapat membantu petani dalam mengelola emisi secara lebih efisien. (Venanda/Femmy)

     

  • Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University menggelar talkshow bertajuk Yogurt Rosella dan Pengembangannya untuk Produk Roti Yogurupan dan Strudel. Acara ini merupakan bagian dari IPB Innovation EXPO 2023 yang diselenggarakan di Botani Square Mall Bogor (29/09). Prof. Irma Isnafia Arief, Wakil Dekan Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni Fapet IPB sekaligus inventor dari yogurt rosella menjelaskan bahwa talkshow ini membahas dan menampilkan pangan olahan hasil ternak yang dihilirisasi menjadi ragam pangan sehat, yaitiu yogurt dengan ekstrak bunga rosella yang dari berbagai penelitian diketahui mempunyai banyak manfaat kesehatan. “Untuk pengembangan dari yogurt ini, kita membuat turunan ragam pangan lainnya yaitu roti dan cookies” ujarnya.

    Dekan Fakultas Peternakan IPB University Dr Ir Idat Galih Permana, MSc. Agr yang memberikan sambutan pada acara tersebut mengatakan “Produk inovasi Fapet yogurt rosella saat ini sudah berkembang dan menghasilkan produk roti dan strudel yogurt rosella, terobosan yang luar biasa karena kita biasa mengonsumsi seperti makan eskrim atau susu. Sekarang yogurt itu dimasukkan ke dalam strudel ataupun roti yang dengan kita mengonsumsinya, selain mendapat rasa nikmat dari produk tersebut juga kita lebih sehat” jelasnya.

    Talkshow ininjuga menampilkan beberapa Narasumber yang terlibat dalam produksi inovasi tersebut. Narasumber pertama adalah Edgina Burton, SPt, MSi  owner Yogurt Dairycious- CV Sari Burton menyampaikan awal mula produksi yogurt di tahun 2015 hingga berkembang seperti saat ini. “Tahun 2022, pada program Kedaireka bersama Prof. Irma, kami mengembangkan varian produk baru yaitu menambahkan rosella ke dalam yogurt dan juga ada tambahan bakteri probiotiknya yang menghasilkan karakteristik baru yang yang muncul dibanding dengan yang sebelumnya”. Karakteristik ini, menurut Burton lebih memberikan kesan segar ke produk dan meningkatkan pasar serta permintaan dari konsumen.

    Reni Sulastriani SPt, owner Rezupan Bakery turut hadir memperkenalkan produknya yaitu Yogurupan-Roti Yogurt di hadapan peserta dan pengunjung acara tersebut. Reni memberikan gambaran dan tips mengenai roti tersebut “Dalam adonan roti kita tambahkan yogurt, untuk fillingnya juga kita tambahkan yogurt rosella. Produk ini tahan di suhu ruang selama 6 jam, untuk menjaga kualitas. Jika ingin lebih lama, bisa disimpan dalam freezer hingga 4 hari. Untuk menikmati kelezatannya, setelah keluar freezer di thowing terlebih dahulu di suhu ruang, lalu roti siap dikonsumsi dengan rasa yang segar dan adonan yang masih lembut, lebih enak dalam keadaan dingin”jelasnya.

    Selain roti, pangan sehat lain yang ditampilkan adalah strudel dan cookies. Ade Rakhmawaty STP, owner Mawar Pakuan yang memproduksi inovasi tersebut menyebut baik strudel maupun cookies memiliki rasa yang unik, segar dan tidak terlalu manis sehingga ramah terhadap kosnumen yang menghindari gula. “Umumnya produk strudel atau cookies itu manis, namun pada produk strudel dengan isian yogurt membuat rasanya tidak manis, asam dan lebih segar. Pada produk almond crispy rasa yogurt juga menampikan cita rasanya unik dan creamy dengan tekstur yang lembut” tandasnya. (Femmy)

  • Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University sukses menggelar The 2nd International Conference on Sustainable Animal Resource and Environment (ICARE 2024). Acara ini berlangsung selama dua hari, pada 16-17 Oktober 2024, dengan tema “Fostering Resilience: Animal Environmental Research and Technology for Sustainable Production.” Konferensi ini diadakan di IPB International Convention Center (IICC), Bogor, Indonesia.

    Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Peternakan IPB, Dr. Ir. Idat Galih Permana, M.Sc.Agr., menyampaikan bahwa ICARE ke-2 merupakan wujud komitmen Fapet sebagai institusi pendidikan unggul di bidang peternakan untuk terus berkontribusi kepada komunitas ilmiah dan sosial melalui diseminasi hasil penelitian. “Sejak tahun 2009, kami telah konsisten menyelenggarakan seminar internasional yang membahas industri peternakan. ICARE sendiri bermula pada tahun 2021 sebagai transisi dari ISAI, dengan memperluas cakupan publikasi dan tetap mempertahankan integritas ilmiah di bidang ilmu peternakan,” jelasnya.

    Konferensi tahun ini menyoroti tema “Membina Ketahanan: Penelitian dan Teknologi Lingkungan Hewan untuk Produksi Berkelanjutan,” yang menekankan pentingnya solusi inovatif dan berkelanjutan dalam industri peternakan. Mengingat meningkatnya tantangan seperti perubahan iklim, pertumbuhan populasi, dan ketahanan sistem produksi, tema ini mengajak peserta untuk mengeksplorasi bagaimana penelitian dan teknologi dapat berkontribusi pada kelestarian lingkungan serta menjamin keberlanjutan produksi sumber daya hewan.

    Prof. Dr. Jakaria, Ketua Panitia ICARE 2024, menjelaskan bahwa acara ini merupakan hasil kerja sama antara Fakultas Peternakan IPB dan Himpunan Ilmuwan Peternakan Indonesia (HILPI). “Kami berharap seminar ini dapat memberikan ide-ide baru serta menjalin kolaborasi yang akan mendorong pengembangan industri peternakan yang selaras dengan kesejahteraan hewan, lingkungan, dan kesehatan manusia di masa depan,” ujarnya. Acara dibuka secara simbolis oleh Sekretaris Institut IPB, Prof. Dr. Agus Purwito, bersama Dekan Fapet IPB, Dr. Idat Galih Permana, dan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Dr. drh. Agung Suganda.

    ICARE 2024 menghadirkan dua keynote speaker, yaitu Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Dr. drh. Agung Suganda, serta Prof. Dr. Ermias Kebreab dari University of California, Davis, Amerika Serikat. Dalam presentasinya, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan menyampaikan program-program pemerintah dalam meningkatkan produksi ternak untuk mempersiapkan program makan siang bergizi dari pemerintahan baru.

    Pada plenary session, terdapat enam pembicara dari lima negara, yaitu Dr. Muhammad Jasim Uddin (Australia), Dr. Ir. (MA) Maja Slingerland (Belanda), Prof. Dewi Apri Astuti (Indonesia), Prof. Dr. Myunggi Baik (Korea), Prof. Dr. Satoshi Koike (Jepang), dan Prof. Dr. Kazuhito Fujiyama (Jepang).

