News

  • Burung kicau merupakan spesies burung yang masuk dalam ordo Passeriformes. Burung dapat menghasilkan suara dengan metode vokalisasi. Tujuan vokalisasi ini untuk berkomunikasi, baik sebagai penanda wilayah teritorial, untuk menarik perhatian pasangan, penanda adanya makanan, navigasi dan juga sebagai tanda adanya bahaya (alarm call). 
     
    Dr Maria Ulfah, Dosen Fakultas Peternakan IPB University menerangkan tentang jenis suara kicau yang dihasilkan burung yaitu song dan call. “Song pada umumnya dihasilkan oleh burung jantan untuk menarik perhatian betina pasangannya pada saat musim reproduksi dan juga sebagai penanda wilayah teritori (kekuasaan burung). Sedangkan alarm call dipakai oleh burung untuk menunjukkan adanya bahaya yang mengancam,” terangnya. 
     
    Sementara itu, lanjutnya, burung kicau bermanfaat untuk tujuan lomba/kontes burung, pengisi (master) suara untuk burung kicau, sebagai pet (hewan hobi) di rumah, sebagai hewan model untuk penelitian tentang gangguan perkembangan vokal dan komunikasi pada manusia dan alternatif solusinya. 
     
    “Suara burung dihasilkan oleh syrinx yang terletak pada pangkal trakea. Syrinx tersusun dari jaringan tulang rawan dan jaringan lunak yang kompleks. Setiap individu burung memiliki anatomi syrinx yang spesifik sehingga setiap individu burung menghasilkan vokalisasi yang berbeda sesuai dengan anatomi syrinx-nya,” ungkap Dr Maria Ulfa. Menurutnya, faktor-faktor yang mempengaruhi suara burung kicau antara lain adalah genetik, umur burung, karakteristik syrinx, hormon, serta manajemen pemeliharaan burung kicau.  

    “Kualitas suara song (kicauan) burung kicau tergantung pada proses pemilihan burung kicau, manajemen pemeliharaan yang baik dan proses pemasteran (proses meniru suara burung yang telah ahli) burung kicau. Pada masa pemeliharaan, diperlukan pakan dan vitamin untuk persiapan kontes, perawatan harian, serta pelatihan untuk burung kicau,” imbuhnya.  Selain itu, lanjutnya, agar lebih objektif, kontes burung kicau bisa menggunakan teknologi akustik yang dapat memberikan penilaian suara secara lebih akurat.
     
    Terkait dengan kontes burung kicau, Dr Maria berharap burung tersebut tidak berasal dari tangkapan alam, melainkan merupakan hasil penangkaran. Hal ini bertujuan untuk menjaga populasi burung yang sudah mulai langka di Indonesia (ipb.ac.id)

  • Umat Islam di seluruh dunia akan merayakan hari raya Idul Adha yang di dalamnya terdapat syariat kurban. Pada momen tersebut keluarga muslim biasa menghidangkan olahan daging di rumah-rumah mereka.

    Daging kurban merupakan daging merah (daging kambing, domba, sapi dan unta) yang memiliki tekstur yang lebih alot. Oleh karenanya daging merah perlu mendapat perlakuan khusus dalam proses pengolahan agar kesulitan mengunyah dapat diatasi dan daging dapat dinikmati.

    Nanas telah dikenal secara luas oleh masyarakat terutama para ibu rumah tangga sebagai buah yang bermanfaat dalam proses pengempukan daging. Lalu kandungan apa yang terdapat di dalam nanas sehingga mampu melunakkan daging?

    Dosen IPB University dari Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Dr Tuti Suryati memberikan penjelasan ilmiah mengenai proses pengempukan dengan menggunakan buah nanas.  "Jadi di dalam buah nanas terkandung enzim bromelin yang termasuk jenis enzim protease yang dapat memutuskan ikatan peptida pada protein,” papar Dr Tuti.

    Dikatakannya, terputusnya ikatan peptida pada protein menyebabkan hidrolisis atau degradasi protein sehingga menjadi potongan-potongan peptida atau bentuk lebih sederhana dari protein. Bromelin juga dapat bekerja pada jaringan kolagen yang merupakan protein pada jaringan ikat, protein miosin, protein miofibrilar, atau serabut daging.

    “Enzim bromelin sendiri dapat ditemui pada daun, batang, serta buah tanaman nanas,” ujar Peneliti dari Divisi Teknologi Hasil Ternak IPB University ini.
    Meski begitu, buah nanas merupakan bagian tumbuhan yang lebih banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia dalam membantu proses pengempukan daging. Hal tersebut karena daun dan batang tanaman nanas dapat berpotensi mengubah cita rasa daging. Buah nanas  mampu menambah kelezatan rasa pada hasil olahan daging. Dari sisi kandungan nutrisi, daging yang telah diberi tambahan buah nanas tidak mengalami perubahan yang nyata.

    “Sebaliknya, enzim bromelin yang merupakan salah satu jenis protein dapat menambah kandungan protein pada olahan daging meski tidak signifikan,” tambah Dr Tuti.

    Sebagaimana protein pada umumnya, bromelin memiliki suhu optimal untuk bekerja dan memiliki suhu maksimal agar tidak terdenaturasi atau rusak. Suhu yang optimal bagi bekerjanya enzim bromelin pada olahan daging ialah pada suhu ruang hingga 50 derajat celsius. Adapun jika suhu telah melebihi 70 derajat celsius maka enzim bromelin akan mengalami penurunan aktivitas akibat kerusakan atau denaturasi.

    Tingkat kealotan daging sangat beragam bergantung kepada jenis dan bangsa, jenis kelamin, umur,  manajemen pemeliharaan dan pakan, aktivitas, status fisiologis ternak dan bagian daging. Umumnya daging merah direndam dalam parutan nanas selama 15 hingga 30 menit di suhu ruang sebelum dimasak. Namun menjadi catatan agar tidak terlalu lama menyimpan daging mentah pada suhu ruangan. Hal tersebut karena daging dapat terkontaminasi oleh bakteri yang ada di lingkungan sekitar (ipb.ac.id)

  • Dr. Ir. Idat Galih Permana, M.ScAgr  telah resmi dilantik menjadi dekan baru Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, menggantikan pejabat lama Prof Dr. Ir. Sumiati, M.Sc  periode 2021 hingga 2025. Pelantikan dilaksanakan pada hari Jumat, 29-01-2021 WIB di Gedung Andi Hakim Nasution, IPB Darmaga Bogor.

    Dr. Idat lahir di Serang, 6 Mei 1967,  menyelesaikan pendidikan Strata 1 di Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor pada tahun 1990. Pendidikan S2 di Goettingen University, Germany pada tahun 1995 dan S3-nya beliau selesaikan di Universitas yang sama dengan strata S2-nya, pada tahun 2002.  Beliau memiliki keahlian di bidang Nutrisi Ternak.  Dengan keahlian tersebut, beliau memiliki peran penting bagi kemajuan bidang peternakan di Indonesia.

    Beliau juga memiliki banyak  pengalaman pada bidang manajemen perguruan tinggi dan organisasi, diantaranya: Koordinator Program Hibah Kompetitif  Due-Like (2004-2006), Sekretaris Departemen INTP, Fapet IPB (2004-2007),  Ketua Departemen INTP, Fapet IPB  (2007-2011 dan 2011-2013),Direktur Integrasi Data dan Sistem Informasi IPB (2013-2018), Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan  (2020-2021).

