News

  • Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University bersama Himpunan Alumni Fakultas Peternakan (HANTER) meresmikan Ruang Sekretariat (12/2) di Fakultas Peternakan, Kampus IPB Dramaga. Acara peresmian dilaksanakan secara simbolis dengan penandatanganan prasasti oleh Ketua HANTER Dr. Ir. Audy Joinaldy, S.Pt., M.Sc., M.M., IPM, ASEAN.Eng dan Dekan Fapet Dr Idat Galih Permana, M.Sc.Agr. Kegiatan tersebut disaksikan pula oleh Rektor IPB Prof. Dr. Arif Satria, SP, Msi.

    Acara peresmian ini merupakan bagian dari Kick Off  Hari Pulang Kandang (HPK) 2023. HPK sendiri adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh HANTER IPB dalam rangka memperkuat jaringan alumni Fakultas Peternakan IPB. Selain Peresmian Ruang HANTER, dilaksanakan juga peresmian HANTER Scholarship, Jalan Pagi Sehat, Soft Launching Mars HANTER dan Arransemen Mars Fapet.

    Lebih dari 350 Alumni Fakultas Peternakan dari berbagai angkatan hadir dan menyemarakkan gelaran tersebut. Turut hadir pula Prof. Dr. Ir. Erika Budiarti Laconi, MS, Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fapet Prof. Dr. Irma Isnafia Arief serta Wakil Dekan Bidang Sumberdaya, Kerjasama dan Pengembangan Fapet Dr. Sri Suharti, S.Pt, M.Si. Puncak acara Reuni Akbar HPK akan dilaksanakan pada 18-19 Februari 2023 mendatang.  (Femmy)

  • Tani Center Institut Pertanian Bogor (IPB) adalah unit baru yang dibangun untuk membantu para petani dalam memecahkan persoalan pertanian dalam arti luas. Tani Center IPB didirikan agar mendekatkan para petani, peternak, pembudaya ikan dan stakeholder lainnya, agar informasi dari IPB dapat terhubung dengan baik dan langsung dirasakan manfaatnya untuk kepentingan dan kesejahteraan para petani secara menyeluruh. Hal ini disampaikan Rektor IPB, Dr. Arif Satria saat memberikan sambutan dalam Seminar Nasional Peternakan Era Industri 4.0 Menuju Peternak Berdaulat dan  Kongres ke-3 HILPI, di IPB International Convention Center (IICC), Bogor (11/1).

    Rektor menegaskan bahwa program Tani Center ini berada di bawah naungan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB. “Teknisnya nanti petani, peternak, nelayan perikanan tangkap maupun budidaya dapat datang ke Tani Center IPB untuk mendapatkan informasi serta konsultasi gratis kepada para pakar terkait usaha pertanian yang dijalankannya,” imbuhnya.

    Selain itu, menanggapi konsep peternakan di era revolusi industri 4.0, Dr. Arif mengatakan peternakan 4.0 merupakan konsekuensi dari hadirnya revolusi industri yang menuntut semua pihak untuk menyesuaikan perkembangan peternakan dengan teknologi.

    “Seminar ini sangat penting sekali dalam rangka IPB untuk berkontribusi pada peternak dan masyarakat, karena IPB mempunyai visi untuk menghasilkan technosociopreneur,”ujarnya.

    Dalam seminar yang digelar oleh LPPM IPB dan Himpunan Ilmuwan Peternakan Indonesia (HILPI) ini juga membahas peran Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) dalam melatih masyarakat agar memiliki kemampuan tinggi dalam beternak. Ketua SPR LPPM IPB sekaligus Ketua Umum HILPI, Prof. Muladno menyampaikan bahwa LPPM IPB ingin menularkan konsep SPR IPB ini kepada perguruan tinggi lain.

    “SPR sudah diakui oleh banyak pihak bahwa SPR benar-benar memberikan manfaat pada peternak. Jadi kalau IPB jalan sendiri untuk mengembangkan SPR, itu tidak bagus. Sehingga IPB ingin merangkul seluruh perguruan tinggi yang ada di Indonesia untuk bahu-membahu mengembangkan SPR IPB ini ke peternak di Indonesia, karena jumlah peternak yang ada sekarang jutaan. Jadi intinya, IPB ingin menularkan konsep SPR dengan baik ke semua perguruan tinggi,” tuturnya.

    Ia menambahkan, peternak di era revolusi industri 4.0 harus diajari cara mendata ternakmya dengan baik. Untuk itu, peran SPR sangat membantu bagi peternak. Mereka berhimpun dalam wadah yang satu, managernya juga satu semua dikelola dalam satu data base, sehingga data itu dapat bermanfaat untuk kepentingan semua. “Jadi untuk bisa ke era industri 4.0, semua peternak yang ada harus “berjamaah”  dalam artian peternak harus satu wadah kesatuan yang kelompok dan utuh yaitu SPR,” tandasnya. (ipb.ac.id)

  • IPB University terus berupaya menghadirkan aura industri di kampus melalui kehadiran Teaching Factory. Teranyar, Rektor IPB University, Prof Arif Satria meresmikan Teaching Factory Sorinfer Fakultas Peternakan IPB University di Unit Pendidikan dan Penelitian (UP3) Jonggol, 26/1.

    Bekerja sama dengan PT Santana Manggala Karya, Teaching Factory Sorinfer ini merupakan fasilitas mutakhir untuk praktikum dan penelitian mahasiswa dalam bidang budidaya hingga produksi hijauan pakan secara mekanik dan industri.
    Sorinfer sendiri merupakan produk pakan fermentasi dengan nutrien lengkap dan seimbang. Berbahan sorgum dan indigofera yang juga diperkaya dengan bahan tambahan lainnya. Sehingga sangat bagus untuk kebutuhan nutrisi ternak.

    "Sorinfer merupakan pakan komplit fermentasi yang siap saji. Dengan Sorinfer, memberi pakan menjadi mudah. Peternak tidak perlu lahan luas (untuk mendapatkan rumput hijauan). Cukup dengan sorinfer, kebutuhan nutrisi ternak dapat terpenuhi," ujar Prof Luki Abdullah, Ketua Tim Peneliti.