    Selama dua hari konferensi, lebih dari 70 makalah penelitian dipresentasikan oleh peserta dari berbagai negara seperti Hongaria, Malaysia, Filipina, Myanmar, dan Indonesia. Para peserta memberikan presentasi lisan yang mencakup topik seperti sumber daya genetik hewan yang berkelanjutan, sistem produksi hewan cerdas dan manajemen, sumber daya pakan ramah lingkungan dan nutrisi, teknologi produk hewan mutakhir, serta kesejahteraan, kesehatan, dan lingkungan hewan. Acara ini juga menampilkan sesi poster serta pameran jurnal dan produk. (Femmy)

  • Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University bersama LSP Agribisnis dan PT. Multi Sarana Pakanindo menyelenggarakan Webinar dengan topik Dunia Perunggasan Modern secara online melalui zoom meeting pada (24/6). Kegiatan ini merupakan pembukaan dari rangkaian acara bimbingan teknis dan pelatihan dalam rangka persiapan ujian kompetensi dan sertifikasi operator telur tetas dan pencampur pakan untuk para peserta sertifikasi khususnya, namun webinar ini terbuka untuk umum mengingat perkembangan teknologi yang begitu cepat menuntut kita untuk beradaptasi terhadap berbagai hal, tidak terkecuali dalam dunia perunggasan. Era serba modern ini pun menjadi sebuah tantangan baru bagi para peternak untuk mengembangkan dan hilirisasi menjadi peternak yang lebih modern.

    Dalam sambutannya, Wakil Dekan Bidang Sumberdaya, Kerjasama dan Pengembangan Fakultas Peternakan IPB University, Dr. Sri Suharti, S.Pt, M.Si menyampaikan “Untuk meningkatkan kompetensi di bidang perunggasan saya yakin adik-adik mahasiswa sudah mendapatkan mata kuliahnya nutrisi unggas atau produksi unggas, tetapi kemampuan kita itu harus ada yang merekognisi dan mengakui”ungkapnya. Pengakuan dalam hal ini adalah sertifikasi yang nanti bisa menjadi pengakuan atas kemampuan kita dan juga menjadi modal untuk berkarier di lapangan kerja. “Untuk webinar hari ini kita mendapatkan narasumber yang luar biasa ini langsung dari ahlinya perunggasan modern, ada Pak Syafri dan Pak Murti yang sudah berpengalaman dalam mengelola perunggasan dan juga kemitraan dalam bidang perunggasan, peserta bisa langsung berdiskusi tentang perkembangan industri perunggasan.kemudian dari sisi akademi ada Pak Rudi Afnan yang expert dalam bidang unggas dan merupakan dosen di bidang produksi umum unggas”jelasnya.

    Webinar yang dihadiri oleh hampir 200 peserta ini, menghadirkan beberapa narasumber yang memberikan materi sesuai keahliannya. Narasumber pertama yaitu Dosen Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan Fapet Dr. Rudi Afnan, S.Pt., M.Sc.Agr. memaparkan materi dengan tema succesful hatching yang menjelaskan bagaimana agar penetasan unggas berhasil.

     Selanjutnya dihadirkan narasumber dari PT Charoen Pokphand (CP) Indoneia yaitu Ir. Syafri Afriansyah, MBA. Pria yang saat ini menjabat sebagai Head Bussines Unit Human Capital for Poultry Business di PT. CP ini menjelaskan rangkaian bisnis budidaya perunggasan dari hulu sampai hilir. Beberapa hal utama yang dsampaikan di sesi ini antara lain mengenai konteks global, gambaran industri umum, bisnis perunggasan di Indonesia dan bagaimana kita melihat ke depan. “Industri perunggasan itu berkembang sangat pesat dan banyak tantangannya. Bisnis model baru akan bermunculan, harapannya mahasiswa sudah mumpuni dan siap untuk menghadapi berbagai macam perubahan”ujar lulusan Martin J. Whitman School of Management yang sudah hampir 20 tahun berkarier di PT Charoen Pokphand.

    Dari kalangan industri lainnya, hadir pula Murtiyadi, S.Pt selaku Area Head Production West Java 1 Charoen Pokphand. Dalam pemaparannya, pria yang akrab disapa Murti ini mengenalkan teknologi cangggih sistem closed house yang merupakan sistem dimana kandang dibuat tertutup dengan udara yang masuk dan keluar diatur melalui inlet dan outlet sehingga kondisi lingkungan mikro di dalam kandang dapat diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan ayam. (Femmy).

  • Fakultas Peternakan IPB University gelar webinar “Menjaga Kesehatan Mental Saat Masa Pandemi COVID-19”, (25/7). Ada tiga narasumber yang hadir dalam webinar ini. Mereka adalah Idei Khurnia Swasti, MPsi, Psikolog, Dosen Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM), dr Basith Halim, dokter yang sedang menempuh pendidikan PPDS-1 di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia- RSCM dan Sri Pangesti Budi U, SPd, SE, Ak, Direktur Pemasaran dan Pengembangan Bisnis RS UMMI Bogor.

    Dekan Fakultas Peternakan IPB University, Dr Idat Galih Permana dalam sambutannya mengatakan bahwa pandemi ini telah mengubah tatanan sosial masyarakat.

    “Kita sudah dua semester melakukan kuliah secara online. Semester depan perkuliahan masih dilakukan secara online. Oleh karena itu, pada acara hari ini kita akan mendengar bagaimana cara melakukan pola hidup sehat di masa pandemi dan tetap produktif. Saya harap adik-adik mahasiswa tetap semangat menjalani kegiatan sehari-hari,” ujarnya di hadapan mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan serta anggota Agrianita Fakultas Peternakan IPB University.

    Dalam kesempatan ini, Idei memaparkan pengalamannya menjadi supervisor di Pojok Curhat UGM. Pojok Curhat UGM merupakan wadah konsultasi psikologi yang dibentuk oleh Fakultas Psikologi UGM.

    Menurut Idei, sehat itu terdiri dari dua hal. Yaitu sehat fisik dan mental. “Dengan kondisi keduanya (fisik dan mental) yang sehat, kita bisa menjalani hidup dengan produktif,” jelasnya.

    Peserta juga mendapatkan penjelasan yang lengkap terkait Corona Virus dari dr Basith. Mulai dari cara penularan, gejala-gejala yang terjadi pada pasien, tata cara farmakologi COVID-19, cara mengatasi sesak, mengatur posisi duduk dan pernafasan, serta rehabilitasi pasca COVID-19 dengan adaptasi fungsi paru yang masih ada.

    ”Untuk pandemi ini kita tidak bisa menyepelekan seperti batuk, pilek, flu biasa. Kita tidak boleh lengah. Gejala COVID-19 pada penderita komorbid jantung akan merasakan sakit dada. Dan untuk perokok, kebanyakan banyak mengalami sesak nafas,” jelasnya.

