Bapak dengan dua anak bernama Syukur Iwantoro ini memang begitu mencintai dunia peternakan. Bahkan, untuk mengimplementasikan ilmu peternakan yang telah dikuasainya, usia kuliah Sarjana Peternakan di Fakultas Peternakan IPB, Syukur memilih bekerja di sebuah perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang pembibitan peternakan di wilayah Bogor. Dan entah kebetulan atau tidak, hobi beternak tersebut telah mengantarkan pria kelahiran Situbondo pada 30 Mei 1959 ini menjadi Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan) tahun 2011-2015.

Namun karena terpengaruh ajakan teman sejawatnya untuk menjadi pegawai negeri sipil (PNS) di Kementerian Pertanian (Kementan), ia kemudian tertarik juga untuk menjadi PNS Kementan karena ia juga memiliki keinginan untuk sekolah kembali dan ingin mengabdikan ilmu bagi dunia peternakan di Tanah Air.

Setelah sekian lama terjun sebagai PNS, Syukur benar-benar makin mencintai pekerjaannya. Dalam bekerja, Syukur menerapkan strategi khusus untuk memuluskan kariernya, salah satunya dengan tampil beda dibanding rekan seangkatannya. Jika PNS lain masuk siang dan pulang siang, Syukur memilih kerja dari pukul 08.00 hingga 17.00 sore sehingga menarik perhatian atasannya.



Ia pun akhirnya berkesempatan melanjutkan kuliahnya mulai dari S2 di IPB, jurusan Perencanaan Wilayah dan Perdesaan, serta S3 di Inggris dengan jurusan MBA Agribisnis, dan memulai karier di Kementan dari staf di Biro Kerja sama Luar Negeri, kemudian menjadi Kepala Sub Bagian Kebijakan Subsidi dan Harga di Biro Perencanaan, Kepala Bagian Program Badan Agribisnis, Direktur Pengembangan Mutu Hasil Pertanian, Kepala Pusat Standardisasi dan Akreditasi Pertanian, Kepala Badan Karantin Pertanian, Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Pemberdayaan Masyarakat Pertanian, dan Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Investasi Pertanian. Hingga akhirnya, tahun 2011, ia didaulat menjadi Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan.

Menurut Syukur, subsektor peternakan banyak yang harus dibenahi. Sebagai Dirjen, Syukur bertugas untuk meningkatkan produksi, populasi, dan kualitas ternak, termasuk di dalamnya mencegah penyakit. Namun ada satu tugas lain yang merupakan tantangan terberat, yakni meningkatkan kesejahteraan peternak. Meski demikian, Syukur berusaha menjalankan amanah itu dengan sebaik-baiknya.

Selain mengabdikan diri di dunia peternakan dengan menakhodai Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Syukur tetap mengaplikasikan ilmunya dengan tetap menjalankan kegemarannya beternak di kediamannya di Kawasan Ragunan, Jakarta Selatan.