    Selain komplit, lanjut dia, keunggulan lain Sorinfer dapat disimpan dalam waktu lama. Bahkan mampu bertahan hingga tiga tahun jika kemasan tidak dibuka. Di samping itu, karena proses fermentasi, ternak menjadi sangat suka berkat aroma yang dihasilkan.

    Ia menjelaskan, produksi Sorinfer di tempat ini didukung mesin yang dirancang dengan kapasitas produksi 20 ton per hari. Jika dikalkulasi, dalam sehari, dapat menghasilkan omset 50-75 juta rupiah.
    "Di Indonesia, memang industri completed feed belum banyak. Saya kira ini yang pertama di universitas. Ini merupakan buah karya riset kami sejak 2016 hingga saat ini. Semoga Tefa Sorinfer ini dapat menjadi inspirasi bagi para peneliti dan juga industri," terangnya.

    Sementara itu, Dekan Fakultas Peternakan IPB University, Dr Idat Galih Permana menyampaikan, selain menjadi inspirasi, inovasi Sorinfer ini mampu menjadi solusi permasalahan pakan dalam negeri. Sorinfer sangat membantu para peternak yang tak memiliki lahan yang luas untuk memenuhi kebutuhan pakan.
    "Sorinfer bisa menjadi jawaban permasalahan pakan saat ini. Dimana tidak semua peternak memiliki lahan yang cukup. Tidak semua juga mampu memformulasikan pakan yang berkualitas. Sorinfer adalah jawabannya," ujarnya.

    Rektor IPB University, Prof Arif Satria dalam peresmian itu menyatakan bahwa pembangunan Teaching Factory merupakan program IPB University untuk memfasilitasi pendidikan mahasiswa. Teaching Factory hadir agar mahasiswa dapat hands on terhadap kompetensi yang diperlukan market saat ini.

    “IPB University ingin membangun berbagai Teaching Factory yang terbaik dan paling modern di Indonesia, sehingga dapat memotivasi generasi muda untuk berkiprah di bidang pertanian," ujarnya.

    Menurutnya, Teaching Factory Sorinfer ditujukan sebagai sarana pembelajaran dan penelitian bagi mahasiswa, dosen dan masyarakat. Inovasi ini mendapatkan dana dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dalam bingkai program Kedai Reka.

    Usai memberikan sambutan, Rektor IPB University menandatangani prasasti peresmian Teaching Factory Sorinfer, pemotongan pita pabrik dan melepaskan truk pengiriman produk Sorinfer ke konsumen.
    Peresmian ini dihadiri oleh sejumlah pimpinan IPB University diantaranya Wakil Rektor bidang Internasionalisasi, Kerjasama dan Hubungan Alumni, Prof Dodik Ridho Nurrochmat, Wakil Rektor bidang Inovasi dan Bisnis, Prof Erika Budiarti Laconi, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Dr Ernan Rustiadi, beserta jajarannya

  • Rektor IPB University, Prof Arif Satria hadir dalam webinar bedah buku “DNA-Desa” United 30 Tahun Berkarya dari IPB untuk NKRI (24/8). Buku ini menceritakan tentang Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) yang dikembangkan Prof Muladno, Guru Besar IPB University dari Fakultas Peternakan (Fapet).

    “Buku yang ditulis oleh mahasiswa Fapet ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi kalangan muda dalam memajukan peternakan Indonesia. Kontribusi SPR di 12 provinsi sudah dirasakan oleh masyarakat luas. SPR terus istiqomah membangun desa, kita juga ingin logo IPB University ini menjadi semangat baru untuk masyarakat di lapangan. Agar logo IPB University tidak hanya sekedar gambar, tetapi simbol penyemangat untuk para petani, peternak, agar mereka semakin percaya diri,” ujar Prof Arif Satria.

    Menurutnya, SPR yang sudah berjalan sekian tahun ini bisa menjadi tolak ukur inovasi lainnya. Ukuran itulah yang menjadi bahan untuk improve model-model yang bisa dilakukan untuk SPR ini.

    “Infrastruktur laboratorium dan perkebunan di IPB University harus sempurna dan prima dalam mendukung kegiatan akademik. Sekaligus mendukung learning center yang bisa memberikan impact untuk dosen, mahasiswa, lebih-lebih lagi untuk masyarakat,” ujarnya.

    Ia memberi contoh, di Garut misalnya, ada program one village one CEO (OVOC) yang mengontrol perkembangan kandang melalui smartphone. “Ini sudah dilakukan untuk kandang pedet sapi. Artinya kalau kita kembangkan program-program 4.0 maka akan semakin mendorong efisiensi dari peternakan-peternakan yang ada di Indonesia. Termasuk di dalamnya adalah memanfaatkan inovasi-inovasi dari IPB University,” ungkapnya.

    Begitu juga dengan pakan indigofera dicampur sorgum hasil inovasi Dosen Fapet IPB University. Prof Arif mengatakan, hal itu bisa menjadi potensi pasar pakan ternak yang dahsyat. “Para peternak di Indonesia bisa memanfaatkan inovasi dari IPB University mulai dari breeding, pakan, budidaya hingga inovasi kandang. Perancangan kandang ini bisa menggandeng program studi Ilmu Komputer dalam membangun kandang yang smart,” imbuhnya.
     
    Menurutnya, program SPR yang sudah berjalan ini menjadi etalase untuk menunjukkan pada publik bahwa teknologi-teknologi terkini dapat dikuasai oleh IPB University. “Semoga dengan peternak yang semakin solid, dibarengi semangat dan kepercayaan diri yang tinggi, serta dengan komitmen bersama maka kedaulatan pakan menjadi satu mimpi kita,” tandasnya (ipb.ac.id)

  • Pandemi COVID-19 berdampak pada produk pertanian dan pertanian baik di Indonesia maupun global. Produk peternakan dan pertanian saat ini mengalami berbagai kendala seperti harga di tingkat produsen yang turun, distribusi ke konsumen menjadi terhambat, dan naiknya harga di tingkat konsumen.