    Rencana Program kerja yang akan dijalankan diantaranya adalah Peningkatan Mutu pendidikan berskala internasional melalui penerapan Smart Technology, Peningkatan mutu penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang berorientasi penguatan inovasi, peningkatan jumlah dan mutu publikasi nasional dan internasional melalui kerjasama dan pengembangan keilmuan lintas disiplin, peningkatan kualitas SDM (dosen dan tendik) dalam penguasaan keahlian baru, Peningkatan pembinaan dan prestasi kemahasiswaan, peningkatam kapasistas dan penguatan manajemen, dan perluasan jejaring kerjasama dan peningkatan peran fakultas di masyarakat.

     Selamat menjalankan tugas Pak Idat, Semoga Amanah…

     

  • Virus Corona telah menginfeksi jutaan orang di seluruh dunia. Memperkuat sistem imun tubuh merupakan salah satu cara yang  bisa dilakukan untuk menangkal penularan virus ini. Tidak hanya terhadap COVID-19, sistem imun tubuh yang kuat juga dapat melindungi tubuh dari berbagai penyakit lainnya.

    Untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona, salah satunya adalah dengan melakukan Work From Home (WFH) atau bekerja dari rumah. Supaya mengoptimalkan pencegahan terinfeksi virus COVID-19, tidak hanya upaya dari luar yang perlu dilakukan, upaya dari dalam juga perlu ditingkatkan. Diantaranya dengan konsumsi protein hewani.

    Peneliti di Fakultas Peternakan IPB University, Dr Rudi Afnan, SPt, MSc mengatakan salah satu caranya adalah mengonsumsi berbagai jenis makanan sehat yang meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Kerja sistem imunitas tubuh tergantung pada pola hidup yang dilakukan. Karena itu, asupan makanan penuh protein hewani sangat disarankan. Hal tersebut dilakukan semata-mata untuk membuat kerja imunitas tubuh tetap terjaga dengan baik dan memiliki kerja yang optimal.

    "Konsumsi makanan bergizi yang baik sangat penting dalam membentuk sistem imun tubuh yang kuat. Dengan gizi yang baik, maka sistem kekebalan tubuh akan lebih kuat sehingga bisa memberikan perlindungan ekstra bagi tubuh dari berbagai virus penyakit termasuk virus COVID-19," ungkap Wakil Dekan Bidang Sumberdaya, Pengembangan dan Kerjasama  Fakultas Peternakan IPB University ini.
             
    Menurutnya ada beberapa rekomendasi jenis makanan penunjang kekebalan tubuh yang mengandung gizi tinggi dan bisa meningkatkan kekebalan tubuh. Di antaranya, kandungan protein dari telur ayam dan bebek, susu full cream, daging sapi dan daging ayam.

    "Kandungan gizi yang ada dalam protein hewani tersebut yaitu asam amino esensial, protein, lemak, mineral (kalsium, besi, folat, fosgor, yodium dan selenium). Konsumsi makanan yang kaya akan asupan protein hewani yang cukup, dapat menjaga imunitas tubuh dari virus COVID-19 yang sangat membahayakan kesehatan," ujarnya.

    Dr Rudi menambahkan manfaat protein hewani bagi tubuh adalah dapat meningkatkan daya tanan tubuh, menyediakan asam amino esensial, membangun jaringan tubuh dan pembentukan darah, mendukung kerja sistem syaraf dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Mengkonsumsi protein hewani menjadi cara memperkuat sistem imun untuk mencegah virus COVID-19.

    “Pada dasarnya tubuh manusia memiliki sistem imun untuk melawan virus dan bakteri penyebab penyakit. Namun ada hal-hal yang dapat melemahkan sistem imun atau daya tahan tubuh seseorang. Antara lain penuaan, kurang gizi, penyakit, bahkan obat-obatan tertentu. Oleh karena itu, fungsi sistem imun perlu senantiasa dijaga agar daya tahan tubuh kuat diantaranya  dengan konsumsi protein hewani. (ipb.ac.id)

  • Dr. Suryahadi merupakan salah satu dosen yang mengabdikan hidupnya meneliti dan mengabdi untuk masyarakat di bidang peternakan. Dr. Suryahadi  merupakan salah satu di Fakultas Peternakan (Fapet) Institut Pertanian Bogor (IPB) dan juga menjadi nahkoda di Pusat Studi Hewan Tropika (CENTRAS) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB.

    Pria yang akrab dipanggil Bapak Surya  ini meyakini bahwa inovasi hasil penelitian selain untuk pendidikan harus digunakan untuk pengabdian. “Inovasi harus sampai di tangan rakyat. Sivitas perguruan tinggi harus bisa menjalankan Tri DharmaPerguruan Tinggi secara terintegrasi,” ujarnya.

    Sosok kelahiran Mataram ini tumbuh besar di kalangan keluarga pendidik. Karena prestasinya yang baik dari SD hingga SMA, ia diterima di IPB melalui jalur undangan. Selanjutnya ia mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studi di Perancis, menamatkan jenjang S2 dan S3-nya di Universite des Sciences and Technique,  Perancis.

    “Saya sempat kesulitan mengikuti kuliah awal di IPB, karena banyak materi yang dasarnya tidak didapatkan di SMA. Tapi setelah masuk Fakultas Peternakan, dengan keyakinan dan ketekunan saya bisa mengimbangi yang lain, bahkan mendapat beasiswa ke Perancis,” tuturnya.

    Pada masanya ia adalah lulusan S3 termuda di kalangan dosen IPB. Saat menjadi dosen sekalipun ia aktif membuat inovasi. Beberapa inovasi bahkan masuk dalam 104 Inovasi Indonesia paling prospektif pada tahun 2015. Pada tahun 2000 ia menerima penghargaan Satyalancana Karya Satya 20 Tahun oleh pemerintah Indonesia atas dedikasinya sebagai abdi negara.

    Saat ini ia memimpin Pusat Studi Hewan Tropika (CENTRAS) LPPM IPB. Bersama lembaga ini ia membuat inovasi-inovasi baru di bidang peternakan dan menyebarluaskannya di masyarakat petani. Berbagai inovasi tersebut misalnya Hi-Fer+, Feed Block Suplemen (FBS), Suplemen Kaya Nutrien (SKN), Wafer Komplit Ternak, Palatibility Enhancer, dan masih banyak yang lainya.

    Berbagai inovasi peternakan didifusikan melalui program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan hampir di seluruh daerah  di Indonesia. Tidak jarang ia mengurangi jatah waktu untuk keluarga karena harus berkeliling Indonesia menjalankan program pemberdayaan. Hal ini adalah wujud komitmen beliau untuk membawa inovasi dari IPB kepada masyarakat.