    Sri Pangesti Budi juga berbagi pengalamannya seputar kondisi rumah sakit semenjak pandemi melanda.  “Saat pandemi, IPB University menjalin kerjasama dengan RS UMMI. Civitas IPB University mendapatkan privilege untuk rawat inap di RS UMMI. Selain dosen dan pegawai, ada beberapa mahasiswa IPB University yang kami handle langsung. Kami siapkan kebutuhan mereka sehari-hari terutama terkait kesehatan. Selama menghandle pasien COVID-19, ketenangan membawa dampak yang signifikan dan peranan orang lain dalam memberi support kepada pasien juga sangat membantu kesembuhan. Oleh karena itu, seluruh komponen harus bersatu, bahu-membahu,” jelasnya (ipb.ac.id)

  • Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University menyelenggarakan Webinar bertajuk “Sistem Perunggasan Closed House System bersama PT. Multi Sarana Pakanindo (MSP) & PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CP)” secara daring , (23/6). Kegiatan ini merupakan rangkaian acara bimtek dan pelatihan dalam rangka persiapan ujian kompetensi dan sertifikasi perunggasan jenjang 5 yang akan dilaksanakan pada akhir Juni sampai dengan pertengahan Juli di Fapet IPB yang diadakan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Agribisnis Ambissi – Bogor dengan subsidi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

    Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Peternakan IPB University, Dr Idat Galih Permana menghaturkan apresiasi kasih kepada PT. MSP baik dari segi edukasi maupun kemitraan. “Perunggasan di Indonesia merupakan industri yang sangat maju dan modern. Pada hari ini, peserta khususnya para mahasiswa dan alumni yang mengikuti kegiatan ini diharapkan dapat mendapat pencerahan dari para narasumber PT. MSP terkait dengan pengelolaan unggas modern baik pada broiler maupun layer, sehingga ketika nanti mengikuti uji kompetensi, peserta bisa lolos. Karena sertifikasi ini merupakan standar minimal seorang sarjana peternakan harus bisa memahami bagaimana pengelolaan perunggasan pada sistem kandang modern khususnya pada closed house, lebih lanjut” jelasnya.

    Dekan Fapet juga menyampaikan beberapa hal terkait perunggasan, antara lain mengenai berbagai faktor yang menunjang kemajuan di perunggasan yaitu bibit, pakan, juga sistem perkandangan. Sistem perkandangan modern sudah diterapkan di Indonesia khususnya pada broiler maupun layer untuk sistem perkandangan closed house sistem dan sudah menjadi standar bagi peternak dalam pengembangan atau dalam mengembangkan bisnis unggas broiler, karena dengan perkandangan ayam yang saat ini kita pelihara bukan merupakan ayam membutuhkan perlakuan yang khusus baik dari aspek manajemen, pakan, sehingga bisa memberikan performance maupun produktivitas yang tinggi.  Ketika ternak dipelihara dengan nyaman dan baik, maka hasilnya akan baik. Hal tersebut sudah dibuktikan di Fapet atas hibah dari PT. Charoen Pokhpand telah memiliki kandang closed house, dengan kapasitas 20.000 dengan performance sangat baik.

    Dalam webinar ini, dihadirkan beberapa narasumber yang memberikan materi sesuai keahliannya. Narasumber pertama yaitu  Marwan Hendrianes, ST dari PT. Charoen Pokhpand Jaya Farm. Lulusan Teknik Mesin Unila ini memberikan materi Menerapkan Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Selanjutnya drh. Indra Dwi Resmana menyampaikan 2 materi yaitu Biosecurity dan Prosedur Jaminan Mutu. Mengelola Sistem Produksi serta Teknologi Close House  disampaikan secara apik oleh Gatot Aditya Respati ,S.Pt  dan dilanjutkan dengan materi Penerapan IOT Close House oleh Bapak Deriana Mabrur dan dilanjutkan dengan diskusi dengan peserta. Materi terakhir disampaikan oleh Bapak Windy Anugrah dari PT. MSP mengenai Analisa Usaha Peternakan. (Femmy). 

  • Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University menggelar Workshop Implementasi Kerjasama dengan Solidaritas Alumni Sekolah Peternakan Rakyat Indonesia (SASPRI) di Fakultas Peternakan, Kampus IPB Dramaga (15/2). Dekan Fapet IPB Dr Idat Galih Permana, M.Sc.Agr dalam sambutannya menjelaskan awal mula kerjasama antara Fapet dengan SASPRI “Berawal dari 10 Desember yang lalu, Fapet mengadakan assignment dengan SASPRI dalam rangka implementasi kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang melibatkan aspek pendidikan, penelitian, dan pemberdayaan masyarakat ” ujarnya. Selaku pimpinan Fapet, Ia juga amat mengapresiasi program yang sudah berjalan di masyarakat khususnya di ternak sapi potong “Saya kira ini inovasi sosial yang sangat baik, dimana IPB turut serta mengedukasi para peternak dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para peternak” ungkapnya.

    Guru Besar Fapet IPB sekaligus Wali Utama SASPRI, Prof. Muladno yang juga hadir pada workshop tersebut menjelaskan tiga aspek penting dalam mendidik Sekolah Peternakan Rakyat (SPR). “Aspek pertama yaitu pengubahan pola pikir beternak yang pasif, ini merupakan pondasi utama. Selanjutnya adalah bagaimana kita ajari mereka untuk berbisnis, bergotong royong dan berhimpun melalui koperasi. Aspek terakhir yaitu teknologi” jelasnya.

    Selanjutnya disampaikan presentasi dengan tema Membangun Kedaulatan Pangan dari Desa Melalui Sinthesa IPB (Sistem Integrasi Horizontal Ekonomi Desa untuk Industri Pangan Bangsa) oleh Ir. Kusmutarto Basuki, MBA. Dalam presentasinya, Ketua Dewan Pembina SASPRI ini memaparkan beberapa tahap penting dalam pembentukan Sinthesa-IPB. Tahap pertama dimulai dari konsolidasi internal SASPRI, Gapoktan dan BUMDes, dilanjutkan dengan pemetaan potensi SDM dan SDA serta perencanaan bisnis segitiga emas. Ketiga tahap tersebut masing-masing dilaksanakan selama satu bulan. Selanjutnya dilaksanakan penyusunan peraturan desa dan pendampingan.

    Implementasi kerjasama SASPRI dengan MBKM dijelaskan oleh Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof. Irma Isnafia Arief. Pemaparan disampaikan dari mulai Perhitungan SKS, topik yang dapat dilakukan di SPR, KKN hingga capestone. Workshop yang juga dimoderatori oleh Wakil Dekan Bidang Sumberdaya, Kerjasama dan Pengembangan Fapet Dr. Sri Suharti ini juga dihadiri oleh para Kadiv di lingkungan Fapet secara langsung di Ruang Sidang Fapet. Beberapa anggota SASPRI dari berbagai daerah di Indonesia baik dari pulau Jawa, Sumatra maupun Sulawesi turut hadir secara online. Arfan, salah satu wali SASPRI yang berasal dari Sulawesi mengaku siap menerima kedatangan Mahasiswa maupun Dosen yang ingin berkolaborasi di wilayahnya. (Femmy)

  • Fakultas Peternakan IPB University Gelar Workshop Implementasi Problem Based Learning di Program Studi Sarjana (16/03). Workshop ini menghadirkan tiga narasumber, yaitu  Direktur Pengembangan Program dan Teknologi Pendidikan Ir. Lien Herlina, M.Sc, Kasubit Pengembangan Pembelajaran, dan Impplementasi PBL masing-masing oleh Prof. Dr. Ir. Yulin Lestari  dari Direktorat Pengembangan Program dan Teknologi Pendidikan serta Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Teknologi Pertanian Dr. Ir. Feri Kusnandar, M.Sc.