    Dengan mengamati perkembangan peternakan dalam pandemi COVID-19 saat ini, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan (INTP Fapet) IPB University menggelar Rembug Online dengan tema Strategi Bisnis Industri Pakan dan Peternakan Perunggasan Akibat Pandemi COVID-19. Rembug Online yang digelar pada 22/4 tersebut menghadirkan dua pembicara yaitu Ir Suaedi Sunanto SPt, MBA IPU (CEO at Nutricell Pacific), Ir Audy Joinaldy SPt MSc MM IPB AseanEng (Chariman of Perkasa dan Lintas Agro Group) dan dimoderatori oleh Prof Dr Ir Sumiati MSc (Dekan Fapet IPB University yang juga Kepala Divisi Nutrisi Unggas, Departemen INTP).

    Pada kesempatan ini, Audy Joinaldy memaparkan tentang kondisi peternakan saat ini. Ia menyebutkan trend produksi ternak yang menjelang puncaknya pada masa Ramadhan dan Idul Fitri mengalami pukulan telak karena masyarakat mengalami stagnasi bahkan penurunan struktur kesejahteraan sehingga ada kecenderungan untuk menahan pembelian berbagai produk peternakan.

  • Produk hewan merupakan salah satu sumber pangan yang kaya akan protein yang dibutuhkan untuk membangun masyarakat yang sehat dan cerdas. “Namun demikian, produk pangan asal hewan merupakan salah satu produk yang dikategorikan sebagai produk yang mudah rusak dan berpotensi membawa bahaya bagi kesehatan konsumen. Oleh karena itu harus diperhatikan penanganan kesehatan daging mulai dari hulu sampai ke hilir melalui rantai suplai yang cukup panjang dengan  baik, sehat dan berkualitas,” kata Wakil Dekan Bidang Sumberdaya, Kerjasama dan Pengembangan, Fakultas Peternakan  Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr. Rudy Afnan.

    Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB) bekerjasama dengan Forum Logistik Peternakan Indonesia (FLPI) dan  Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia (ARPI) mengadakan pelatihan dengan tema "Logistik Rantai Dingin pada Daging  dan  Kunjungan ke Cold Storage”, Kamis-Jum’at (21-22/2) di Kampus IPB Dramaga, Bogor.

    Lebih lanjut Dr. Rudy menyampaikan, tujuan kegiatan ini adalah sebagai bentuk edukasi dan sosialisasi dalam penanganan daging beku yang sehat dan berkualitas, sehingga diperlukan pelatihan atau sosialisasi tentang  cara dan langkah  penerapan rantai dingin pada daging beku serta prospek usahanya bagi para pemangku kepentingan yang berminat. Maka produk pangan asal hewan selain harus dipikirkan ketersediaanya, juga harus ditangani dengan baik untuk dapat menjadi bermanfaat dan terjamin sehat dan aman untuk dikonsumsi.
     
    Dr. Rudy menambahkan, kemampuan pengelolaan cold chain diperlukan untuk menghindari kerugian yang tinggi akibat kerusakan produk hasil ternak, serta untuk mempertahankan mutu produk yang semakin menjadi tuntutan dalam era globalisasi. “Salah satu sarana penyimpanan yang harus tersedia untuk menjaga mutu komoditas perishable adalah cold storage. Sistem cold chain ini juga mampu menjaga supply daging sepanjang tahun ketika angka produksi relatif stabil dan dapat diprediksi. Jika produksi berlebih, surplusnya dapat disimpan beku dan dikeluarkan saat permintaan meningkat,” kata Dr. Rudy.
     
    Harapannya dengan pelatihan ini dapat meningkatkan kemampuan pengelolaan cold chain atau rantai daging pada produk daging sehingga menghasilkan  daging beku yang sehat dan berkualitas bagi kepentingan konsemen.
     
    Sementara narasumber dari Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan (IPTP) Fapet IPB,  Prof. Dr. Irma Isnafia Arief menjelaskan mengenai supply chain produk daging sapi. Daging bukan hanya komoditas pertanian yang punya nilai ekonomi, melainkan juga esensial bagi pemenuhan kebutuhan gizi rakyat Indonesia, terutama generasi muda bangsa. Namun, kepedulian konsumen akan kesehatan daging masih belum terbangun dengan baik dan benar. Daging sehat adalah daging yang berasal dari pola budidaya ternak yang sehat, tidak mencemari lingkungan, dan disembelih secara manusiawi.

  • Sidang Umum Himpunan Alumni Fakultas Peternakan (HANTER) IPB dilaksanakan pada tanggal 18 Februari 2023 dari pukul 19.00-22.00 WIB, di IPB International Convention Center (IICC) Botani Square. Sidang umum tersebut merupakan ajang dalam pemilihan Ketua Umum HANTER IPB. Pada Sidang Umum tersebut, dilaksanakan secara Musyarawah Mufakat, sehingga terpilih Ketua Umum 2023-2028 yaitu Kang Aif Arifin Sidhik, S.Pt., M.Sc  dengan Sekjen tetap dari periode sebelumnya yaitu Kang Dr. Iyep Komala, SPt, MSi dan Bendahara Umum Mba Wisnu Brata Ratning S, S.Pt, RIFA®.

    Ketua Umum HANTER IPB sebelumnya yaitu periode 2018-2023 sekaligus Wakil Gubernur Sumatera Barat yaitu Dr. Ir. Audy Joinaldy, S.Pt.,MSc, MM, IPM, ASEAN.Eng, menyampaikan pada kepengurusannya telah meletakkan pondasi kekeluargaan yang kuat pada HANTER untuk tetap guyub dan rukun. Sehingga HANTER merupakan organisasi yang sangat kompak dalam berbagai bidang, semua elemen saling dukung dan support sehingga segala kegiatan tidak tidak pernah mengalami minus, bahkan surplus dari segi pendanaan. HANTER IPB pada periode kepengurusannya telah melakukan pelantikan DPD pada 12 Provinsi sampai yang terkahir yaitu DPD HANTER Papua. Kegiatan pelantikan pada provinsi lain sempat tertunda karena adanya Covid-19.  “Kepada pengurus baru, kegiatan yang sudah dilaksanakan silahkan dilanjutkan dan bisa dilakukan kegiatan-kegiatan lain yang lebih baik lagi, sehingga nama HANTER bisa berkarya dikancah Nasional maupun Internastional”pesannya.