    Dalam mewujudkan misinya, ia mengajak berbagai pihak untuk bekerjasama. Setiap program pemberdayaan selalu melibatkan pemerintah, aparat desa, perusahaan swasta, dan mahasiswa. Sosok ramah ini banyak melibatkan mahasiswanya dalam kegiatan penelitian dan pengabdian. Ia percaya bahwa penting mengajak mahasiswa untuk belajar, karena suatu hari mereka akan menjadi rekannya dalam membangun pertanian Indonesia.(ipb.ac.id)

  • Manusia telah mengenal sutra sejak 3600 BCE atau abad 36 Sebelum Masehi (SM). Bukti sejarah mencatat bahwa ditemukan sisa peradaban jaman Neolithic dan potongan kain sutra dari sebuah makam di Hemadu, Provinsi Zhejiang, China. Sejarawan juga mencatat, pemanfaatan sutra dengan cara diolah menjadi kain ditemukan sejak abad 27 SM di Qianshanyang, Provinsi Zheijiang.

    “Walaupun sutra alami sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari industri fashion, bahkan sudah merambah pada budaya batik kita, tetapi tidak banyak di antara kita yang menjadi penggemar fanatik sutra, yang mengetahui asal usul serat sutra ini dihasilkan,” ungkap Dr Yuni Cahya Endrawati.

    Dalam upaya  memperkenalkan dan mengembangkan serat sutra alami, dosen IPB University dari Fakultas Peternakan IPB University tersebut telah melakukan berbagai penelitian. Beberapa penelitiannya adalah upaya meningkatkan manfaat serat sutra. Peningkatan ini membuat serat sutra tidak hanya bisa digunakan untuk bahan tekstil, melainkan juga dapat menjadi produk material dan industri kecantikan.

    Dr Yuni pun menerangkan, berdasarkan jenis pakannya, ulat sutra alam secara umum terbagi dalam dua kelompok, yaitu ulat sutra yang pakannya berbasis mulberry dan non mulberry. Ulat sutra yang pakannya mulberry dikenal sebagai mulberry silkworm. Sedangkan ulat sutra yang pakannya selain mulberry dikenal dengan non mulberry silkworm.

    “Contoh dari mulberry silkworm adalah jenis Bombyx mori yang hanya memakan daun murbei. Di Indonesia jenis ulat ini dikenal sebagai ulat sutra murbei. Peran ulat sutra jenis ini sangat vital karena serat sutra yang dihasilkannya berkontribusi sekitar 90 persen dari kebutuhan sutra dunia,” ujarnya.

    Sementara, kelompok non muberry silkworm memiliki banyak ragam. Beberapa di antaranya adalah tasar silkworm, eri silkworm, muga silkworm, fagara silkworm, anaphe silkworm, coan silkworm, mussel silkworm, dan spider silkworm.  Keragaman ulat sutra jenis ini didasarkan pada sumber serat dan tipe seratnya.

    “Jenis ulat sutra non murbei lain yang ingin saya perkenalkan adalah sutra liar Cricula yang  merupakan ulat sutra yang sangat unik kokonnya,” terang Dr Yuni.

    Katanya, Kokon Cricula mempunyai pola pintal serat yang berlubang-lubang dan warnanya emas yang sangat memukau. Keunikan serat dan kokon Cricula ini membuat jenis ulat sutra ini dikenal sebagai  sutra emas.

    Ia pun menerangkan, pola pintal serat ulat jenis ini sangat unik dan berkaitan erat dengan  tingkah laku ulat pada saat membentuk kokon. Dalam pembentukan kokon ini untuk setiap lubang ulat menyusun seratnya dua  sampai tiga lapis serat, dan setiap lapis merupakan untaian ganda dari serat.

    Dalam industri fashion, tidak jarang serat sutra liar ini dipadukan dengan serat sutra murbei untuk menghasilkan kain sutra yang halus nan eksotik. Hal ini tentunya akan menambah nilai jual dan nilai seni dari kain sutra yang dihasilkan.

    “Selain serat sutra, serangga yang unik ini juga menghasilkan protein dan zat aktif yang menjadi tren baru dalam dunia perawatan kecantikan alami. Sebagai contoh, zat aktif yang diekstrak dari kokonnya sangat bermanfaat bagi  peremajaan kulit,” jelas Dr Yuni.

    Berdasarkan hasil penelitian yang telah ia lakukan, protein kokon mengandung material yang berfungsi mirip dengan Natural Moisturizing Factor (NMF) pada kulit manusia.

    Material tersebut merupakan asam amino serin, glisin dan treonin yang sangat baik dan bermanfaat bagi kulit kita. Kelembapan merupakan faktor kunci kesehatan kulit. “Oleh sebab itu protein dan zat aktif yang dikandung kokon sutra dapat  berfungsi sebagai pelembab alami penjaga kesehatan kulit dan meminimalisir permasalahan kulit kita,” jelasnya.

    Lebih lanjut Dr Yuni menerangkan, tidak banyak orang yang mengetahui bahwa hasil ikutan sutra yang berupa pupa dapat digunakan sebagai sumber protein baik bagi manusia maupun ternak.  Pupa mengandung protein kasar sekitar 48-60 persen dan 18 asam amino yang sangat baik untuk kesehatan seperti antioksidan, antiobesitas, antitumor dan yang terbaru sebagai immunoregulator (ipb.ac.id)

  • Dalam upaya meningkatkan soft skill public speaking mahasiswanya, Fakultas Peternakan (Fapet) dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fapet IPB University hadirkan Ir Suryopratomo, Duta Besar RI untuk Singapura. Alumni IPB University yang pernah menjabat sebagai Direktur Utama Metro TV (2017-2019) ini mengarahkan mahasiswa agar mulai membiasakan diri berbicara di depan publik.

    “Mulailah mengatasi ketakutan untuk tampil di depan umum. Untuk mengurangi rasa takut tersebut, ada sepuluh tips yang bisa saya bagikan. Yakni know the room, know the audience, know your material, relax, work from your personal brand (try the exercise), realize that people want you to succeed, don’t apologize, concentrate on the message not the medium, turn nervousness into positive energy dan nain experience,” ujarnya dalam Webinar Public Speaking and Communication Skill belum lama ini.

    Menurutnya, orang terbaik yang bisa dijadikan sebagai role model dalam bidang public speaking adalah Steve Jobs. Pikiran dan gagasannya dapat dijadikan jembatan untuk mewujudkan mimpi menjadi nyata. Public speaking yang baik adalah memvisualisasikan informasi yang diberikan ke dalam imajinasi pendengar, serta penggunaan suara perut yang membuat suara yang dikeluarkan menjadi lebih bulat.

    Sementara itu, Muhammad S Mujab, soft skill trainer menyampaikan bahwa public speaking adalah sesuatu hal yang harus di lakukan secara berulang. Beberapa kesalahan yang dilakukan oleh kebanyakan orang ialah kurangnya persiapan, ketakutan akan kesalahan, tidak mengetahui terkait info audiens, fokus kepada penampilan dan kurangnya pengalaman berbicara di depan umum. “Selain itu, persiapan waktu berbicara pun sangat penting untuk memberikan infoemasi secara jelas,” ujarnya (ipb.ac.id)

  •  

    Menjelang Idul Adha, Halal Science Center IPB University lewat webinarnya memberi penyuluhan terkait pemilihan dan penyembelihan hewan kurban. Dalam webinar “Pelatihan Penanganan dan Penyembelihan Hewan Kurban di Masa Pandemi” (11/07), Dosen Fakultas Peternakan IPB University, Edit Lesa Aditia, SPt, MSc, mengajak seluruh peserta webinar untuk lebih cermat dalam memilih hewan kurban.