    Hadir pula dalam acara tersebut Dekan Fakultas Peternakan Dr. Ir. Idat Galih. Permana, M. Sc.Agr yang dalam sambutannya mengatakan bahwa kita memerlukan sekali pencerahan tentang bagaiman metode pembelajaran PBL. “Setahun ini kita sudah menyusun kurikulum K2020 dan sejak semester awal kemarin kita sudah mengimplementasikan khususnya mulai dari Program PPKU” ujarnya. Lebih lanjut beliau menyampaikan harapannya kepada para dosen dan PLP yang hadir dalam workshop tersebut agar selepas acara ini berlangsung untuk dapat menyiapkan semacam SAP atau RPS dimana nanti ke depan kita sudah bisa mengimplementasikan yang dikawal oleh Prof. Irma Isnafia Arief, S.Pt, M.Si, selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Peternakan IPB University.

    Pemaparan pertama yaitu Konsep Problem Based Learning (PBL) oleh Ir. Lien Herlina, M.Sc  yang secara singkat apa saja yang sudah dipakai di mata kuliah dengan konsep PBL yang sudah berjalan dari semester yang lalu sudah pakai PBL dengan Project Based Learning(PjBL), Case Study, dan sebagainya.  “PBL itu sebetulnya membutuhkan kreativitas, jadi kalau hanya membaca definisi saja saja sama seluruh dunia juga dalam ilmu pendidikan seperti itu” tegasnya.

    Materi selanjutnya yaitu Implementasi PBL masing-masing disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Yulin Lestari yang memberikan beberapa contoh implementasi PBL berupa presentasi kuliah berupa video, beliau juga menjelaskan mengenai waktu, metode,sasaran serta  tujuan yang didapat oleh mahasiswa dari kegiatan tersebut. Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Teknologi Pertanian Dr. Ir. Feri Kusnandar, M.Sc turut memaparkan implementasi PBL dalam mata kuliah dengan studi kasus yang menarik seputar food industry serta menambahkan keunggulan dari implementasi PBL  “Mahasiswa bisa aktif di kelas karena bobot nilai cukup tinggi, bukan hanya mengandalkan nilai dari UTS dan UAS” jelasnya.

    Tindak lanjut implementasi disampaikan oleh Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Peternakan IPB University Prof. Dr. Irma Isnafia Arief, S.Pt, M.Si dalam workshop yang berlangsung selama lebih dari dua jam ini. “Dalam waktu dekat ini kami akan mengajak Departemen, Komdik untuk memilih dulu mata kuliah yang siap untuk melakukan PBL ini dengan beberapa tahapan” ujarnya sebelum mengakhiri acara.

  • Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University mengadakan workshop sertifikasi pemuliabiakan ayam  IPB D1 di Hotel Aston, Bogor. Acara ini berlangsung selama dua hari pada (5-6/8) dengan kegiatan workshop pada hari pertama dan penyusunan dokumen pada hari kedua.

    Dekan Fapet IPB Dr. Ir. Idat Galih Permana, M.Sc.Agr menyampaikan beberapa harapan mengenai program breeding ini. “Harapannya bisa dikembangkan dan diterima oleh masyarakat dengan strategi di internal yaitu penyerapan sistem breedingdan  renovasi kandang”ungkapnya. “Masyarakat lebih meningkatkan konsumsi ayam lokal karena ketergantungan ayam ras saat ini cukup tinggi, sehingga masyarakat bisa lebih mengkonsumsi protein hewani”lanjutnya.

    Namun ada juga tantangan yang harus dihadapi, yaitu bagaimana produk bisa disebar luaskan di masyarakat, sehingga keberadaan ayam IPB D1 bisa dikenal luas. “Kedepannya bukan menyaingi ayam lokal yang ada tapi menyebarluaskan kepada masyarakat untuk memberikan informasi sehingga  lebih dikenal. Akan lauching ke masyarakat dan diharapkan sesuai dengan standard sehingga diperlukan adanya sertifikasi ini”pungkasnya.

    Workshop ini menghadirkan beberapa narasumber terkemuka yang berasal dari dalam IPB maupun luar IPB. Narasumber pertama yaitu Prof. Dr. Ir. Cece Sumantri, M.Sc yang memamparkan awal mula pengembangan pemuliabiakan ayam lokal pedaging unggul IPB-D1  berbasis sumberdaya lokal. “Ayam IPB D-1 dikembangkan sejak 2010 dengan keunggulan yaitu pertumbuhan cepat, tahan penyakit salmonella dan tetelo/ND, Adaptip terhadap  manajemen dan penggunaan pakan lokal hingga 40%, cita rasa daging empuk dan spesifik seperti ayam kampung”jelasnya.

    Selanjutnya Firmansyah Budiyanto, S.Pt., M.Si dari Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak di Kementerian Pertanian hadir menyampaikan materi mengenai Standar Nasional Indonesia Ayam Lokal. “SNI ayam lokal merupakan dokumen standar teknis dan menjadi satu-satunya instumen yang memiliki kekuatan hukum”tuturnya. Firman juga menjelaskan manfaat SNI ayam lokal bagi produsen yaitu mendorong terciptanya produk dengan standar tertentu  yang hanya bisa dihasilkan jika produksi memenuhi ketentuan tertentu. Namun untuk penerapan SNI bersifat sukarela kecuali keperluan melindungi kepentingan umum. Selain itu disampaikan beberapa tahapan perumusan, dokumen acuan serta beberapa persyaratan terkait SNI.

    Dr. Ir. Tike Sartika, M.Si, Peneliti dari Pusat Riset Peternakan melanjutkan materi dengan tema pembentukan dan breeding ayam lokal Indonesia. Dr. Tike banyak menjelaskan mengenai spesies ayam lokal Indonesia dari mulai sejarahnya hingga saat ini. “Ayam lokal yang ada di Indonesia merupakan turunan ayam hutan merah indonesia yang sudah terkontaminasi dari ayam lokal Cina maupun India. Indonesia termasuk salah satu pusat domestikasi ayam di dunia”paparnya.

    Pada sesi kedua, Rofii, S.Pt., M.Si selaku Ketua Kelompok Unggas dan Aneka Ternak, Direktorat Pembibitan dan Produksi Ternak, Ditjen PKH, Kementerian Pertanian menyampaikan materi dengan tema ‘Kebijakan Pengembangan Pembibitan Ayam Lokal lalu dilanjutkan dengan pemateri terakhir yaitu Dr. Sri Subekti, S.Pt., M.Si dari R&D Charoen Phokphand yang membawakan tema Outlook Industri Pakan Ayam Lokal Indonesia’. (Iis Erlina).

  • Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University mengadakan Workshop Sertifikasi Ternak Ruminansia Kecil pada Program Pembibitan Domba Premium IPB di Hotel Aston, Bogor. Acara ini berlangsung selama dua hari pada (22-23/7) dengan kegiatan workshop pada hari pertama dan penyusunan dokumen pada hari kedua.

    Kegiatan ini menghadirkan beberapa narasumber terkemuka, yaitu Ir. Cisilia Esti Sariasih selaku Koordinator Pengelolaan Sumber Daya Genetik Hewan, Direktur Peternakan Kambing Burja dan Domba Dorsip Martinus Alexander serta Prof. Dr. Ismeth Isnounu, M.Si, peneliti di Pusat Riset Peternakan, Kelompok Riset Pemuliaan Ternak (BRIN). 

    Selain itu hadir pula narasumber dari Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fapet IPB yaitu Prof. Dr. agr. Asep Gunawan, S.Pt., M.Si sebagai inovator domba premium IPB. Turut hadir Dekan Fapet IPB University, Dr. Idat Galih Permana, M.Sc.Agr, Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof. Dr. Irma Isnafia Arief, S.Pt. M.Si., Wakil Dekan Bidang Sumberdaya, Kerjasama, dan Pengembangan, Dr. Sri Suharti, S.Pt, M.Si., guru besar, staf pengajar, serta praktisi lainnya.

    Dr. Idat Galih Permana, M.Sc.Agr, dalam sambutannya menekankan pentingnya dua komoditas unggulan di Fapet IPB yang menjadi sektor pembibitan, yaitu ayam IPB D1 inovasi Prof. Dr. Ir. Cece Sumantri, M.Agr. Sc., dan Domba Premium IPB inovasi Prof. Dr. agr. Asep Gunawan, S.Pt. "Domba premium IPB diharapkan unggul tidak hanya dari segi kualitas, tetapi juga dari produksinya," jelasnya.

    Ir. Cisilia Esti Sariasih memaparkan regulasi pemerintah terkait program pembibitan dan sertifikasi penetapan serta pelepasan galur ternak di Indonesia. "Saat ini terdapat 70 galur yang sudah ditetapkan dan 38 galur yang sudah dilepaskan," ujarnya. Peluang perkembangan ternak di Indonesia sangat besar, didukung oleh pertumbuhan penduduk yang diperkirakan naik 0,90% per tahun pada 2025-2030, bonus demografi dengan populasi usia produktif yang lebih besar, serta meningkatnya kesadaran masyarakat akan kebutuhan gizi.

    Martinus Alexander membahas program pemuliaan dan pembentukan ternak kambing burja, termasuk daya tahan genetik kambing boer terhadap penyakit dan parasit, ADG, produksi karkas tinggi, dan tingkat kesuburan reproduksi. "Manajemen pemeliharaan, terutama terkait kesehatan seperti antiparasit, sangat penting dalam beternak kambing burja," tambahnya.

    Prof. Dr. Ismeth Isnounu, M.Si menjelaskan tentang Teknologi Pembentukan Bibit Unggul Domba dan Kambing di Indonesia. "Syarat suatu rumpun atau galur ternak hasil pemuliaan dapat dilepas dan diedarkan di Indonesia harus memenuhi kriteria BUSS (Baru, Unik, Seragam, Stabil)," jelasnya.

    Prof. Dr. agr. Asep Gunawan, S.Pt., M.Si, selaku inovator domba premium IPB, menjelaskan keunggulan produk daging domba premium IPB yang meliputi bibit dan daging domba sehat, kaya asam lemak tak jenuh, rendah kolesterol, off odour rendah, keempukan daging tinggi, dan kandungan mineral yang baik.

    Workshop ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan wawasan baru terkait sertifikasi dan pembibitan domba premium IPB, serta mendukung perkembangan peternakan ruminansia kecil di Indonesia. (Iis Erlina).

  • Untuk meningkatkan konsumsi daging ayam IPB D-1 dan daging kelinci, Fakultas Peternakan IPB University menggelar webinar kedaireka. Kegiatan yang mengusung tema “Pengolahan Daging Ayam IPB dan Daging Kelinci yang ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan Halal) serta Launching Produk Unggulannya ini merupakan hasil kerjasama dengan peternakan Sinar Harapan Farm (SHF), (14/11).

    Dalam sambutannya, Sekretaris Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan (IPTP), Fakultas Peternakan IPB University Dr Jakaria mengatakan bahwa program ini merupakan salah satu media belajar mahasiswa. Terutama pada pendekatan gizi dan kuliner yang mampu mengubah sudut pandang masyarakat serta dapat meningkatkan diversifikasi produk ternak yang belum populer.

    “Kegiatan ini juga menjadi wadah dalam peningkatan kompetensi mahasiswa untuk berinovasi dan berdedikasi dalam pengembangan pengolahan produk hasil ternak. Daging ayam IPB-D1 dan daging kelinci merupakan komoditas dengan potensi nutrisi yang tinggi, namun eksistensinya masih rendah di kalangan masyarakat. Butuh inovasi pada produk pengolahan hasil ternaknya,” ujarnya. 

    Ada tiga narasumber yang hadir dalam webinar ini. Mereka adalah Indah Wulandari, SGz, RD (ahli gizi RSUP Dr Kariadi Semarang), Dr Ir Astari Apriantini, SGz, MSc (Dosen Fakultas Peternakan IPB University) dan Ali Mustopa, SPt (Direktur Sinar Harapan Farm).

    Dalam paparannya, Indah menjelaskan bawah daging ayam IPB D1 dan daging kelinci bermanfaat bagi Kesehatan. Menurutnya, salah satu kandungan gizi yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sumber protein hewani adalah daging ayam dan daging kelinci.

    “Keduanya masuk dalam golongan white meat yang lebih rendah lemak dibandingkan red meat. White meat ini memiliki manfaat seperti kandungan protein tinggi. Kandungan lemaknya juga rendah sehingga baik untuk diet, untuk pasien jantung dan menurunkan tekanan darah,” jelasnya. 

    Ia menambahkan bahwa, kandungan zat besinya juga cukup tinggi (27 persen). Vitamin B12 dalam white meat ini baik untuk pembentukan sel darah merah sehingga cocok untuk pasien dengan gangguan sistem saraf, diabetes mellitus, memelihara kesuburan (magnesium selenium sebagai antioksidan), kalsium lemak omega 3. 

    “Pemilihan daging ayam dan kelinci yang baik yaitu memiliki karakteristik putih kemerahan cerah, bau tidak menyimpang, tidak kering, serabut relatif halus dan tidak terdapat darah. Perhatikan suhu penyimpanan agar daging tidak terkontaminasi dari bakteri dan kuman,” imbuhnya.