    Ketua Umum Terpilih Terpilih yaitu Aif Arifin Sidhik Alumni Fakultas Peternakan IPB Angkatan 40, yang merupakan CEO dari AS Putra Group, yang bergerak pada bidang Peternakan, Pertanian, Perikanan, Perhotelan dan lainnya.

    Menurut Aif, kegiatan yang telah dilaksanakan oleh pengurus sebelumnya sudah sangat bagus dan akan dilanjutkan untuk periode berikutnya.  “Pencapaian Ketua Umum HANTER 2018-2023 yaitu Pak Audy dan Sekjen Kang Iyep telah mendapatkan pencapaian yang sangat luar biasa, sudah membawa HANTER ke level yang baru” ujarnya. “Insya Allah saya akan menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya, dan mohon doa dan support dari seluruh anggota hanter pada kepengurusan yang baru dengan tetap mengusung nilai-nilai kekeluargaan dalam HANTER”.

    Sekretaris Jenedral (SEKJEN) HANTER terpilih merupakan Sejken HANTER sebelumnya yang terpilih kembali yaitu Dr. Iyep Komala, S.Pt, MSi, yang merupakan Alumni Fakultas Peternakan IPB Angkatan 36 sekaligus dosen di Fakultas Peternakan IPB.

    Menurut Iyep, kepengurusan 2023-2028 akan melaksanakan beberapa kegiatan yang sempat tertunda karena Covid-19. “Kegiatan yang tertunda diantaranya pelantikan pengurus DPD pada beberapa provinsi yang sempat tertunda, penggalangan dana sosial dan beasiswa untuk dijadikan dana abadi HANTER, kegiatan pengabdian kepada masyarakat,  bisnis HANTER, menggiatkan kembali media sosial HANTER dan bakti HANTER ke kampus IPB dan negara.

    Bendahara Umum terpilih yaitu Wisnu Brata Ratning S, S.Pt, RIFA®. Yang merupakan alumni Fakultas Peternakan IPB Angkatan 32, sekaligus sebagai pengusaha ayam petelur dan ayam broiler.

    Naning menyampaikan ucapan terimakasih atas kepercayaanya dari Ketua HANTER terpilih untuk menjadi bendahara HANTER. Melalui pemilihan yang guyub, kami yakin bahwa HANTER IPB akan makin memberi manfaat untuk alumni, mahasiswa dan almamater tercinta. “Adanya amanah program dana sosial dan beasiswa, tentunya akan dikelola dan dilaporkan secara berkala dan terbuka. Mari sama-sama kita saling mengawasi dan menambah pundi-pundi dana sosial dan beasiswa, sehingga semakin banyak penerima manfaat”harapnya. (Iyep Komala).

  • Pemerintah perlu meningkatkan populasi dan produktivitas sapi Bali, aset nasional  yang tidak dimiliki negara lain.  Profesor Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB) Ronny Rachman Noor mengatakan bahwa sapi Bali sering dinilai rendah oleh pemerintah karena mereka adalah ternak lokal (Kamis 19/04/2018) .

    “Padahal, sapi bali memiliki banyak kelebihan yang tidak dimiliki ternak jenis lain,” kata Ronny di kampus IPB di Baranangsiang.

    Sapi Bali Bukan hanya tahan terhadap penyakit dan lingkungan yang ekstrim, para ahli mengatakan sapi bali bisa mencerna makanan dengan kandungan serat yang tinggi. Sapi bali memiliki salah satu persentase karkas tertinggi di dunia. Dagingnya memiliki kadar kolesterol terendah dibandingkan dengan sapi lainnya.

    Dengan semua keunggulan itu, kata Ronny, sapi Bali telah menjadi komoditas utama yang banyak diminati oleh banyak negara, baik untuk pembibitan murni atau perkawinan silang untuk mendapatkan ternak berbiji campuran dengan produktivitas yang lebih baik.

    “Sapi bali adalah satu-satunya spesies ternak peliharaan yang nenek moyangnya masih hidup. Spesies ini langsung diturunkan dari kerbau yang masih bisa kita temukan di Taman Nasional Ujung Kulon dan Baluran. Nenek moyang kebanyakan sapi di dunia sudah punah, ”kata Ronny, yang telah meneliti sapi Bali selama 30 tahun.

    lebih lanjut Ronny menjelaskan sapi Bali telah diakui secara internasional sebagai sapi yang berasal di Indonesia. “Plasma nutfah super ini perlu dilindungi dengan kebijakan nasional sehingga dapat dilestarikan secara optimal,” kata Ronny (thejakartapost)

  • Ternak konvensional yang ada saat ini seperti sapi, kerbau, kambing, ayam, babi, hanya sebagian kecil dari sumber daya hayati fauna yang ada. Masih ada banyak satwa lain yang memiliki potensi tinggi sebagai sumber protein bagi manusia, baik dari mamalia, burung, reptilia, avertebrata maupun serangga.

    Hal itu dikatakan Guru Besar Fakultas Peternakan IPB, Prof Dr Asnasth M. Fuah dalam presentasinya bertajuk “Satwa Harapan Pilihan Usaha Menjanjikan yang Efisien” dalam sebuah  pelatihan melalui online yang diselenggarakan oleh Forum Logistik Peternakan Indonesia (FLPI) dan Fakultas Peternakan IPB pada Sabtu (27/6/2020). Hadir pula narasumber lain yakni Dr Yuni Cahya Endrawati (Dosen Fapet IPB) dan Koes Hendra Agus Setiawan (Founder PT Sugeng Jaya Group).

    Asnath memaparkan, satwa harapan memiliki sejumlah keunggulan yakni efisiensi lahan dan ruang, efisiensi modal, mudah beradaptasi dan ramah lingkungan, relatif tahan penyakit, siklus hidup yang pendek dan nilai ekonomi yang tinggi.

    Ia mencontohkan satwa harapan dengan budidaya jangkrik yang memiliki kadar protein 54-58%, kapasitas produksi telur pada luas lahan sekitar kurang dari  100 m2 atau setara dengan 20 kotak pemeliharaan mencapai 6-8kg/hari, dapat dipanen mencapai 200-250 kg/bulan dengan harga jual Rp 30.000-35.000/kg.