    Saat kondisi pandemi, banyak konsumen hanya melihat calon hewan kurban dari layar (online). Maka untuk mencari penjual hewan kurban yang terpercaya sangatlah penting. Hewan kurban yang terlihat gemuk belum tentu memiliki daging yang besar.

    Menurut Dosen IPB University dari Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan ini, hal tersebut bisa saja lemak dan bisa juga manipulasi dari peternak yang sengaja membuat ternak kembung sehingga badannya terlihat lebih gemuk. Saat ditimbang, bobotnya pun menjadi lebih tinggi.

    Oleh karenanya, memilih hewan kurban berdasarkan BB (bobot badan) bukanlah satu-satunya cara.

    “Perhatikan tampak depan, tampak belakang, tampak samping hewan kurban. Lihat kerangkanya, pastikan daging terdeposit di tubuh. Karena kerangka hewan ini sangat berpengaruh pada daging yang dihasilkan. Sapi Bali dan Madura umumnya berkerangka kecil, namun dagingnya cenderung lebih tinggi dari sapi dengan kerangka yang besar. Jangan juga tertipu dengan domba yang bulunya lebat. Ada domba yang sengaja dimandikan lalu disisir sehingga membuatnya terlihat lebih gemuk. Yang harus dilakukan adalah pegang bagian punggung domba. Jika yang terasa tulang, maka domba itu kurus. Namun jika terasa lunak di punggungnya, maka itulah domba yang ideal,” imbuhnya (ipb.ac.id)

  • Berawal dari kesadaran pentingnya menggosok gigi dan kebutuhan kepraktisan, dua mahasiswa Program Studi Teknologi Hasil Ternak (THT) Fakultas Peternakan (Fapet) IPB angkatan 53, yaitu Ahmad Fauji dan Fiona Salfadila, menggabungkan kedua hal tersebut dengan menciptakan pasta gigi praktis yang langsung dimasukkan ke dalam mulut dan langsung dapat disikat menggunakan sikat gigi. Tanpa harus mengoleskannya pada sikat gigi terlebih dahulu. Pasta gigi yang terbuat dari kerabang atau cangkang telur dengan campuran susu ini dinamakan dengan Eggsotist.

    Menggosok gigi menggunakan Eggsotist dapat mengefisienkan waktu dan tenaga karena saat akan menyikat gigi tidak diperlukan adanya pergerakan membuka dan menutup kemasan pasta gigi, serta tanpa perlu mengoleskan pasta gigi ke sikat gigi. Eggsotist dapat menjadi salah satu solusi dalam permasalahan yang sering dijumpai, yaitu sering kali pasta gigi terjatuh saat kita mengoleskannya gigi ke sikat gigi.

    “Selain praktis dan efisien, Eggsotist juga menyehatkan karena mengandung berbagai bahan hasil peternakan seperti susu dan kerabang telur yang mengandung kalsium tinggi. Eggsotist pun tidak mengandung detergen, sehingga aman digunakan,” terang Fauji.

    Eggsotist telah membawa Fauji dan Fiona berhasil menorehkan prestasinya di kancah nasional. Fauji dan Fiona berhasil meraih Juara Dua dalam lomba  Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Fast Week 2018 yang diselenggarakan oleh Lembaga Kajian Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Andalas, (17-20/10). Kegiatan ini mengambil tema “Optimasi Peran Mahasiswa dalam Membangun Peternakan Berdaya Saing Industri”. “Awalnya memang tidak terlalu yakin menang, karena baru pertama kali mengikuti lomba karya tulis ilmiah, dan ditambah kami mendapat nomor urut pertama untuk presentasi. Selain itu, saingan kami berasal dari universitas ternama lain. Namun kami tetap berusaha untuk menampilkan yang terbaik,”ujar Fauji.

    Untuk kelajutan Eggsotist, Fauji mengatakan bahwa saat ini Eggsotist sedang disempurnakan formulanya. “Kami masih mencari beberapa bahan untuk antibakteri dan bahan yang dapat menghasilkan busa dari peternakan. Agar kelak Eggsotist dapat diproduksi,”tuturnya.(ipb.ac.id)

  •  

    Faculty Day, kegiatan tahunan Fakultas Peternakan IPB resmi dibuka oleh Dekan Fakultas Peternakan IPB, pada hari Jumat, 2 September 2016.  Acara bertajuk Faculty day "Meet Cowboy 52", pada tahun ini dikhususkan bagi mahasiswa baru Fakultas Peternakan angkatan 52. Acara yang dipusatkan  di Auditorium Fakultas Peternakan ini berlangsung mulai pukul 06:00 - 17:40 WIB, dengan berbagai rangkaian kegiatan yang dilakukan. Kegiatan Meet Cowboy 52 diikuti sekitar 200 orang mahasiswa baru Fakultas Peternakan angkatan 52.

    Tujuan pelaksanaan kegiatan Meet Cowboy 52 ini adalah untuk memperkenalkan berbagai fasilitas serta sistem pendidikan di Fakultas Peternakan kepada mahasiswa baru angkatan 52, juga untuk menumbuhkan kecintaan dan kebanggaan terhadap fakultas dan departemen, meningkatkan rasa kebersamaan serta meningkatkan solidaritas untuk generasi peternakan yang berkualitas.

    Kegiatan Meet Cowboy 52 yang diselenggarakan BEM Fakultas Peternakan IPB ini, terdiri dari serangkaian kegiatan yang menarik diantaranya Perkenalan dosen, sharing alumni, outbond di lab kandang, tour di lab analisis, talkshow dengan mahasiswa berprestasi nasional dan internasional, serta berbagai acara unik dan kreatif lainnya.

    Pada sesi sharing alumni, beberapa pembicara dihadirkan, diantaranya dari Prof. Luki Abdullah dengan topik " membentuk karakter mahasiswa peternakan yang inovatif, aktif, dan prestatif. Selain itu Meet Cowboy menghadirkan Slamet Mulyadi, SP, MP, yang membagikan pengalamannya dalam berwirausaha, dengan topik "Menumbuhkan semangat dan jiwa berwirausaha di bidang peternakan".

    Acara ditutup pada pukul 17:30 WIB, didahului dengan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan pembacaan nominasi.

  • Dalam rangka mempererat silaturahmi, Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University bersama Himpunan Pensiunan Fapet menggelar kegiatan Jalan Pagi Sehat (Japas) serta Campus Tour pada 13/5. Sebanyak hampir 50 orang warga Fapet yang terdiri dari pensiunan baik dosen maupun tenaga kependidikan, pimpinan serta tenaga kependidikan mengikuti kegiatan tersebut.

    Kegiatan tersebut dimulai dengan berkumpulnya para peserta di Parkiran Fapet, lalu dengan kendaraan bus IPB para peserta dibawa menuju Danau SDGs untuk menikmati pemandangan yang indah serta udara yang segar. Perjalanan dilanjutkan menuju kandang sapi, closed house broiler, lalu kandang domba, dan akhirnya turun ke taman semangat. Puas di area kandang dan kebun, peserta dibawa kembali berkeliling ke arah Rektorat dan area koin IPB untuk mengabadikan momen.