    Sementara itu, Dr Astari menyampaikan tentang strategi sosialisasi daging ayam IPB-D1 dan daging kelinci untuk meningkatkan persepsi positif konsumen. 
    “Salah satu alternatif yang baik untuk memenuhi ketahanan pangan adalah dengan mengonsumsi daging ayam IPB D1 dan daging kelinci. Daging ayam IPB D1 memiliki karakteristik yang tidak berbeda jauh dengan daging ayam kampung, serta produktivitas daging kelinci yang tinggi mampu menghasilkan daging dalam waktu yang singkat. Keduanya memiliki prospek untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat Indonesia,” ujarnya.

    Namun sayang, lanjutnya, daging kelinci kurang dikenali oleh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi untuk meningkatkan preferensi konsumen terhadap daging ayam IPB D1 dan daging kelinci. Bisa melalui edukasi, melakukan diversifikasi produk agar dapat menarik perhatian masyarakat serta mempromosikannya melalui media sosial

    Ali Mustopa, selaku Direktur Sinar Harapan Farm menyampaikan tentang produk olahan dari ayam IPB-D1 dan daging kelinci di SHF Sukabumi.

    “Daging Ayam IPB-D1 dapat diolah menjadi ayam ungkep. Daging ini memiliki tekstur tidak keras sehingga memerlukan pengolahan dengan waktu yang relatif singkat. Selain itu pemanfaatan ternak lainnya seperti kelinci juga memiliki banyak manfaat. Seperti pemanfaatan daging kelinci untuk produk daging geprek, kulit kelinci untuk bahan utama tabuhan anak-anak hingga pemanfaatan limbah urin kelinci guna pengganti pupuk urea,” tandasnya (ipb.ac.id)

  • Indolivestock 2022 Expo dan Forum yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC) menghadirkan banyak produk di bidang peternakan, pertanian dan perikanan serta kesehatan hewan. Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University yang menjadi salah satu peserta dalam event ini turut menampilkan beberapa produk dan inovasi.

    “Pameran Indolivestock ini sudah kita ikuti sejak beberapa tahun sebelumnya, jadi event ini sangat baik dalam rangka sosialisasi Fakultas Peternakan, tidak hanya sosialisasi terhadap program studi yang ada di Fapet, tapi juga kita memperkenalkan kepada masyarakat luas produk-produk inovasi yang dihasilkan oleh para dosen peneliti di Fapet”ujar Dekan Fakultas Peternakan Dr. Ir. Idat Galih Permana, M.Sc.Agr (7/7).

    Wakil Dekan Bidang Sumberdaya, Kerjasama dan Pengembangan Fapet IPB Dr. Sri Suharti, S.Pt menyampaikan apresiasi dan kebanggaanya terhadap tim Fapet yang telah berkontribusi dalam pameran Indo Livestock. “Booth-nya luar biasa, paling eye catching dibandingkan dengan booth-booth yang lain. Pengunjung yang datang juga banyak sekali.”ungkapnya. Ia juga menjelaskan bahwa Beragam produk yang ditampilkan menarik perhatian pengunjung, salah satunya adalah  Marzuki yang berasal dari Pekalongan menyampaikan ketertarikannya pada produk pakan ternak sorinfer. “Sebelumnya saya punya ternak ayam, sekarang ingin ekspansi ke ruminansia. Saya akan mencoba sorinfer untuk ternak yang nanti akan dikembangkan” ungkapnya. Pengunjung lainnya, Benazir yang berasal dari perusahaan SMEC grup juga berminat untuk membuka feed mill dan merencanakan untuk bekerjasama dengan produsen Sorinfer. Tidak hanya produk pakan ternak, produk yogurt IPB menjadi primadona di kalangan pengunjung. Selama dua hari pameran, tidak sampai sore yogurt selalu habis oleh pengunjung yang datang.

    Selain kalangan umum, pameran ini juga banyak dikunjungi oleh kalangan akademisi bahkan dari warga negara asing. Salah satunya yaitu Andrzej Lozicki, seorang professor dari SGGW University Poland. “Saya melihat begitu banyak produk dan menurut saya sangat menarik karena kebanyakan produk disini memiliki tingkat nutrisi yang tinggi” jelasnya. Lozicki juga berbagi cerita mengenai kerjasama antara universitas dan usaha dan mencoba untuk memproduksi beberapa produk yang sama dalam pameran tersebut. “Kami bekerjasama dengan peternak, dengan usaha kita seharusnya selaras. Karena hal tersebut sangat penting bagi kita dan tentu saja untuk negara” tuturnya. (Femmy)

  • Fakultas Peternakan IPB (Fapet) turut berpartisipasi pada IPB Innovation EXPO 2023 yang digelar di Botani Square Mall Bogor selama tiga hari berturut-turut dari 29 September sampai dengan 1 Oktober 2023. Menempati booth nomor 5, Fapet IPB University menampilkan ragam produk dan inovasi berbagai hasil peternakan serta pakan.

    “Produk-produk inovasi Fapet membanggakan, dengan display yang sangat indah dan informatif. Masyarakat bisa melihat bahwa karya Fapet yang akan menyumbang sumber protein hewani siap untuk masyarakat. ”ujar Kepala Lembaga Kawasan Sains dan Teknologi (LKST) IPB Prof. Dr. Erika B. Laconi yang berkunjung ke booth Fapet pada (1/10). Prof. Erika juga menyampaikan bahwa Fapet tidak terbatas hanya untuk pakan ternak ke peternak saja, tapi juga untuk menopang budidaya ternak dari berbagai jenis pakan yang sudah dihasilkan diantaranya ada sorinfer, wafer, BSF dan akhirnya hasilnya dari produksi ternaknya juga ada disini seperti daging domba premium, telur omega dan tentunya kita harapkan semua sumber protein hewani dapat disuplai dari keilmuan yang ada di Fapet. Selain Kepala LKST, Wakil Rektor bidang Riset, Inovasi dan Pengembangan Agromaritim, Prof. Dr. Ernan Rustiadi menyempatkan diri berkunjung dan menyapa civitas Fapet.

    Beberapa produk yang menarik minat pengunjung paling banyak adalah yogurt Dairycous yang dari hari pertama sampai hari terakhir Expo selalu habis terjual, beberapa pembeli dari kalangan  IPB maupun kalangan umum mengatakan rasa yogurt tersebut lebih enak dari yogurt merk terkenal yang banyak beredar di pasaran. Selain itu ada pula Telur omega-3 yang memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan jantung, otak, dan sistem saraf, serta berbagai manfaat lainnya. Telur omega-3 dihasilkan oleh ayam petelur yang diberi pakan dengan melibatkan formulasi pakan ayam petelur dengan suplemen omega-3. Produk lain yang juga tersedia adalah ayam asap, hidangan daging ayam yang telah diasapi dengan diberi cita rasa dari rempah-rempah khusus. Proses pengasapan memberikan rasa dan aroma yang khas pada ayam. Proses ini dapat memakan waktu berjam-jam. Ayam asap memiliki warna cokelat kehitaman yang dihasilkan oleh proses pengasapan.

