News

Dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan dan mempererat tali silaturahmi, Fakultas Peternakan (Fapet) IPB menyelenggarakan kegiatan Cucurak di lingkungan Fapet IPB pada Senin (20/3) di Ruang Sidang Fapet IPB. Kegiatan dengan tema “Tingkatkan Iman dan Taqwa untuk Meraih Keberkahan Ramadhan” ini juga menghadirkan Ustadz Dr. (Cand.) H. Waladan Mardijja, A.Md., SE.Sy., MM sebagai Penceramah.

Dekan Fapet Dr. Ir. Idat Galih Permana, M.Sc.Agr menyampaikan bahwa acara cucurak ini lebih ke silaturahmi rasa bahagia menyambut Ramadhan walaupun dikemas dengan tradisi Jawa Barat, tapi ini lebih ke esensinya kepada silaturahmi dan saling memaafkan menjelang bulan Ramadhan.

“Kami dari Pimpinan Fakultas Peternakan dan juga atas nama pribadi dan keluarga memohon maaf atas kehilafan kami selama satu tahun ini, terutama dalam berinteraksi”ungkapnya diiringi dengan ucapan terima kasih atas kinerja para tendik selama ini. Dr. Idat juga berharap masa bulan Ramadhan tidak mengurangi intensitas atau pelayanan pada stakeholder baik Mahasiswa, Dosen, maupun Pegawai itu sendiri.

 “Pimpinan Fapet punya perhatian terhadap bulan Ramadhan yang penuh berkah ini” ungkap Ustadz Waladan dengan penuh apresiasi . Selanjutnya pada inti acara, hadirin yang terdiri dari puluhan tenaga kependidikan di lingkungan Fapet IPB ini mendengarkan tausiyah seputar bulan Ramadhan.  Pada tausiyah tersebut Ustadz Waladan juga mengutip hadits dari  Salman al-Farisi ra. berkata bahwa Baginda Rasulullah SAW berkhutbah kepada kami di akhir bulan Sya`ban "Wahai sekalian manusia, telah datang kepadamu satu bulan yang agung yang penuh berkah. Di dalamnya terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Inilah bulan yang memerintahkan berpuasa pada siang harinya sebagai amalan wajib dan sholat tarawih sebagai amalan sunnah, dan barangsiapa yang mendekatkan diri kepada Allah dengan amalan sunnah, maka pahalanya sama dengan melakukan satu amalan fardu pada bulan yang lain dan barang siapa mendekatkan diri kepada Allah dengan satu kebaikan, maka sama nilainya dengan melakukan 70 amalan fardu pada bulan yang lain.

Ramadhan adalah bulan kesabaran, dan kesabaran itu balasannya surga. Ini adalah bulan simpati kepada sesama. Barangsiapa bersedekah di bulan Ramadhan kepada orang yang berpuasa, maka Allah ampuni dosa-dosanya, Allah akan membebaskan dia dari neraka dan Allah akan memberikan pahala kepada orang yang berpuasa tadi dengan tanpa sedikitpun mengurangi jatah pahala yang diberikan kepadanya. (Femmy)

Divisi Ruminansia Biro Ilmu Keprofesian (Ilpro) Himpunan Mahasiswa Nutrisi & Makanan Ternak (Himasiter) Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan (INTP) IPB University laksanakan program kerja kunjungan peternakan ruminansia ke Suteru Farm Tegal Waru, Ciampea, Bogor (11/3). 

Zidan selaku staf divisi ruminansia yang juga koordinator lapang mengatakan, kunjungan ruminansia merupakan kegiatan survei langsung pada peternakan ruminansia. Hal ini guna menambah pengetahuan tentang peternakan melalui diskusi dan wawancara. 

“Tujuan program ini untuk mengedukasi dan menambah ilmu pengetahuan, wawasan tentang dunia peternakan khususnya ruminansia, menginformasikan serta memaparkan kepada masyarakat luas yang berkaitan dengan peternakan ruminansia,” ujarnya.

Suteru Farm bergerak di peternakan sapi perah jenis Fries Holland (FH). Berdiri sejak tahun 2013, kini Suteru Farm memiliki aset biologis sebanyak 11 ekor sapi perah, 4 sapi muda atau pedet dengan lahan peternakan seluas 11.000 m2. 

Pemilik Suteru Farm, Hasrul berlatar belakang sebagai dosen ekonomi dan bisnis di Universitas Pakuan (Unpak). Lokasi peternakan ini berada di sekitar perumahaan masyarakat desa Tegal Waru, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor yang rata-rata tata letak tempat tinggal masih berjauhan satu dengan lainnya, sehingga masih memiliki lahan kosong untuk ditanami tumbuhan produktif.