    Perjalanan selanjutnya, peserta dibawa ke Museum dan Galeri IPB yang berlokasi di Landhuis untuk mengenang sejarah IPB dari mulai didirikan hingga saat ini. Puas berkeliling, perjalanan berakhir kembali di lobby Fapet. Para peserta beristirahat sambil beramah-tamah antar pensiunan maupun civitas Fapet yang masih aktif.

    Prof. Emeritus Dr. Peni S. Hardjosworo, M.Sc, pensiunan guru besar Fapet yang menggagas kegiatan tersebut, sangat terkesan dengan perhatian yang diberikan oleh pihak Fapet. “Apa yang Anda lakukan ini sesuai dengan yang kita harapkan, yang kita inginkan. Anda-anda mempunyai kepribadian yang menghormati orangtua,” ujarnya. Prof. Peni juga berdoa dan berharap agar kemajuan-kemajuan penelitian di Fapet tetap berlanjut dan semakin tinggi lagi.

    Dekan Fakultas Peternakan IPB University, Dr. Idat Galih Permana, turut mengapresiasi kehadiran para pensiunan Fapet di acara tersebut. “Ini adalah suatu kebahagiaan dan kehormatan buat kita yang saat ini masih aktif dikunjungi oleh Bapak-Ibu senior, guru-guru kami, juga para tendik yang dulu sama-sama membimbing kita semua. Bekal dari Bapak-Ibu selaku para senior sangat luar biasa dan jadi pijakan buat kita untuk terus berkembang di Fapet,” ungkapnya. “Selama sekian tahun memang ada perubahan yang terjadi di IPB, ada banyak fasilitas yang dikembangkan di IPB dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran di kampus,” tambahnya. (FD)

  • Fakultas Peternakan IPB University bersama Himpunan Mahasiswa Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan (HIMAPROTER) dan Himpunan Mahasiswa Nutrisi dan Makanan Ternak (HIMASITER) mengadakan Pelatihan Character Building and Personal Branding2020 melalui zoom meeting (Sabtu  17/10). Kegiatan untuk tahun ini mengusung tema Time to Change Your Life Using Your Skills.Selain memiliki tema yang bagus dan sesuai dengan keadaan mahasiswa millenial, dalam acara ini juga mengundang pembicara yang tidak kalah keren dan hebat. Yaitu terdapat Nadhifah Alliya Tsana seorang podcaster dan penulis buku best sellerNovel “Geez and Ann” yang lebih kerap disapa dengan RintikSedu, Adnan Fatron yang merupakan seorang trainer dan owner of mudainspiratif.co.id,serta Bela Arswendita yang merupakan seorang conten creatorsekaligus announcer of Radio Prambors.Pada pelatihan ini diikuti 380 peserta, yang dimana peserta ini berasal dari luar dan dalam mahasiswa IPB University.

    Peserta pun mengikuti pelatihan ini dengan antusias di setiap sesi setiap pembicara menyampaikan materinya. Di dalam materi yang disampaikan oleh Tsana mengenai bagaimana pentingnya kita selalu membangun dan membentuk karakter diri kita tanpa harus menjadi orang lain, tetapi tetap menjadi diri sendiri. Seperti pesan dari Anan Fatron yaitu tiga langkah hal yang harus dilakukan dalam membentuk karakter diri kita yaitu pertama tentukan karakter yang diinginkan, kedua yaitu miliki lingkungan yang sistematis dan mendukung dan yang ketiga yaitu lakukan berulang sampai menjadi kebiasaan. Sedangkan cara membangun karakter dari Bela yaitu selalu persiapkan diri kita mulai dari membangun skillkomunikasi untuk membangun,memperluas relasi, stay relevant, bicara di depan publik dan bangun brand kamu. Karena di setiap pekerjaan yang akan kita pilih tentunya diperlukan skillkomunikasi yang baik.

    Dengan adanya pelatihan character buildingdan Personal Brandingini diharapkan dapat menumbuhkan karakter dan skillyang baik pada peserta yang mengikuti. Selain itu terdapat rangkaian dari acara ini yaitu terdapat beberapa challengepembuatan video mengenai character buildingdan personal branding.

  • Fakultas Peternakan (Fapet) dan Himpunan Alumni Peternakan (Hanter) IPB menggelar seminar nasional bertajuk Inovasi Bidang Peternakan dalam Upaya Menekan Impor Menuju Indonesia Maju. Acara ini diselenggarakan di Indonesia Convention Exhibition (ICE), Banten pada hari ketiga pelaksanaan (11/11). Para narasumber pada kegiatan ini merupakan alumni dari Fapet IPB, begitu pula moderator dan MC nya juga merupakan alumni Fapet.

    Sebelum acara seminar dimulai, terlebih dulu diawali dengan penandatanganan nota kesepahaman antara PT. Gemilang Karya Agri bersama PT. Perkasa Group yang merupakan perusahaan di bidang peternakan yang pada penandatanganan tersebut akan memperkuat dan mengembangkan potensi di wilayah Timur Indonesia. Presiden Komisaris Perkasa Group, Dr. Audy Joinaldy yang merupakan dan juga alumni Fapet IPB memberikan pesan kepada para mahasiswa aktif “Adik-adik harus bisa memanfaatkan jejaring alumni, alumni memperjuangkan” ungkapnya.

    Selepas penandatanganan nota kesepahaman, moderator acara yang juga alumni Fapet IPB yang juga Direktur PT. Permata Kreasi Media ILDEX Indonesia,  Ir. Ruri Surasono, MBA memperkenalkan para narasumber untuk memaparkan beberapa hal berkaitan dengan peternakan. Narasumber pertama yaitu Dekan Fapet IPB University Dr Ir Idat Galih Permana, MSc. Agr menyampaikan Inovasi Hasil Riset Fapet IPB. “Inovasi dan hasil riset bertujuan untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat dan berkaitan dengan kemakmuran suatu negara”jelasnya mengawali pemaparan. Labih lanjut, Dr. Idat bahwa tugas perguruan tinggi adalah menghasilkan SDM berkualitas dan inovasi. Beberapa inovasi yang sudah dihasilkan Fapet IPB antara lain adalah Ayam IPB D1 oleh Prof. Cece Sumantri, Sapi Bali sebagai penghasil daging premium oleh Prof. Rudy Priyanto. Selain sapi, ada juga domba dengan kualitas daging premium inovasi dari Prof. Asep Gunawan.

    Pada inovasi nutrisi dan pakan ternak, Prof. Dewi Apri Astuti sudah menghasilkan beberapa produk yaitu BSF milk replacer dengan bahan baku maggot dan Herbal Mineral Blok. Ada juga pakan layer D’Premium inovasi Prof. Iman Rahayu Hidayati Soesanto dan pakan sapi perah Dairy Feed Online oleh Dr. Idat Galih Permana. Untuk teknologi hasil ternak, Prof. Irma Isnafia Arief menghadirkan produk yogurt dengan rosela yang kaya akan kandungan vitamin C. pada inovasi ternak harapan, ada kokon ulat sutra yang dikembangkan oleh Dr. Yuni Cahya dan ulat hongkong oleh Prof. Asnath Maria Fuah. Ada juga Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) yang sudah lama dikembangkan oleh Prof. Muladno dengan jumlah yang menyebar di beberapa daerah di Indonesia.