    Contoh lainnya adalah budidaya lebah madu apis, yang memerlukan kawasan tanaman pakan yang mengandung nektar. Produksi madu 2 kg/stup/periode panen, dalam setahun bisa 3-4 periode panen. “Keunggulan lain budidaya lebah madu apis yakni integrasinya dengan kopi. Meningkatkan produksi madu dan kopi, lebah sebagai polinatornya,” jelas Asnath.style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
    Satwa harapan lain yang berpotensi besar untuk dikembangkan, lanjut dia, antara lain budidaya lebah trigona, ulat hongkong, lebah propolis, ulat sutera bombyx mori, ulat sutera alam Indonesia attacus atlas, ulat sutera alam samia cynthia ricini, semut rangrang dan black soldier flies (BSF).

    Agar dapat berkembang secara berkelanjutan, Asnath menegaskan tentang strategi yang dapat dilakukan, yakni adanya ketersediaan pakan dan bibit secara cukup dan berkelanjutan, penguatan kapasitas organisasi, sumber daya manusia dan kemitraan, pembenahan infrastruktur, sistem distribusi dan tata niaga, penguatan teknologi budidaya dan pasca panen, serta dukungan kebijakan menyangkut regulasi tata ruang dan kawasan budidaya (majalahinfovet.com)

  • Dalam rangka upaya menjaga keseimbangan antara tanggung jawab  pekerjaan dan kehidupan pribadi yang lebih sehat baik secara jasmani maupun rohani, Fakultas Peternakan (Fapet) IPB menggelar kegiatan Work Life Balance  2024 pada 19-20/1. Kegiatan yang bertajuk Work Lifa Balance ini diikuti oleh 35 peserta yang terdiri dari pimpinan,  tenaga kependidikan (tendik), tenaga kebersihan serta Agrianita Fapet IPB. Pelaksanaan kegiatan dilakukan di Anyer, Banten.

    Dekan Fapet IPB, Dr. Ir. Idat Galih Permana, M.Sc.Agr menyampaikan “Sebetulnya ini merupakan acara  yang rutin kita lakukan setiap hari Jumat seperti juga yang dianjurkan oleh Pak Rektor, kita mulai melakukan kegiatan diluar pekerjaan terutama untuk menjaga kesehatan setiap hari jumat kita mengadakan senam bersama atau jalan pagi”ungkapnya. Pelaksanaan di Anyer ini merupakan  puncak dari kegiatan Work Life Balance tersebut. Dekan berharap agar peserta bisa sedikit rileks sebelum nanti mulai kembali melayani Mahasiswa mata perkuliahan di Semester Genap 2023/2024 yang akan segera di mulai.

    Pada kesempatan tersebut juga Pimpinan Fakultas Peternakan mengucapkan terima kasih kepada para civitas Fapet yang hadir. “Tentunya tanpa peran dan kinerja Bapak/Ibu semua capaian-capaian Fakultas Peternakan mungkin akan sulit diraih, Alhamdulillah tahun ini kita juga telah mencapai kinerja yang sangat baik dan ini merupakan peran Bapak/Ibu semua para tendik, baik dari bagian akademik, bagian keuangan, kepegawaian, kemudian juga pelaporan kinerja para penanggung jawab di lingkungan Dekanat Fakultas Peternakan”pungkasnya. (Femmy)

  • Fakultas Peternakan IPB University mengucapkan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Prof. Dr. Arif Satria, S.P., M.Si sebagai Rektor IPB University periode 2023-2028.

  •  

    Dr. Despal, S.Pt., M.Sc.Agr, Dosen INTP Fakultas Peternakan IPB meraih jabatan fungsional sebagai Guru Besar di Bidang Ilmu Nutrisi Ternak. Atas capaian tersebut, bertambah lagi satu orang Guru Besar di Fapet IPB dan diharapkan mampu meningkatkan kualitas dari berbagai aspek baik di lingkungan Fapet, IPB University, pendidikan nasional dan internasional. Selamat untuk Prof. Despal.

  • Fakultas Peternakan IPB University mengadakan Halal Bi Halal dalam rangka Idul Fitri 1442 Hijriah pada Rabu (19/05). Sama seperti suasana tahun sebelumnya, akibat pandemi COVID-19 Halal bi halal tahun ini dilaksanakan secara hybrid di ruang sidang Fakultas Peternakan, melalui aplikasi Zoom dan dapat pula disaksikan live melalui Youtube yang mengambil tema “Semangat Idul Fitri Perkuat Silaturahmi di Era Digital”

    Halal bi halal ini dihadiri oleh jajaran pimpinan fakultas, senat akademik, dosen, perwakilan HANTER, tenaga kependidikan, jajaran agrianita, mahasiswa, dan lain-lain. Pada kesempatan halal bi halal ini, tausiah disampaikan oleh DR. Salahudin El Ayyubi, Lc. MA.

    Dalam sambutannya, Dekan Fapet menyampaikan mohon maaf lahir batin bagi seluruh warga Fakultas Peternakan IPB University. Beliau menyampaikan bahwa pandemi ini telah mengubah tatanan sosial baik pada perkuliahan maupun silaturahmi yang biasanya dilakukan secara tatap muka. Hal ini menuntut kita untuk mampu memanfaatkan teknologi sebaik mungkin dengan tidak mengurangi esensi silaturahmi kita maupun tugas kita sehari-hari. Dekan Fapet juga mengajak segenap sivitas Fakultas Peternakan IPB University untuk menjadikan Idul Fitri kali ini sebagai momentum kebangkitan untuk memulai kegiatan perkuliahan secara tatap muka yang akan dimulai awal semester depan.

    Ucapan selamat hari raya idul fitri juga disampaikan oleh Bapak/Ibu Purna Bakti, Ketua Senat, Ketua Umum Hanter, Bapak/Ibu Ketua Departemen, dan perwakilan mahasiswa Ketua BEM Fapet. Halal bi halal ini juga menampilkan persembahan dari berbagai pihak.