    Booth Fapet juga menampilkan aneka pakan ternak, maggot, wafer pakan, HMB dan masih banyak lagi. Ada pula produk PKM berupa spons anti bakteri yang terbuat dari bulu domba.Pengunjung yang hadir di booth Fapet terdiri dari berbagai kalangan, ada masyarakat umum yang rata-rata tertarik pada produk makanan. Banyak juga dari kalangan mahasiswa, salah satunya Andri, mahasiswa prodi TNK Sekolah Vokasi IPB yang tertarik dengan produk sorinfer karena sangat berhubungan dengan kuliah yang tengah ditempuhnya. Ada pula Mahdi Mubarok, alumni kimia IPB yang antusias pada produk madu dari Fapet IPB “Produk madu dari peternakan lebah di IPB adalah madu asli, bukan campuran dan sudah pasti banyak khasiatnya” tandasnya.  (Femmy).

  • Fakultas Peternakan (Fapet) bersama Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) IPB University serta Korea International Cooperation Agency (KOICA) menerima kunjungan delegasi Seoul National University (SNU) Pyeongchang Campus, Republik Korea. Rombongan diterima oleh pimpinan Fapet dan SKHB beserta jajarannya yaitu Dekan Fapet Prof. Dr. Ir. Idat Galih Permana, M.Sc.Agr , Dekan SKHB Dr. drh. Amrozi beserta para Wakil Dekan dari Fapet dan SKHB yaitu Prof. Dr. Irma Isnafia Arief, S.Pt, M.Si, Prof. Dr. Sri Suharti, S.Pt, M.Si, Prof. drh. Ni Wayan Kurniani Karja, MP, PhD dan Dr. drh. Andriyanto, M.Si di Ruang Sidang Fapet, Kampus Darmaga, Bogor (20/1). 

    Kegiatan dibuka dengan presentasi para Dekan mengenai Fapet oleh Prof. Dr. Ir. Idat Galih Permana, M.Sc.Agr dan SKHB oleh Dr. drh. Amrozi seputar sejarah fakultas dan sekolah, departemen, divisi dan program studi. Kedua Dekan juga menyampaikan beberapa hal terkait akademik, fasilitas, publikasi, inovasi sampai kolaborasi internasional dengan perguruan tinggi di luar negeri. 

    Dari pihak SNU, Prof. Tae Min Kim, PhD hadir memperkenalkan Jurusan Applied Animal Science, Graduate School of International Agriculture, SNU. Dalam presentasinya, Tae Min Kim menjelaskan ada sembilan laboratorium yang berada di bawah naungan fakultas tersebut yaitu Laboratory of Animal Energy Metabolism dengan kepala lab Prof. Kyoung Hoon Kim, PhD, Laboratory of Applied Animal Nutrition yang dikepalai oleh Prof. Byung Chul Park, PhD, Laboratory of Grassland and Forage Science yang dikepalai oleh Prof. Jong Geun Kim, PhD. 

    Selanjutnya ada Laboratory of Animal Bioresources Development dengan kepala lab Prof. Sang-Kee Kang, PhD, laboratorium System Pharmacology yang dikepalai oleh Prof. Joong Hoon Park, PhD dan laboratorium Animal Genome Modulation dengan kepala lab Prof. Tae Sub Park, PhD. Laboratorium ke 7 dan 8 yaitu Laboratory of Designed Animal Science dengan kepala lab Prof. Su Cheong Yeom, PhD dan Laboratory of Disease Modelling yang dikepalai oleh Prof. Tae Min Kim, PhD. Laboratorium terakhir adalah Laboratory of Meat Science dengan kepala lab Prof. Gap Don Kim, PhD. 

    Prof. Tae Min Kim juga menjelaskan mengenai adanya kelas internasional di SNU dengan beberapa program beasiswa seperti SNU Global Scholarship (GS), Graduate Scholarship for Foreigners Students (GSFS), SNU President Fellowship Program (SPF), Global Korea Scholarship (GKS), Hyundai Motor Chung Mong-Koo Global Scholarship, Samsung Global Hope Scholarship, Sinyang Global Scholarship dan Silk-Road Scholarship.

    Kegiatan dilanjutkan dengan diskusi dan kunjungan ke beberapa fasilitas penelitian di Fapet antara lain ke Divisi Manufaktur dan Industri Pakan untuk mengunjungi pabrik pakan ternak yang baru saja diluncurkan pada akhir tahun 2024 kemarin. (Femmy)

  • Sebanyak 4 Fakultas dan 1 Sekolah di IPB University sepakat menjalin kerjasama dengan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan  (DKPPP) Kota Cirebon. Fakultas dan Sekolah tersebut adalah Fakultas Pertanian, Fakultas  Peternakan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Fakultas Ekologi Manusia serta Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB). Penandatanganan Perjanjian Kerjasama berlangsung di Ruang Sidang Fakultas Peternakan, Kampus IPB Dramaga, (17/5). 

    Dekan Fakultas Peternakan IPB University, Dr Idat Galih Permana menyampaikan beberapa kesan terhadap kota Cirebon. Menurutnya, kota Cirebon bisa dimaksimalkan untuk membangun bukan saja di wilayah sendiri tapi juga di wilayah lain,  Cirebon juga merupakan kota dengan infrastruktur yang sangat baik dan hubungan Cirebon dan Bogor yang juga baik, terlebih banyak alumni atau warga Cirebon yang menjadi Dosen atau Tenaga Kependidikan di IPB.

     “Kita semua semangatnya sama dalam rangka kolaborasi dan kita memiliki sumberdaya yang sama-sama ingin kita majukan. “Kita ingin mengembangkan kerjasama dengan berbagai institusi termasuk juga unsur pemerintah daerah” ujar Dr. Idat dalam sambutannya di hadapan para tamu undangan.

    Harapannya, dalam tahun ini ada sesuatu yang bisa kita lakukan untuk pengembangan kota Cirebon, karena Cirebon merupakan wilayah yang sangat strategis untuk mensupport berbagai sumberdaya khususnya yang berada di wilayah Jabodetabek.

    Ir. Hj. Yati Rohayati selaku Kepala DKPPP Kota Cirebon memberikan gambaran umum mengenai Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Cirebon yang terdiri dari Ketahanan Pangan(Badan Pangan Nasional), Pertanian dan Peternakan serta Kelautan dan Perikanan beserta UPT yang ada di dalamnya yaitu UPT RPH, Veteriner, Pengembangan Benih Hortikultura, Balai Pengembangan Ternak Potong dan Balai Benih Ikan Air Tawar.