    Selanjutnya Dr Ir Audy Joinaldy SPt, MSc, MM, IPM, ASEAN. Eng, Ketua Umum HANTER IPB yang juga merupakan Wakil Gubernur Sumatra Barat yang secara khusus membahas mengenai Kebijakan Pemerintah Provinsi Sumatra Barat dalam menekan Impor. Wagub Sumbar ini memaparkan materi secara interaktif dengan para peserta yang kebanyakan mahasiswa aktif di Fapet, sesekali ia juga melemparkan candaan untuk mencairkan suasana dan memberikan motivasi serta semangat kepada para audiens.

    Alumni terakhir yang menjadi narasumber dalam acara ini adalah CEO PT. Nutricell Pacific Ir. Suaedi Susanto, SPt, MBA, IPU. Impor di industri perunggasan menjadi bahasan utama. Menurut Ketua HANTER DPD Jakarta Barat ini, Indonesia masih membutuhkan impor masih lebih bisa menutupi daripada swasembada. Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa konsep swasembada harus didasarkan pada tujuan. “Kita juga masih belum kompetitif jika swasembada” jelasnya. Namun demikian, Suaedi memberikan banyak gambaran tentang apa yang harus dilakukan dan peran pengusaha agar ke depannya masalah ini berangsur-angsur bisa membaik dan pengusaha lokal mampu bersaing dengan gempuran berbagai pihak.  (Femmy)  

  • Fakultas Peternakan (Fapet) dan Himpunan Alumni Peternakan (Hanter) IPB menggelar seminar nasional bertajuk Peternakan di Tengah Isu Resesi. Acara ini diselenggarakan di IPB International Convention Center (IICC), Bogor (18/2) dan merupakan salah satu rangkaian acara Hari Pulang Kandang (HPK) 2023. Dalam seminar ini ada 3 narasumber yang hadir untuk membahas bagaimana sebenarnya kondisi peternakan pada saat ini dilihat dari sisi akademisi, praktisi maupun pemerintah.

    Dekan Fapet IPB University Dr Ir Idat Galih Permana, MSc. Agr dalam sambutannya menyampaikan beberapa hal terkait bagaimana melihat propek industri peternakan. “Kita dibayang-bayangi dengan permasalahan isu perang Ukraina - Rusia yang kemungkinan berdampak terhadap berbagai permasalahan di setiap kawasan termasuk di Asia Tenggara dan juga Indonesia”ungkapnya. Dr Idat juga menambahkan bahwa kita juga baru terlepas dari pandemi covid 19 dan di Indonesia trendnya sudah hampir melandai. Namun bayang-bayang resesi perlu kita antisipasi.

    Ia melanjutkan pada perkembangan saat ini, bahkan pada masa pandemi sekalipun ternyata pada sektor pertanian termasuk peternakan juga masih memberikan pertumbuhan yang positif. Dimana sektor-sektor lain mengalami penurunan, bidang pertanian, peternakan tetap positif. Karena dalam kondisi apapun sebagai pemasok pangan, demikian juga untuk peternakan sebagai pensuplai pangan berprotein yang dibutuhkan oleh masyarakat.”Kita harus waspada terhadap perkembangan resesi, di sisi lain kita juga tetap harus optimis” pungkasnya

    Selanjutnya Dr Ir Audy Joinaldy SPt, MSc, MM, IPM, ASEAN. Eng, Ketua Umum HANTER IPB yang juga merupakan Wakil Gubernur Sumatra Barat juga turut memberikan sambutan di hadapan peserta seminar yang sebagian besar adalah alumni Fapet IPB danbeberapa mahasiswa aktif. “Salah satu fakta yang cukup menarik 2023 untuk Indonesia atau ternyata Indonesia atau 2 dari 23 negara G20 yang masih mengekspektasi pertumbuhan positif di 2023 masih ada harapan termasuk di sektor peternakan”  ujarnya optimis.

    Masuk ke acara inti, Prof. Dr. Ir. Cece Sumantri, M.Agr.Sc. sebagai narasumber memaparkan dari sisi akademisi mengenai Pengembangan Ayam Lokal Pedaging Unggul IPB-D1 berbasis Peternakan Rakyat Membangun Industri Peternakan Berkelanjutan. Prof. Cece mengungkapkan fakta bahwa konsumsi daging nasional masih didominasi ayam broiler. “Atas dasar itu, kami ingin mengembangkan ayam IPB D1 dari tahun 2010 dan sudah melaksanakan hilirisasi bersama mitra dari peternakan rakyat maupun industri peternakan”. Keunggulan ayam D1 sendiri antara lain ketahanan terhadap ND dan salmonella, proporsi daging dada sangat baik antara 20% sampai dengan 23%. Keunggulan lain adalah rataan kandungan mineral daging sangat tinggi.

    Aif Arifin Sidhik, S.Pt, M.Sc, selaku praktisi di bidang peternakan hadir sebagai narasumber yang menjelaskan perihal resesi dan kondisi perunggasan di Indonesia. Selama tahun 2022, ada beberapa kendala pada industri peternakan yaitu Covid-19, ketidakseimbangan permintaan dan penawaran, duopoli yang terjadi, harga bahan baku sampai sarana produksi ternak yang masih tradisional.

    Berdasarkan kendala tersebut, Aif menyampaikan beberapa solusi seperti efisiensi biaya produksi, peningkatan kualitas dan keamanan produk unggas agar tetap menarik minat dan optimalisasi teknologi tepat guna “Yang tidak kalah penting, harus juga memperkuat manajemen keuangan dan bergabung dengan koperasi atau asosiasi peternak”

    Dari sisi pemerintahan, hadir Kepala Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Kota Administrasi Jakarta Barat Novy Christine Palit, S.Pt, M.Si. Alumni Fapet ini memaparkan alur, mekanisme dan data-data terkait khususnya ketersediaan ternak di wilayah Jakarta. (Femmy)

  • Fakultas Peternakan (Fapet) IPB membagikan Bingkisan Hari Raya  (BHR) untuk seluruh Tenaga Kependidikan (tendik) yang terdiri dari PNS, Tetap, Kontrak dan THL di lingkungan Fapet IPB. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Selasa (2/4) di halaman parkir lobi utama Fapet IPB. Pungki Prayughi, S.Kom, M.Kom, KTU Fapet yang juga penanggungjawab kegiatan menjelaskan “Bingkisan yang berupa daging sapi topside ini diterima oleh para tendik yang berasal dari 3 unit yaitu Dekanat 49 staf, intp 85 staf dan iptp 76 staf dengan total 210 kg daging”urainya.

    Prof. Jakaria, Dosen Departemen IPTP mengungkap rasa syukur atas pemberian BHR ini “Alhamdulillah  setiap tahun secara rutin diterima oleh seluruh warga Fakultas Peternakan, sebuah budaya atau sebuah kebiasaan yang sangat baik dan bagus dan saya sangat bersyukur bahwa ini jadi bagian penting untuk membantu memeriahkan salah satu hari raya besar Idul Fitri”tuturnya.

    Epi Amalia Humaeroh, tendik Departemen INTP juga mengungkapkan rasa syukurnya atas BHR yang daging yang sudah ke-4 kalinya ini “Ya Alhamdulillah sangat bersyukur jadi tidak usah beli”ujarnya singkat.