“Sebelum pandemi tahun 2020, kami memiliki 68 sapi perah, tetapi setelah adanya pandemi hanya tersisa 16-17 ekor saja. Selain adanya peternakan sapi perah, di sini juga terdapat produksi tahu. Hasil dari limbah atau ampas tahu tersebut kami jadikan pakan untuk sapi perah,” ungkap Hasrul. 

Ia mengurai, bersama keluarga ia secara rutin melakukan pemberian pakan, pembersihan kandang dan pemerahan susu. Aktivitas pemerahan sapi dilakukan dua kali sehari, yakni setiap pukul 05.00 pagi dan pukul 16.00 sore. 

“Produksi susu yang dihasilkan setiap harinya bisa mencapai 10 liter per ekornya. Pakan yang diberikan berupa rumput lapang. Hasil dari produksi susu langsung dikirim untuk menjadi olahan susu seperti yoghurt,” ujarnya.

Menurut Balqis, salah satu peserta kunjungan ruminansia mengatakan, “Kunjungan ruminansia kali ini seru sekali, karena bisa sambil healing sebelum ujian tengah semester (UTS). Banyak hal baru yang didapatkan di lapangan, salah satunya cara memerah sapi secara manual.”  

“Kunjungannya seru. Ini pertama kali kami mencoba memerah sapi secara langsung,” ujar Denisa yang juga peserta kunjungan ruminansia kali ini.

Dodi selaku Ketua Himasiter juga berharap melalui kegiatan ini dapat menambah wawasan dan minat mahasiswa peternakan IPB University dalam mengembangkan usaha peternakan untuk dapat memenuhi kebutuhan protein hewani di indonesia.

“Harapannya kunjungan ruminansia ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa, terutama terkait tata cara pemeliharaan sapi perah dan cara pengolahan susu sapi, mulai dari sistem pemerahan sampai pemasaran produknya,” pungksa Dodi (ipb.ac.id)

Beberapa waktu lalu, mahasiswa IPB University yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Nutrisi dan Makanan Ternak (Himasiter) mengunjungi kediaman Prof Nahrowi di Bogor. Prof Nahrowi merupakan salah satu alumni sukses Fakultas Peternakan IPB University. Ia juga merupakan dosen di IPB University.
 
Kunjungan ini merupakan bagian dari program Kunjungan Alumni 2023 yang digelar oleh Himasiter. Kunjungan Alumni merupakan wadah atau ajang untuk berbagi pengalaman dari alumni Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan IPB University yang memiliki pengalaman sesuai bidangnya masing-masing.
 
“Dengan berkunjung langsung, kami ingin menciptakan hubungan yang baik antara mahasiswa dan alumni. Kegiatan ini merupakan diskusi dan sharing antara Himasiter dan alumni sebagai narasumber,” ujar Pascal, perwakilan pengurus Himasiter.
 
Menurutnya, saat ini banyak mahasiswa yang masih belum mempunyai rencana karir setelah melewati masa perkuliahan selama empat tahun di dunia kampus. Hal tersebut perlu ditindak lanjuti dengan cara mengadakan suatu kegiatan yang melibatkan alumni yang telah terjun langsung dalam dunia pekerjaan.
 
Dalam kegiatan ini, Prof Nahrowi sangat terbuka atas kunjungan dari mahasiswa dari Departemen INTP, Fakultas Peternakan IPB University. Prof Nahrowi memiliki berbagai macam hewan ternak di kediamannya. Seperti sapi perah, kambing, domba, merpati, bebek, ayam, angsa, kelinci, marmut dan program budidaya maggot.
 
Selain peternakan, Prof Nahrowi juga mendirikan Taman Kanak-Kanak (TK). Taman kanak-kanak ini didirikan untuk anak-anak yang ingin belajar tetapi terkendala oleh biaya, dimana biaya yang harus dikeluarkan yaitu seikhlasnya.
 
Dengan adanya taman kanak-kanak dan peternakan ini, Prof Nahrowi ingin melakukan integrasi yaitu anak-anak mengenal dan belajar mencintai hewan ternak agar tidak takut atau bahkan membencinya.
 
Sebelum berkunjung menuju kediaman Prof Nahrowi, mahasiswa diberikan panduan yaitu dalam keadaan steril untuk mencegah penularan penyakit karena akan berinteraksi dengan hewan ternak yang memiliki sifat sangat sensitif.
 
Reifahren, salah satu mahasiswa yang berkunjung menyampaikan apresiasi kepada pengurus Himasiter yang telah memberikan wadah bagi mahasiswa untuk mengenal alumni secara lebih dekat.
 