    Ir. Yati yang juga alumni IPB ini juga mengapresiasi kegiatan tersebut “Semoga PKS ini menjadi semangat lagi, menambah ilmu, menambah inovasi kreasi sehingga pelayanan kepada masyarakat di kota Cirebon lebih baik lagi, pembangunan di sektor pangan akan lebih baik lagi untuk masyarakat kota Cirebon”harapnya. Kepala DKPPP Kota Cirebon juga menjelaskan kondisin Cirebon secara umum dengan ludengan luas wilayah tidak lebih dari 38.000 KM2, jumlah penduduk di malam hari sekitar 320.000 jiwa dan bisa meningkat hingga 7x lipatnya di siang hari. “Itu semua karena magnetnya ada di kota Cirebon, perdagangan, wilayah perlintasan, semua aktivitas di kota Cirebon bahkan keberadaan hotel bertambah setiap tahunnya.”ucapnya. selain itu, Ir. Yati juga membuka kesempatan bagi mahasiswa untuk melaksanakan PKL di Balai Ternak Potong DKPPP Kota Cirebon.

    Direktur Kerjasama IPB, Dr. rer. nat. Jaenal Effendi turut hadir dan menyampaikan beberapa poin terkait kegiatan tersebut “Hal yang akan ditambahkan di periode ini adalah multiplier effect dari kerjasama, artinya dibuat ekosistem. Direktorat Kerjasama sudah menganggarkan  kegiatan Temu Mitra, seluruh Mitra IPB akan kita pilah sesuai klasternya. Banyak juga yang sudah dilakukan oleh IPB, harapannya adalah hal-hal yang sudah dilakukan oleh masing-masing Fakultas bisa tersampaikan ke Mitra, IPB sudah one stop shopping” jelasnya.

    Penandatangan perjanjian kerjasama ini juga disaksikan oleh para Dekan dan Wakil Dekan Fakultas yang menjadi bagian dari penandatanganan PKS tersebut, hadir pula Staf Ahli Walikota Cirebon Bidang Ekonomi dan Pembangunan serta beberapa Kepala Bidang di DKPPP Kota Cirebon. (Femmy).

  • Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University sepakat menjalin kerja sama dengan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara (USU). Penandatanganan perjanjian kerja sama ini berlangsung di Ruang Sidang Fapet, Kampus IPB Dramaga, Bogor (1/8). 

    Penandatanganan tersebut merupakan bentuk kolaborasi akademik dan riset dalam implementasi kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dan tri dharma perguruan tinggi di bidang peternakan. Selain itu, ditandatangani juga implementasi kegiatan summer course dengan tema ‘Shaping the Pathways of Livestock Production in Tackling Global Economic Uncertainty’ yang dilaksanakan oleh Departemen Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan (IPTP), Fapet IPB University.

    “Senior-senior kita dulu sudah banyak berkolaborasi dengan para senior di USU, khususnya Program Studi (Prodi) Peternakan. Penandatanganan ini juga merupakan  penegasan kembali secara official karena kolaborasi dan sinergi merupakan salah satu kekuatan kita bersama untuk menjadi lebih unggul menghadapi tantangan perkembangan zaman,” ujar Dekan Fapet IPB University, Dr Idat Galih Permana.

    Dalam sambutannya, Dr Idat juga menyebut Medan merupakan salah satu kota yang menarik untuk mahasiswa. “Selain untuk belajar, mahasiswa juga ingin dapat pengalaman di kota yang lain. Kita juga sudah banyak melakukan kerja sama dalam bidang MBKM dengan berbagai program, seperti magang dan pertukaran pelajar,” tambahnya.

    Dekan Fakultas Pertanian USU, Dr Tavi Supriana mengapresiasi adanya kerja sama ini. “Kami adalah alumni IPB University. Di Prodi Peternakan, kolaborasinya sangat baik sehingga berhasil membuat Prodi S1 dan S2 Peternakan menjadi unggul. Saya selalu mengambil contoh luaran dari IPB University, terutama Fapet, yang memiliki strategi peternakan yang bagus, seperti kolaborasi summer course bersama UPM," ujarnya.
     
    Kegiatan ini juga dihadiri Wakil Dekan Fapet IPB University bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni Prof Irma Isnafia Arief, Ketua Departemen IPTP Prof Asep Gunawan dan Ketua Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan (INTP) Dr Heri Ahmad Sukria. Masing-masing mereka menyampaikan presentasi dalam sesi diskusi bersama para pimpinan dari Fakultas Pertanian USU, khususnya Prodi Peternakan (ipb.ac.id)

  • Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University sepakat menjalin kerjasama dengan Fakultas Peternakan  Universitas Mataram (UNRAM). Penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) ini berlangsung di Ruang Sidang Fakultas Peternakan IPB University, Bogor (9/1). Penandatanganan kesepakatan kerjasama ini terutama di Bidang Penelitian, Pengabdian Masyarakat dan MBKM.

    “Di IPB, kami tidak memisahkan kegiatan akademik dan kemahasiswaan, jadi mahasiswa tertantang melakukan banyak kegiatan kemahasiswaan dan kewajiban institusi untuk memfasilitasi” ujar Dekan Fakultas Peternakan IPB University, Dr Idat Galih Permana, M.Sc.Agr pada pembukaan acara tersebut. Lebih lanjut, Dr Idat menyampaikan juga terbuka untuk kolaborasi riset yang bertujuan untuk sama-sama mengangkat nilai publikasi internasional terindeks scopus dan memanfaatkan fasilitas di masing-masing fakultas di universitas.

    Dekan Fakultas Peteranakan Universitas Mataram (UNRAM) – NTB, Prof. Muhammad Ali, S.Pt., M.Si, Ph.D  sangat mengapresiasi adanya kerjasama ini. “Energi yang dibutuhkan di Timur (Wilayah UNRAM) untuk mengajar lebih banyak, dengan kolaborasi kami harap bisa mendongkrak kualitas” ujar Prof. Ali yang mengaku antusias untuk belajar banyak hal dari IPB khususnya Fapet antara lain terkait dengan IKU, dan pola kerjasama agar 2024 bisa menjadi PTN BH (Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum).

    Selain itu, di bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof. Ali juga mengatakan bahwa banyak hal yang harus ditata, salah satunya penggunaan SKPI, karena satu prodi pun belum melakukannya. Lebih lanjut Ia mengungkapkan “Belajar dari IPB terutama inovasi dalam pembelajaran, termasuk menjaring mahasiswa internasional dengan keunikan lokal bisa kami kemas dan tampilkan, dalam waktu dekat kami berharap mahasiswa kami ada yang bisa belajar di IPB” ungkapnya.

    Kegiatan yang berlangsung di Bogor ini juga dihadiri para Wakil Dekan baik dari Fapet IPB, yaitu Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof. Dr. Irma Isnafia Arief, S.Pt., MS dan Wakil Dekan Bidang Sumberdaya, Kerjasama dan Pengembangan Dr. Sri Suharti, S.Pt, M.Si maupun para Wakil Dekan dari Fakultas Peternakan UNRAM yaitu Dr. Ir. Erwan, M.Si selaku Wakil Dekan Bidang Akademik  dan Dr. Ir. Asnawi, M.Si selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni. Selepas acara penandatanganan, dilakukan diskusi antara kedua belah pihak dan dilanjutkan dengan kegiatan berkeliling Fapet IPB termasuk Kandang Sapi dan Closed House Broiler di Laboratorium Lapang Fapet IPB. (Femmy)