    Dalam sesi tausiah, Ustad Salahudin El Ayyubi menyampaikan bahwa selama  pandemi ini kita memiliki Tanzanian dalam menjaga silaturahmi antar sesama manusia. Menjadikan perbedaan dan keterbatasan ini sebagai pemersatu umat dengan kolaborasi yang mampu menghasilkan harmoni seperti lukisan dan alunan musik yang indah. Menjaga pergaulan dan silaturahmi antar kita agar kita menjadi semakin kuat ditengah kesulitan maupun pandemi COVID-19 ini. Tausiah ditutup dengan pembacaan doa oleh Ustad Salahudin (Rika Zahera)

  • Himpunan mahasiswa produksi ternak IPB (Himaproter) telah mengadakan sebuah acara SWAP 2017. Acara ini terdiri atas Seminar,Workshop, serta Lomba BMC yang dilaksanan pada hari Sabtu, 6 Mei 2017 pukul 08.00 s.d 16.00 bertempat di Auditorium Fapet IPB. Peserta yang hadir sebanyak 20 orang dari kalangan umum serta 50 dari kalangan mahasiswa.

    Kegiatan ini dimulai dari sambutan oleh ketua pelaksana SWAP 2017 Eki Pratama Rivai lalu pembina Himaproter Sigid Prabowo serta Wakil Dekan bidang Akademik & Kemahasiswaan Fapet IPB Prof. Dr. Ir. Sumiati. M,Sc. Acara dilanjutkan dengan Seminar dari 2 pembicara dengan tema pertama yaitu Mempersiapkan wirausaha muda dalam menghadapi persaingan bisnis dunia peternakan di era globlisasi oleh Prof. Dr. Ir. Dewi Apri Astini serta tema kedua yaitu pemeliharaan kambing domba pada Bangunkarso Farm oleh Bapak Bangun Dioro

    Pada kegiatan Workshop dimulai dengan pemaparan Agroedutourism oleh Dr. Asnath M Fuah MS dilanjutkan dengan pemeliharaan kambing domba oleh Dr. Ir. Sri Rahayu MS dan diakhiri oleh pemaparan Pemeliharaan Jangkrik, Ulat Hongkong, dan Kroto Oleh Bapak Ade Yusdira CEO KrotoBond. Sedangkan Kegiatan BMC diikuti oleh 10 kelompok yang terdiri atas 3-5 orang, Kegiatan ini diawali oleh materi mengenai BMC lalu dilanjutkan dengan lomba BMC.

    Diharapkan dengan kegiatan ini para peserta dapat mendapat ilmu mengenai peternakan on-farm dan off-farm serta dapat menerapkan bisnis-bisnis terkait dengan peternakan.

  • Gerakan Protein Sehat  telah mencapai acara puncaknya dengan diadakannya Seminar Gerakan Protein Sehat , yang diadakan pada hari Sabtu,  tanggal 20 Mei 2017. Seminar yang bertajuk “Protein Hewani untuk Cerdaskan Indonesia” diselenggarakan di Audit Mandiri IPB, pukul 08-selesai.

    Seminar yang dibagi menjadi dua sesi itu membahas pentingnya protein hewani untuk mencerdaskan masyarakat, kondisi ketahanan pangan di Indonesia. Seminar Sesi pertama  dimoderatori oleh Satria Juier Manpaki, SPt (Mahasiswa Berprestasi Fakultas Peternakan 2016). Pada sesi pertama ini dipaparkan informasi mengenai ketahanan pangan susu dan telur oleh Ir. Titiek Eko Pramudji, MSc. sebagai Kepala Subdit Pemasaran, Direktorat Pengolahan dan Hasil Pemasaran Peternakan, Kementrian Pertanian. Selain itu, kondisi dan potensi perunggasan lokal di Indonesia juga dipaparkan oleh Ade Meirizal Zulkarnaen sebagai Ketua Himpunan Unggas Lokal

    Pada Sesi kedua, Prof. drh. M. Rizal Damanik, MRepSc, PhD, Guru Besar dan Ahli Gizi Institut Pertanian Bogor memaparkan mengenai Pentingnya protein hewani bagi kesehatan. Sesi ini dimoderatori oleh Rini Yuniarti, SPt yang merupakan Delegates Student of Winter Course International Beef Production in Adelaide University, Australia 2016. Pemaparan mengenai kontribusi industri dalam ketersediaan protein (susu) juga dialukan oleh Doddy Cahyo Anggoro, SPt sebagai Quality Assurance FSQ for Manufacturing, Frisian Flag Indonesia.

    Rangkaian acara GPS 2017 telah berjalan dengan lancar.  Mulai dari GPS Mengabdi, Tour de (nine) Faculty dan acara puncak yaitu Seminar GPS 2017. Terima kasih kepada para pendukung acara GPS 2017. Total susu dan telur yang telah dibagikan adalah 600 liter susu dan 2017 telur.

  • Ronny Rachman Noor

    Daging kambing memang bak sebilah pisau memiliki dua sisi yang melegenda.  Di satu sisi daging kambing dipercaya oleh banyak orang terutama para  laki laki sebagai peningkat libido  sex sehingga tentunya banyak penggemarnya, namun di sisi lain dijadikan kambing hitam sebagai biang kerok penyebab darah tinggi dan tentunya banyak yang menghindari mengkonsumsinya.

    Rumor terkait khasiat dan efek samping daging kambing memang sudah sangat meluas. Sebagai  contoh  tekait sebagai peningkat libido  banyak orang yang secara psikis percaya sehingga sangat bersemangat menyantap sate dan sop kambing terutama dengan embel embel kambing muda.

    Warung sate dan sop kambing muda banyak penggemarnya. Kali ini saya hanya membahas satu sisi saja yaitu mitos terkait daging kambing  sebagai biang kerok penyebab darah tinggi.

    Jika kita tengok  kembali sejarah,   di Jepang dan di wilayah lainnya di Asia orang mulai mengkonsumsi daging kambing di era selepas perang dunia II (1945-1965) yang pada periode tersebut terjadi kekurangan pangan.

    Sebelumnya periode waktu ini daging kambing lebih dipandang sebagai makanan yang difungsikan untuk pengobatan  atau merupakan bagian dari budaya dan dikonsumsi di wilayah tertentu

    Daging kambing memang banyak disajikan dan dikonsumsi untuk perayaan hari besar, hari besar keagamaan, pesta, ataupun sebagai bagian dari tradisi kumpul kumpul keluarga dan handai taulan.