    Pimpinan Fapet turut hadir dalam acara pembagian BHR tersebut yaitu Dr. Idat Galih Permana, M.Sc.Agr dan turut dihadiri oleh para Wakil Dekan Fapet yaitu Prof. Dr. Irma Isnafia Arief, S.Pt, M.Si selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni serta Dr. Sri Suharti, S.Pt, M.Si selaku Wakil Dekan Bidang Sumberdaya, Kerjasama dan Pengembangan Fapet IPB. (Femmy).

  • Fakultas Peternakan IPB University bekerjasama dengan BEM Fakultas Peternakan IPB menyelenggarakan kegiatan Webinar Green Campus Movementpada Minggu, 11 Oktober 2020 via Zoom Meeting.

    Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan memberikan pemahaman dan kesadaran kepada mahasiswa tentang pentingnya menjaga lingkungan terutama kawasan kampus hijau, memberikan kesadaran dalam penerapan kebiasaan-kebiasaan baik yang ramah lingkungan, dan meningkatkan peran aktif mahasiswa dalam mempromosikan dan mengedukasi masyarakat sekitar dalam pengelolaan lingkungan yang lebih baik.

    Sebagai pembicara pertama Dr. Sri Wahyuni selaku Direktur Perusahaan Biogas PT. Swen Inovasi Transfer menyampaikan tema “Peluang usaha generasi muda dalam pemanfaatan limbah (Re-cycle).” Sri Wahyuni menjelaskan peran biogas dalam manfaatkan limbah kotoran ternak sekaligus menghasilkan energi bersih.

    Sementara itu, Miss Earth Indonesia 2019, Chintia Kusuma Rani menyampaikan tema “Meningkatkan peran generasi milenial sebagai agen perubahan dalam upaya penyelamatan lingkungan”. Chintia mengajak para muda milenial untuk bersama-sama bertanggungjawab terhadap keselamatan lingkungan. “Semua itu harus berawal dari hati kita sendiri, jadi mau orang lain bilang apa kita ya tetap pada pendirian kita, sampah itu tanggung jawab kita, bukan orang lain” ujarnya.

    Senada dengan Cinthia, Abdul Ghofar selaku Co-coordinator dari Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI) yang menyampakan tema “Green lifestyle sebagai bentuk usaha penyelamatan lingkungan". Perilaku individu yang dilakukan secara konsisten, maka akan menjadi teladan bagi orang lain. Jika individu-individu yang sadar bergabung, maka akan mendorong perubahan.

    Dengan telah diselenggarakannya acara Green campus movementini diharapkan mahasiswa yang mengikuti dapat memahami dan menyebar luaskan tentang gerakan peduli lingkungan agar berdampak lebih luas kedepannya.

  • Himpunan Editor Berkala Ilmiah Indonesia (HEBII) menggelar kongres ke 3 pada Kamis (20/1).  Pada tahun 2022, acara rutin dilaksanakan setiap 2 tahun sekali ini dilaksanakan secara hybrid di ruang sidang Fakultas Peternakan IPB dan online zoom yang diikuti sebanyak hampir 200 peserta.

    Rangkaian acara dimulai dengan laporan kegiatan kongres  oleh Ketua Panitia Kongres III HEBII Dr. Sri Suharti dan dibuka secara resmi oleh Tuan Rumah Kongres yaitu Dr. Ir. Idat Galih Permana, M.Sc.Agr. “Hingga saat ini peran HEBII sangat besar dalam memajukan dan meningkatkan kualitas jurnal ilmiah di Indonesia. Pemerintah sangat mendorong seluruh lebaga perguruan tinggi dan riset untuk meningkatkan kualitas dan jumlah publikasi internasional bahkan para dosen diminta untuk menjadikan publikasi internasional dan nasional terakreditasi sebagai indikator kinerja utama” ujar Dekan Fakultas Peternakan IPB yang juga Penasihat HEBII dalam sambutannya pada acara tersebut.

    Selanjutnya disampaikan laporan pertanggungjawaban oleh Ketua HEBII periode 2020-2022 Prof. Komang G Wiryawan dan penyerahan HEBII Awards kepada Prof. Istadi dan Dr. Lukman atas kontribusinya terhadap organisasi HEBII selama ini.

    Pada acara inti, dilakukan diskusi secara paralel oleh masing-masing komisi yang terdiri dari Komisi 1 (Pembahasan AD/ART), Komisi 2 (Pemaparan Program Kerja HEBII dan Komisi 3 (Perangkat Organisasi) dan dilanjutkan dengan rapat pleno dengan laporan dari masing-masing komisi. Ada perubahan dalam AD/ART terkait masa kerja pengurus yang tadinya 2 tahun di perpanjang menjadi 4 tahun. Selain itu, pada saat rapat komisi dan sidang plebo juga banyak sekali masukan dan saran dari peserta kongres terkait program kerja dan perangkat organisasi HEBII.

    Setelah rapat pleno, dilakukan pemilihan ketua tim formatur dan anggota yang bertugas melakukan pemilihan Ketua Umum HEBII untuk Periode 2022-2026. Setelah melalui berbagai rangkaian acara, pada puncaknya telah terpilih Prof. Kuswanto sebagai Ketua HEBII periode 2022-2026.  (Femmy/Sri Suharti)

  • Dalam Rangka mewujudkan kemudahan sinergi kontribusi perguruan tinggi dengan komersialisasi industri untuk kemajuan bangsa Indonesia, yang sejalan dengan visi Kampus Merdeka Kemendikbud RI, Fakultas Peternakan IPB University melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama (PKS) serta Nota Kesepahaman atau Memorandum of Agreement (MoA) antara Fakultas Peternakan IPB University dengan tiga perusahaan yang masing-masing berlokasi di Sukabumi, Riau, dan Kalimantan (27/10).

    Bertempat di Ruang Sidang Fakultas Peternakan IPB, Penandanganan PKS dan MoA tersebut dilakukan antara Fakultas Peternakan IPB dengan PT. Sinar Harapan Farm (SHF), yang mengembangkan pembibitan Ayam IPB D1 di daerah Sukabumi (Program Kedaireka dari Prof. Dr. Ir. Cece Sumantri, M.Sc), kemudian dengan PT. Bio Cycle Indo, perusahaan yang mengembangkan Black Soldiers Fly (BSF)/Maggot di Riau dengan Program Kedaireka dari Prof. Dr. Ir. Dewi Apri Astuti, MS, dan  yang terakhir dengan PT. Buana Karya Noveltindo (BKN), sebuah perusahaan sawit yang mengembangkan Palmofeed untuk bahan baku pakan di Kalimantan dengan Program Kedaireka dari Prof. Dr. Ir. Nahrowi, M.Sc.

    Acara dibuka dengan sambutan Dekan Fakultas Peternakan IPB Dr. Ir. Idat Galih Permana, M.Sc.Agr, yang menyampaikan apresiasi kepada ketiga perusahaan yang menjalin perjanjian kerjasama dan nota kesepahaman tersebut. Hadir pula tim dari PT. Sinar Harapan Farm Bapak Ali Mustofa, S.Pt, perwakilan PT. Bio Cycle Indo Bapak Budi Tanaka S.Kom, S.Kom, dan Bapak Ketut Supastika dari PT. Buana Karya Noveltindo.

