Yoghurt selama ini kita kenal sebagai susu fermentasi dalam bentuk gel semi padat, berbahan susu sapi. Inovasi ini menawarkan yoghurt dalam bentuk bubuk, yang lebih awet, praktis, dengan bahan baku susu kambing. Selain memiliki khasiat umum yoghurt, yoghurt bubuk ini diperkaya dengan probiotik dan prebiotik (sinbiotik) dan memiliki khasiat terapeutik serupa susu kambing segar untuk penyakit TBC, asma, anemia, hepatitis, kram otot, dan tukak lambung.

Yoghurt bubuk ini dihasilkan dengan mengkombinasikan tiga produk susu fermentasi, yaitu susu acidophilus, yoghurt prebiotik, dan susu bifidus. Karagenan ditambahkan ke dalam campuran ketiga produk ini dengan tujuan untuk menghasilkan yoghurt bubuk yang stabil.

Perspektif:
Meningkatkan nilai sebuah produk pangan bisa dilakukan dengan penggunaan bahan baku yang berkhasiat, penambahan bahan-bahan pendukung, dan pengolahan melalui proses yang lebih baik sehingga dihasilkan produk berkhasiat, praktis, dan lebih tahan lama.
 
Keunggulan Inovasi:
  • Kultur starter indigenous
  • Menggalakkan industri olahan susu di pedesaan
  • Produk sinbiotik ini dapat menekan bakteri patogen atau penyebab penyakit
  • Produk yang dibuat dalam bentuk bubuk memudahkan proses penanganan dan transportasi
Potensi Aplikasi:

Dapat digunakan sebagai produk akhir atau sebagai produk antara bagi industri makanan dan minuman khususnya olahan susu. Pembuatan kultur starter dalam bentuk tablet untuk memudahkan pengembangan industri yoghurt di skala industri menengah kebawah.



Inovator


Nama : Dr. Ir. Rarah Ratih Adjie Maheswari, DEA
Institusi : Institut Pertanian Bogor
Alamat : Dit. RKS IPB, Gd. AHN Lt.5, Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680
Status Paten: Dalam Proses Pengajuan