    Penyebab  darah tinggi memang belum dapat dipastikan karena hasil penelitian menunjukkan bahwa 90% dari penderita darah tinggi disebabkan oleh faktor keturunan dan dikombinasikan dengan faktor lingkungan seperti misalnya kegemaran mengkonsumsi makanan yang berlemak dan  mengandung garam tinggi dan juga stress

    Perbandingan Nilai Gizi

    Sebagaimana halnya dengan daging lainnya, daging kambing mengandung protein dan lemak. Ditinjau dari segi nilai gizinya, daging kambing mengandung asam amino esensial dan non esensial.  Daging kambing mengandung taurin, karnitin dan inosin yang tinggi yang sangat penting bagi kesehatan.

    Lemak daging kambing mengandung sekitar 50% lemak  jenuh dan 50% lemak tidak jenuh dengan level asam oleic (C18-1) yang tinggi.

    Dibandingkan dengan nilai gizi daging lainnya, daging kambing lebih baik dari daging sapi dan daging  ayam.

    Kalori dan Kolesterol

    Nilai kalori dalam 100 gram daging kambing hanya mengandung sekitar 109 kalori yang jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan daging sapi (250 kalori) dan daging ayam (195 kalori).

    Demikian juga kandungan kolesterol daging kambing per 100 gram hanya 57 mg sementara kandungan kolesterol daging sapi 89 mg dan ayam 83 mg per 100 gramnya.

    Lemak

    Dalam 100 mg daging kambing hanya mengandung 2,3 gram lemak total sementara daging sapi kandungan lemak totalnya dapat mencapai 15 gram dan ayam mencapai 7,5 gram.

    Hal ini berarti mengkonsumsi 1 porsi daging kambing (100 gram)  hanya memenuhi 4% dari kebutuhan lemak berdasarkan perhitungan nilai 2000 kalori yang diperlukan per harinya.

    Protein

    Dalam hal kandungan dan kualitas protein daging kambing  hampir sama dengan daging sapi dan ayam karena protein total daging kambing 20 gram sementara daging sapi 25 gram dan ayam 30 gram untuk setiap porsinya.

    Jadi jika kita mengkonsumsi 1 porsi daging kambing (100 g) maka dapat memenuhi kebutuhan 50% kebutuhan protein harian kita.

    Penyebab darah Tinggi?

    Untuk menjawab pertanyaan ini marilah kita membandingkan kandungan lemak jenuhnya.

    Kita memang disarankan untuk menghindari mengkonsumsi daging merah secara berlebihan karena mengandung lemak jenuh yang tinggi yang akan berakibat pada peningkatan kolesterol dan memicu penyakit jantung.  Oleh sebab itu sebagai patokan konsumsi lemak jenuh setiap hari kita tidak melebihi 20 gram per harinya.

    Pada setiap 100 g daging sapi dan ayam masing masing mengandung lemah jenuh (saturated fat) sebanyak 6 gram dan 2,5 gram, sementara itu kandungan lemak  jenuh pada setiap 100 gram daging kambing hanya 0,71 gram. Jadi kandungan lemak jenuh daging kambing jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan daging sapi dan daging ayam.

    Sebaliknya daging kambing lebih kaya akan lemak tidak jenuhnya (unsaturated fat) jika dibandingkan dengan daging sapi dan daging ayam  karena mengandung sekitar 1 gram per 100 gram daging kambing.  Lemak tidak jenuh ini merupakan golongan lemak yang bersahabat karena membantu menyeimbangkan kadar kolesterol darah, mengurangi imflamasi dan menstabilkan denyut jantung.

    Tekanan darah tinggi yang naik setelah mengkonsumsi daging kambing lebih disebabkan karena kesalahan dalam teknik memasaknya.

    Kita tentunya sudah banyak mengetahui bahwa sebelum dimasak daging kambing seringkali digoreng terlebih dulu sebelum diproses lebih lanjut, atau dipanggang ketika membuat sate dan kambing guling.

    Kebiasaan  memasak  menggoreng dan memanggang  ini tentunya akan meningkatkan jumlah  kalori  masakan yang kita buat karena memerlukan tambahan minyak, mentega yang akan menjadi lemak dan diserap oleh daging kambing.

    Panas yang dihasilkan dengan cara menggoreng dan memanggang ini akan menyebabkan daging kambing kehilangan kandungan airnya yang digantikan dengan lemak yang berasal dari minyak yang digunakan dalam memasaknya.

    Penyerapan lemak oleh daging kambing ini ketika dimasak dengan cara yang salah akan menyebabkan makanan yang dibuat ini mengandung kalori lebih tinggi.  Menurut hasil penelitian peningkatan kalori akibat daging kambing dimasak dengan cara menggoreng terlebiih dulu atau memanggangnya dapat mencapai 64%.

    Jika kita terbiasa mengkonsumsi daging kambing dengan cara memasak seperti ini maka kalori tinggi  dari lemak yang masuk ke dalam tubuh kita akan menumpuk seiring dengan berjalannya waktu dan akan terakumulasi di dalam pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah.

    Hal lain yang juga berkontribusi dalam peningkatan tekanan darah setelah mengkonsumsi daging kambing adalah bahan lain yang biasa  ditambahkan  kecap, garam dan MSG yang mengandung sodium dan bahan pengawet.

    Hasil penelitian yang dilakukan oleh para peneliti Jepang yang diterbitkan di Asian-Australasian Journal of Animal Science  menunjukkan bahwa konsumsi daging kambing dalam jangka panjang tidak berakibat pada peningkatan tekanan darah. Penyebab peningkatan tekanan darah bagi orang yang mengkonsumsi daging kambing lebih disebabkan karena garam yang ditambahkan pada saat memasaknya

    Disamping itu memasak daging kambing dengan mengunakan santan juga dapat meningkatkan darah tinggi karena santan mengandung lemak jenuh yang tinggi.

    Berdasarkan data nilai gizi daging kambing yang telah diuraikan di atas  mitos tentang orang yang gemar mengkonsumsi daging kambing akan terkena darah tinggi tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat.

    Perlu juga kita ketahui bahwa di Indonesia sebagian masakan popular seperti sate, sop dan gule diberi label kambing, padahal daging yang digunakan sebagian besar adalah daging domba yang berbeda nilai gizinya dengan daging kambing, dimana daging kambing lebih sehat jika dibandingkan dengan daging domba.