“Melalui kunjungan alumni ini, kita memiliki gambaran bagaimana membuat rencana pasca lulus nanti. Bersama Bapak Nahrowi yang sangat humble membuat kita merasa nyaman berada di kediamannya, sangat memotivasi dan panutan untuk kita semua,” ujarnya

 

Dr. Despal, S.Pt., M.Sc.Agr, Dosen INTP Fakultas Peternakan IPB meraih jabatan fungsional sebagai Guru Besar di Bidang Ilmu Nutrisi Ternak. Atas capaian tersebut, bertambah lagi satu orang Guru Besar di Fapet IPB dan diharapkan mampu meningkatkan kualitas dari berbagai aspek baik di lingkungan Fapet, IPB University, pendidikan nasional dan internasional. Selamat untuk Prof. Despal.

Perkembangan industri tekstil di Indonesia yang sangat cepat memang telah menjadi andalan perekonomian nasional, namun dampak dari industri ini berupa pencemaran lingkungan juga semakin besar.

Oleh sebab itu Dr Yuni Cahya Endrawati yang merupakan pakar sutera alam IPB University mengatakan, “Salah satu fokus penelitian dan pengembangan Laboratorium Non Ruminansia dan Satwa Harapan Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan (IPTP) Fakultas Peternakan adalah mengembangkan komoditas yang menunjang industri tekstil nasional. Yakni berupa serat alami, baik yang dihasilkan dari ulat sutera murbei maupun non murbei berbasis Zero Waste Technology.”

Dalam penjelasannya, riset hasil kerjasama lintas disiplin ilmu dari Divisi Pemuliaan dan Genetika IPB University maupun dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menghasilkan benang sutera kualitas unggul.

“Benang ini dihasilkan dari galur ulat sutera non murbei Samia Cynthia ricini unggul yang dapat dipelihara dengan pakan 100 persen menggunakan daun singkong dan wilayah marjinal yang panas dan kering,” ujar Dr Yuni.

Ia menambahkan, saat ini pengembangan serat sutera alami ini sangat diperlukan dan tentunya akan mendukung perekonomian nasional. Melalui pengembangan sutera alam, hal ini sangat berperan dalam mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor benang sutera yang saat ini jumlahnya sangat besar.

Dr Yuni Cahya sangat optimis bahwa ke depan Indonesia akan dapat secara bertahap mengurangi ketergantungannya pada impor benang sutera. Hal ini mengingat Indonesia merupakan wilayah yang sangat ideal untuk mengembangkan jenis ulat sutera non murbei Samia Cyntia Ricini yang pakannya berbasis daun singkong dan daun jarak, sehingga jenis ulat sutera ini dapat dikembangkan secara luas.

“Kelompok peneliti kami saat ini tidak saja memfokuskan pada pengembangan galur unggul saja namun juga mengembangkan berbagai teknologi pengolahan produk samping yang memiliki nilai lebih. Seperti biskuit khusus balita untuk mencegah stunting yang proteinnya berbasis pupa sutera dan juga tepung pupa sebagai feed suplement untuk pakan ikan dan ternak,” ujar Dr Yuni.

Ia menambahkan, pengembangan teknologi serat sutera alam jenis Samia cyntia ricini yang panjang dan berkilau ini untuk meningkatkan nilai jual benang sutera. “Ini sangat penting, kami telah memiliki teknologinya,” tambahnya.

Dr Yuni dan tim juga telah menerapkan konsep zero waste dalam mengembangkan budidaya sutera alam ini. Mereka mengembangkan teknologi pengolahan pupuk dari sisa pakan, kotoran dan urine ulat sutera.

“Di samping itu kami juga mengembangkan teknik eco printing dengan menggunakan bahan-bahan alami dari berbagai tumbuhan dan bahan lainnya untuk pewarnaan kain suteranya yang ramah lingkungan,” ujar Dr Yuni.

Menurutnya, dengan teknik eco printing ini tim peneliti berusaha agar industri tekstil nantinya akan ramah lingkungan. Hal ini juga dapat menggairahkan perekonomian nasional karena tren permintaan produk tekstil dari sutera semakin meningkat. Selain itu, produknya sangat eksotik dan diminta pelaku industri fashion.

Dr Yuni mengharapkan bahwa apa yang telah dikembangkan selama ini dapat menarik minat generasi muda dalam membuka usaha baru yang sangat prospektif dan ramah lingkungan.

“Kami sudah sejak dini memberi bekal pengetahuan pada mahasiswa terkait teknik budidaya sutera alam berbasis Zero Waste Technology. Nantinya setelah lulus, mereka dapat mengembangkan wirausaha yang unik dan berdaya saing tinggi dan ramah lingkungan,” pungkas Dr Yuni Cahya Endrawati (ipb.ac.id)

Tips & Kegiatan Selama WFH