    Dalam sambutannya, Ali Mustofa, SPT (PT SHF) menyampaikan apresiasi yang luar biasa atas kepercayaan Fapet IPB untuk pengembangan pembibitan ayam IPB D1. Ayam IPB D1 merupakan inovasi unggulan karya Prof. Cece Sumantri yang menghasilkan ayam dengan tekstur daging ayam kampung tetapi pertumbuhannya cepat. Budi Tanaka, S.Kom dari PT Biocycle Indo juga menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya atas pembinaan dari Fapet IPB untuk pengembangan maggot di Indonesia. Sejak awal berdiri, atas pendampingan dari Prof. Dewi Apri Astuti, PT Biocycle memulai usaha maggot di Bogor dan sekarang sudah berkembang menjadi industri yang prospektif dan melebarkan sayap ke Riau. Selanjutnya, Bpk. Ketut Supastika (PT BKN) dalam sambutannya berharap jika penelitian ini juga bisa digunakan di bidang industri serta dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas. Produk unggulan Palmofeed merupakan bahan pakan asal sawit yang tinggi energy yang bisa menjadi alternatif jagung.

    Kegiatan ini juga dihadiri oleh para Wakil Dekan Fakultas Peternakan IPB yaitu Prof. Dr. Irma Isnafia Arief, S.Pt, M.Si (WDAK) dan Dr. Sri Suharti,S.Pt., M.Si (WDSKP) Ketua dan Sekretaris Departemen, Ketua Program Studi dan tim Dosen  di lingkungan Fapet IPB (Femmy)

  • Fakultas Peternakan IPB University jalin kerjasama dengan Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin (Unhas) dengan penandatanganan MoA dan SPK. Penandatanganan kerjasama mbkm ini berlangsung secara daring pada Rabu (13/14). Acara dihadiri oleh masing-masing pihak yaitu dari Unhas hadir Dekan Fakultas Peternakan Prof. Dr. Ir. Lellah Rahim, M.Sc.,IPU., ASEAN Eng, Wakil Dekan Bidang Perencanaan, Keuangan, dan Sumberdaya Prof. Dr. Ir. Sitti Nurani Sirajuddin, S.Pt., M.Si., IPU, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kemitraan Prof. Dr. Ir. Jasmal A. Syamsu, M.Si., IPU, ASEAN Eng. Dari Fapet IPB dihadiri oleh Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahsiswaan Prof. Irma Isnafia Arief, para Ketua Departemen dan Sekretaris Departemen di lingkungan Fapet IPB.

    Wakil Dekan Bidang Sumberdaya, Kerjasama dan Pengembangan Fapet IPB Dr Sri Suharti yang memandu kegiatan ini menjelaskan bahwa acara ini merupakan rangkaian dari kunjungan Prof. Jasmal ke Fapet IPB Bogor untuk menjalin kerjasama antara Fapet IPB dengan Fakultas Peternakan Unhas, baik dalam bidang pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat dan terutama pada kegiatan mbkm mahasiswa.

    Dekan Fakultas Peternakan Unhas Prof.Lellah Rahim memberikan apresiasi pada acara Penandatanganan MoA ini. Beliau menjelaskan bahwa kerjasama ini merupakan suatu program dari Kemendikbudristek dimana kita diwajibkan untuk terus melakukan MBKM.  “Di dalam MoA ini banyak kegiatan yang bisa kita lakukan bersama, seperti penelitian bersama dalam bentuk magang, atau mahasiswa bisa mengikuti mata kuliah-mata kuliah yang ada di Fapet IPB sehingga MBKM ini betul-betul bisa berjalan sesuai dengan program Pak Menteri yaitu 2 semester berada di luar universitas” ungkapnya.  Prof. Lellah juga mengenalkan Prodi yang ada di Fakultas Peternakan Unhas, yaitu S1 dan D4 yang terdiri dari Teknologi Produksi Ternak, Pakan Ternak dan Agribisnis.

    Dekan Fakultas Peternakan IPB University, Dr Idat Galih Permana yang juga memberikan sambutan menjelaskan bahwa suatu keharusan bagi kita dalam rangka memberikan kesempatan kepada mahasiswa kita untuk melakukan kegiatan MBKM. “Dengan adanya program MBKM dan juga penetapan IKU ini bisa memberikan kesempatan pada kita semua untuk saling berkolaborasi, bekerjasama, belajar baik dari aspek pendidikan, penelitian, dan juga kegiatan-kegiatan pengabdian kepada masyarakat” jelasnya. Lebih lanjut Dr. Idat menjelaskan prodi prodi yang ada di Fapet IPB, yang pertama Ilmu produksi dan Teknologi Peternakan, Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, dan Teknologi Hasil Ternak (S1) yang saat ini terlibat dalam kerjasama MBKM. Disamping itu juga ada prodi untuk S2 dan S3 dan akan mebuka program magang yang bisa diakses oleh mahasiswa di luar IPB.

    Pihak Fapet IPB juga sangat terbuka dalam melaksanakan kegiatan kolaborasi riset dan IPB saat ini juga sudah mulai melakukan kerjasama-kerjasama riset. Kolaborasi riset IPB saat ini sedang terjalin dengan Universitas Jambi, dalam rangka meningkatkan publikasi dan juga sitasi termasuk juga impact factor terhadap kualitas penelitian dari kedua pihak dan berharap kedepannya ada kolaborasi riset dengan Fakultas Peternakan Unhas.

    Wakil Dekan bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fapet IPB, Prof. Dr. Irma Isnafia Arief, juga menyampaikan program-program MBKM yang sudah dirancang sebesar 20 SKS yang mencakup bidang broiler closed house, pemotongan hewan dan budidaya hijauan pakan di UP3 Jonggol. Program-program tersebut juga terbuka untuk diikuti oleh mahasiswa dari luar Fapet IPB (Femmy/Sri)

  • Fakultas Peternakan IPB University jalin kerjasama dengan Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed). Penandatanganan Perjanjian Kerjasama (PKS) ini dihadiri berlangsung di Ruang Sidang Fakultas Peternakan IPB pada Senin (15/11). Dekan Fakultas Peternakan IPB University, Dr Idat Galih Permana menyatakan apresiasi kepada pihak Unsoed yang diwakili oleh Dr. Ir. Sri Rahayu, M.Si, Dr. Ir. Krismawati Muatip M.Si, dan Titin Widyastuti, S. Pt, MP.

    Kerjasama dengan Unsoed ini dalam rangka mendukung penyelenggaraan Kolaborasi Akademik dan Riset Industri dalam Implementasi Kurikulum merdeka untuk menghasilkan lulusan yang kompetitif di program studi S1 Peternakan.

    Adapun ruang lingkup perjanjian kerjasama meliputi akademik, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, serta bidang lain yang disepakati dalam bentuk magang, pelatihan, publikasi, seminar, dan lain sebagainya.

    Kegiatan ini juga dihadiri oleh para Wakil Dekan Fakultas Peternakan yaitu Prof Irma Isnafia Arief dan Dr Sri Suharti, SPt, MSi, serta ketua dan sekretaris departemen Ilmu produksi dan Teknologi Peternakan (IPTP) Fakultas Peternakan IPB University (Femmy)