Meningkatnya permintaan pangan produk ternak mengakibatkan perbesaran skala usaha dan perubahan dari sistem ekstensif menjadi intensif. Hal ini menyebabkan meningkatnya akumulasi jumlah kotoran dan dapat menyebabkan masalah lingkungan apabila limbah tidak dikelola dengan baik.
Dr Salundik, dosen IPB University dari Departemen Imu Produksi dan Teknologi Peternakan (IPTP) menjelaskan pengelolaan dan pengolahan limbah peternakan harus memperhatikan sifat dan karakteristik limbah. Sifat dan karakteristik limbah perlu diketahui untuk perencanaan pengolahan limbah ke depannya.
Menurutnya, limbah ternak dapat dikategorikan menjadi limbah cair (5 persen padatan), lumpur atau semi padat (5-25 persen padatan), padat (lebih dari 25 persen padatan) dan gas. Jumlah, sifat dan karakteristik limbah tersebut dipengaruhi oleh identitas ternak (spesies, umur, ukuran dan kondisi fisiologis), sistem perkandangan, sistem pembersih kandang dan penanganan limbah, jenis ransum yang diberikan, industri ternak dan lingkungan.
Perencanaan pengelolaan dan pengolahan limbah yang perlu diperhatikan antara lain: penentuan sistem dan tipe pengolahan limbah, penentuan skala pengolahan, lokasi pengolahan, fasilitas pengolahan, biaya instalasi dan manajemen proses pengolahan.
“Pengelolaan dan pengolahan limbah ternak berfungsi mengurangi potensi pencemaran baik fisik, biologi maupun kimia. Pengelolaan dan pengolahan limbah ini juga dapat meningkatkan atau menambah nilai guna limbah tersebut,” jelas Dr Salundik pada sebuah Online Training yang diselenggarakan oleh Fakultas Peternakan IPB University bekerjasama dengan Forum Logistik Peternakan Indonesia (FLPI) beberapa waktu lalu.
Limbah padat, lanjutnya, dapat diolah secara composting, vermicomposting, penguburan atau penimbunan, penggunaan black soldier fly, anaerobik, pembakaran maupun penekanan. Sementara limbah cair dapat diolah melalui pengendapan, flotasi, penyaringan, riverse osmosa, maupun menggunakan bahan kimia seperti ion exchange.
“Limbah ternak ini terutama limbah kotoran juga dapat dimanfaatkan sebagai biogas maupun pupuk organik. Dengan demikian pengolahan limbah ternak dapat menghasilkan nilai ekonomi bagi peternak,” pungkas Dr Salundik (ipb.ac.id)