    Perbandingan nilai gizi daging kambing dan domba. Sumber: USDA


     
    Dari hasil penelusuran dapat disimpulkan bahwa dibandingkan dengan daging sapi, babi, domba dan ayam, daging kambing memiliki nilai kalori yang lebih rendah, mengandung protein dan zat besi yang lebih tinggi yang mebuat daging kambing dikategorikan sebagai “lean meat” yang bermanfaat bagi kesehatan.

     

    Perbandingan nilai gizi daging kambing dengan daging lainnya setelah dipanggang. Sumber: USDA

     

    Fakta di atas menunjukkan bahwa mengkonsumsi daging kambing jika dimasak dengan cara yang benar tidak menjadi penyebab darah tinggi, jadi jika mengkonsumsinya tidak berlebihan dan memasaknya dengan cara yang tepat maka daging kambing yang enak dan menggoda tersebut tidak perlu dihindari karena masuk kategori daging yang sehat.

    Tidak heran memang di rumah sakit di Amerika, dalam masa penyembuhan pasca serangan jantung salah satu menu yang disajikan berbahan dasar daging kambing.

    Dalam mengkonsumsi daging kambing ataupun makanan lainnya sudah seharusnya kita mengingat nasehat yang sangat berharga yaitu "berhentilah makan sebelum kenyang"

  • Dalam rangka mempromosikan Fakultas Peternakan (Fapet) kepada civitas IPB maupun masyarakat umum, IPB TV melaksanakan pengambilan video pada (20/2) di lingkungan Fapet IPB, Kampus Darmaga, Bogor. Pelaksanaan syuting melibatkan Pimpinan, Duta IPB, Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan serta para Mahasiswa Fapet.

    Pengambilan video dengan konsep dialog antara Dekan Fapet Dr. Idat Galih Permana dengan Duta Fapet Dwi Robiatul Adawiyah ini diawali di sekitar Fapet yaitu ruang Layanan Akademik dan Inovasi Fapet. Selanjutnya syuting dilanjutkan ke Lab. Lapangan Fapet antara lain di kandang sapi potong dan kandang domba. Pengambilan video dilanjutkan di sekitar gedung Fapet yaitu Departemen IPTP dan INTP, Lab. Ilmu dan Teknologi Pakan, Lab. Genetika Molekuler serta Lab. Teknologi Hasil Ternak.

    Ruang kuliah dengan aktivitas mahasiswa serta dosen yang sedang mengajar tidak luput dari sorotan kru IPB TV yang sedang bertugas, dilanjutkan dengan pengambilan gambar di sudut kantin Fapet yang menyajikan hidangan lezat yang tengah dinikmati mahasiswa, ada pula executive lounge, tempat makan dengan suasana serasa cafe. Syuting ditutup dengan pengambilan video di area Lembaga Kemahasiswaan, Fapet IPB memiliki 5 Ormawa dengan 2 diantaranya adalah Himpro. Penasaran bagaimana hasil dari syuting tersebut? Saksikan hanya di kanal YouTube IPB TV. (Femmy)

  • Dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan dan mempererat tali silaturahmi, Fakultas Peternakan (Fapet) IPB menyelenggarakan kegiatan Cucurak di lingkungan Fapet IPB pada Senin (20/3) di Ruang Sidang Fapet IPB. Kegiatan dengan tema “Tingkatkan Iman dan Taqwa untuk Meraih Keberkahan Ramadhan” ini juga menghadirkan Ustadz Dr. (Cand.) H. Waladan Mardijja, A.Md., SE.Sy., MM sebagai Penceramah.

    Dekan Fapet Dr. Ir. Idat Galih Permana, M.Sc.Agr menyampaikan bahwa acara cucurak ini lebih ke silaturahmi rasa bahagia menyambut Ramadhan walaupun dikemas dengan tradisi Jawa Barat, tapi ini lebih ke esensinya kepada silaturahmi dan saling memaafkan menjelang bulan Ramadhan.

    “Kami dari Pimpinan Fakultas Peternakan dan juga atas nama pribadi dan keluarga memohon maaf atas kehilafan kami selama satu tahun ini, terutama dalam berinteraksi”ungkapnya diiringi dengan ucapan terima kasih atas kinerja para tendik selama ini. Dr. Idat juga berharap masa bulan Ramadhan tidak mengurangi intensitas atau pelayanan pada stakeholder baik Mahasiswa, Dosen, maupun Pegawai itu sendiri.

     “Pimpinan Fapet punya perhatian terhadap bulan Ramadhan yang penuh berkah ini” ungkap Ustadz Waladan dengan penuh apresiasi . Selanjutnya pada inti acara, hadirin yang terdiri dari puluhan tenaga kependidikan di lingkungan Fapet IPB ini mendengarkan tausiyah seputar bulan Ramadhan.  Pada tausiyah tersebut Ustadz Waladan juga mengutip hadits dari  Salman al-Farisi ra. berkata bahwa Baginda Rasulullah SAW berkhutbah kepada kami di akhir bulan Sya`ban "Wahai sekalian manusia, telah datang kepadamu satu bulan yang agung yang penuh berkah. Di dalamnya terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Inilah bulan yang memerintahkan berpuasa pada siang harinya sebagai amalan wajib dan sholat tarawih sebagai amalan sunnah, dan barangsiapa yang mendekatkan diri kepada Allah dengan amalan sunnah, maka pahalanya sama dengan melakukan satu amalan fardu pada bulan yang lain dan barang siapa mendekatkan diri kepada Allah dengan satu kebaikan, maka sama nilainya dengan melakukan 70 amalan fardu pada bulan yang lain.

    Ramadhan adalah bulan kesabaran, dan kesabaran itu balasannya surga. Ini adalah bulan simpati kepada sesama. Barangsiapa bersedekah di bulan Ramadhan kepada orang yang berpuasa, maka Allah ampuni dosa-dosanya, Allah akan membebaskan dia dari neraka dan Allah akan memberikan pahala kepada orang yang berpuasa tadi dengan tanpa sedikitpun mengurangi jatah pahala yang diberikan kepadanya. (Femmy)